ABSTRACT. Keywords: Cost Effectiveness Analysis, Ceftriaxone, Cefotaxime, Pneumonia ABSTRAK

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS EFEKTIVITAS BIAYA TERAPI ANTIHIPERTENSI PADA PASIEN HIPERTENSI RAWAT INAP DI RSU PANCARAN KASIH GMIM MANADO

ANALISIS EFEKTIVITAS BIAYA (COST EFF ECTIVENESS ANALYSIS) PADA PASIEN GASTRITIS KRONIK RAWAT INAP DI RSU PANCARAN KASIH GMIM MANADO

EVALUASI KERASIONALAN PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN LANSIA DENGAN PNEUMONIA DI INSTALASI RAWAT INAP RSUP PROF. DR. R. D

ANALISIS EFEKTIVITAS BIAYA (COST EFFECTIVENESS ANALYSIS) PADA PASIEN APENDISITIS DI RSU PANCARAN KASIH GMIM MANADO

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol. 4 No. 3 Agustus 2015 ISSN

PHARMACY, Vol 05 No 01 April 2007

EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN INFEKSI SALURAN KEMIH DI INSTALASI RAWAT INAP RSUP. PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO PERIODE JULI JUNI

ANALISIS BIAYA PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PENDERITA DEMAM TIFOID ANAK DI INSTALASI RAWAT INAP RSUP PROF. DR. R.D

EFEKTIVITAS TERAPI PNEUMONIA PADA PASIEN PEDIATRIK DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT SANGLAH DENPASAR DITINJAU DARI PARAMETER RESPIRATION RATE

EVALUASI KERASIONALAN PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PENGOBATAN PNEUMONIA ANAK DI INSTALASI RAWAT INAP RSUP PROF. DR. R. D

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

ANALISIS EFEKTIVITAS BIAYA PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA ANAK PENDERITA DEMAM TIFOID DI RSUD X 2016

PERBEDAAN EFEKTIVITAS ANTIBIOTIK PADA TERAPI DEMAM TIFOID DI PUSKESMAS BANCAK KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2014

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan di RSUD Kabupaten Temanggung ini merupakan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang berjudul Evaluasi ketepatan penggunaan antibiotik untuk

POLA PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PENYAKIT PNEUMONIA DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ABDUL WAHAB SJAHRANIE

BAB I PENDAHULUAN. orang yang dijamin dalam Undang Undang Dasar

INTISARI. Lisa Ariani 1 ; Erna Prihandiwati 2 ; Rachmawati 3

dalam terapi obat (Indrasanto, 2006). Sasaran terapi pada pneumonia adalah bakteri, dimana bakteri merupakan penyebab infeksi.

BAB I PENDAHULUAN. Masalah biaya kesehatan sejak beberapa tahun ini telah banyak menarik

ANALISIS EFEKTIVITAS BIAYA ANTIBIOTIK SEFOTAXIME DAN GENTAMISIN PENDERITA PNEUMONIA PADA BALITA DI RSUD KABUPATEN BOMBANA PROVINSI SULAWESI TENGGARA

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah survei deskriptif terhadap semua variabel yang

PHARMACY, Vol.13 No. 02 Desember 2016 ISSN

Sugiarti, et al, Studi Penggunaan Antibiotik pada Pasien Penyakit ISPA Usia Bawah Lima Tahun...

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Sikni Retno Karminigtyas, Rizka Nafi atuz Zahro, Ita Setya Wahyu Kusuma. with typhoid fever in inpatient room of Sultan Agung Hospital at Semarang was

BAB III METODE PENELITIAN

ABSTRAK TINGKAT KEPATUHAN ORANG TUA DALAM PEMBERIAN KOTRIMOKSAZOL SUSPENSI KEPADA BALITA YANG MENGALAMI ISPA DI PUSKESMAS TERMINAL BANJARMASIN

STUDI PENGGUNAAN OBAT PADA PENDERITA DIARE AKUT DI INSTALASI RAWAT INAP BLU RSUP PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO PERIODE JANUARI JUNI 2012

BAB III METODE PENELITIAN. secara descriptive dengan metode cross sectional dan pengambilan data secara

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada penelitian yang berjudul Evaluasi Ketepatan Penggunaan Antibiotik

Antibiotic Utilization Of Pneumonia In Children Of 0-59 Month s Old In Puskesmas Kemiling Bandar Lampung Period Januari-October 2013

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN BAHASAN

KETEPATAN DOSIS PERESEPAN SIRUP KOTRIMOKSAZOL PADA BALITA PENDERITA DIARE SPESIFIK DI PUSKESMAS ALALAK TENGAH BANJARMASIN

