BAB I PENDAHULUAN. satu fungsi pokoknya yaitu pemasaran. Dalam era perdagangan bebas ini

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. yang semakin ketat dan berbentuk sangat kompleks. Menghadapi persaingan

bukan lagi untuk memenuhi keinginan (wants) saja, melainkan karena kosmetik Berikut adalah tabel perkembangan pasar industri kosmetik di Indonesia.

I. PENDAHULUAN. Pemasaran pada dasarnya adalah membangun merek di benak konsumen. Merek menjadi semakin penting karena konsumen tidak lagi puas hanya

BAB I PENDAHULUAN. yang perlu dilakukan dan diperhatikan oleh setiap perusahaan adalah

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dalam mengkombinasikan fungsi-fungsi pemasaran. produk tersebut dipasaran. Salah satunya adalah bagaimana perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat pesat. Hal ini ditandai dengan muncul dan tumbuhnya berbagai

BAB I PENDAHULUAN. menjaga kebersihan dan kesehatan gigi. Kebutuhan akan produk ini sudah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Fenomena persaingan yang ada dalam era globalisasi akan semakin ketat untuk

BAB I PENDAHULUAN. bagian dari kehidaupan sehari-harinya demi mempertahankan dan mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia perusahaan maju dengan pesat, hal ini ditandai

BAB I PENDAHULUAN. perubahan yang begitu cepat. Globalisasi merambah semua jenis produk dan tidak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I: PENDAHULUAN BAB I. Pada bab ini dijelaskan mengenai latar belakang masalah, LATAR BELAKANG. rumusan masalah, tujuan penelitian dan kegunaan

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan manusia merupakan suatu keadaan akan sebagian dari pemuasan

BAB 1 PENDAHULUAN. memperluas target pasar dan mempertahankan konsumen yang sudah ada.

BAB I PENDAHULUAN. amat menjanjikan ( Sebagai buktinya, Revlon memenangkan Top Brand Award 2013 kategori

BAB I PENDAHULUAN. mulai dari pengunaan untuk event-event penting hingga sebagai kebutuhan seharihari.

BAB I PENDAHULUAN. kompetitif di dunia persaingan bisnis saat ini. Hal ini dapat terbukti dengan

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai negara berkembang Indonesia menjadi pasar potensial. Fenomena

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. jenis kosmetika seperti lipstik, pelembab, pensil alis, mascara ataupun

BAB I PENDAHULUAN. telah mengalami kemajuan yang sangat pesat dibandingkan dengan masa-masa

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan antar pasar industri perawatan pribadi dan kosmetik semakin

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu Negara yang memiliki potensi bisnis yang

BAB I PENDAHULUAN. dilirik pengusaha karena potensinya cukup besar. Ketatnya persaingan

BAB I PENDAHULUAN. dalam negeri maupun produksi luar negeri. Membanjirnya produk kosmetika di

BAB I PENDAHULUAN. yang ada di dalam era globalisasi akan semakin mengarahkan sistem

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kotler (2003 (M. FarisNaufal, 2014) Vitality Show diakses pada 14 September 2015). Departemen Riset IFT

BAB I PENDAHULUAN. meraih konsumen baru. Perusahaan harus dapat menentukan strategi pemasaran

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan adanya perusahaan-perusahaan yang mampu menawarkan produk

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

KUALITAS TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN BEDAK WARDAH

BAB I PENDAHULUAN. ketat. Hal ini terbukti dari semakin banyaknya perusahaan perusahaan baru

BAB I PENDAHULUAN. Kesuksesan persaingan dalam dunia usaha akan dapat. apabila perusahaan bisa menciptakan dan mempertahankan pelanggan

BAB I PENDAHULUAN. dasarnya saja. Persaingan sekarang bukanlah apa yang diproduksi perusahaan dalam

BAB I PENDAHULUAN. dipertimbangkan seorang konsumen sebelum memutuskan untuk membeli suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. ingin menunjukkan eksistensi dirinya dalam sosialitas. Bagi wanita, kecantikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. juga dari kebersihan dan kecantikan seseorang. Diera globalisasi ini

