BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Butir-butir mutiara kebudayaan Indonesia pada masa lampau sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. dulu sampai saat ini. Warisan budaya berupa naskah tersebut bermacam-macam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. teks yang ditulis dengan huruf bahasa daerah atau huruf Arab-Melayu. Naskah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 3 OBJEK DAN METODE PENELITIAN. (Ratna, 2004:34). Metode berfungsi untuk menyederhanakan masalah, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. rangkaian dari kebudayaan-kebudayaan masa lalu. Tidak ada salahnya bila ingin

BAB I PENDAHULUAN. bangunan besar, benda-benda budaya, dan karya-karya sastra. Karya sastra tulis

BAB I PENDAHULUAN. seperti kebudayaan Minang, Sumba, Timor, Alor dan lain-lain). Dalam Ilmu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Naskah kuno merupakan warisan budaya masa lampau yang penting dan patut

BAB I PENDAHULUAN. rahmat Allah SWT karena leluhur kita telah mewariskan khazanah kebudayaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

NASKAH KH ANWAR RANJI WETAN MAJALENGKA. (Kajian Filologis) Proposal Skripsi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Zainal Arifin Nugraha, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Kesusastraan Melayu klasik telah ada sebelum mesin cetak digunakan di

2014 SAJARAH CIJULANG

2016 TEKS NASKAH SAWER PANGANTEN: KRITIK, EDISI, DAN TINJAUAN FUNGSI

BAB I PENDAHULUAN. perpustakaan umum. Perpustakaan umum merupakan tempat atau lokasi yang

BAB I PENDAHULUAN. rakyat, sejarah, budi pekerti, piwulang, dll. (Nindya 2010:1). Manfaat dalam

BAB I PENDAHULUAN Sebuah manuskrip dalam aksara Latin yang berjudul Tjajar Sapi berisi tentang

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra tulis terdiri dari dua bentuk, yaitu karya sastra tulis yang berbentuk

SERAT MUMULEN (SUNTINGAN TEKS DAN KAJIAN SEMIOTIK)

BAB I PENDAHULUAN. yang luas yang mencakup bidang kebahasaan, kesastraan, dan kebudayaan

Berdasarkan etimologinya, dua kata tersebut kemudian membentuk arti senang berbicara atau senang ilmu (Baried, 1996). Arti ini kemudian berkembang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

2015 KRITIK TEKS DAN TINJAUAN KANDUNGAN ISI NASKAH WAWACAN PANDITA SAWANG

BAB III METODE DAN TEKNIK PENELITIAN

PATHISARI. Wosing těmbung: Sěrat Pangracutan, suntingan lan jarwanipun teks, kalěpasan.

BAB I PENDAHULUAN. dapat berupa benda (tangible culture) atau budaya-budaya non-benda (intangible

BAB I PENDAHULUAN. Tutur merupakan salah satu jenis teks sastra tradisional yang mengandung

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. sebuah penelitian diperlukan penggunaan metode yang tepat agar hasil penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Kebudayaan terbentuk sebagai hasil sintesis dari pengalaman-pengalaman

Kawruh warnining udheng-udhengan (suatu tinjauan filologis) Budi Kristiono C UNIVERSITAS SEBELAS MARET BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mampu menentramkan kehidupan manusia terlebih dalam hal kerohanian.

MANFAAT STUDI FILOLOGI

KAJIAN SEMIOTIK SYAIR SINDHEN BEDHAYA KETAWANG PADA NASKAH SERAT SINDHEN BEDHAYA

BAB I PENDAHULUAN. dapat dibaca dalam peningglan-peninggalan yang berupa tulisan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

ANALISIS SEMIOTIK TEKSKIDUNG RUMEKSA ING WENGI

MERANCANG PENELITIAN NASKAH

BAB I PENDAHULUAN. dipegang yang menyimpan berbagai ungkapan pikiran dan perasaan sebagai hasil

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia mempunyai dokumentasi sastra lama yang. berkualitas setara dengan hasil sastra peradaban lain. Semua sastra daerah

MENGAPA KITA MEMPELAJARI FILOLOGI???

