BAB5 KERANGKA KERJA LOGIS Pada bab ini akan dijelaskan mengenai kerangka Kerja Logis yang mencakup tiga sub sektor yaitu air limbah, sampah dan. Kerangka kerja logis atau KKL merupakan alur pikir penentuan kebijakan untuk menangani permasalahan pembangunan sanitasi permukiman. KKL dapat digunakan sebagai alat untuk menunjukkan hubungan logis secara berurutan serangkaian langkah dalam menentukan kebijakan pembangunan sanitasi permukiman. Pemutakhiran SSK Kabupaten Pekalongan V-1
Tabel 5.1. Matrik Kerangka Kerja Logis Pengelolaan Air Limbah PERMASALAHAN KEGIATAN BABS 29,04% Akses cubluk tidak layak wilayah perkotaan 32,48% SPALD Setempat masih minim 21,99% SPALD Terpusat masih minim 1,60% Jumlah Truk tinja 1 unit Belum memiliki masterplan Air Limbah Belum memiliki IPLT Belum ada peraturan secara khusus tentang penanganan air limbah dan lumpur tinja Perilaku yang masih BABS di sungai dan kebun Keterbatasan pendanaan Peran serta dan swasta belum maksimal Pokja AMPL terbentuk dan berkualitas Terdapatnya sanitarian di masing masig kecamatan dan berkompeten Tersedianya APBD dalam pengelolaan sanitasi air limbah Adanya program sanitasi berbasis (STBM, SLBM) Peningkatan kapasitas pokja melalui pelatihan Dukungan pokja AMPL nasional dan provinsi Dukungan peraturan, komitmen UA, Tercapainya peningkatan cakupan dan kualitas pelayanan air limbah melalui penyediaan sarana prasarana yang memadai dan berkualitas serta didukung adanya regulasi dan yang baik Menurunkan angka BABS dari 29,04% menjadi 0% di tahun 2019 Menurunkan akses cubluk tidak layak wilayah perkotaan 32,48% menjadi 0% di tahun 2019 Akses SPALD layak Setempat dari 21,99% menjadi 44,88% ditahun 2022 Akses layak SPALDT Permukiman dari 1,06% meningkat menjadi 54,29 ditahun 2022 Jumlah Truk tinja meningkat dari 1 unit menjadi 9 unit di tahun 2022 Tersusunnya Masterplan Limbah IPLT Air sosialisasi pembangunan dan pemanfaatan IPLT pengetahuan tentang retribusi penyedotanan tinja Membentuk lembaga perda pengeloa yang menangani air limbah domestic (UPT-Air Limbah domestik) Membangun SPALDS/ SPALDT (IPAL Komunal, MCK, Mix, Jamban) dan sarana prasarana pendunkungnya termasuk armada tinja) (Truk Menyusun perencanaan dan produk umum bidang air limbah Penyiapan Masyarakat dengan pendekatan STBM Penyediaan SPALD Setempat (Berbasis Masyarakat Ataupun berbasis Kelembagaan) Penyelenggara an pelatihan teknis dan pengelolaan air limbah (non Fisik) Pemberian Penghargaan Bagi Pelaku Usaha yang Mengelola Lingkungan Dengan Baik (Proper) Fasilitasi Penyusunan Raperda Bidang PLP Penyediaan SPALD melalui kegiatan STBM SPALD Komunal BM dan BK (Komunal, MCK, Mix) IPLT Pemutakhiran SSK Kabupaten Pekalongan V-2
PERMASALAHAN KEGIATAN dan visi misi RPJMD terkait air limbah Kelembagaan di tingkat desa sudah sebagian terbentuk melalui BKM dan KSM Potensi pendanaan dari APBD, CSR dan swadaya Tersedianya teknologi penanganan air limbah domestik Adanya kontribusi dalam pemeliharaan dan pemanfaatan ipal komunal yang dikelola kelompok secara mandiri cakupan layanan dan sarana prasarana pengelolaan air limbah skala maupun kawasan Penyediaan dokumen masterplan dan advokasi kebijakan PERDA bidang air limbah Mengundangkan peraturan daerah terkait air limbah kesadaran melalui Kampanye/ promosi dan sosialisasi pembangunan dan penggunaan sarana sanitasi air limbah serta dampaknya Penyediaan SPALD Terpusat skala Permukiman (Berbasis Masyarakat) Peningkatan dan Pengaturan daerah Pemasaran sanitasi SPADT Permukiman Berbasis Masyarakat (<150 KK) SPADT Permukiman Berbasis Masyarakat (>150 KK) SPALDT Skala Kota Menyusun dan sosialisasi perda serta pembentukan Sistem Pengelolaan Air Limbah Penyusunan Perda tentang Akses Sumber Pendanaan Sanitasi dan workshop serta koordinasi Pembentukan lembaga peduli sanitasi dan Pemutakhiran SSK Kabupaten Pekalongan V-3
