memperbanyak shalat malam, tidak boleh berbicara dan harus mengikuti ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan oleh pengurus maupun pengasuh dan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR AN DI PONDOK PESANTREN RAUDLATUL FALAH BERMI GEMBONG PATI

BAB IV ANALISIS. ersepsi Ulama terhadap Akhlak Remaja di Desa Sungai Lulut Kecamatan

BAB IV PENDIDIKAN SPIRITUAL MODEL KHALWAT DI PONDOK PESANTREN BAITUR ROHMAH MALANG JAWA TIMUR

Manusia hidup di dunia ini tidak hanya cukup

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. membacanya ibadah dan tidak ditolak kebenarannya (Al-hafidz, 2005: 1).

I TIKAF. Pengertian I'tikaf. Hukum I tikaf. Keutamaan Dan Tujuan I tikaf. Macam macam I tikaf

BAB III SYARAT MENGHAFAL ALQURAN DAN GAMBARAN METODE MENGHAFAL ALQURAN YANG DIGUNAKAN OLEH KH. AHMAD NUR SYAMSI BAGI MASYARAKAT

BAB V PENUTUP. pembinaan perilaku keagamaan di panti asuhan Hikmatul Hayat dapat diambil. 1. Pembinaan Perilaku Akhlak di Panti Asuhan Hikmatul Hayat

STANDAR ISI PAI SMP AL-QUR`AN & HADITS. No. Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Kelas/Semester

BAB I PENDAHULUAN. penghasilan sebanyak-banyaknya dengan melakukan usaha sekecil-kecilnya. Para

BAB V PENUTUP. metode kualitatif dengan pendekatan metode study kasus yang menyajikan

BAB VI PENUTUP. Menanamkan nilai mahabbatulloh dapat meningkatkan keimanan yang

Al-Qur an: Sumber Ajaran Islam Pertama

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk ciptaan Allah. Ia dan alam semesta terjadi

BAB IV ANALISIS TENTANG PENDIDIKAN KECERDASAN SPIRITUAL DI MADRASAH IBTIDAIYAH TERPADU (MIT) NURUL ISLAM RINGINWOK NGALIYAN SEMARANG

BAB I AKHLAK TASAWUF

BAB I PENDAHULUAN. 2014), hlm Imam Musbikin, Mutiara Al-Qur an, (Yogyakarta: Jaya Star Nine,

BAB IV ANALISIS PROBLEMATIKA PENGAJIAN TAFSIR AL-QUR AN DAN UPAYA PEMECAHANNYA DI DESA JATIMULYA KEC. SURADADI KAB. TEGAL

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI. Berdasarkan rangkaian kegiatan penelitian yang telah dilakukan, beberapa

BAB I. Pendahuluan. membimbing dan mendidik peserta didik berdasarkan hukum-hukum Islam. untuk mencapai kebahagiaan hidup di dunia maupun di akhirat.

Khutbah Pertama Maasyirol Muslimin yang dirahmati Allah

OLAH RAGA DALAM PANDANGAN ULAMA. Abdullah Al-Baatil

BAB I PENDAHULUAN. Qur an sendiri menganjurkan supaya manusia memperdalam berbagai bidang

Bab I Apa Sih Kuncinya?

BAB I PENDAHULUAN. sunyi dari segala macam lukisan dan gambaran. Manakala anak-anak itu dibiasakan

Motivasi Agar Istiqomah

BAB III PENANAMAN NILAI-NILAI KEAGAMAAN PADA ANAK USIA SEKOLAH DASAR DI LINGKUNGAN KELUARGA. 1. Letak Georgafis Desa Tahunan Baru, Tegalombo, Pacitan

PERGURUAN DINIYYAH PUTERI PADANG PANJANG ISLAMIC BOARDING SCHOOL FOR YOUNG MUSLIMAH

Spiritualitas Islam Dalam Pandangan Muhammadiyah. Farah Meidita Firdaus

Pedoman Wawancara. 1. Apakah saudara mempunyai anak usia remaja?