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang semakin ketat. Persaingan yang semakin ketat membuat keberadaan

BAB I PENDAHULUAN. dengan pertumbuhan dan lahirnya perusahaan-perusahaan, baik itu bergelut dalam

BAB I PENDAHULUAN. Wanita tidak dapat dipisahkan dari kosmetik. Banyak beredar kosmetik di

BAB I PENDAHULUAN. pemenuhan kebutuhan. Dimana kebutuhan-kebutuhan tersebut semakin bervariasi

I. PENDAHULUAN. cukup besar, dengan jumlah penduduk yang cukup besar tersebut Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. hal tersebut sangat lah penting dalam pemakaian bedak tabur muka.

BAB I PENDAHULUAN. setiap kesempaatan. Pada umumnya riasan tebal tersebut hanya digunakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan industri kosmetik di Indonesia saat ini tergolong baik.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. oleh akhlak yang baik dari seorang wanita. Menjadi seorang wanita dituntut untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. perubahan pada lingkungan yang bersifat dinamis. Bentuk persaingan salah

BAB I PENDAHULUAN. dengan harapannya. Sehingga berakibat pelanggan akan lebih cermat dan pintar

BAB I PENDAHULUAN. perubahan yang ada, baik politik, sosial budaya, ekonomi dan teknologi. Sebagian

BAB I PENDAHULUAN. Mencermati perkembangan dunia telekomunikasi di Indonesia yang. telepon seluler dalam kehidupan masyarakat Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. dapat menggarap konsumen-konsumen potensial baru agar tertarik dengan. perusahaan dan tidak memilih perusahaan pesaing.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. memposisikan produknya sesuai dengan kebutuhan dan keinginan pasar. variabel yang mempengaruhi kepercayaan terhadap produk.

BAB I PENDAHULUAN. menempatkan produk yang mudah dijangkau konsumen, dalam hal ini juga. perusahan. Lingkungan bisnis yang bergerak sangat dinamis dan

BAB I PENDAHULUAN. eksistensinya dalam suatu lingkungan bisnis. Pada era sekarang itu bukan lagi

BAB I PENDAHULUAN. tantangan bagi pengusaha untuk tetap berada dalam persaingan industri.

SKRIPSI. Disusun Guna Memenuhi Persyaratan Meraih Gelar S1 Fakultas Ekonomi. Universitas Muhammadiyah Surakarta. Oleh: Paramita Putri Kusuma

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan tekhnologi didunia bisnis yang begitu pesat menjadi

BAB I PENDAHULUAN. ditawarkan oleh perusahaan. Perusahaan dituntut untuk mengkomunikasikan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara yang memiliki jumlah penduduk ke tiga terbesar

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan pasar yang semakin ketat secara tidak langsung akan. mempengaruhi usaha suatu perusahaan di dalam mempertahankan pangsa

BAB I PENDAHULUAN. pangsa pasar dan mempertahankan konsumen yang sudah ada. Pesatnya perkembangan teknologi dan informasi ini turut memicu

BAB I PENDAHULUAN. disegala bidang kehidupan termasuk ekonomi, teknologi, komunikasi, dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Era globalisasi telah banyak merubah dan meninggalkan paradigma lama

BAB I PENDAHULUAN. bersaing di pasar menjadikan tugas seorang pemasar makin sulit dan kompleks.

BAB I PENDAHULUAN. arah pasar konsumen artinya kondisi pasar di tangan konsumen. Konsumen. bebas menggunakan uang yang dimilikinya serta bebas untuk

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Fenomena persaingan yang ada telah membuat para pengusaha

BAB I PENDAHULUAN UKDW. yang bernilai dengan orang lain (Kotler, 2008). Oleh karena itu, kegiatan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perkembangan perekonomian Indonesia semakin meningkat.

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan tiap perusahaan salah satunya adalah untuk menciptakan

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan harus memperhatikan aspek aspek yang dapat mempengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. maupun jasa. Karena situasi yang berubah sangat cepat inilah suatu perusahaan

ANALISIS LOYALITAS KONSUMEN TERHADAP KARTU SELULER SIMPATI (Studi Kasus Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Surakarta)

BAB 1 PENDAHULUAN. maka keuntungan yang diperoleh oleh perusahaan besar pula.