BAB I PENDAHULUAN. kebudayaan masa lampau, karena naskah-naskah tersebut merupakan satu dari berbagai

Kumpulan Artikel Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat

TINJAUAN BUKU. * Peneliti Islamic Manuscripts Unit (ILMU) PPIM UIN Syarif Hidayatullah

BAB I PENDAHULUAN. terbesar di dunia. Perkembangan Islam di Indonesia khususnya pulau Jawa sangat

BAB I PENDAHULUAN. pikir manusia demi menunjang keberlangsungan hidupnya. Dalam Kamus Besar

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi syarat. Dilihat dari segi isinya, karya jenis tutur tidak kalah

BAB II KAJIAN TEORI. Filologi berasal dari dua kata dalam bahasa Yunani, yaitu philos yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Budi Utomo, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Melayu klasik yang sebelumnya didominasi oleh sastra Hindu, mulai beralih haluan ke dalam

BAB I PENDAHULUAN. nenek moyang yang memiliki nilai-nilai luhur budaya. Bali bukan hanya sebagai

BAB I PENDAHULUAN. yang terdapat pada kertas, lontar, kulit kayu atau rotan (Djamaris, 1977:20). Naskah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan bangsa yang sangat kaya. Salah satu kekayaan yang

2002), Erizal, Instrumen Musik Chordophone Minangkabau (Padangpanjang: Sekolah Tinggi. Seni Indonesia,2000), 21.

BAB II KAJIAN TEORI. A. Pengertian Filologi. kebudayaan suatu bangsa melalui teks-teks tertulis di dalam naskah-naskah klasik

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PIKIR. A. Kajian Pustaka

BAB I PENDAHULUAN. kearifan nenek moyang yang menciptakan folklor (cerita rakyat, puisi rakyat, dll.)

BAB I PENDAHULUAN. tentang kehidupan, berbagai buah pikiran, gagasan, ajaran, cerita, paham dan

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak hanya berupa arca atau prasasti, tetapi juga dapat berasal dari naskahnaskah

BAB I PENDAHULUAN. penelitian, (3) definisi operasional, (4) tujuan penelitian, (5) manfaat penelitian, dan (6) paradigma penelitian.

Teks, Tekstologi, dan Kritik Teks

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia 1

BAB I PENDAHULUAN. berkembang di tengah-tengah masyarakat. Kehidupan sastra daerah itu dapat. Mitchell (dalam Nurgiyantoro, 2005 : 163) yakni,

BAB I PENDAHULUAN. seluruh tanah air hingga kini masih tersimpan karya-karya sastra lama. Penggalian

PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIA FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS JAMBI

BAB I PENDAHULUAN. dipandang sebagai cipta sastra karena teks yang terdapat dalam teks mengungkapkan

METODE EDISI: STEMMA

Alfian Rokhmansyah, M.Hum.

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu kebanggaan nasional (national pride) bangsa Indonesia adalah

BAB I PENDAHULUAN. hasil pemikiran orang-orang terdahulu yang dituangkan ke dalam sastra dan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Terbentuknya sistem pendidikan yang baik diharapkan muncul. pentingnya proses pembelajaran dalam kehidupan manusia.

BAB III METODE PENELITIAN

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA FAKULTAS BAHASA DAN SENI RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) MATA KULIAH :...

ABSTRAK. Kata Kunci: kritik sosial, bentuk, masalah, syair.

BAB 1 PENDAHULUAN. Pradopo (1988:45-58) memberi batasan, bahwa karya sastra yang bermutu

BAB I PENDAHULUAN. karya sastra Indonesia bisa diketahui dengan banyaknya karya sastra

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Salah satu fungsi bahasa adalah sebagai alat komunikasi. Bahasa memungkinkan

SYAIR NEGERI PATANI : Suntingan Teks dan Analisis Semiotik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Yunita, 2014

ISSN: METODOLOGI PENELITIAN FILOLOGI Mendekati Teks Kebahasaan dari Sudut Kesejarahan. Fina Aunul Kafi UIN Sunan Ampel Surabaya

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan budaya lokal, telah menampilkan budaya yang lebih elegan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Rizwan, 2013

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan suatu bagian dari kebudayaan. Bila kita mengkaji kebudayaan

