(Sumber : Badan Pusat Statistik, 2014)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Sumber : Badan Pusat Statistik

I. PENDAHULUAN. Jumlah penduduk selalu bertambah dari tahun ke tahun, hal tersebut terus

I. PENDAHULUAN. pembangunan kesehatan dan kecerdasan bangsa. Permintaan masyarakat akan

I. PENDAHULUAN. industri pertanian, dimana sektor tersebut memiliki nilai strategis dalam

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Jumlah Tenaga Kerja Usia 15 Tahun ke Atas Menurut Lapangan Pekerjaan Tahun 2011

I. PENDAHULUAN. 1 Sapi 0,334 0, Kerbau 0,014 0, Kambing 0,025 0, ,9 4 Babi 0,188 0, Ayam ras 3,050 3, ,7 7

I. PENDAHULUAN an sejalan dengan semakin meningkatnya pendapatan per kapita masyarakat,

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai bobot badan antara 1,5-2.8 kg/ekor dan bisa segera

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Usaha sektor peternakan merupakan bidang usaha yang memberikan

BAB I PENDAHULUAN. karakteristik produk unggas yang dapat diterima oleh masyarakat, harga yang

I. PENDAHULUAN. semakin meningkat. Hal ini ditandai dengan banyaknya perusahaan baru

BAB I PENDAHULUAN. dapat berupa melaksanakan produksi, perdagangan dan distribusi produk

BAB I. PENDAHULUAN. pembangunan Nasional. Ketersediaan pangan yang cukup, aman, merata, harga

BAB I PENDAHULUAN. Pangan merupakan kebutuhan dasar dan pokok yang dibutuhkan oleh

BAB I. PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PRAKIRAAN PRODUKSI DAN KEBUTUHAN PRODUK PANGAN TERNAK DI INDONESIA

I. PENDAHULUAN. kontribusi positif terhadap pertumbuhan Produk Domestik Bruto Indonesia.

I. PENDAHULUAN. dalam pembangunan sektor pertanian. Pada tahun 1997, sumbangan Produk

I.1 Latar Belakang Kebutuhan primer terbagi menjadi tiga bagian, diantaranya adalah kebutuhan sandang, pangan dan papan. Kebutuhan tersebut tidak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peternakan merupakan salah satu sub sektor pertanian yang memiliki peranan cukup penting dalam memberikan

OUTLOOK KOMODITAS PERTANIAN SUB SEKTOR PETERNAKAN DAGING AYAM

I. PENDAHULUAN. sektor pertanian yang memiliki nilai strategis antara lain dalam memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. Budidaya ayam ras khususnya ayam broiler sebagai ayam pedaging,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Biro Pusat Statistik (1997) dan Biro Analisis dan Pengembangan. Statistik (1999) menunjukkan bahwa Standar Nasional kebutuhan protein

I. PENDAHULUAN. salah satu cara memperbaiki keadaan gizi masyarakat (Stanton, 1991).

BAB 2 LANDASAN TEORITIS

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pangan yang memiliki protein hewani antara lain daging, telur, susu, ikan dan

III. METODE PENELITIAN. Proyeksi adalah ilmu dan seni meramalkan kondisi di masa yang akan. ternak ayam ras petelur dalam satuan ribu ton/tahun.

POTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN SISTEM INTEGRASI SAWIT-SAPI DI KABUPATEN ROKAN HULU PROVINSI RIAU

I. PENDAHULUAN. Pembangunan sub sektor peternakan merupakan bagian dari pembangunan

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian, pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Tahun (juta orang)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Lingkungan Eksternal Penggemukan Sapi. diprediksi oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. pangan dan rempah yang beraneka ragam. Berbagai jenis tanaman pangan yaitu

Bab 4 P E T E R N A K A N

BAB I PENDAHULUAN. pangan dan gizi serta menambah pendapatan (kesejahteraan) masyarakat. Hal ini

I. PENDAHULUAN. potensi sumber daya alam yang besar untuk dikembangkan terutama dalam

I.PENDAHULUAN. dikembangkan, baik dalam usaha kecil maupun dalam skala besar. Hal ini terlihat

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISIS FINANSIAL DAN SENSITIVITAS PETERNAKAN AYAM BROILER PT. BOGOR ECO FARMING, KABUPATEN BOGOR

I. PENDAHULUAN. dikembangkan dan berperan sangat penting dalam penyediaan kebutuhan pangan

Peningkatan jumlah penduduk diikuti dengan meningkatnya kebutuhan akan. bahan pangan yang tidak lepas dari konsumsi masyarakat sehari-hari.

