BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. 1. Tempat Penelitian

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi Dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. a. Sanggar Seni Santi Budaya Sukoharjo

1. BAB III 2. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan waktu penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Pendekatan dan Strategi Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif, kualitatif deskriptif

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PROPOSAL STUDI KASUS (Pendekatan Kualitatif)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Desa Ketep, Kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang. Dipilihnya

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. ini desainnya termasuk jenis penelitian kualitatif dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Lokasi dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. di Jalan Balayudha kilometer 4,5 Palembang Sumatera Selatan. Alasan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. 1. Tempat Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif adalah penelitian yang menghasilkan data deskriptif, berupa kata-kata,

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini mengambil lokasi di Kota Klaten terutama di tempattempat

BAB III METODE PENELITIAN. Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Terminal Kota Surakarta. Alasan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode studi deskriptif analitis, dimana

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan untuk memperoleh gambaran mengenai manajemen di

BAB III METODE PENELITIAN. tersebut didasarkan pada pertimbangan bahwa SPBU di atas adalah SPBU yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. data-data berupa kata-kata dan gambar di lapangan dengan cara pengamatan,

BAB III METODE PENELITIAN. konflik dan cara penyelesain dari konflik tersebut. Masalah ini sudah berkalikali

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. 76 Dengan menggunakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. prosedur analisis data dan metode verifikasi data.

III. METODE PENELITIAN. pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantungan dengan orang-orang

BAB III METODE PENELITIAN. Sebab merupakan langkah-langkah dan prosedur yang akan dilakukan dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang Fenomena Kehidupan Anak Pekerja Ojek Payung di

BAB III METODE PENELITIAN. inilah yang dijadikan tempat berkumpulnya Virginity Jogja pada waktu

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian studi kasus di Unit Pelayanan Terpadu

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif.

BAB III METODE PENELITIAN. keberhasilan suatu penelitian. Penelitian ini mengambil lokasi tersebut karena

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Ngemplak, Sleman, Yogyakarta. Peneliti mengambil lokasi penelitian tersebut

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Boyolali yang terletak di jantung Kota Boyolali merupakan salah satu pasar

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. tentang: (1) Jenis dan Pendekatan Penelitian, (2) Tempat dan Waktu Penelitian, (3)

BAB III METODE PENELITIAN. organisasi dalam badan sosial tersebut. cukup untuk diolah, maka peneliti akan memperpanjang waktu.

BAB III METODE PENELITIAN. merupakan salah satu program penunjang dari rencana pembangunan jangka

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Ditinjau dari tempat atau lokasi penelitiannya, penelitian ini termasuk

BAB III METODE PENELITIAN. rawan terjadi praktek ketidaksetaraan gender dalam kepengurusannya, maka

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Halmahera Selatan, Penelitian ini menggunakan perspektif. pendekatan kualitatif. Menurut Denzin dan Lincoln (dalam

2010; Hussey 2003; Leedy & Ormrod 2005). Penggolongan penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Pandanan Kecamatan Wonosari Kabupaten Klaten. yaitu bulan Oktober sampai bulan Desember 2012.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian itu sendiri. Penelitian terkait judi online pada kalangan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian

III. METODE PENELITIAN. 22) metode kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data

BAB III METODE PENELITIAN. kondisi obyek yang alamiah, dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data

BAB III Metode Penelitian A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan selama 5 bulan yaitu bulan Januari sampai Mei 2016.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. penelitian untuk membuat gambaran mengenai situasi atau kejadian, hal tersebut

BAB III METODE PENELITIAN. cara ilmiah, data, tujuan dan kegunaan. Menurut Darmadi (2013:153), Metode

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitiannya berkarakteristik kualitatif. Kirk dan Miller (dikutip Moleong, 2013; 4)

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. BMT dilihat dari segi bagi hasil. Penelitian ini akan dilakukan pada beberapa BMT di

BAB III METODE PENELITIAN. Tlogowungu Kabupaten Pati Provinsi Jawa Tengah. Peneliti melakukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. yang diterjemahkan oleh Sugiyono (2009:9-10) mendefiniskan mengenai

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIN. Hulonthalangi. Penetapan lokasi penelitian karena secara geografis mudah dijangkau

BAB III METODE PENELITIAN. perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain, secara holistik, dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. sejak awal hingga akhir. Pada bagian ini memuat hal-hal yang berkaitan dengan