PERMASALAHAN KEGIATAN Berkembangn ya media sosial, cetak dan elektronik Kerja bakti dan gotong royong sebagai kearifan local Sumber: Hasil Review, 2017 Peningkatan kegiatan pemantauan infrastruktur air limbah spal & sr dan mck mix (DAK) Mengoptimalkan penganggaran untuk bidang air limbah Sosialisasi dan kampanye sanitasi bidang air limbah lomba sanitasi Pemantauan kualitas di Air SUmur/ Air Sungai dan SPALDT jamban keluarga, program hibah air limbah setempat, penyediaan sarpras limbah cair dan padat, ipal komunal dan biogas dan fasilitasi sanitasi sekolah SPAL dan SR, MCK mix melalui DAK Pengoptimalan penganggaran dan kampanye berkelanjutan Pemutakhiran SSK Kabupaten Pekalongan V-4
Berdasarkan tabel diatas dapat dijelaskan terkait rangkaian kerangka kerja logis dalam pengelolaan air limbah. Diharapkan dengan strategi, program dan indikasi tersebut diatas mampu mencapai tujuan akses universal sekaligus mampu meningkatkan cakupan layanan air limbah di Kabupaten Pekalongan. Indikasi kegiatan diatas masih bisa disinergikan dengan program terkait khususnyta sector air limbah. Adapun ukuran terlaksanaanya kegiatan tersebut diantaranya adalah Terbangunnya dan Beroperasinya IPLT dalam pengelolaan air limbah, Masyarakat paham akan pemanfaatan IPLT dan retribusinya, Armada pengangkutan lumpur tinja bertambah, Terbangunnya sarana dan prasarana SPALDT/ SPALDS, Menununrnya angka BABS, Beralihnya SPALDS ke SPALDT, Meningkatnya alokasi anggaran dalam pengembangan air limbah, Tersedianya dokumen dan peraturan daerah terkait air limbah dan mengundangkanya, Masyarakat paham dan sadar pengelolaan air limbah yang sehat dan aman, Masyarakat paham dan sadar mengenai dampak positif pengelolaan air limbah. Pemutakhiran SSK Kabupaten Pekalongan V-5
Tabel 5.2. Matrik Kerangka Kerja Logis Pengelolaan Persampahan PERMASALAHAN KEGIATAN Sampah Tidak Terproses 66,21% Pengelolaan sampah mandiri perkotaan 0,20% Sampah terangkut TPA 30,01% Sampah tereduksi 0,61% Cakupan pelayanan pengangkutan masih 14 kecamatan Terdapat 1 TPA open dumping yang kapasitasnya telah penuh Bulldozer 2 unit dan escavator 1 unit Belum memiliki dokumen PTMP Perilaku yang masih buang sampah sembarang tempat Keterbatasan pendanaan dan OM Peran serta dan swasta belum Adanya Perda mengenai Retribusi sampah atau kebersihan dan Pengelolaan sampah Adanya tupoksi OPD yang sudah jelas dalam pengelolaan Pokja AMPL terbentukdan berkualitas Peningkatan kapasitas pokja melalui pelatihan Terdapatnya sanitarian di masing masig kecamatan Adanya TPA Bojonglarang dan Calon TPA Baru Adanya program berbasis Terwujudnya pemenuhan kebutuhan sarana prasarana dan cakupan akses layanan yang berkualiitas, sesuai dengan mutu dan standrat yang berlaku serta didukung adanya regulasi dan yang baik. Menurunkan pengolahan sampah tanpa akses dari 66,12% menjadi 0% di tahun 2022 Menurunkan sampah mandiri perkotaan dari 0,20% menjadi 0% di tahun 2022 layanan pembuangan sampah ke TPA dari 30,01% menjadi 56,02% ditahun 2022 layanan TPS3R untuk reduksi sampah dari 0,61% menjadi 43,79% di tahun 2022 Peningkatan sistem TPA Bojonglarang dari open dumping menjadi sanitary landfill serta sarana dan prasarana pendukung termasuk armada Membentuk tingkat dalam rangka pengelolaan sampah termasuk operasionalnya Mengoptimalkan proses pewadahan, pengumpulan dan pengangkutan Peningkatan sarana prasasara pengelolaan (pengangkutan, penampungan, dll) Penyediaan dokumen masterplan/ PTMP dan advokasi kebijakan PERDA bidang air limbah Mengundangkan Menyusun perencanaan dan produk umum bidang Pengelolaan sampah sumbernya Kendaraan pengangkut sampah dari Pengelolaan sampah dari TPS sampai TPA Penyusunan PTMP, studi kualitas dan kuantitas sampah, bussiner plan Kegiatan monitoring dan evaluasi kinerja pengembangan Fasilitasi peran serta masayarakat dalam pengelolaan Pengelolaan sampah berbasis STBM Pengadaan kendaraan pengangkut sampah dari sumbernya (Gerobak Sampah, Pick UP, Kontainer, dan komposter) TPS (TPS3R Berbasis Maysarkaat dan Kelembagaan), dan pengadaan alat angkut dari Stasiuan antara ke TPA TPST skala kota Pemutakhiran SSK Kabupaten Pekalongan V-6