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap pekerja berhak atas derajat kesehatannya yang optimal untuk

I. PENDAHULUAN. oleh kelompok menengah yang mulai tumbuh, daya beli masyarakat yang

I. PENDAHULUAN. sangat diperlukan untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusia.

I. PENDAHULUAN. dan peningkatan rata-rata pendapatan masyarakat Indonesia. Meningkatnya

I PENDAHULUAN. Aman, dan Halal. [20 Pebruari 2009]

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. tahun seiring meningkatnya pendapatan dan kesadaran masyarakat akan

PENGANTAR. Latar Belakang. Peternakan merupakan salah satu subsektor yang berperan penting dalam

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Analisis Kelayakan Pengembangan Usaha Budidaya Ayam Ras Petelur Maya Rolet

PENDAHULUAN. Populasi ternak sapi di Sumatera Barat sebesar 252

I. PENDAHULUAN. pemenuhan protein hewani yang diwujudkan dalam program kedaulatan pangan.

BAB I PENDAHULUAN. beli masyarakat. Sapi potong merupakan komoditas unggulan di sektor

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Perkembangan masyarakat yang semakin bertambah tidak hanya dari segi

DESKRIPSI HARGA JUAL DAN VOLUME PENJUALAN PEDAGANG PENGUMPUL AYAM POTONG DI KOTA MAKASSAR

1 BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN. Indonesia dengan populasi mencapai lebih dari 110 juta ekor (Data Direktorat

I. PENDAHULUAN. Sumber :

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia merupakan negara dengan luas wilayah terbesar se-asia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan umum Ayam Broiler. sebagai penghasil daging, konversi pakan irit, siap dipotong pada umur relatif

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Data Perkembangan Koperasi tahun Jumlah

I. PENDAHULUAN. keanekaragaman hayati yang sangat besar (mega biodiversity) berupa sumber

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Semakin kompleksnya kebutuhan suatu negara, hampir tidak satupun negara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan sektor yang berperan penting terhadap pemenuhan

tentang Prinsip-prinsip Pembuatan Kandang dan Kegiatan Belajar 2 membahas tentang Macam-macam Kandang. Modul empat, membahas materi Sanitasi dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. rumah tangga juga ikut meningkat. Di tambah dengan sektor pengolahan,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. timbunan daging baik, dada lebih besar dan kulit licin (Siregar et al, 1981).

PERBANDINGAN PERFORMANCE PARENT STOCK BROILER STRAIN COBB DENGAN STANDAR YANG DITETAPKAN PADA FASE STARTER DI PT

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Beternak merupakan usaha yang dikembangkan untuk mendapat keuntungan.

PENDAHULUAN. Kemitraan merupakan hubungan kerjasama secara aktif yang dilakukan. luar komunitas (kelompok) akan memberikan dukungan, bantuan dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN

I. PENDAHULUAN. Teknologi mempunyai peran penting dalam upaya meningkatkan

Perkiraan Ketersediaan Dan Kebutuhan Pangan Strategis Periode Hbkn Puasa Dan Idul Fithri 2017 (Mei-Juni)

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pola kemitraan ayam broiler adalah sebagai suatu kerjasama yang

I. PENDAHULUAN. dalam bidang pertanian. Bidang peternakan sangat potensial dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. pemenuhan kebutuhan protein hewani masyarakat dan meningkatkan. kesejahteraan peternak. Masalah yang sering dihadapi dewasa ini adalah

I PENDAHULUAN. 2,89 2,60 2,98 3,35 5,91 6,20 Makanan Tanaman Perkebunan 0,40 2,48 3,79 4,40 3,84 4,03. Peternakan 3,35 3,13 3,35 3,36 3,89 4,08

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan zaman membuat masyarakat semakin sadar akan pentingnya gizi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. atau sumber energi, serta pengelolaan lingkungan hidupnya. Kegiatan pengolahan

I. PENDAHULUAN. Pembangunan sektor peternakan merupakan bagian integral dari. pembangunan pertanian dan pembangunan nasional. Sektor peternakan di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. masyarakat di pedesaan. Ternak itik sangat potensial untuk memproduksi telur

Statistik (1999) menunjukkan bahwa Standar Nasional kebutuhan protein. hewani belum terpenuhi, dan status gizi masyarakat yang masih

1. PENDAHULUAN. sangat tinggi. Jumlah penduduk Indonesia di tahun 2008 diperkirakan sebesar

PENDAHULUAN. Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari tanaman, ternak dan ikan

TABEL 2.1. ESTIMASI KETERSEDIAAN PANGAN JAWA TENGAH 2013 ASEM _2012

I. PENDAHULUAN. Protein hewani memegang peran penting bagi pemenuhan gizi masyarakat. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. penyedia protein, energi, vitamin, dan mineral semakin meningkat seiring