Transkripsi:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Suatu penelitian memerlukan tempat penelitian yang dijadikan obyek untuk memperoleh data yang berguna untuk mendukung tercapainya tujuan penelitian. Tempat yang digunakan penelitian adalah Kecamatan Karangsambung, Kabupaten Kebumen dan Dinas Sumber Daya Air dan ESDM Kabupaten Kebumen, dengan alasan: a. Kecamatan Karangsambung, merupakan Kecamatan yang dilewati salah satu sungai terbesar di Kabupaten Kebumen yaitu Sungai Luk Ulo. Di Kecamatan Karangsambung terdapat permasalahan penambangan di Sungai Luk Ulo yang semakin lama semakin banyak serta berimplikasi pada ancaman integrasi masyarakat sekitar dan berdampak langsung pada bahaya lingkungan yang ditimbulkan. Lokasi penelitian tersebut juga merupakan tempat tersedianya data yang diperlukan, sehingga harapannya dapat memperoleh data yang lengkap guna membantu peneliti dalam memecahkan masalah mengenai Penambangan Pasir Liar di Sungai Luk Ulo dan Implikasinya Terhadap Integrasi Masyarakat di Kecamatan Karangsambung, Kabupaten Kebumen. b. Dinas Sumber Daya Air dan ESDM Kabupaten Kebumen merupakan dinas pengawasan lingkungan bidang SDA dan ESDM. 2. Waktu Penelitian Setelah peneliti menentukan lokasi penelitian, maka langkah selanjutnya adalah menentukan jadwal kegiatan penelitian. Kegiatan penelitian dilakukan kurang lebih 7 bulan dari bulan Maret 2013 sampai dengan bulan September 2013. Secara terperinci jadwal kegiatan penelitian dapat dilihat pada tabel di bawah ini: 48

49 Tabel 1. Jadwal Kegiatan Penelitian No Kegiatan Tahun 2013 Mar Apr Mei Jun Jul Agus Sep 1 Pengajuan Judul 2 Penyusunan Proposal 3 Pengurusan Ijin Penelitian 4 Pengumpulan Data 5 Analisis Data 6 Penyusunan Laporan B. Pendekatan dan Jenis Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Penelitian merupakan cara yang digunakan oleh peneliti dalam menyusun penelitian yang bertujuan untuk memahami suatu masalah dan cara pemecahan masalah tersebut. Pendekatan penelitian yang digunakan peneliti adalah penelitian kualitatif. Kirk dan Miller menyatakan bahwa Penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung dari pengamatan pada manusia baik dalam kawasannya maupun dan peristilahannya (Lexy J. Moleong, 2000: 3). Sugiyono (2011: 307) memaparkan hal seperti berikut : Dalam penelitian kualitatif instrumen utamanya adalah peneliti itu sendiri, namun selanjutnya setelah fokus penelitian menjadi jelas, maka kemungkinan akan dikembangkan instrumen penelitian sederhana, yang diharapkan dapat melengkapi data dan membandingkan dengan data yang telah ditemukan melalui observasi dan wawancara. Peneliti menggunakan pendekatan penelitian kualitatif, agar hasil penelitian ini nantinya bisa mengungkap rasa keingintahuan yang dirasakan oleh peneliti. Pembaca diharapkan mudah dalam memahami penelitian ini, karena penelitian kualitatif tidak terdiri dari angka-angka, melainkan berisi informasi deskriptif

yang terdiri dari kata-kata dan gambar-gambar, sehingga bisa bermanfaat bagi orang banyak. 2. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah penelitian deskriptif kualitatif, hal ini dikarenakan hasil penelitian ini memaparkan obyek yang diteliti (orang, lembaga atau yang lainnya) yang berdasarkan fakta. H. B Sutopo (2002: 110) menyatakan bahwa: Penelitian deskriptif adalah penelitian tingkat kedua yang merupakan pengembangan lanjut dari penelitian eksploratif, peneliti sudah mengetahui variabel yang terlibat dalam sasaran studinya. Sedangkan penelitian eksploratif merupakan tingkat penelitian awal, yang sifatnya merupakan penelitian penjelajahan, artinya peneliti sama sekali belum mengetahui apa yang terjadi. Peneliti berusaha menyajikan data deskriptif berupa keterangan atau tanggapan dari informan, observasi lapangan dan studi dokumen yang berhubungan dengan obyek, dalam hal ini peneliti menekankan pada penambangan pasir liar di Sungai Luk Ulo dan implikasinya terhadap integrasi masyarakat di Kecamatan Karangsambung, Kabupaten Kebumen. 50 C. Data dan Sumber Data Iqbal Hasan (2002: 16) menyatakan Data adalah bentuk jamak dari datum. Data merupakan keterangan-keterangan tentang suatu hal, dapat berupa sesuatu yang diketahui atau yang dianggap. Jadi, data dapat diartikan sebagai sesuatu yang diketahui atau yang dianggap atau anggapan. H.B Sutopo (2002: 50-54) menyatakan bahwa Sumber data dalam penelitian kualitatif dapat berupa manusia, peristiwa, atau aktifitas, tempat atau lokasi, benda, beragam gambar, atau rekaman, dokumen atau arsip. Pendapat lain Lofland yang menyatakan bahwa Sumber data dalam penelitian kualitaif adalah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain (Lexy J Meloeng, 2000: 112).