BAB I PENDAHULUAN. sosial. Sehingga banyak orang yang melakukan penyimpangan tingkah laku dari

BAB V PEMBAHASAN. A. Bentuk-Bentuk Hukuman di Pondok Pesantren Al-Mursyid Ngetal

BAB V PENUTUP Kesimpulan

malam bentangkan gelap, ia berdiri menyesali diri karena takut tiada tara menjadi teman kesedihan pada siang hari

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. seluruh umat Muslim di dunia. Dalam ibadah yang disyariatkan Allah kepada

BAB IV ANALISA DATA. menguntungkan. Dimanapun dan kapanpun manusia itu menjalani proses

BAB I PENDAHULUAN. berupa laut. Dengan perairan laut seluas total 5,8 juta Km2, Indonesia menyimpan

Ma'had al Jamiáh dan Pembinaan Karakter Mahasiswa

BAB III PENYAJIAN DATA. A. Efektivitas Bimbingan Konseling Islam di (BP -4) Kementrian Agama

BAB IV DAMPAK KEBERADAAN PONDOK PESANTREN DALAM BIDANG SOSIAL, AGAMA DAN PENDIDIKAN BAGI MASYARAKAT TLOGOANYAR DAN SEKITARNYA

STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR TINGKAT SMP, MTs, DAN SMPLB

BAB IV PELAKSANAAN BIMBINGAN AGAMA ISLAM DAN FAKTOR PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT BIMBINGAN AGAMA ISLAM BAGI PARA LANJUT USIA

BAB I PENDAHULUAN. beragama yaitu penghayatan kepada Tuhan, manusia menjadi memiliki

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Berapa banyak orang yang berpuasa, namun tidak didapatkan dari Puasanya itu kecuali lapar dan dahaga.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia merupakan makhluk sosial yang senantiasa saling

BAB IV ANALISIS TENTANG UPAYA GURU PAI DALAM PEMBINAAN MENTAL KEAGAMAAN SISWA SMP N 2 WARUNGASEM BATANG

BAB III PENYAJIAN DATA

Mutiara Islahul Qulub 6

STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR PROGRAM PAKET B

BAB I PENDAHULUAN. Dan Aku (Allah ) tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-ku. (QS. Adz- Dzariyat: 56)

PROSESI PRANIKAH DAN NIKAH HERVI FIRDAUS

BAB V PEMBAHASAN. A. Pembiasaan Shalat Berjama ah di MTs Al-Huda Bandung Tulungagung

BAB IV ANALISIS BIMBINGAN DAN KONSELING DENGAN MODEL PENDEKATAN ISLAMI DALAM PENANGANAN STUDENT DELINQUENCY KELAS VIII SMP N 04 CEPIRING KENDAL

BAB IV HASIL PENELITIAN LAPANGAN. Tulungagung, di dapatkan hasil wawancara sebagai berikut:

MENYAMAKAN PERSEPSI TENTANG ISLAM. Munawar Rahmat. Dosen Pendidikan Agama Islam MKDU UPI

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. banyak sekali macam-macam shalat yang diperintakan oleh Allah SWT melalui

BAB I PENDAHULUAN Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2009, hlm. 1.

MUHAMMADIYAH SEBAGAI GERAKAN PENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN. tidak hanyut oleh arus globalisasi, tetapi sebaliknya ia mampu mewarnai dan

BAB I PENDAHULUAN. keselamatan dan kebahagiaan di dunia dan ahkirat. manusia dengan berbagai dimensi kemanusiaannya, potensinya, dan

Bersegera Menuju Masjid di Hari Jumat dan Meninggalkan Aktivitas Duniawi

MENGHAYATI PERAN ISTRI

Dalam Surat Asy Syura ayat 51 diatas disebutkan bahwa ada 3 cara Allah berkomunikasi dengan manusia :

