LAMPIRAN 1 Alur Pikir Bahan medikamen saluran akar Athanassiadis et al (2007) menyatakan penggunaan medikamen saluran akar bertujuan untuk mengeliminasi bakteri yang masih tertinggal setelah proses preparasi kemomekanikal, mengurangi inflamasi pada daerah periradikular, mencegah terjadinya infeksi sekunder serta mencegah nyeri pasca perawatan Bahan medikamen saluran akar juga bertujuan untuk menetralkan sisa-sisa debris di saluran akar. Bahan medikamen yang banyak digunakan ialah kalsium hidroksida (Ca(OH)2). (Ca(OH)2) merupakan bahan antimikroba yang cukup baik sebagai medikamen tetapi tidak mengurangi rasa nyeri dan sulit dihilangkan dari saluran akar Porphyromonas gingivalis Haapsalo et al (1986) dan Baumgartner et al (1999) menyatakan bakteri Porphyromonas gingivalis merupakan bakteri berpigmen hitam gram negatif yang banyak ditemukan pada infeksi saluran akar dengan kultur bersama Prevotella intermedia Peculiene et al (2008) menyatakan berdasarkan tes sensitivitas PCR pada infeksi saluran akar primer, Porphyromonas gingivalis memiliki persentase sebesar 28% dan bakteri ini dapat menyebabkan flare-up endodonti jika terdapat kombinasi dengan Fusobacterium nucleatum dan Prevotella sp. Siqueira et al (2002) menyatakan frekuensi terjadinya flare-up endodonti berkisar 1,4 sampai dengan 16%. Gomes et al (2004) menyatakan prevalensi Porphyromonas gingivalis pada infeksi primer cukup besar sedangkan pada infeksi sekunder bakteri ini masih dapat ditemukan tetapi jumlahnya sudah mengalami penurunan. Pegagan Pegagan dimanfaatkan sebagai obat sakit gigi pada masyarakat umum, namun sampai saat ini belum ada penelitian atau data klinis yang mendukung. Pegagan bersifat antibakteri dimana kandungannya yang bersifat antibakteri antara lain saponin (asiatikosida dan asiatic acid), alkaloid, flavonoid dan tanin. Pegagan juga bersifat antioksidan, antiinflamasi, antialergi, antifungal dan merupakan penyembuh luka yang baik dengan cara merangsang sel-sel fibroblas Jagtap et al (2009) menyatakan bahwa ekstrak etanol pegagan memiliki aktivitas antimikroba yang lebih tinggi daripada petroleum ether dan water extract. Norzaharaini et al (2011) menemukan aktivitas antimikroba asiatic acid pada pegagan terhadap beberapa bakteri gram positif dan gram negatif.
Dari uraian diatas maka diperlukan pengembangan bahan alami sebagai alternatif medikamen saluran akar yang memiliki khasiat lebih baik, harga murah dan mudah di dapat Rumusan Masalah Apakah ada efek antibakteri ekstrak etanol pegagan terhadap Porphyromonas gingivalis sebagai alternatif medikamen saluran akar? Tujuan Penelitian Untuk mengetahui efek antibakteri ekstrak etanol pegagan terhadap Porphyromonas gingivalis sebagai alternatif bahan medikamen saluran akar Judul penelitian: Efek Antibakteri Ekstrak Etanol Pegagan (Centella asiatica (L) Urban) Sebagai Alternatif Medikamen Saluran Akar terhadap Porphyromonas gingivalis (Secara in Vitro)
LAMPIRAN 2 Alur ekstraksi Pegagan Pegagan dicuci, diambil daun dan batangnya, ditimbang (3 kg), kemudian dikeringkan dalam lemari pengering Pegagan yang telah kering seberat 390 gram dihaluskan dengan blender Direndam dengan pelarut etanol selama setengah sampai 1 jam Disimpan didalam wadah tertutup (maserasi) selama 24 jam Disaring dengan kertas Whatman melalui corong Buchner Ekstrak cair Diuapkan dengan rotavapor Ekstrak kental Disimpan didalam botol tertutup
LAMPIRAN 3 Alur Penyiapan Suspensi Bakteri Pembuatan media bakteri Mueller Hinton Agar 12 g + aquadest 240 ml Dipanaskan hingga mendidih Disterilkan dengan autoklaf selama 15 menit Disimpan dalam lemari pendingin Jika akan digunakan, dipanaskan lagi hingga mendidih Dituangkan ke dalam petri (20 ml/petri) Pembiakan spesimen Stem cell Porphyromonas gingivalis yang telah dibiakkan pada MHA Ambil beberapa koloni bakteri lalu diencerkan dengan larutan NaCl 0,9% Hingga konsentrasi 10 8 CFU/ml atau setara dengan 0,5 Mc Farland Standard
LAMPIRAN 4 Alur Pengujian Efek Antibakteri Suspensi bakteri Porphyromonas gingivalis pegagan 100% pegagan 50% pegagan 25% pegagan 12,5% pegagan 6,25% pegagan 3,125% Diinkubasi dalam inkubator CO 2 dengan suhu 37 0 C selama 24 jam Semua konsentrasi ekstrak etanol pegagan, dibandingkan kekeruhan dengan kontrol Mc Farland, Masing-masing kelompok konsentrasi dicampur dengan menggunakan vorteks Ambil 50µl dan teteskan pada media padat (Mueller Hinton Agar) Masing-masing direplikasi sebanyak 4 kali Dimasukkan ke dalam inkubator CO 2 dengan suhu 37 0 C selama 24 jam Hitung jumlah koloni bakteri pada tiap petri Hasil Kesimpulan