BAB 1 PENDAHULUAN. Masyarakat Jawa telah mengenal budaya bersusastra melalui tulisan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. suku bangsa yang ada di Indonesia memiliki ciri khas budaya tersendiri. Selain

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. hingga sekarang. Folklor termasuk dalam suatu kebudayaan turun-temurun yang

Nilai Pendidikan Moral dalam Serat Pamorring Kawula Gusti dan Relevansinya dalam Kehidupan Sekarang

BAB I PENDAHULUAN. dikenal masyarakat luas sampai saat ini adalah prosa rakyat. Cerita prosa rakyat

FILOLOGI HUKUM SEBAGAI PIRANTI AWAL UNTUK MENENTUKAN YAMIN

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap bangsa mempunyai warisan budaya berupa tradisi lisan dan tulisan, material dan inmaterial. Tradisi ini tetap dijaga oleh masyarakat sebagai tatanan ilmu pengetahuan yang sangat berguna dan dapat diteliti dari berbagai cabang ilmu pengetahuan. Bangsa Indonesia memperoleh warisan dari leluhurnya berupa peninggalan kebudayaan kuno, yang antara lain berwujud candi-candi, tempat-tempat suci, dan peninggalan karya-karya tulis. Mengenai warisan tertulis itu, bangsa indonesia sangat beruntung karena mendapat warisan dalam jumlah yang besar, yang ditulis diatas bambu, daun lontar, daun nipah, batu, kertas, dan sebagainya, yang berasal dari berbagai daerah dan tingkat masyarakat di Indonesia (Soetrisno dalam Aminoedin dkk, 1986:1). Nusantara memiliki beberapa jenis kesusastraan, yang berkembang dan dilestarikan oleh masyarakat serta pendukungnya. Salah satu jenis kesusastraan yang berkembang di nusantara ialah kesusastraan klasik, baik lisan maupun tulisan. Kesusastraan lisan merupakan sebuah penyampaian teks paling tua dari mulut kemulut sebelum masyarakat nusantara mengenal bentuk aksara. Setelah masyarakat nusantara mengenal bentuk aksara barulah beralih pada tradisi tulis. (https://id.wikipedia.org/wiki/filologitanggal akses 4 maret 2015) Tradisi tulis yang berkembang di nusantara akan menghasilkan dokumendokumen penting yang disimpan dan dilestarikan, sehingga sangat berguna untuk perkembangan budaya dan pengetahuan tentang sejarah nusantara terdahulu. Karya-karya tulis masa lampau merupakan peninggalan yang mampu menginformasikan buah pikiran, buah perasaan dan informasi mengenai berbagai segi kehidupan yang pernah ada. Karya karya dengan kandungan informasi mengenai masa lampau itu tercipta dari latar sosial budaya yang tidak ada lagi 1

atau yang tidak sama dengan latar sosial budaya masyarakat pembaca masa kini. Kandungan yang tersimpan dalam karya-karya tulisan masa lampau tersebut pada hakikatnya merupakan suatu budaya, produk dari kegiatan kemanusiaan (Baried, 1994:1-2). Butir-butir mutiara kebudayaan Indonesia pada masa lampau yang sampai kepada kita sebagai warisan kebudayaan para leluhur antara lain terdapat di dalam berbagai cerita rakyat yang masih diturunkan dari mulut ke mulut yang kini telah banyak direkam di dalam berbagai tulisan. Di samping itu, ada warisan budaya yang lain berupa naskah yang bermacam-macam bentuk dan ragamnya, yang tersebar di seluruh Indonesia dan yang ditulis dalam berbagai bahasa daerah dan huruf (Mulyadi, 1994:1). Berdasarkan uraian di atas dapat dimengerti bahwa naskah masa lampau sangat penting untuk diteliti, untuk mendapatkan informasi dalam berbagai bidang ilmu. Namun sangat disayangkan bahwa banyak naskah yang hilang, rusak atau tidak terbaca lagi. Oleh karena itulah warisan kebudayaan bangsa yang tidak ternilai itu harus dipelihara dan dilestarikan. Akan tetapi menyimpan dan memelihara naskah saja belum cukup. Naskah-naskah itu harus diselidiki dan diinventarisasi, baik identitas dan bentuk maupun isinya sehingga generasi sekarang dan generasi mendatang dapat mengetahui dan memahami segala aspek kebudayaan leluhurnya (Soebadio dalam Aminoedin dkk, 1986:1). Bila dilihat dari segi kebahasaan naskah-naskah nusantara banyak menggunakan bahasa daerahnya masing-masing, yang merupakan peninggalan warisan budaya setempat. Untuk membahas naskah-naskah nusantara tersebut diperlukan suatu ilmu yang disebut ilmu filologi. Pengertian filologi menurut Baried (1994:2) adalah satu disiplin yang diperlukan untuk satu upaya yang dilakukan terhadap peninggalan tulisan masa lampau dalam rangka kerja menggali nilai-nilai masa lampau. Para filolog sejak zaman dahulu meneliti naskah-naskah berupa tulisan-tulisan masa lampau yang berupa naskah. Naskah pada umumnya tertulis dengan menggunakan aksara daerah, tulisan jawi (Arab-Melayu) Pengon (Arab-Jawa) Kawi / Jawa Kuna, Devanagari (Sanskerta). Tulisan-tulisan tersebut sebagian besar 2