BAB V PEMBAHASAN. A. Efektifitas Remaja Masjid Al-Istiqomah Dalam Pembinaan Kehidupan. 1. Kegiatan Remaja Masjid Yang Mengarah Pada Kehidupan Beragama

BAB IV ANALISIS PEMBIASAAN BERIBADAH SHOLAT BERJAMA AH DALAM MEMBINA PERILAKU KEAGAMAAN SISWA DI MADRASAH ALIYAH NEGERI 1 PEKALONGAN

Bulan Penuh Rahmat itu Telah Meninggalkan Kita. Written by Mudjia Rahardjo Friday, 15 November :41 -


BAB V PEMBAHASAN. 1. Penerapan ta zir dalam meningkatkan kedisiplinan santri di Pondok. Pesantren Ma hadul Ilmi wal Amal (MIA) Tulungagung.

WALI KOTA BLITAR SAMBUTAN WALI KOTA BLITAR PADA ACARA PELEPASAN CALON JAMA AH HAJI KOTA BLITAR TAHUN 2012 JUM,AT, 21 SEPTEMBER 2012

1. lebih menitikberatkan pencapaian kompetensi secara utuh selain penguasaan materi;

Beribadah Kepada Allah Dengan Mentauhidkannya

BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian

Pendekatan Umum Menuju Pemulihan

BAB VI PENUTUP. 1. Konversi Agama Pengikut Jama ah Tabligh di Desa Kutoanyar

BAB IV ANALISIS PENGGUNAAN METODE PEMBIASAAN DALAM MENGHAFAL DOA HARIAN DI KB AL BAROKAH KURIPAN PEKALONGAN SELATAN

Lingkungan Mahasiswa

BAB IV ANALISIS KEBIJAKAN PEMERINTAH KELURAHAN SAMPANGAN KOTA PEKALONGAN DALAM MENINGKATKAN KUALITAS LEMBAGA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

BAB V PEMBAHASAN. 1. Perencanaan pembelajaran PAI dalam meningkatkan kesadaran. meningkatkan kesadaran beribadah siswa di ke dua SMP tersebut yaitu

Shalat Khusyu. Oleh : Turmudi

BAB V PEMBAHASAN PENELITIAN. yang diperoleh dari hasil wawancara (interview), observasi dan data

Menerima dan Mengamalkan Kebenaran

BAB V PEMBAHASAN. 0,40 0,70 dengan kekuatan hubungan menunjukkan cukup berarti atau sedang.

BAB I PENDAHULUAN. Bekerja adalah fitrah dan sekaligus merupakan salah satu identitas

Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam Satuan Pendidikan : SMP/MTs. Kelas/Semester : VII /1-2. Nama Guru :... Sekolah :...

BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA PERESMIAN SMP AL MAS UDIYYAH BLATER

BAB I. masyarakat yang maju, adil dan makmur, serta memungkinkan warganya. berdasarkan Pancasila dan Undang- Undang Dasar 1945.

PANDUAN BELAJAR ILMU SILAT GAIB LEVEL 1

MAKNA ISRO MI ROJ DAN HIKMAH SHOLAT

BAB IV ANALISIS A. Analisis Pelaksanaan Metode SEFT Total Solution dalam Menangani Trauma Remaja Korban Perkosaan

BAB IV TANGGAPAN MASYARAKAT SEKITAR TERHADAP PEZIARAH DAN MOTIVASI PEZIARAH KE MAKAM KH. ALI MAS UD. A. Tanggapan Masyarakat dari Sisi Positif

Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku`lah beserta orangorang yang ruku (Al Baqarah : 43)

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA. Analisis data adalah pengungkapan data yang diperoleh dari hasil penelitian di

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan uraian dari bab demi bab yang telah peneliti kemukakan diatas, maka peneliti bisa mengambil beberapa

Dengan penuh kerendahan hati, kepada Allah penulis mohon ridho wal hidayahnya untuk menghadirkan tulisan yang berjudul Sumber Ilmu Tasawuf di situs

BAB V SIMPULAN IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Proses Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling Islam dalam