Berdasakan uraian di atas mengenai sumber data maka peneliti menggunakan sumber data yang berupa informasi, tempat dan peristiwa, dokumen, yang lebih jelasnya dijelaskan sebagai berikut: 1. Narasumber (Informan) Informan adalah individu yang memiliki informasi. H.B Sutopo (2002: 50) menyatakan bahwa: Jenis sumber data yang berupa manusia dalam penelitian pada umumnya dikenal sebagai responden. Dalam penelitian kualitatif posisi sumber data manusia (narasumber) sangat penting perannya sebagai individu yang memiliki informasinya. Peneliti dan narasumber disini memiliki posisi yang sama, dan narasumber bukan sekedar memberikan tanggapan pada yang diminta peneliti, tetapi bisa memilih arah dan selera dalam menyajikan informasi yang dia miliki. Berdasarkan sumber data ini maka akan diperoleh informasi yang berupa kata-kata atau kalimat. Informasi yang diperoleh dari informan disebut data primer, yaitu orang yang tahu dan dapat dipercaya serta mengetahui secara mendalam data-data yang diperlukan, diantaranya: a. Pemerintah Kabupaten Kebumen, dalam hal ini yang mewakili adalah: 1) Ibu Siti (Bidang Pengawasan dan Pengendalian Lingkungan, Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Kebumen) 2) Soepudin Damas (Kasi ESDM, Dinas Sumber Daya Air dan ESDM Kabupaten Kebumen) 3) Rianto Setyo Hartono, S.Sos (Camat Karangsambung, Kabupaten Kebumen) 4) Slamet (Kepala Desa Karangsambung) b. Masyarakat di Kecamatan Karangsambung Kabupaten Kebumen, diantaranya: 51

52 c. Tabel 2. Informan (Masyarakat) No Nama Umur Pekerjaan 1. Dedi 35 tahun Pedagang 2. Suparman 47 tahun Petani 3. Pujiono 37 tahun Swasta 4. Dahroni 42 tahun Petani 5. Kasno 48 tahun Petani 6. Dasimun 65 tahun Petani 7. Kamat 35 tahun Swasta Sumber: Data Lapangan d. Penambang pasir di Sungai Luk Ulo, diantaranya: 1) Sahudin (52 th) 2) Darmadi (55 th) 2. Tempat dan Peristiwa H. B Sutopo (2002: 52) menyatakan Tempat atau lokasi yang berkaitan dengan sasaran atau permasalahan penelitian juga merupakan salah satu jenis sumber data yang dimanfaatkan oleh peneliti. Tempat yang digunakan peneliti untuk melakukan penelitian yaitu di Kecamatan Karangsambung, Kabupaten Kebumen dan Dinas Sumber Daya air & ESDM Kabupaten Kebumen. Peristiwa dalam penelitian ini yaitu adanya kegiatan penambangan pasir liar di Sungai Luk Ulo yang semakin lama semakin meningkat, kegiatan pengangkutan pasir sungai dengan mengunakan truk dan terus merusak jalan, kegiatan penambangan juga menggunakan alat sedot yang sebenarnya dilarang, serta kemudian berimplikasi pada ancaman disintegrasi, karena kebanyakan masyarakat yang menyesalkan adanya kegiatan penambambangan pasir di Sungai Luk Ulo karena masyarakat merasa kesulitan mendapatkan sumber air ketika musim kemarau datang. Hal ini yang kemudian menyebabkan rawannya terjadi konflik kepentingan (disintegrasi sosial) dari pertentangan adanya kegiatan penambangan di Kecamatan Karangsambung, Kabupaten Kebumen. commit 3. to Dokumen user