PERMASALAHAN KEGIATAN maksimal (TPS 3R) (pengelolaan individu, kelompok, badan usaha) Tersedianya armada pengangkutan Adanya Undang- Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah Program Adi Pura dari Pemerintah Pusat Adanya penghargaan bagi sekolah yang berwawasan (Adiwiyata) Adanya kelompok PKK, kader yang melaksanakan pengolahan dan pengelolaan dan semakin meningkat pada tahun berikutnya Meningkakan cakupan akses layanan dari 14 kecamatan menjadi 19 kecamatan di tahun 2022 TPA Bojonglarang beralih menjadi sanitary landfill TPA baru Menambah sarana dan prasarana di TPA Tersusunnya dokumen PTMP peraturan daerah terkait air limbah cakupan layanan sarana prasarana pengelolaan sampah di seluruh kecamatan kesadaran dalam mengelola sampah secara mandiri melalui pemeberdayaan Peningkatan dan Pengaturan daerah Penguatan peran serta dan swasta TPA baru beserta sarana dan prasarana pendukungnya termasuk kendaraan operasionalnya Rehabilitasi TPA Lama Menyusun dan sosialisasi perda serta pembentukan pengelola dan TPA serta fasilitasi kerjasama dunia usaha Penguatan tentang Pelatihan pembuatan kompos organik Sosialisasi Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) Sosialisasi bank sampah dan promosi penggunaan produk daur ulang sampah Pemutakhiran SSK Kabupaten Pekalongan V-7
PERMASALAHAN KEGIATAN sampah Adanya program 3 R, Bank Sampah, Kampung ramah Dukungan pokja AMPL nasional dan provinsi Dukungan peraturan perundangundangan tentang Pengelolaan Dukungan peraturan, komitmen UA, dan visi misi RPJMD terkait Kelembagaan di tingkat desa sudah sebagian terbentuk (BP SPAM, KPP, KSM, BKM) Potensi pendanaan dari APBD, CSR dan swadaya Mengoptimalkan penganggaran untuk bidang Sosialisasi dan kampanye sanitasi bidang Pengoptimalan penganggaran kampanye berkelanjutan dan Pemutakhiran SSK Kabupaten Pekalongan V-8
PERMASALAHAN KEGIATAN Berkembangny a media sosial, cetak dan elektronik Penambahan luas lahan TPA Bojonglarang Berkembangny a metode pengolahan sampah dengan Sistem 3R Ada inisiasi kerjasama antara Pemerintah daerah dengan pihak swasta dalam pengelolaan sampah Tumbuhnya komunitas peduli Tumbuhnya industri kreatif berbasis sampah Kerja bakti sebagai kearifan lokal Sumber: Hasil Review, 2017 Pemutakhiran SSK Kabupaten Pekalongan V-9
Berdasarkan tabel diatas dapat dijelaskan terkait rangkaian kerangka kerja logis dalam pengelolaan. Diharapkan dengan strategi, program dan indikasi tersebut diatas mampu mencapai tujuan akses universal sekaligus mampu meningkatkan cakupan layanan di Kabupaten Pekalongan. Indikasi kegiatan diatas masih bisa disinergikan dengan program terkait khususnyta sector. Adapun ukuran terlaksanaanya kegiatan tersebut diantaranya adalah TPA dengan metode sanitary landfill serta prasarana pendukungnya, Meningkatnya jumlah armada dalam pengelolaan sampah di TPA, Tersedianya sarana prasarana pengelolaan sampah (pewadahan, pengumpul, pengangkutan), Meningkatnya cakupan layanan di seluruh kecamatan, Tersedianya dokumen dan peraturan daerah terkait dan mengundangkannya, Masyarakat paham dan sadar akan perda sampah dan retribusinya, Masyarakat paham dan praktek dalam mengelola sampah secara mandiri, Meningkatnya kegiatan reduksi sampah melalui kegiatan TPS3R/ daur ulang, pengomposan. Pemutakhiran SSK Kabupaten Pekalongan V-10