Transkripsi:

BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN 1. Pelaksanaan Pendidikan Spiritual Model Khalwat di Pondok Pesantren Baitur Rohmah Malang Jawa Timur a. Pelaksanaan Pendidikan Spiritual Pendidikan Spiritual di pondok pesantren Baitur Rohmah sudah berlangsung dan terlaksana sejak dahulu. Model khalwat ini diajarkan oleh para guru mursyid thariqah Naqsabandiyah yang diteruskan dan dipegang teguh samapai sekarang. Pokok pelajarannya berpusat pada tafakur yakni konsentrasi jiwa, suatu metode pemusatan akal fikiran dan perasaan kepada satu arah menuju satu tujuan yaitu Allah SWT melalui jiwa. 1) Sistem Pelajara yang diberikan di pondok pesantren Baitur Rohmah adalah ilmu dzikir tingkat hakiki (kehalusan rohani), atau dalam bahasa persi disebut Naqsyabandy Uluwiyah. 2) Metode Pelajaran yang dipakai melalui pengasingan diri (sementara) dari pergaulan orang banyak yaitu dalam ruangan kecil dan sunyi, yang disebut dengan khalwat. 3) Bentuk Pelajaran diberikan langsung oleh guru pembimbing dengan petunjuk-petunjuk serba isyarat untuk diamalkan langsung dalam batin, yang diterima dan dirasakan oleh hati sanubari. 4) Tujuan tertinggi adalah mencapai maqam ma rifat. b. Pelaksanaan Khalwat Pelaksanaan khalwat menurut tata cara pondok pesantren Baitur Rohmah dimulai pada hari Kamis malam Jum at. Setelah guru membai at para murid (bai at masuk khalwat), maka seterusnya murid berdiam diri dalam kamar, menjalankan ibadah shalat lima waktu baik munfarid atau berjama ah, berpuasa, 72

memperbanyak shalat malam, tidak boleh berbicara dan harus mengikuti ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan oleh pengurus maupun pengasuh dan mengamalkan apa yang telah diajarkan oleh guru. Khalwat berakhir pada hari Kamis malam Jum at berikutnya (satu Minggu). Yang diakhiri dengan tausyiah guru, kemudian disusul dengan bai at keluar khalwat. Bagi murid yang inggin nerus (melanjutkan khalwat) dia harus memulainya lagi dengan bai at masuk khalwat dan mengahiri khalwat dengan bai at keluar satu Minggu yang akan dating, begitu seterusnya. Khalwat dilakukan dalam waktu yang tidak terbatas sesuai dengan kemampuan dan kesempatan pada diri murid yang melakukannya. Seorang murid dapat melakukan khalwat selama 3 hari, 7 hari, 14 hari, 21 hari, 28 hari, 35 hari, 42 hari dan seterusnya sampai batas waktu yang tidak ditentukan. Tujuan yang inggin dicapai dari khalwat adalah untuk menjauhkan diri dari sesuatu yang melalaikan Allah, untuk beribadah dan mendekatkan diri kepada Allah, serta tujuan yang paling tertinggi adalah untuk mencapai tingkatan ma rifat kepada Allah SWT. Manfa at yang didapatkan setelah khalwat diantaranya adalah orang lain akan terhindar dari kejelekan dan perbuatannya yang tercela, mengantikan sifat-sifat yang tercela dengan sifat-sifat baik, mendapatkan kebaikan dunia maupun akhirat, mendapatkan kemulyaan, membangkitkan ikhlas, selamat agamanya, badan dan hatinya merasa longgar, mengobati hati, mempunyai sifat qana ah (menerima) dan mampu melihat kekurangannya sendiri. Sedangkan secara keseluruhan tata tertib khalwat yang diterapkan di pondok psesantren Baitur Rohmah dapat dibagi menjadi tiga ketentuan yaitu: a. Ketentuan Umum. 1) Setiap masuk khlawat wajib melalui bai at guru. 2) Hendaknya selalu tinggal di dalam bilik atau kamr dan menjalankan ibadah dengan tenang, tanpa mengeraskan suara. 73