sudah tidak dipakai lagi, begitupun bahasanya sebagian sudah mati dan seandainya masih ada tidak lagi sama dengan bahasabahasa yang dipakai oleh masyarakat sekarang (Fadillah dkk, 2005:86). Naskah-naskah di Indonesia menyimpan sejumlah informasi masa lampau mengenai berbagai segi kehidupan. Diantara yang belum banyak mendapat sentuhan penelitian adalah naskah-naskah penyimpan ajaran agama, khususnya ajaran agama islam. Naskahnaskah tersebut pada saat ini sedang menunggu perhatian dari para ahli dibidangnya (Baried, 1994:11). Setelah mencermati beberapa referensi di atas, maka penulis sangat tertarik شعير كانق ۲ دالم untuk meneliti sebuah naskah keagamaan yang berjudul Syair /شرڬ Kanak-Kanak Dalam Syurga/Karya Al-Husni sebagai objek penelitian.syair ini berbicara tentang kesabaran dan keikhlasan. Di dalam naskah tersebut terdapat nasehat-nasehat, pelajaran dan pandangan agama. Naskah ini berbentuk syair dengan menggunakan tulisan jawi (aksara Arab Melayu). Pada naskah شعير كانق ۲ دالم شرڬ /Syair Kanak-Kanak Dalam Syurga/Karya Al- Husniini terdapat beberapa istilah yang menggunakan bahasa daerah yaitu bahasa Minangkabau. Pada naskah ini juga terdapat ayat-ayat Al-Qur an dan Hadis. Bila diperhatikan isi dan pesan dari naskah maka dapat disebut sebagai syair, yang sangat baik dibaca oleh setiap orang terutama ibu bapak yang anaknya telah meninggal dunia di waktu kecil, karena banyak mengandung nasehat dan pelajaran agar mereka memahami takdir Allah. Naskah ini disimpan di surau Simauang yang terletak di Kabupaten Sijunjung, Sumatera Barat. Surau ini terletak di sebelah timur kota Padang, Ibukota Provinsi Sumatera Barat. Dari Kota Padang menuju Kabupaten Sijunjung dapat ditempuh dengan perjalanan kurang lebih selama 4 jam 11 menit dengan jarak sekitar 150,4 Km. Surau adalah suatu bangunan kecil tempat shalat yang dipergunakan juga sebagai tempat mengaji bagi anak-anak dan tempat belajar agama bagi orang dewasa. Surau merupakan lembaga pribumi yang menjadi pusat pengajaran islam dan menjadi titik tolak islamisasi di Sumatera 3

