BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap bangsa mempunyai warisan budaya berupa tradisi lisan dan tulisan, material dan inmaterial. Tradisi ini tetap dijaga oleh masyarakat sebagai tatanan ilmu pengetahuan yang sangat berguna dan dapat diteliti dari berbagai cabang ilmu pengetahuan. Bangsa Indonesia memperoleh warisan dari leluhurnya berupa peninggalan kebudayaan kuno, yang antara lain berwujud candi-candi, tempat-tempat suci, dan peninggalan karya-karya tulis. Mengenai warisan tertulis itu, bangsa indonesia sangat beruntung karena mendapat warisan dalam jumlah yang besar, yang ditulis diatas bambu, daun lontar, daun nipah, batu, kertas, dan sebagainya, yang berasal dari berbagai daerah dan tingkat masyarakat di Indonesia (Soetrisno dalam Aminoedin dkk, 1986:1). Nusantara memiliki beberapa jenis kesusastraan, yang berkembang dan dilestarikan oleh masyarakat serta pendukungnya. Salah satu jenis kesusastraan yang berkembang di nusantara ialah kesusastraan klasik, baik lisan maupun tulisan. Kesusastraan lisan merupakan sebuah penyampaian teks paling tua dari mulut kemulut sebelum masyarakat nusantara mengenal bentuk aksara. Setelah masyarakat nusantara mengenal bentuk aksara barulah beralih pada tradisi tulis. (https://id.wikipedia.org/wiki/filologitanggal akses 4 maret 2015) Tradisi tulis yang berkembang di nusantara akan menghasilkan dokumendokumen penting yang disimpan dan dilestarikan, sehingga sangat berguna untuk perkembangan budaya dan pengetahuan tentang sejarah nusantara terdahulu. Karya-karya tulis masa lampau merupakan peninggalan yang mampu menginformasikan buah pikiran, buah perasaan dan informasi mengenai berbagai segi kehidupan yang pernah ada. Karya karya dengan kandungan informasi mengenai masa lampau itu tercipta dari latar sosial budaya yang tidak ada lagi 1
atau yang tidak sama dengan latar sosial budaya masyarakat pembaca masa kini. Kandungan yang tersimpan dalam karya-karya tulisan masa lampau tersebut pada hakikatnya merupakan suatu budaya, produk dari kegiatan kemanusiaan (Baried, 1994:1-2). Butir-butir mutiara kebudayaan Indonesia pada masa lampau yang sampai kepada kita sebagai warisan kebudayaan para leluhur antara lain terdapat di dalam berbagai cerita rakyat yang masih diturunkan dari mulut ke mulut yang kini telah banyak direkam di dalam berbagai tulisan. Di samping itu, ada warisan budaya yang lain berupa naskah yang bermacam-macam bentuk dan ragamnya, yang tersebar di seluruh Indonesia dan yang ditulis dalam berbagai bahasa daerah dan huruf (Mulyadi, 1994:1). Berdasarkan uraian di atas dapat dimengerti bahwa naskah masa lampau sangat penting untuk diteliti, untuk mendapatkan informasi dalam berbagai bidang ilmu. Namun sangat disayangkan bahwa banyak naskah yang hilang, rusak atau tidak terbaca lagi. Oleh karena itulah warisan kebudayaan bangsa yang tidak ternilai itu harus dipelihara dan dilestarikan. Akan tetapi menyimpan dan memelihara naskah saja belum cukup. Naskah-naskah itu harus diselidiki dan diinventarisasi, baik identitas dan bentuk maupun isinya sehingga generasi sekarang dan generasi mendatang dapat mengetahui dan memahami segala aspek kebudayaan leluhurnya (Soebadio dalam Aminoedin dkk, 1986:1). Bila dilihat dari segi kebahasaan naskah-naskah nusantara banyak menggunakan bahasa daerahnya masing-masing, yang