3) Tidak diperbolehkan keluar kecuali untuk kepentingan kekamar mandi, kamar kecil dan berwudhu. 4) Tidak diperbolehkan mandi di siang hari, kecuali ada udzur atau mandi jinabat. 5) Tidak diizinkan memasuki kamar orang lain dan tidak diizinkan bercakapcakap atau saling mengganggu ketenangan ibadah sesama rekan khalwat. 6) Tidak diizinkan membawa alat-alat elektronik ketika khalwat. b. Ketentuan Ibadah 1) Wajib memahami dengan benar dan mengamalkan dengan sungguh-sungguh semua petunjuk guru. 2) Wajib menghilangkan rasa khawatir dan was-was. 3) Senantiasa berpuasa di siang hari dan membatasi makan atau minum di malam hari. 4) Mengurangi tidur dan terus membatasinya. 5) Senantiasa suci dari hadas kecil dan besar. 6) Memperbanyak shalat sunnah di samping shalat fardu, terutama pada waktu tengah malam. 7) Memperbanyak tafakkur yaitu dzikir hakiki dalam batin sesuai petunjuk guru. 8) Senantiasa belajar meningkatkan ketenangan di dalam menjalankan ibadah khalwat, dengan jalan sabar, tawakkal, ridho ikhlas karena Allah SWT. c. Ketentuan di Dalam Khalwat Di dalam khalwat tidak dibenarkan: 1) Membahas atau mempersoalkan masalah selain pelajaran 2) Mengingat-ingat masalah pekerjaan, rumah tangga, keluarga dan lain-lain hal diluar khalwat. 3) Menerima atau melayani tamu baik kenalan maupun keluarga kecuali dengan izin guru. 4) Menerima dan melayani pengurus atau keluarga pondok dengan maksud memungut untuk apapun. 74

5) Tidak diizinkan keluar atau pulang sebelum waktunya (selesai menerima pelajaran akhir dari gurunya). 2. Kendala dan Solusi a. Kendala yang dihadapi Dalam pelaksanaan pendidikan spiritual dengan model khalwat di pondok pesantren Baitur Rohmah, terdapat beberapa kendala diantaranya adalah: 1) Murid Baitur Rohmah berasal dari berbagai macam latar belakang, yang kesemuanya tidaklah sama pemahaman tentang agamanya, 2) Setiap murid melakukan khalwat dengan tujuan dan niat yang berbeda-beda, 3) Banyaknya murid yang tersebar diseluruh Nusantara bahkan luar Negri, 4) Tempat atau lingkungan Pondok Pesantren Baitur Rohamah sudah terlalu ramai. b. Solusi untuk mengatasi Solusi yang dilakukan oleh pengurus untuk mengatasi kendala tersebut antara lain: 1) Pembentukan kepengurusan ditingkat Wilayah, Daerah, Kecamatan dan Ranting serta kelompok. 2) Mencanankan program kegiatan yang dilakukan secara berkala baik ditingkat kelompok, desa dan seterusnya. Aktifitas kegiatan atau program tersebut meliputi program minguan, bulanan tengah tahun dan kegiatan-kegiatan lainnya seperti tawasul, istighosah, haul, kemudian majlis-majlis ilmi yang lainya. 3) Merelokasi pondok khalwat ketempat yang lebih tenang. B. SARAN Agar pelaksanaan pendidikan spiritual dengan mengunakan model khalwat di pondok pesantren Baitur Rohmah dapat dapat terlaksana dengan baik, dalam arti 75