Barat. Di samping itu, surau juga menjadi pusat tarekat, seperti tarekat Saman, Naqsabandiyah dan Syattariyah. Sebagai pusat tarekat, surau menjadi benteng pertahanan Minangkabau terhadap berkembangnya dominasi kekuatan Belanda (Azra dalam Fathurahman, 2010:235). Surau-surau di Minangkabau dapat dianggap sebagai skriptorium naskah, tempat dimana aktifitas penulisan dan penyalinan naskah-naskah keagamaan berlangsung. Hal ini justru menguntungkan dalam proses penyelidikan, karena pola persebaran naskah-naskah keagamaan melalui surau-surau di Minangkabau ini membuat keberadaan naskah-naskah tersebut mudah ditelusuri, karena mayoriti surau-surau tersebut hingga saat sekarang masih banyak dijumpai. Kendatipun kondisi dan fungsinya tidak seperti awal perkembangannya sebagai centre of excellence keilmuan Islam. (http://lppbi-fiba.blogspot.com/2009/01 /proposal-penelitian-naskah-kuno.html). Penjelasan yang sama dijumpai juga dalam keterangan Azra dkk yang menyatakan bahwa surau bukan sekedar tempat belajar membaca Al-Qur an atau belajar adab, melainkan surau juga merupakan tempat yang digunakan sebagai pusat kecendekiaan, centre for excellent (Fathurahman, 2010:240). Naskah شعير كانق ۲ دالم شرڬ /Syair Kanak-Kanak Dalam Syurga/Karya Al- Husni ini dipilih sebagai objek penelitian dikarenakan keadaan naskah ini masih cukup baik dan masih dapat dibaca, dibuktikan dengan keadaan kopian naskah yang masih utuh. Di samping itu pesan dan nasehat yang terkandung didalam syair ini sangat baik dan bermanfaat bagi pembaca. Pesan pada naskah diantaranya menyatakan bahwa manusia sebagai ciptaan Allah nantinya akan kembali kepada Allah, dan manusia harus menerima takdir yang kuasa, sebagaimana rukun iman ke 6 yang berbunyi percaya kepada Qada dan Qadar. Ketertarikan ini membuat penulis mencari beberapa tulisan yang terkait dengan naskah dan pembahasan Filologi. 4

شعير كانق ۲ دالم Adapun alasan peneliti dalam pemilihan judul Naskah Syair /شرڬ Kanak-Kanak Dalam Syurga/Karya Al-Husni: Kajian Filologi ini adalah: 1. Kajian filologi ini belum pernah diteliti di Departemen Sastra Arab Fakultas Ilmu Budaya 2. Untuk memberdayakan dan mengaplikasikan pelajaran tulisan jawi, karena pada program pengajaran Sastra Arab terdapat pelajaran tulisan jawi tersebut 3. Untuk menggali ilmu, sejarah, dan budaya masa lampau 4. Untuk menggali kearifan lokal yang ada di nusantara khususnya daerah Minangkabau Naskah شعير كانق ۲ دالم شر ڬ /SyairKanak-Kanak Dalam Syurga/ karya Al-Husniini akan diteliti dengan menggunakan teori Filologi oleh Siti Baroroh Baried, yaitu metode edisi naskah tunggal, metode ini terdiri dari dua bagian, yaitu edisi diplomatik dan edisi standar. Edisi diplomatik yaitu menerbitkan satu naskah seteliti telitinya tanpa mengadakan perubahan dan perbandingan. Penyunting membuat transliterasi setepat tepatnya tanpa menambahkan sesuatu. Sedangkan edisi standar adalah menerbitkan naskah dengan membetulkan kesalahan-kesalahan kecil dan ketidakajegan, sedang ejaannya disesuaikan dengan ketentuan yang berlaku. Untuk meningkatkan keberadaan penelitian ini penulis mencoba mengungkapkan isi dan pesan yang diungkapkan dalam naskah ini. Tujuannya adalah untuk menggali informasi lebih dalam mengenai isi dan pesan yang terkandung di dalamnya(baried, 1994:11). 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, maka untuk mengarahkan peneliti agar tidak menyimpang dari pembahasan, penulis membuat rumusan masalah yaitu : 5