BAB I PENDAHULUAN. mengharuskan perusahaan untuk senantiasa berinovasi dan berusaha untuk

BAB I PENDAHULUAN 1 BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi telah menuntut adanya perubahan paradigma lama dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. mempersiapkan diri menghadapi terjadinya perubahan-perubahan besar

BAB I PENDAHULUAN. deodoran, atau antiperspirant untuk menjaga agar aroma tubuh lebih segar.

BAB I PENDAHULUAN. banyaknya persaingan kompetitif antar pengusaha dalam segala sektor yang

BAB I PENDAHULUAN. bermunculan ide-ide baru baik dari bidang makanan, pakaian, kosmetik, dan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. menentukan keputusan pembelian. Menurut Setiadi (2007: 44) perilaku konsumen

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pemasaran merupakan ujung tombak bagi suatu perusahaan untuk tetap dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan biaya menambah pelanggan baru (Chang et al., 2012:24) Produk bersaing atas merek memudahkan pembeli mengidentifikasi

BAB I PENDAHULUAN. yang mengakibatkan persaingan yang ketat dalam dunia usaha. Sejak dibukanya

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. laku atau kepribadian seseorang bahkan bisa dinilai dari penampilan mereka.

BAB I PENDAHULUAN. pesat, berkat dukungan dari meningkatnya taraf hidup seiring dengan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi persaingan di dalam bidang pemasaran produk begitu ketatnya,

BAB I PENDAHULUAN. menempatkan mereknya menjadi merek yang selalu dipilih konsumen. Merek

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Semakin majunya perkembangan perdagangan saat ini perusahaan di tuntut untuk lebih cermat dalam persaingan bisnis. Keadaan tersebut menyebabkan perusahaan pada umumnya berusaha untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya, mengembangkannya, memperoleh laba optimal serta dapat memperkuat posisi dalam menghadapi pesaing. Jika perusahaan ingin tetap eksis dalam persaingan, maka perusahaan harus memperhatikan salah satu fungsi pokoknya yaitu pemasaran. Dalam era perdagangan bebas ini setiap perusahaan akan menghadapi persaingan ketat dengan perusahaan lain baik lokal maupun internasional. Bentuk persaingan dapat berupa harga, promosi maupun kualitas. Hal tersebut dilakukan perusahaan-perusahaan tidak lepas dari keinginan konsumen yang selalu menginginkan untuk memperoleh barang-barang dengan kualitas baik, sehingga perusahaanperusahaan yang ada sekarang ini harus mempunyai keunggulan daya saing bagi setiap produk-produknya. Salah satu industri yang sedang tumbuh pesat saat ini ialah industri kosmetik. Persaingan antar pasar industri perawatan pribadi dan kosmetik semakin kompetitif. Hal ini terbukti dengan banyaknya kosmetik yang beredar baik produksi dalam negeri maupun produksi luar negeri. Membanjir- 1

2 nya produk kosmetik di pasaran mempengaruhi sikap seseorang terhadap pembelian dan pemakaian barang. Pembelian suatu produk kosmetik bukan lagi untuk memenuhi keinginan saja, melainkan karena kosmetik adalah sebuah kebutuhan. Penggunaan kosmetik di Indonesia tergolong berkembang pesat. Hal ini terbukti dari semakin meningkatnya konsumsi kosmetik setiap tahunnya. Hal ini diperkuat oleh perubahan gaya hidup masyarakat saat ini. Tren penggunaan kosmetik oleh kaum pria menjadikan faktor pendukung naiknya tingkat konsumsi kosmetik di Indonesia. Gender tidak lagi menjadi batasan dalam penggunaan kosmetik, baik wanita maupun pria kini menggunakannya untuk merias diri mereka (www.cci-indonesia.com). Berikut adalah data perkembangan kosmetik di Indonesia: Tabel I.1 Perkembangan Pasar Industri Kosmetik di Indonesia 2010 2015 Tahun Market (Rp. Triliun) Kenaikan (%) 2010 8,900 2011 8,500 4.49 2012 9,760 14.82 2013 11,200 14.75 2014 12,874 14.95 2015 *) 13,943 8.30 Sumber: http://cci-indonesia.com Pada tahun 2015 perkembangan kosmetik sebesar Rp. 13,9 triliun, meningkat dibandingkan dengan tahun sebelumnya 2014 yaitu sebesar Rp. 12,8 triliun. Sepanjang periode 2010-2015 pasar industri kosmetik nasional meningkat rata-rata mencapai 9,67% per tahunnya. Ini mengindikasikan