Tabel 5.3. Matrik Kerangka Kerja Logis Pengelolaan Drainase PERMASALAHAN KEGIATAN Terdapat 7 kecamatan rawan genangan di 34 titik lokasi Database terbatas Masterplan skala belum tersedia Drainase tertutup bangunan Penyebab - Ketidakmampuan mengalirkan limpasan air 70,09 ha - Ketidaktersediaan 73,21 ha - Ketidakterhubung an dengan sistem kota 68,05 ha - Tidak terpeliharanya 72,86 ha - Kualitas konstruksi 73,25 ha Belum memiliki dokumen masterplan Pokja AMPL terbentuk dan berkualirtas Terdapatnya sanitarian di masing masig kecamatan Adanya dokumen perencanaan terkait (RP2KPKP, Penangangan Rob) Tersedianya APBD dalam pengelolaan Adanya sungai sebagai primer Dukungan pokja AMPL nasional dan provinsi Kelembagaan di tingkat desa sudah sebagian terbentuk melalui BKM dan KSM Adanya program 100 0 100, yang menyebutkan 0 % permukiman Terwujudnya pemenuhan kebutuhan sarana prasarana yang baik dan berkualitas pada daerah rawan genangan yang sesuai dengan mutu dan standrat yang berlaku serta didukung adanya regulasi dan yang baik. Menurunnya genangan air di beberapa lokasi dari luas 357,46 Ha Menjadi 0 Ha di tahun 2022 Tertanganinya genangan genangan di 34 titik lokasi menjadi 0 titik di tahun 2022 Tersedianya dokumen perencanaan/ masterplan Tersedianya Database Pemenuhan kebutuhan sarana prasarana secara terpadu, terstruktur dan berkelanjutan Menambah kapasitas volume sesuai dengan standard an terintegrasi Menganggarkan sektor dalam penganggaran di masing-masing OPD terkait sarana prasarana berwawasan berbasis Membangun/ merehabilitasi lokasi genangan Membentuk yang dan pada rawan Menyusun perencanaan dan produk umum bidang Penyediaan sarana prasarana khususnya (permukiman) Peningkatan dan Pengaturan daerah Penyusunan masterplan sistem Penyusunan Perencanaan sub sistem perkotaan (perencanaan teknis dan supervisi) Rehabilitasi Pemeliharaan Sosialisasi dna pembangunan sumur resapan Penyusunan perda tentang pengelolaan sistem Pembentukan lembaga pengelola sistem skala kabupaten Sosialisasi perda pengelolaan sistem Pembentukan Pemutakhiran SSK Kabupaten Pekalongan V-11
PERMASALAHAN KEGIATAN Belum ada peraturan secara khusus tentang penanganan Perilaku yang masih memanfaatkan sebagai pembuangan sampah dan limbah Keterbatasan pendanaan infrasrtuktur Peran serta dan swasta belum maksimal kumuh Potensi pendanaan dari APBD, CSR dan swadaya Adanya program dana desa terkait Berkembangnya media sosial, cetak dan elektronik Pengelolaan pembangunan berbasis Adanya peran serta dalam pemeliharaan saluran di masing-masing Kerja bakti sebagai kearifan lokal tingkat dalam rangka pemeliharaan termasuk operasionalnya Penyediaan dokumen masterplan dan advokasi kebijakan PERDA bidang Mengundangkan peraturan daerah terkait kesadaran tentang keikut sertaan dalam pembangunan dan pemeliharaan infrastruktur yang ramah Mengoptimalkan penganggaran untuk bidang Sosialisasi dan kampanye sanitasi bidang kelompok pengelola sistem mandiri Pengoptimalan penganggaran dan kampanye berkelanjutan Sumber: Hasil Review, 2017 Pemutakhiran SSK Kabupaten Pekalongan V-12
Berdasarkan tabel diatas dapat dijelaskan terkait rangkaian kerangka kerja logis dalam pengelolaan. Diharapkan dengan strategi, program dan indikasi tersebut diatas mampu mencapai tujuan akses universal sekaligus mampu meningkatkan cakupan layanan di Kabupaten Pekalongan. Indikasi kegiatan diatas masih bisa disinergikan dengan program terkait khususnyta sector. Adapun ukuran terlaksanaanya kegiatan tersebut diantaranya adalah Meningkatnya anggaran penyediaan sarana prasarana dan cakupan layanan, Meningkatnya pembangunan yang berkualitas sesuai standar khusunya daerah yang terkena genangan, Tersedianya database/ dokumen dan peraturan daerah terkait, Menurunnya jumlah genangan di beberapa lokasi akbiat banjir ataupun rob, Masyarakat paham dalam pembangunan dan pemeliharaan infrastruktur yang ramah dan pentingnya kebersihan. Pemutakhiran SSK Kabupaten Pekalongan V-13
Tabel 5.1. Matrik Kerangka Kerja Logis Pengelolaan Air Limbah... 2 Tabel 5.2. Matrik Kerangka Kerja Logis Pengelolaan Persampahan... 6 Tabel 5.3. Matrik Kerangka Kerja Logis Pengelolaan Drainase... 11 Pemutakhiran SSK Kabupaten Pekalongan V-14