1. Bagaimana otentifikasi naskah شعير كانق ۲ دالم شر ڬ /Syair Kanak- Kanak Dalam Syurga/ Karya Al-husni? شعير كانق ۲ دالم 2. Apa saja pesan yang terdapat dalam naskah? Al-husni Syair /شرڬ Kanak-Kanak Dalam Syurga/ Karya 1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk: 1. Mengetahui otentifikasi naskah شعير كانق ۲ دالم شر ڬ /Syair Kanak- Kanak Dalam Syurga/ Karya Al-Husni شعير كانق ۲ دالم 2. Mengetahui pesan yang terdapat dalam naskah Al-Husni. Syair /شرڬ Kanak-Kanak Dalam Syurga/ Karya 1.4 Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Manfaat teoritis penelitian ini adalah menjadi sumber informasi bagi peneliti lain yang ingin membahas شعير كانق ۲ دالم شر ڬ /Syair Kanak- Kanak Dalam Syurga/ditinjau dari sudut Ilmu Filologi 2. Manfaat Praktis a. Sebagai upaya mengidentifikasi naskah lama Bangsa Indonesia yang perlu dilestarikan dan yang belum pernah diteliti sebelumnya b. Menghasilkan kajian filologi dari satu edisi naskah pada tahun 1968 M yang mudah dibaca dan dipahami oleh masyarakat. 1.5 Metode Penelitian Metode adalah cara kerja untuk dapat memahami suatu objek penelitian yang menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan (Koentjaraningrat, 1977: 16).Metode yang dipilih harus dapat memberi analisis dan penjelasan yang efektif untuk menyampaikan informasi mengenai objek yang diteliti. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metodeanalisis deskriptif yaitu: prosedur pemecahan masalah yang dilakukan dengan cara mengumpulkan, menganalisis, dan 6

mendeskripsikan data berdasarkan fakta-fakta yang tampak sebagaimana adanya. Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan (library research). 1.5.1 Metode Pemgumpulan Data Adapun sumber data yang dipersiapkan dalam penelitian ini terdiri dari شعير كانق ۲ دالم dua kategori, pertama data primer berupa naskah SyairKanak-Kanak /شرڬ Dalam Syurga/ karya Al-Husni. Data primer diperoleh dari koleksi pribadi yang disimpan di surau yang bernama surau Simauang. Pemilik naskah ini bernama bapak Alfitmon atau yang bergelar Angku Malin Bandaro. Kedua, data sekunder berupa kepustakaan yang penulis anggap relevan dengan penelitian. Data sekunder diperoleh melalui studi kepustakaan (library research).data sekunder tersebut berfungsi sebagai bahan rujukan untuk memperkuat penjelasan mengenai hal-hal yang dikupas dalam penjabaran isi شعير كانق ۲ دالم شرڬnaskah 1.5.2 Metode Analisis Data /SyairKanak-Kanak Dalam Syurga/ karya Al-Husni. Dalam penelitian ini penelitimenggunakan teori filologi oleh Siti Baroroh Baried, yaitu metode edisi naskah tunggal, metode ini terdiri dari dua bagian, yaitu edisi diplomatik dan edisi standar. Edisi diplomatik yaitu menerbitkan satu naskah seteliti telitinya tanpa mengadakan perubahan dan perbandingan. Penyunting membuat transliterasi setepat tepatnya tanpa menambahkan sesuatu. Sedangkan edisi standar adalah menerbitkan naskah dengan membetulkan kesalahan-kesalahan kecil dan ketidakajegan, sedang ejaannya disesuaikan dengan ketentuan yang berlaku. Selain menggunakan teori Barried, dalam menganalisis شعير كانق naskah ۲ دالم شر ڬ /SyairKanak-Kanak Dalam Syurga/ karya Al-Husni ini penulis juga menggunakan langkah kerja praktis oleh Djamaris yaitu melalui tahapan yang meliputi: inventarisasi naskah, deskripsi naskah dan transliterasi naskah. 7

naskah Dalam penelitian ini peneliti juga menganalisis isi dan pesan teks pada Al-Husni, /SyairKanak-Kanak Dalam Syurga/ karya شعير كانق ۲ دالم شرڬ guna untuk meningkatkan keberadaan penelitian ini.cara kerjanya dengan mendeskripsikan naskah dan mengidentifikasi aspek aspek yang terdapat dalam naskah, dengan memperkuat rujukan dari ajaran ajaran Islam. Tujuannya adalah untuk menggali informasi lebih dalam mengenai isi dan pesan yang terkandung di dalamnya(baried, 1994:11). 8