dapat mengatasi kendala yang dihadapi dimasa sekarang ini, maka ada beberapa saran yang dapat penulis berikan diantaranya: 1. Untuk Pondok Pesantren Baitur Rohmah Untuk meningkatkan silaturrahmi pada semua murid, hendaknya Pondok Pesantren perlu untuk mengadakan layanan diinternet sebagai media komunikasi dan informasi baik bagi kalangan murid Baitur Rohmah maupun masyarakat umum. Hal ini bertujuan untuk menjalin komunikasi antar murid dan juga sebagai wadah bagai murid didunia maya sehinga murid dimanapun dapat mencari informasi terkait dengan perkembangan Pondok Pesantren dan lainnya. Di samping itu juga memudahkan bagi masyarakat umum yang ingin mengetahui dan mempelajari maupun meningkatkan spiritualnya untuk mencapai ridlo Allah SWT. 2. Untuk Fakultas Tarbiyah Sebagai institusi yang mencetak calon pendidik, hendaknya Fakultas Tarbiyah senantiasa memberikan pemahaman tentang pembelajaran spiritual yang pas dan sesuai dengan perkembangan zaman, di mana sekarang ini hanya sedikit orang yang tetap berpegang teguh pada budaya islami yang luhur, dan ini menuntut Fakultas Tarbiyah untuk mengimbanginya dengan mengajukan pemikiran yang sehat dan spiritualitas yang memuaskan, dengan siraman spiritualitas yang menyejukan dengan tetap memberi ruang bagi penyaluran syahwat yang diperbolehkan bagi para mahasiswa maupun dosen itu sendiri, dan ini tentu menuntut Fakultas Tarbiyah untuk serius memerhatikan pendidikan spiritual (rohani) atau kejiwaan. 3. Untuk Masyarakat Bagi masyarakat hendaknya memperhatikan kebutuhan pendidikan spiritual dalam dirinya. Menempuh perjalanan spiritual merupakan sesuatu yang sangat dibutuhkan manusia apa lagi pada masa sekarang ini, agar bisa mengetahui substansi dan hakikat kemanusiaannya dan hal-hal yang berkaitan dengannya. Sebaliknya, orang yang tidak mau menempuh perjalanan spiritual tidak akan 76

mengetahui banyak hal mengenai cakrawala al-nafs dan substansinya. Manusia tidak akan tahu banyak hal tentang penciptanya selagi dia tidak mau menempuh perjalanan spiritual, walaupun dia seorang mukmin. Jiwa manusia akan sakit dan tidak akan pernah sehat kecuali jika diajak berjalan di jalan yang benar menuju Allah SWT. Jiwa manusia selalu merindukan kebahagiaan, dan itu tidak akan didapatkan dan dirasakannya tanpa berjalan menuju Allah SWT. 4. Untuk Pemerintah Pemerintah hendaknya senantiasa turut serta mendukung dan memperhatikan lembaga pendidikan Pondok Pesantren kususnya Pondok dengan kekhasanya dalam memberikan bimbingan spiritual, jangan sampai lembaga pendidikan yang mempunyai cirri khas tertentu dengan metode-metode yang unik dalam membimbing para santri-santrinya menjadi korban ketidak tahuan masyarakat sehingga dianggap sesat. Hal ini pemerintah harus bertindak cepat dan juga memberikan pengarahan kepada masyarakat supaya hal-hal yang tidak diinginkan tidak terjadi. Mengingat masih banyak lembaga Pondok Pesantren dengan kekhasanya tetap mempertahankan budaya salafiyahnya yang dibawa sejak turuntemurun, kalau dilihat lebih dalam sebenarnya adalah benar bahkan tidak melenceng dari al-qur an maupun Hadits Nabi, Cuma karena ketidak tahuan sajalah sehinga orang menganggap pelajarannya sesat. Sebenarnya banyak pula dari lembaga pendidikan Pondok Pesantren yang menutup diri dari perkembangan zaman. Akan tetapi adapula yang mulai membuka diri untuk menerima dan memadukan sesuai dengan perkembagan zaman sekarang ini. Ketika mereka mulai membuka diri banyak tanggapan yang beragam dari masyarakat tentunya, hal inilah yang harus diperhatikan oleh pemerintah bahwa jangan sampai tanggapan masyarakat tersebut berdampak negative yang merugikan. 77