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Usaha peternakan ayam sudah banyak berkembang di Indonesia. Perkembangan usaha ternak ayam khususnya ayam pedaging/broiler di tunjang oleh peningkatan jumlah penduduk Indonesia serta pendapatan per kapita yang semakin meningkat pula. Peningkatan sumber daya manusia tidak mungkin tercapai tanpa gizi yang cukup, untuk mencerdaskan dan meningkatkan prestasi sumber daya manusia di Indonesia, tentu akan bergantung pada pemenuhan gizi yang baik pula, terutama dari protein hewani seperti daging, susu dan telur. Hal tersebut dapat dilihat dari data yang dimiliki oleh Badan Pusat Statistik Indonesia mengenai konsumsi ayam masyarakat Indonesia, sebagai berikut. Gambar I. 1 Konsumsi Ayam per Minggu Masyarakat Indonesia (Sumber : Badan Pusat Statistik, 2014) Daging ayam merupakan salah satu sumber bahan pangan hewani yang mengandung gizi cukup tinggi berupa protein dan energi. Permintaan terhadap pangan hewani ini, cenderung terus menerus meningkat selain meningkatnya jumlah penduduk dan tingkat pendapatan, juga adanya perkembangan sektor lain yang menunjang usaha peternakan ayam ras pedaging, misalnya pembukaan restoran baru, rumah makan dan pasar swalayan yang semakin meningkat, semakin tingginya kesadaran masyarakat akan pemenuhan gizi, meningkatnya kebutuhan masyarakat pada saat-saat tertentu seperti 1

pesta ulang tahun, pesta perkawinan, adanya kecenderungan harga jual yang tinggi pada saat-saat tertentu seperti bulan puasa, hari raya Idul Fitri, Natal dan lain-lain (Tobing, 2002). Ayam broiler merupakan jenis ayam ras unggul hasil persilangan antara bangsa ayam comish dari Inggris dengan ayam white plymouth rock dari Amerika (Siregar dan Sabrani, 1980). Ayam broiler merupakan ayam ternak yang paling efisien menghasilkan daging dibandingkan dengan ayam yang lain. Ayam ini mempunyai sifat antara lain ukuran badan besar penuh daging yang berlemak, bergerak lambat serta pertumbuhan badannya cepat (Suroprawiro, 1980). Populasi ayam ras (pedaging dan petelur) tahun 2015 di Indonesia, diperkirakan 1,65 Milyar ekor meningkat 3,71% atau meningkat 59,04 juta ekor dibandingkan tahun 2014. Produksi ayam ras tahun 2015 diperkirakan sebesar 1,63 juta ton, meningkat sebanyak 82,72 juta ton (5,36%) dibandingkan tahun 2014. Prediksi permintaan daging ayam untuk konsumsi rumah tangga pada tahun 2015 diperkirakan sebesar 4,50 kg/kapita/tahun. Pada tahun 2016-2019, proyeksi permintaan daging ayam untuk konsumsi cenderung meningkat rata-rata 1,56% per tahun atau sebesar 4,69 kg/kap/tahun, sehingga total kebutuhan daging ayam untuk konsumsi langsung pada tahun 2016 diramalkan sebesar 1,19 juta ton dan tahun 2017 sebesar 1,24 juta ton, tahun 2018 sebesar 1,27 juta ton dan tahun 2019 mencapai 1,30 juta ton. Sementara, hasil proyeksi surplus dan defisit akan meningkat rata-rata per tahun sebesar 37,40 ribu ton. Jumlah populasi dan produksi ayam broiler paling besar terdapat di Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur (Setjen Pertanian, 2015). Kota Pekalongan merupakan kota yang berada di Jawa Tengah memiliki tingkat kepadatan pendudukan yang cukup tinggi. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Kota Pekalongan (tahun 2017), jumlah penduduk mencapai 306,302 jiwa. Jumlah tersebut mengalami peningkatan setiap tahunnya. Sejalan dengan peningkatan jumlah 2

penduduk maka meningkat pula kebutuhan pangan yang harus dipenuhi khususnya daging ayam. Gambar I. 2 Jumlah Konsumsi Ayam Kota Pekalongan (Sumber : Dinas Pertanian dan Pangan Kota Pekalongan, 2017) Dari data diatas menunjukan kenaikan yang cukup signifikan akan konsumsi ayam di Kota Pekalongan. Pada tahun 2010 populasi ayam mencapai 1.013.359 kg dan terus meningkat setiap tahunnya. Walaupun jumlahnya setiap tahun terus meningkat namun konsumsi ayam penduduk kota Pekalongan perkapita masih kurang dibandingkan dengan jumlah konsumsi ayam perkapita penduduk Indonesia pada umumnya yakni hanya 3.64kg perkapita/tahun. Hal ini menjadi peluang bagi Kumesu Farm untuk menjadi peternakan penyedia ayam untuk meningkatkan konsumsi ayam yang ada di kota Pekalongan. Kumesu Farm merupakan perushaan peternakan ayam broiler dengan menerapkan metode close housed. Saat ini Kumesu Farm merupakan mitra kerja dari PT. Charoen Pokphand Indonesia. Sistem yang berjalan saat ini adalah sitem kontrak, Kumesu Farm hanya menyediakan kandang, peralatan, operasional dan tenaga kerja sedangkan pakan, bibit, dan obat-obatan disediakan oleh PT. Charoen Pokphand. Kelemahan dari sistem ini yaitu keuntungan yang diperoleh lebih sedikit terlebih saat harga ayam 3