3 bahwa adanya peningkatan jumlah konsumen yang menggunakan kosmetik. Oleh karena itu, banyak perusahaan yang memproduksi kosmetik berusaha memenuhi kebutuhan akan kosmetik dengan berbagai macam inovasi produk. PT Paragon Technology and Innovation adalah salah satu perusahaan yang memproduksi kosmetik. PTI memiliki 3 brand yaitu: Wardah, Zahra dan Putri. Namun peneliti lebih memfokuskan pada Wardah, karena Wardah merupakan brand lokal unggulan PT Paragon Technology and Innovation dan dikenal sebagai brand lokal terbesar di Matahari, Departement Store terbesar di Indonesia (www.pti-cosmetics.com). Merek memberikan arti penting bagi kompetisi di dunia usaha. Banyak sekali merek-merek yang tadinya populer namun lambat laun semakin menurun bahkan hilang dari pasaran. Semakin beragamnya merek kosmetik membuat problem yang dihadapi perusahaan semakin kompleks. Berdasarkan hasil dari survey Top Brand Index pada tahun 2015 sampai tahun 2016 untuk kategori kosmetik terkait dengan loyalitas merek adalah sebagai berikut: Tabel I.2 Top Brand Index Kategori Produk Lipstick TAHUN 2015 TAHUN 2016 MEREK TBI MEREK TBI Maybelline 23.5% Wardah 17.6% Red-A 12.9% Maybelline 15.1% Pixy 9.7% Pixy 12.5% Sariayu 5.7% Revlon 10.1% Wardah 5.7% Red-A 8.9% Belia 4.2% Puteri 3.4% Sumber: http://www.topbrand-award.com

4 Pada tabel tersebut dapat dilihat bahwa merek Wardah saat ini sedang menguasai pangsa pasar. Hal ini terbukti dari meningkatnya Top Brand Index Wardah dari tahun 2015 sebesar 5,7% menjadi 17,6% pada tahun 2016 untuk kategori produk lipstick. Dibandingkan merek kosmetik lainnya, Wardah termasuk sukses di pasar Indonesia, karena kesadaran masyarakat dalam menggunakan kosmetik ini terus meningkat. Terlihat jelas bahwa beberapa merek kosmetik lain mengalami penurunan Top Brand Index yang sangat signifikan. Kesetiaan pelanggan tidak begitu mudah diraih oleh pihak PT Paragon Technology and Innovation, melainkan membutuhkan proses yang panjang untuk meyakinkan konsumen bahwa produk Wardah merupakan produk terbaik yang dihasilkan oleh PT Paragon Technology and Innovation. Loyalitas pelanggan terhadap merek merupakan konsep yang sangat penting khususnya pada kondisi tingkat persaingan yang sangat ketat dengan pertumbuhan yang rendah. Pada kondisi demikian loyalitas pada merek sangat dibutuhkan agar perusahaan dapat bertahan hidup. Di samping itu, upaya mempertahankan loyalitas merek ini merupakan upaya strategis yang lebih efektif dibandingkan dengan upaya menarik pelanggan baru (Rangkuti, 2002). Loyalitas merek dari pelanggan terbentuk melalui suatu proses yang dimulai dengan menyadari keberadaan suatu produk, pembelian produk, menggunakannya dan mengevaluasi produk tersebut. Apabila produk tersebut dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan serta memuaskan, maka