merupakan peninggalan warisan budaya setempat. Untuk membahas naskah-naskah nusantara tersebut diperlukan suatu ilmu yang disebut ilmu filologi. Pengertian filologi menurut Baried (1994:2) adalah satu disiplin yang diperlukan untuk satu upaya yang dilakukan terhadap peninggalan tulisan masa lampau dalam rangka kerja menggali nilai-nilai masa lampau. Para filolog sejak zaman dahulu meneliti naskah-naskah berupa tulisan-tulisan masa lampau yang berupa naskah. Naskah pada umumnya tertulis dengan menggunakan aksara daerah, tulisan jawi (Arab-Melayu) Pengon (Arab-Jawa) Kawi / Jawa Kuna, Devanagari (Sanskerta). Tulisan-tulisan tersebut sebagian besar 2
sudah tidak dipakai lagi, begitupun bahasanya sebagian sudah mati dan seandainya masih ada tidak lagi sama dengan bahasabahasa yang dipakai oleh masyarakat sekarang (Fadillah dkk, 2005:86). Naskah-naskah di Indonesia menyimpan sejumlah informasi masa lampau mengenai berbagai segi kehidupan. Diantara yang belum banyak mendapat sentuhan penelitian adalah naskah-naskah penyimpan ajaran agama, khususnya ajaran agama islam. Naskahnaskah tersebut pada saat ini sedang menunggu perhatian dari para ahli dibidangnya (Baried, 1994:11). Setelah mencermati beberapa referensi di atas, maka penulis sangat tertarik شعير كانق ۲ دالم untuk meneliti sebuah naskah keagamaan yang berjudul Syair /شرڬ Kanak-Kanak Dalam Syurga/Karya Al-Husni sebagai objek penelitian.syair ini berbicara tentang kesabaran dan keikhlasan. Di dalam naskah tersebut terdapat nasehat-nasehat, pelajaran dan pandangan agama. Naskah ini berbentuk syair dengan menggunakan tulisan jawi (aksara Arab Melayu). Pada naskah شعير كانق ۲ دالم شرڬ /Syair Kanak-Kanak Dalam Syurga/Karya Al- Husniini terdapat beberapa istilah yang menggunakan bahasa daerah yaitu bahasa Minangkabau. Pada naskah ini juga terdapat ayat-ayat Al-Qur an dan Hadis. Bila diperhatikan isi dan pesan dari naskah maka dapat disebut sebagai syair, yang sangat baik dibaca oleh setiap orang terutama ibu bapak yang anaknya telah meninggal dunia di waktu kecil, karena banyak mengandung nasehat dan pelajaran agar mereka memahami takdir Allah. Naskah ini disimpan di surau Simauang yang terletak di Kabupaten Sijunjung, Sumatera Barat. Surau ini terletak di sebelah timur kota Padang, Ibukota Provinsi Sumatera Barat. Dari Kota Padang menuju Kabupaten Sijunjung dapat ditempuh dengan perjalanan kurang lebih selama 4 jam 11 menit dengan jarak sekitar 150,4 Km. Surau adalah suatu bangunan kecil tempat shalat yang dipergunakan juga sebagai tempat mengaji bagi anak-anak dan tempat belajar agama bagi orang dewasa. Surau merupakan lembaga pribumi yang menjadi pusat pengajaran islam dan menjadi titik tolak islamisasi di Sumatera 3
Barat. Di samping itu, surau juga menjadi pusat tarekat, seperti tarekat Saman, Naqsabandiyah dan Syattariyah. Sebagai pusat tarekat, surau menjadi benteng pertahanan Minangkabau terhadap berkembangnya dominasi kekuatan Belanda (Azra dalam Fathurahman, 2010:235). Surau-surau di Minangkabau dapat dianggap sebagai skriptorium naskah, tempat dimana aktifitas penulisan dan penyalinan naskah-naskah keagamaan berlangsung. Hal ini justru menguntungkan dalam proses penyelidikan, karena pola persebaran naskah-naskah keagamaan melalui surau-surau di Minangkabau ini membuat keberadaan naskah-naskah