dipasaran jauh diatas harga kontrak. Bermodalkan peralatan yang memadai serta tenaga kerja yang mumpuni diharapkan Kumesu Farm dapat menjadi peternakan yang mandiri. Dalam penelitian ini akan dibahas secara mendalam kelayakan peternakan ayam dengan sistem mandiri. Hasil analisis kelayakan ini diharapkan dapat berguna untuk pengembangan usaha dan menarik para investor serta memberikan keuntungan ekonomis bagi pemilik. Dengan peluang yang begitu besar diperlukan analisis kelayakan untuk menilai apakah investasi ini layak dijalankan selain mempertimbangkan peluang-peluang yang sebelumnya sudah dijabarkan. I.2 Perumusan Masalah a. Bagaimana kelayakan bisnis peternakan ayam Kumesu Farm ditinjau dari segi pasar? b. Bagaimana kelayakan bisnis peternakan ayam Kumesu Farm ditinjau dari segi teknis? c. Bagaimana kelayakan bisnis peternakan ayam Kumesu Farm ditinjau dari segi finansial? d. Bagaimana analisis sensitivitas dan tingkat resiko bisnis peternakan ayam Kumesu Farm? I.3 Tujuan Penelitian a. Menganalisis kelayakan bisnis Kumesu Farm ditinjau dari segi pasar b. Menganalisis kelayakan bisnis Kumesu Farm ditinjau dari segi teknis c. Menganalisis kelayaka bisnis Kumesu Farm ditinjau dari segi finansial d. Menganalisis tingkat sensitivitas dan resiko peternakan mandiri Kumesu Farm I.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini dapat memberikan pengetahuan dan manfaat bagi pihak yang membutuhkan. Kegunaan penelitian ini di antaranya: 1. Dapat menambah ilmu pengetahuan di bidang manajemen bisnis yang saat ini sedang berkembang. Beberapa hasil analisis yang didapatkan dalam penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi untuk penelitian selanjutnya. 4

2. Dapat menjad bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi yang menjadi objek dalam penelitian ini. I.5 Batasan Penelitian Dalam pelaksanaan karya tulis ini, penulis merumuskan batasan masalah dalam penelitian ini, di antaranya adalah. a. Suku bunga, inflasi, pajak dan kondisi ekonomi lainnya dianggap normal dan stabil selama periode penelitian. b. Penelitian ini dilakukan dengan ruang lingkup Provinsi Jawa Tengah pada umumnya dan Kota Pekalongan pada khususnya. c. Penelitian ini hanya membahas aspek kelayakan peternakan dalam sistem mandiri tidak dibandingkan dengan sistem mitra. d. Aspek yang dibahas dalam penelitian ini adalah aspek teknis, pasar, dan finansial I.6 Sistematika Penulisan Untuk memeberikan gambaran yang jelas mengenai penelitian yang dilakukan, makan disusun sistematika penulisan yang berisi informasi mengenai materi dan hal yang dibahasa dalam tiap-tiap bab. Adapun sistematika penulisan penelitian ini adalah sebagai berikut. BAB I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan secara singkat mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitiam, batasan masalah dan sistematika penulisan. BAB II TINJUAN PUSTAKA Bab ini berisi uraian mengenai hasil kajian kepustakaan yang terkait dengan masalah yang akan diteliti. Disamping itu juga berisi tentang konsep dan prinsip dasar yang diperlukan untuk memecahkan masalah penelitian, dasar-dasar teori untuk mendukung kajian yang dilakukan. BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini menguraikan tentang pendekatan, metode, dan teknik yang digunakan untuk mengkaji serta melakukan analisis, sehingga dapat menjawab pertanyan masalah. 5

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA Bab ini menjelaskan proses pengumpulan serta pengolahan seluruh data yang digunakan untuk menjawab permasalahan dalam penelitian ini. BAB V ANALISIS Bab ini menjelaskan analisis terhadap data yang telah diolah. BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN Pada bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran. Kesimpulan memuat penyataan singkat dan tepat yang dijabarkan dari hasil penelitian. Saran dibuat berdasarkan pengalaman penulis, ditujukan kepada perusahaan atau tempat penelitian terkait dan para peneliti dalam bidang yang sejenis, yang ingin melanjutkan dan mengembangkan penelitian yang telah dilakukan. 6