53 H. B Sutopo (2002: 54) menyatakan Dokumen merupakan bahan tertulis yang bergayutan dengan suatu peristiwa atau aktivitas tertentu. Dalam mengkaji dokumen hendaknya tidak hanya mencatat apa yang tertulis, tetapi juga harus menggali dan menangkap maknanya yang tersirat di dalam dokumen tersebut. Dokumen yang digunakan peneliti sebagai sumber data antara lain: a. Undang-Undang Dasar 1945 b. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah c. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 Tentang Pertambangan Mineral dan Batubara d. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup e. Perda Kabupaten Kebumen Nomor 22 Tahun 2011 Tentang Pertambangan Mineral dan Batubara f. Delapan kelompok data pengembangan Sistem Informasi Profil Daerah (SIPD) Kecamatan Karangsambung Tahun 2012 g. Lokasi potensi bahan galian pasir di Kabupaten Kebumen h. Inventarisasi IPR di sepanjang Sungai Luk Ulo Kabupaten Kebumen tahun 2013 i. Data BPS Kecamatan Karangsambung dalam angka tahun 2012 j. Foto-foto kegiatan yang berhubungan dengan penambangan Pasir D. Teknik Pengambilan Sampel Sugiyono (2011: 118) Teknik sampling adalah merupakan teknik pengambilan sampel. Sampling pada penelitian kualitatif digunakan untuk menjaring sebanyak mungkin informasi dari berbagai macam sumber.

54 Sugiyono (2011: 123-125) menyatakan bahwa Teknik pengambilan sampel ada beberapa cara, yaitu Sampling Sistematis, Sampling Purposive, Snowball Sampling. Hal tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Sampling Sistematis Sampling sistematis adalah teknik pengambilan sampel berdasarkan urutan dari anggota populasi yang telah diberi nomor urut. 2. Sampling Purposive Sampling purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. 3. Snowball Sampling Snowball sampling adalah teknik penentuan sampel yang mula-mula jumlahnya kecil, kemudian membesar. Menurut Goetz dan Le Compte bahwa Purposive sampling yaitu teknik mendapatkan sampel dengan memilih individu-individu yang dianggap mengetahui informasi dan masalahnya secara mendalam dan dapat dipercaya untuk menjadi sumber data (H.B. Sutopo, 2002: 185). Berdasarkan urain di atas maka peneliti menggunakan teknik sampling purposive. Teknik ini memilih beberapa objek penelitian, kemudian dari yang terpilih tersebut dijadikan sebagai sumber data yang dapat membantu dalam mengungkap permasalahan yang telah dirumuskan. Dengan kata lain, teknik pengambilan sampel yang digunakan dengan teknik informan kunci (key informan) yaitu peneliti mengambil orang-orang kunci untuk dijadikan sebagai sumber data. Sampel memiliki fungsi yaitu untuk menjaring sebanyak mungkin informasi dari berbagai sumber bangunan dan menggali informasi yang akan menjadi dasar dari rancangan dan teori yang akan muncul (Lexy J. Moleong, 2000: 165-166). Hal tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

55 1. Rancangan sampel yang muncul Sampel tidak dapat ditentukan atau ditarik terlebih dahulu. 2. Pemilihan sampel secara berurutan Tujuan memperoleh variasi sebanyak-banyaknya hanya dapat dicapai apabila pemilihan satuan sampel dilakukan, jika sayuan sebelumnya sudah dijaring dan dianalisis. Setiap satuan berikutnya dapat dipilih untuk memperluas informasi yang telah diperoleh terlebih dahulu, sehingga dapat dipertentangkan atau diisi keenjangan informasi yang ditemui. 3. Penyesuaian berkelanjutan dari sampel Pada mulanya setiap sampel sama kegunaannya, namun sesudah semakin banyak informasi yang masuk dan semakin mengembangkan hipotesis kerja, ternyata bahwa sampel semakin dipilih atas dasar fokus penelitiannya. 4. Pemilihan berakhir, jika telah terjadi pengulangan Pada sampel seperti ini, jumlah sampel ditentukan oleh pertimbangan informasi yang diperlukan. Jadi, kuncinya disini ialah jika sudah mulai terjadi pengulangan informasi, maka penarikan sampel harus dihentikan. Berdasarkan uraian di atas, maka penelitian ini cenderung memilih informasi dari orang-orang yang dijadikan informasi (informan) yang dapat dipercaya. Adapun informan di dalam penelitian ini, adalah sebagai berikut: 1. Ibu Siti Ibu Siti merupakan Kasi Bidang Pengawasan dan Pengendalian Lingkungan, Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Kebumen yang bertugas mengawasi dan memantau setiap kegiatan yang berkaitan dengan AMDAL dan kerusakan lingkungan yang diakibatkan Ijin Penambangan Rakyat (IPR). Serta memiliki tugas dan wewenang untuk menentukan kebijakan tentang program/kegiatan yang berkaitan dengan lingkungan di Kabupaten Kebumen, khususnya program/kegiatan yang berhubungan dengan penambangan pasir di Sungai Luk Ulo. 2. Soepudin Damas