tersebut mudah ditelusuri, karena mayoriti surau-surau tersebut hingga saat sekarang masih banyak dijumpai. Kendatipun kondisi dan fungsinya tidak seperti awal perkembangannya sebagai centre of excellence keilmuan Islam. (http://lppbi-fiba.blogspot.com/2009/01 /proposal-penelitian-naskah-kuno.html). Penjelasan yang sama dijumpai juga dalam keterangan Azra dkk yang menyatakan bahwa surau bukan sekedar tempat belajar membaca Al-Qur an atau belajar adab, melainkan surau juga merupakan tempat yang digunakan sebagai pusat kecendekiaan, centre for excellent (Fathurahman, 2010:240). Naskah شعير كانق ۲ دالم شرڬ /Syair Kanak-Kanak Dalam Syurga/Karya Al- Husni ini dipilih sebagai objek penelitian dikarenakan keadaan naskah ini masih cukup baik dan masih dapat dibaca, dibuktikan dengan keadaan kopian naskah yang masih utuh. Di samping itu pesan dan nasehat yang terkandung didalam syair ini sangat baik dan bermanfaat bagi pembaca. Pesan pada naskah diantaranya menyatakan bahwa manusia sebagai ciptaan Allah nantinya akan kembali kepada Allah, dan manusia harus menerima takdir yang kuasa, sebagaimana rukun iman ke 6 yang berbunyi percaya kepada Qada dan Qadar. Ketertarikan ini membuat penulis mencari beberapa tulisan yang terkait dengan naskah dan pembahasan Filologi. 4
شعير كانق ۲ دالم Adapun alasan peneliti dalam pemilihan judul Naskah Syair /شرڬ Kanak-Kanak Dalam Syurga/Karya Al-Husni: Kajian Filologi ini adalah: 1. Kajian filologi ini belum pernah diteliti di Departemen Sastra Arab Fakultas Ilmu Budaya 2. Untuk memberdayakan dan mengaplikasikan pelajaran tulisan jawi, karena pada program pengajaran Sastra Arab terdapat pelajaran tulisan jawi tersebut 3. Untuk menggali ilmu, sejarah, dan budaya masa lampau 4. Untuk menggali kearifan lokal yang ada di nusantara khususnya daerah Minangkabau Naskah شعير كانق ۲ دالم شر ڬ /SyairKanak-Kanak Dalam Syurga/ karya Al-Husniini akan diteliti dengan menggunakan teori Filologi oleh Siti Baroroh Baried, yaitu metode edisi naskah tunggal, metode ini terdiri dari dua bagian, yaitu edisi diplomatik dan edisi standar. Edisi diplomatik yaitu menerbitkan satu naskah seteliti telitinya tanpa mengadakan perubahan dan perbandingan. Penyunting membuat transliterasi setepat tepatnya tanpa menambahkan sesuatu. Sedangkan edisi standar adalah menerbitkan naskah dengan membetulkan kesalahan-kesalahan kecil dan ketidakajegan, sedang ejaannya disesuaikan dengan ketentuan yang berlaku. Untuk meningkatkan keberadaan penelitian ini penulis mencoba mengungkapkan isi dan pesan yang diungkapkan dalam naskah ini. Tujuannya adalah untuk menggali informasi lebih dalam mengenai isi dan pesan yang terkandung di dalamnya(baried, 1994:11). 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, maka untuk mengarahkan peneliti agar tidak menyimpang dari pembahasan, penulis membuat rumusan masalah yaitu : 5