5 pelanggan akan memiliki sikap positif terhadap produk tersebut dan pada akhirnya akan menimbulkan komitmen dalam diri pelanggan untuk setia terhadap produk tersebut, sehingga untuk pembelian berikutnya pelanggan tidak memerlukan banyak pertimbangan lagi (Rangkuti, 2002). Evaluasi merek (brand evaluation) terjadi apabila pelanggan menilai merek dalam pikiran mereka kemudian mengevaluasi itu semua dengan menggunakan atribut merek dan berbagai isyarat atau sinyal berwujud maupun tidak berwujud yang berkaitan dengan merek (Veloutsou, 2015). Proses evaluasi merek memungkinkan pemasar untuk mendapatkan ide yang lebih akurat tentang kekuatan nama merek. Kepuasan pelanggan juga merupakan penentu peningkatan suatu loyalitas merek, apabila pelanggan merasa puas terhadap suatu produk akan menanamkan ingatan mengenai merek. Menurut Kotler (2007) kepuasan merupakan perasaan senang atau kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan kinerja (hasil) produk yang dipikirkan terhadap kinerja (hasil) yang diharapkan. Terciptanya kepuasan pelanggan dapat memberikan beberapa manfaat, diantaranya hubungan antara perusahaan dan konsumen menjadi harmonis memberikan dasar yang baik bagi pembelian ulang, membentuk suatu rekomendasi dari mulut ke mulut yang menguntungkan perusahaan dan terciptanya loyalitas pelanggan (Tjiptono, 1997). Menurut Arlan (2006) kepuasan yang didorong oleh kepercayaan pada suatu merek akan lebih menjelaskan loyalitas sesungguhnya. Kepercayaan pada merek (brand trust) merupakan faktor yang penting bagi konsumen

6 karena membantu mengurangi pembelian yang tidak pasti. Untuk memperoleh loyalitas merek, seorang pemasar harus fokus menjaga kepercayaan hubungan pelanggan dengan merek produk. Kepercayaan merek terbentuk melalui proses pembelajaran dari pengalaman yang dirasakan konsumen saat membeli dan mengonsumsi. Menurut Afandi (2011), brand trust merupakan perasaan aman yang diperoleh konsumen dalam interaksinya dengan merek yang didasarkan pada persepsi bahwa merek tersebut dapat diandalkan dan memenuhi kepentingan serta keselamatan konsumen. Perusahaan membutuhkan sebuah strategi yang dapat menciptakan hubungan antara konsumen dengan merek (brand relationship). Brand relationship adalah menumbuhkan hubungan kesetiaan yang kuat antara pelanggan dengan merek yang dipakainya dan akhirnya tercipta hubungan jangka panjang (Kotler & Keller 2006). Brand relationship dapat menghasilkan sebuah sikap yaitu kecintaan konsumen terhadap suatu produk (brand love) yang akan mempengaruhi para konsumen juga untuk melakukan komunikasi dari mulut ke mulut tentang produk yang mereka sukai. Alasan peneliti memilih kosmetik Wardah karena memiliki keunggulan yang berbeda dengan kosmetik lainnya, kosmetik Wardah lebih menonjolkan terhadap kehalalan produk. PT Paragon Technology and Innovation (PTI) mengembangkan kosmetik Wardah yang merupakan pelopor kosmetik halal di Indonesia pada tahun 1995. Pengembangan produk yang dilakukan oleh PTI telah berhasil merebut perhatian dari segmen wanita Muslim. Sertifikasi halal, baik pada penggunaan bahan maupun cara produksi menjadi salah satu