56 Soepudin Damas merupakan Kasi ESDM, Dinas Sumber Daya Air dan ESDM Kabupaten Kebumen yang bertugas memantau segala kegiatan yang berkaitan dengan penambangan mineral dan batubara yang berada dilingkup wilayah Kabupaten Kebumen. 3. Rianto Setyo Hartono, S.Sos Rianto Setyo Hartono, S.Sos adalah Camat Karngsambung yang merupakan wakil pemerintah kabupaten dilingkungan kecamatan yang mengawasi dan mengatur kegiatan kemasyarakatan sehari-hari, termasuk tanggung jawab menciptakan sikap intergrasi diantara masyarakat. 4. Bapak Selamet Bapak Selamet adalah Kepala Desa Karangsambung merupakan wakil pemerintah kabupaten yang paling kecil. Bapak Selamet merupakan pihak yang bisa berinteraksi dengan masyarakat dilingkup paling terbawah. Bapak Selamet selaku Kepala Desa merupakan wakil pemerintah kabupaten yang paling dekat dengan masyarakat dan paling mengetahui kegiatan sehari-hari masyarakatnya. 5. Masyarakat Karangsambung Kabupaten Kebumen Masyarakat sebagai informan adalah Dedi, Suparman, Pujiono, Dahroni, Kasno, Dasimun, dan Kamat. Pada umumnya masyarakat merupakan pihak yang paling mengetahui akar permasalahan yang terjadi mengenai penambangan pasir di Sungai Luk Ulo termasuk sebab dan akibat yang ditimbulkan secara langsung. 6. Penambang Pasir di Sungai Luk Ulo Penambang pasir sebagai informan adalah Sahudin dan Darmadi. Penambang pasir di Sungai Luk Ulo merupakan subjek dari permasalahan penambangan pasir. Penambang pasir dianggap orang yang paling mengetahui sebab dan akibat meningkatnya penambangan terhadap pasir di Sungai Luk Ulo dan alasan faktor pendorong banyaknya penambang pasir.

E. Teknik Pengumpulan Data Sugiyono (2011: 308) menyatakan bahwa Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Teknik pengumpulan data ini sebagai cara operasional yang ditempuh oleh peneliti untuk memperoleh data yang diperlukan. Berhasil tidaknya suatu penelitian dapat bergantung pada data yang diperoleh. Oleh karena itu, sangat perlu diperhatikan teknik pengumpulan data yang dipergunakan sebagai alat pengambil data. Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang diperlukan adalah: 1. Interview atau wawancara Lexy J. Moleong (2000: 135) berpendapat bahwa Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu yaitu pewawancara (interviewer) percakapan itu dilakukan oleh dua pihak dan pihak yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu. Sugiyono (2011: 317) berpendapat bahwa Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, tetapi juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam. Maksud dari wawancara ini, Lincoln dan Guba menyatakan bahwa: Mengkontruksi mengenai orang, kejadian, organisasi, perasaan, motivasi, tuntutan, kepedulian dan lain lain kebulatan; merekonstruksi kebulatan kebulatan sebagai yang diharapkan untuk dialami pada masa yang akan datang; memverifikasi, mengubah dan memperluas informasi yang diperoleh dari orang lain, baik manusia maupun bukan manusia (trianggulasi); dan memverifikasi, mengubah dan memperluas konstruksi yang dikembangkan oleh peneliti sebagai pengecekan anggota. (Lexy J. Moleong, 2000: 135) Esterberg menyatakan beberapa macam wawancara, diantaranya adalah sebagai berikut Wawancara tersetruktur (structured interview), wawancara semi terstruktur (semi structure interview), wawancara tak berstruktur (unstructured interview) (Sugiyono, 2011: 319-320). Hal tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Wawancara terstruktur (Structured interview) 57

Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan data, bila peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan diperoleh. b. Wawancara semi terstruktur (Semi structure interview) Wawancara jenis ini adalah untuk menemukan permasalahan secara lebih terbuka, dimana pihak yang diajak wawancara diminta pendapat, dan ideidenya. c. Wawancara tak berstruktur (Unstructured interview) Wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Dalam sebuah wawancara, diperlukan langkah-langkah yang digunakan agar tujuan dari penelitian dapat tercapai. Lincoln dan Guba kemudian menjelaskan bahwa terdapat tujuh langkah dalam penelitian kualitatif yaitu: a. Menetapkan kepada siapa wawancara itu akan dilakukan b. Menyiapkan pokok-pokok masalah yang akan menjadi bahan pembicaraan. c. Mengawasi atau membuka alur wawancara d. Melangsungkan alur wawancara e. Mengkonfirmasikan ihktisar hasil wawancara dan mengakhirinya f. Menuliskan hasil wawancara ke dalam catatan lapangan g. Mengidentifikasi tindak lanjut hasil wawancara yang telah diperoleh (Sugiyono, 2011: 322). Berdasarkan pendapat di atas maka penulis menggunakan jenis wawancara semi struktur, dikarenakan dalam melakukan wawancara penulis membuat kerangka pokok-pokok pertanyaan terlebih dahulu sebagai panduan wawancara, hal tersebut dilakukan untuk menjaga agar pokok-pokok yang telah direncanakan dapat tercakup seluruhnya dan hasil wawancara dapat mencapai sasaran. Jenis wawancara ini merupakan in-depth interview, dimana peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden secara lebih mendalam. Kemudian yang menjadi subyek responden dalam wawancara ini ada beberapa Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kabupaten Kebumen yang commit mengurusi to user masalah penambangan pasir di 58

Sungai Luk Ulo dan masyarakat di Kecamatan Karangsambung serta beberapa penambang pasir di Sungai Luk Ulo. Pedoman wawancara dapat dilihat di lampiran 1, dan petikan hasil wawancara dapat dilihat di lampiran 2. 2. Observasi Observasi yaitu dengan melakukan pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala-gejala yang tampak pada objek penelitian (Margono, 2004: 158). Observasi dalam penelitian harus menggunakan teknik, agar dalam observasi menghasilkan data yang diharapkan. H. B Sutopo (2002: 64) menyatakan bahwa: Teknik observasi digunakan untuk menggali data yang berupa peristiwa, tempat atau lokasi, dan benda, serta rekaman gambar. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik observasi berperan, alasannya karena: Observasi berperan merupakan observasi yang dilakukan dengan mendatangi peristiwanya, kehadiran peneliti di lokasi sudah menunjukkan peran yang paling pasif, sebab kehadirannya sebagai orang asing diketahui oleh yang diamati, dan bagaimanapun hal itu membawa pengaruh pada yang diamati (H. B Sutopo, 2002: 65). Berdasarkan uraian di atas peneliti melakukan pengamatan terhadap objek yang diteliti secara langsung yang bertujuan untuk mengumpulkan data. Adapun yang menjadi tempat tujuan observasi peneliti yaitu di Kecamatan Karangsambung Kabupaten Kebumen. Observasi ini dilakukan dengan mengamati kegiatan penambangan pasir di Sungai Luk Ulo termasuk proses pengangkutan pasir, dan kegiatan masyarakat sehari-hari. Pedoman observasi dapat dilihat di lampiran 3 dan hasil observasi dapat dilihat di lampiran 4. 3. Dokumen Sugiyono (2011: 329) menyatakan bahwa Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. Peneliti mengumpulkan dokumen yang berupa informasi yang disimpan atau didokumentasikan seperti: dokumen, data soft file, data outentik, foto dan arsip commit lainnya to user yang dapat digunakan sebagai data 59