1. Bagaimana otentifikasi naskah شعير كانق ۲ دالم شر ڬ /Syair Kanak- Kanak Dalam Syurga/ Karya Al-husni? شعير كانق ۲ دالم 2. Apa saja pesan yang terdapat dalam naskah? Al-husni Syair /شرڬ Kanak-Kanak Dalam Syurga/ Karya 1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk: 1. Mengetahui otentifikasi naskah شعير كانق ۲ دالم شر ڬ /Syair Kanak- Kanak Dalam Syurga/ Karya Al-Husni شعير كانق ۲ دالم 2. Mengetahui pesan yang terdapat dalam naskah Al-Husni. Syair /شرڬ Kanak-Kanak Dalam Syurga/ Karya 1.4 Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Manfaat teoritis penelitian ini adalah menjadi sumber informasi bagi peneliti lain yang ingin membahas شعير كانق ۲ دالم شر ڬ /Syair Kanak- Kanak Dalam Syurga/ditinjau dari sudut Ilmu Filologi 2. Manfaat Praktis a. Sebagai upaya mengidentifikasi naskah lama Bangsa Indonesia yang perlu dilestarikan dan yang belum pernah diteliti sebelumnya b. Menghasilkan kajian filologi dari satu edisi naskah pada tahun 1968 M yang mudah dibaca dan dipahami oleh masyarakat. 1.5 Metode Penelitian Metode adalah cara kerja untuk dapat memahami suatu objek penelitian yang menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan (Koentjaraningrat, 1977: 16).Metode yang dipilih harus dapat memberi analisis dan penjelasan yang efektif untuk menyampaikan informasi mengenai objek yang diteliti. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metodeanalisis deskriptif yaitu: prosedur pemecahan masalah yang dilakukan dengan cara mengumpulkan, menganalisis, dan 6
mendeskripsikan data berdasarkan fakta-fakta yang tampak sebagaimana adanya. Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan (library research). 1.5.1 Metode Pemgumpulan Data Adapun sumber data yang dipersiapkan dalam penelitian ini terdiri dari شعير كانق ۲ دالم dua kategori, pertama data primer berupa naskah SyairKanak-Kanak /شرڬ Dalam Syurga/ karya Al-Husni. Data primer diperoleh dari koleksi pribadi yang disimpan di surau yang bernama surau Simauang. Pemilik naskah ini bernama bapak Alfitmon atau yang bergelar Angku Malin Bandaro. Kedua, data sekunder berupa kepustakaan yang penulis anggap relevan dengan penelitian. Data sekunder diperoleh melalui studi kepustakaan (library research).data sekunder tersebut berfungsi sebagai bahan rujukan untuk memperkuat penjelasan mengenai hal-hal yang dikupas dalam penjabaran isi شعير كانق ۲ دالم شرڬnaskah 1.5.2 Metode Analisis Data /SyairKanak-Kanak Dalam Syurga/ karya Al-Husni. Dalam penelitian ini penelitimenggunakan teori filologi oleh Siti Baroroh Baried, yaitu metode edisi naskah tunggal, metode ini terdiri dari dua bagian, yaitu edisi diplomatik dan edisi standar. Edisi diplomatik yaitu menerbitkan satu naskah seteliti telitinya tanpa mengadakan perubahan dan perbandingan. Penyunting membuat transliterasi setepat tepatnya tanpa menambahkan sesuatu. Sedangkan edisi standar adalah menerbitkan naskah dengan membetulkan kesalahan-kesalahan kecil dan ketidakajegan, sedang ejaannya disesuaikan dengan ketentuan yang berlaku. Selain menggunakan teori Barried, dalam menganalisis شعير كانق naskah ۲ دالم شر ڬ /SyairKanak-Kanak Dalam Syurga/ karya Al-Husni ini penulis juga menggunakan langkah kerja praktis oleh Djamaris yaitu melalui tahapan yang meliputi: inventarisasi naskah, deskripsi naskah dan transliterasi naskah. 7
naskah Dalam penelitian ini peneliti juga menganalisis isi dan pesan teks pada Al-Husni, /SyairKanak-Kanak Dalam Syurga/ karya شعير كانق ۲ دالم شرڬ guna untuk meningkatkan keberadaan penelitian ini.cara kerjanya dengan mendeskripsikan naskah dan mengidentifikasi aspek aspek yang terdapat dalam naskah, dengan memperkuat rujukan dari ajaran ajaran Islam. Tujuannya adalah untuk menggali informasi lebih dalam mengenai isi dan pesan yang terkandung di dalamnya(baried, 1994:11). 8