7 pertimbangan kalangan muslim dalam memilih kosmetik. Kosmetik dengan sertifikasi halal tak lantas khusus diperuntukkan bagi perempuan berkerudung atau muslim. Perempuan mana pun yang ingin tampil menarik tapi tak berlebihan, bisa memilih produk semacam ini. Berdasarkan latar belakang tersebut, diketahui bahwa loyalitas merek kosmetik Wardah mengalami peningkatan. Hal ini diperkuat oleh data yang diperoleh dari topbrand-award.com yang menunjukkan adanya penurunan Top Brand Index dari beberapa merek kosmetik. Jika dibiarkan, hal ini akan mengancam eksistensi perusahaan kosmetik non Wardah. Maka penelitian ini berusaha mengetahui dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi loyalitas merek dengan variabel evaluasi merek, kepuasan pelanggan dan kepercayaan merek yang dimediasi oleh hubungan merek, khususnya pada konsumen produk kosmetik Wardah melalui penelitian yang diberi judul ANALISIS PENGARUH EVALUASI MEREK, KEPUASAN PELANGGAN DAN KEPERCAYAAN MEREK TERHADAP LOYALITAS MEREK YANG DIMEDIASI HUBUNGAN MEREK (Studi Pada Konsumen Produk Kosmetik Wardah). B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana pengaruh evaluasi merek terhadap loyalitas merek? 2. Bagaimana pengaruh kepuasan pelanggan terhadap loyalitas merek?

8 3. Bagaimana pengaruh kepercayaan merek terhadap loyalitas merek? 4. Bagaimana pengaruh hubungan merek terhadap loyalitas merek? 5. Bagaimana pengaruh evaluasi merek terhadap loyalitas merek yang dimediasi hubungan merek? 6. Bagaimana pengaruh kepuasan pelanggan terhadap loyalitas merek yang dimediasi hubungan merek? 7. Bagaimana pengaruh kepercayaan merek terhadap loyalitas merek yang dimediasi hubungan merek? C. Tujuan Penelitian Tujuan dalam penelitian ini adalah: 1. Untuk menganalisis pengaruh evaluasi merek terhadap loyalitas merek 2. Untuk menganalisis pengaruh kepuasan pelanggan terhadap loyalitas merek 3. Untuk menganalisis pengaruh kepercayaan merek terhadap loyalitas merek 4. Untuk menganalisis pengaruh hubungan merek terhadap loyalitas merek 5. Untuk menganalisis pengaruh evaluasi merek terhadap loyalitas merek yang dimediasi hubungan merek 6. Untuk menganalisis pengaruh kepuasan pelanggan terhadap loyalitas merek yang dimediasi hubungan merek 7. Untuk menganalisis pengaruh kepercayaan merek terhadap loyalitas merek yang dimediasi hubungan merek

9 D. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini antara lain: 1. Manfaat Praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi dunia bisnis khususnya PT Paragon Technology and Innovation, agar dapat meningkatkan loyalitas merek kosmetik Wardah dimasa mendatang. Sehingga dapat digunakan sebagai dasar pemikiran dan pertimbangan di arena pasar global. 2. Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan dalam bidang pemasaran, terutama sebagai acuan bagi studi ilmiah tentang bagaimana menganalisis evaluasi merek, kepuasan pelanggan dan kepercayaan merek terhadap loyalitas merek yang dimediasi hubungan merek pada konsumen kosmetik Wardah. Selain itu juga untuk memberikan sumbangan informasi, bahan referensi dan bacaan yang dapat menambah pengetahuan bagi pembacanya. E. Sistematika Penulisan Skripsi Penelitian ini terbagi dalam lima bab yang akan disusun dengan sistematika pembahasan sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini dibahas mengenai Latar Belakang Masalah, Perumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian dan Sistematika Penulisan.

10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini menguraikan landasan teori yang terdiri dari pembahasan mengenai loyalitas merek, pembahasan evaluasi merek, pembahasan mengenai kepuasan pelanggan, pembahasan mengenai kepercayaan merek, pembahasan mengenai hubungan merek, penelitian terdahulu, kerangka pemikiran serta hipotesis dan pengaruh antar variabel. BAB III METODE PENELITIAN Bab ini menguraikan tentang metode penelitian seperti jenis dan desain penelitian, variabel penelitian, definisi operasional variabel, populasi dan sampel penelitian, teknik pengumpulan data dan metode analisis data. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini berisi tentang hasil analisis data beserta pembahasan hasil temuan yang diperoleh. BAB V PENUTUP Bab ini merupakan pokok analisa yang mencoba untuk menarik kesimpulan dan isi penelitian secara singkat serta memberikan saran-saran yang berkaitan dengan masalah yang diteliti, serta keterbatasan yang terdapat dalam penelitian.