60 pelengkap dari data yang diperoleh dalam kegiatan wawancara dan observasi. Dokumen yang digunakan dalam penelitian ini diantaranya: a. Undang-Undang Dasar 1945. b. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah. c. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 Tentang Pertambangan Mineral dan Batubara. d. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup. e. Perda Kabupaten Kebumen Nomor 22 Tahun 2011 Tentang Pertambangan Mineral dan Batubara. f. Delapan kelompok data pengembangan Sistem Informasi Profil Daerah (SIPD) Kecamatan Karangsambung tahun 2012. g. Inventarisasi IPR di sepanjang Sungai Luk Ulo Kabupaten Kebumen tahun 2013. h. Data BPS Kecamatan Karangsambung dalam angka tahun 2012. i. Foto-foto kegiatan yang berhubungan dengan penambangan Pasir, dapat dilihat lampiran 5. Selengkapnya untuk hasil Analisis Dokumen dapat dilihat di Lampiran 6. F. Uji Validitas Data Validitas data adalah keabsahan data yang diperoleh dalam penelitian atau suatu data yang diakui kebenarannya, jadi dalam penelitian ini agar terjamin keabsahan datanya, maka uji validitas data dapat dilakukan dengan berbagai cara

yaitu trianggulasi, informan review, dan member check. Peneliti dalam penelitian ini menggunakan trianggulasi. Lexy J. Moleong (2000: 178) menyatakan bahwa Trianggulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain, di luar data itu untuk keperluaan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. H. B Sutopo (2002: 78-82) menyebutkan bahwa Ada empat trianggulasi yaitu: trianggulasi data, trianggulasi metode, trianggulasi peneliti, dan trianggulasi teori. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan trianggulasi data dan trianggulasi metode dalam melakukan penelitian. Patton menyatakan pengertian trianggulasi data adalah sebagai berikut: Trianggulasi data (data triangulation), artinya data yang sama atau sejenis akan lebih mantap kebenarannya bila digali dari beberapa sumber data yang berbeda. Dengan demikian apa yang diperoleh dari sumber yang satu bisa lebih teruji kebenaranya jika dibandingkan dengan data sejenis yang diperoleh dari sumber lain yang berbeda. (H. B Sutopo, 2002: 79) Cara ini mengarahkan peneliti agar dalam pengumpulan data harus menggunakan beragam data yang tersedia, artinya data yang sama atau sejenis akan lebih mantap kebenarannya bila digali dari beberapa sumber yang berbeda. Sumber data yang digunakan adalah informan dari instansi yang terkait yaitu Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Kebumen, Kantor SDA dan ESDM Kabupaten Kebumen, Camat Karangsambung, Kepala Desa Karangsambung dan masyarakat Karangsambung serta para penambang pasir di Sungai Luk Ulo, termasuk dokumen terkait, tempat, dan peristiwa. H. B Sutopo (2002: 80) menyatakan pengertian trianggulasi metode (methodological trianggulation), beliau menyatakan bahwa: Trianggulasi metode merupakan jenis trianggulasi yang bisa dilakukan oleh seorang peneliti dengan mengumpulkan data sejenis tetapi dengan menggunakan teknik atau metode pengumpulan data yang berbeda. Dalam hal ini dimaksudkan untuk menguji kemantapan informasi yang diperoleh dari peneliti. Trianggulasi metode yang dipergunakan untuk memperoleh data yang sejenis dilakukan melalui berbagai teknik pengumpulan data dalam bentuk wawancara, observasi dan studi dokumen. 61

62 Peneliti menggunakan trianggulasi data dan trianggulasi metode karena untuk menutup kemungkinan apabila ada kekurangan data dari salah satu sumber atau salah satu metode, maka dapat dilengkapi dengan data dari sumber atau metode lain. Adapun trianggulasi data dapat dilihat di lampiran 7 dan trianggulasi metode dapat dilihat di lampiran 8. G. Analisis Data Menurut Payton Analisis data adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori dan satuan uraian dasar (Moleong, 2000: 103). Bogdan menyatakan Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah dipahami, dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain (Sugiyono, 2011: 334). Jika dikaji, pada dasarnya definisi pertama lebih menekankan pada maksud dan tujuan analisis data. Dengan demikin dapat disimpulkan bahwa analisis data adalah pengoraganisasian data, sedangkan yang kedua lebih menekankan pada maksud dan tujuan analisis data adalah pengorganisasian dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data. Dalam penelitian ini pendekatan yang digunakan bersifat deskriptif analisis. Dengan demikian ini akan diperoleh gambaran tentang Penambangan Pasir Liar di Sungai Luk Ulo dan Implikasinya terhadap Integrasi Masyarakat di Kecamatan Karangsambung, Kabupaten Kebumen. Miles dan Huberman (1992: 20) menyatakan bahwa Dalam proses analisis data terdapat 4 komponen utama yang harus dipahami oleh setiap peneliti kualitaif. Empat komponen tersebut adalah: (1) pengumpulan data, (2) reduksi data, (3) sajian data, (4) penarikan kesimpulan atau verifikasi. Untuk penjelasannya adalah sebagai berikut:

63 Pengumpulan Data Pengumpulan data merupakan kegiatan memperoleh informasi yang berupa kalimat-kalimat yang dikumpulkan melalui kegiatan wawancara, observasi, dan dokumen. Data yang diperoleh masih berupa data mentah yang tidak teratur, sehingga diperlukan analisis agar data menjadi teratur. 1. Reduksi Data Reduksi data adalah bagian dari proses analisis yang mempertegas, memperpendek, membuat fokus, membuang hal-hal yang tidak penting, dan mengatur data sedemikian rupa sehingga simpulan peneliti dapat dilakukan. 2. Sajian Data Sajian data merupakan rakitan organisasi informasi yang memungkinkan riset dapat dilakukan. Sajian data dapat berupa matriks, gambar atau skema, jaringan kerja kegiatan dan tabel, semuanya dirakit secara teratur guna mempermudah pemahaman informasi. 3. Penarikan Kesimpulan atau Verifikasi Peneliti sejak awal berusaha untuk memberi makna data yang dikumpulkan, untuk itu peneliti mencari pola, tema, hubungan, persamaan, halhal yang sering timbul, hipotesis dan sebagainya. Jadi dari data yang diperoleh peneliti di lapangan, kemudian peneliti menyusun kesimpulan-kesimpulan yang masih perlu di validasi lagi. Maka kesimpulan harus senantiasa diverifikasi agar kesimpulan yang diambil lebih kuat dan bisa dipertanggungjawabkan.

64 Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat dalam bagan di bawah ini. 1. Pengumpulan Data 2. Reduksi Data 3. Penyajian Data 3. Pengambilan Kesimpulan/Verifikasi Gambar 2. Model Analisis Interaktif (Miles dan Huberman, 1992: 20) Berdasrkan gambar 3, data yang terkumpul akan dianalisis melalui tiga tahapan yaitu mereduksi data, menyajikan data dan kemudian menarik kesimpulan. Selain itu dilakukan pada suatu proses siklus antara masing-masing tahap tersebut sehingga komponen-komponen tersebut merupakan suatu rangkaian yang tidak bisa dipisahkan. Pada akhirnya akan menghasilkan data yang tersusun secara sistematis. H. Prosedur Penelitian Kegiatan penelitian ini direncanakan melalui beberapa tahap, yaitu: (1) persiapan, (2) pengumpulan data, (3) Analisis data, (4) penyusunan laporan penelitian (H. B Sutopo, 2002: 187-190). Untuk lebih jelasnya masing-masing akan diuraikan sebagai berikut:

65 1. Persiapan a. Mengurus perizinan penelitian. b. Menyususn protokol penelitian, pengembangan pedoman pengumpulan data dan menyususn jadwal kegiatan penelitian. 2. Pengumpulan Data a. Mengumpulkan data dilokasi studi dengan melakukan observasi, wawancara mendalam dan mencatat serta merekam dokumen. b. Melakukan review dan pembahasan beragam data yang telah terkumpul. c. Memilah dan mengatur data sesuai dengan kebutuhan. 3. Analisis Data a. Menentukan teknik analisis data yang tepat sesuai dengan proposal penelitian. b. Mengembangkan sajian data dengan analisis lanjut kemudian di cross check kan dengan penemuan di lapangan. c. Setelah dapat data yang sesuai intensitas kebutuhan maka dilakukan proses verivikasi dan pengayaan dengan mengkonsultasikan dengan orang yang dianggap lebih ahli. d. Setelah selesai, baru dibuat simpulan akhir sebagai temuan penelitian.

66 4. Penyusunan Laporan Penelitian a. Penyusuanan laporan awal. b. Review laporan: pertemuan diadakan dengan mengundang kurang lebih dua orang yang cukup memahami penelitian untuk mendiskusikan laporan yang telah disusun sementara. c. Perbaikan laporan sesuai dengan rekomendasi hasil diskusi. d. Penyusunan laporan akhir. lakukan: Berikut ini adalah gambaran tentang prosedur penelitian yang peneliti Penyusunan Proposal dan Ijin Penelitian Pengumpulan Data Analisis Data Awal Analisis Data Akhir Penyusunan Laporan Gambar 3. Skema Prosedur Penelitian