ANALISIS EFEKTIVITAS BIAYA TERAPI ANTIHIPERTENSI PADA PASIEN HIPERTENSI RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. MOEWARDI TAHUN 2014 NASKAH PUBLIKASI

PROFIL PENDERITA INFEKSI SISTEM SARAF PUSAT PADA ANAK DI RSUP. H. ADAM MALIK TAHUN 2012

DAFTAR ISI. HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING...ii. HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI...iii. HALAMAN PERNYATAAN...iv. KATA PENGANTAR...v

BAB III METODE PENELITIAN. A. Metode Penelitian. Penelitian ini menggunakan metode penelitian non eksperimental dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Community Acquired Pneumonia (CAP) adalah penyakit saluran

BAB III METODE PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. B. Alat Dan Bahan

EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA DIARE AKUT PEDIATRI

BAB III METODE PENELITIAN. bersifat deskriptif dengan metode cross sectional. Pengambilan data dari

Peresepan Antibiotik pada Pasien Anak Rawat Jalan di BLUD RS Ratu Zalecha Martapura: Prevalensi dan Pola Peresepan Obat

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Pneumonia adalah penyebab utama kematian anak di. seluruh dunia. Pneumonia menyebabkan 1,1 juta kematian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. bawah 5 tahun dibanding penyakit lainnya di setiap negara di dunia. Pada tahun

Stara I pada K

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Demam tifoid merupakan suatu infeksi tropis yang masih menjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. konsolidasi paru yang terkena dan pengisian alveoli oleh eksudat, sel radang dan

MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol.1 No.2 Mei 2014

HUBUNGAN PENGETAHUAN PASIEN HIPERTENSI TENTANG OBAT GOLONGAN ACE INHIBITOR DENGAN KEPATUHAN PASIEN DALAM PELAKSANAAN TERAPI HIPERTENSI DI RSUP PROF DR

KAJIAN PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN PNEUMONIA DENGAN METODE GYSSENS DI BALAI BESAR KESEHATAN PARU MASYARAKAT SURAKARTA TAHUN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. masalah besar yang harus benar-benar diperhatikan oleh setiap orang tua. Upaya

KAJIAN RASIONALITAS PENGGUNAAN ANTIBIOTIK DALAM TERAPI DEMAM TYPHOID PADA PASIEN ANAK RAWAT INAP DI RSUD Dr. M.M DUNDA LIMBOTO

BAB III METODE PENELITIAN. Tempat penelitian ini dilakukan adalah RSUP Dr. Kariadi Semarang.

ANALISIS EFEKTIVITAS BIAYA PENGGUNAAN ANTIHIPERTENSI KOMBINASI DUA OBAT PADA PASIEN HIPERTENSI RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH

ABSTRAK PREVALENSI INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT SEBAGAI PENYEBAB ASMA EKSASERBASI AKUT DI POLI PARU RSUP SANGLAH, DENPASAR, BALI TAHUN 2013

IJMS - Indonsian Journal on Medical Science Volume 1 No ijmsbm.org

INTISARI KETEPATAN DOSIS PERESEPAN ANTIBIOTIK AMOXICILLIN

EVALUASI PELAYANAN KEFARMASIAN DALAM PENDISTRIBUSIAN SEDIAAN FARMASI DI INSTALASI FARMASI RSUP PROF. Dr. R. D. KANDOU MANADO

STUDI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN RAWAT INAP PENDERITA INFEKSI SALURAN KEMIH DI RSD Dr. SOEBANDI JEMBER (PERIODE JANUARI-DESEMBER 2009)

INTISARI TINGKAT PENGETAHUAN ORANG TUA TENTANG PENGGUNAANCEFADROXYL SIRUP PADA BALITA PENDERITA ISPA DI APOTEK KIMIA FARMA MISTAR BANJARBARU

POLA PENGGUNAAN OBAT ANTI TUBERKULOSIS (OAT) PADA PASIEN ANAK TB PARU RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT HAJI MEDAN PERIODE JANUARI - JUNI 2012

BAB III METODE PENELITIAN

Kata Kunci : Variasi Makanan, Cara Penyajian Makanan, Ketepatan Waktu Penyajian Makanan, Kepuasan Pasien

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

TESIS EFISIENSI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PROFILAKSIS SEFALOSPORIN PADA KASUS OPERASI BERSIH DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TEMANGGUNG

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain penelitian non eksperimental dengan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pneumonia, mendapatkan terapi antibiotik, dan dirawat inap). Data yang. memenuhi kriteria inklusi adalah 32 rekam medik.

BAB IV METODE PENELITIAN

PENDERITA TONSILITIS DI POLIKLINIK THT-KL BLU RSUP PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO JANUARI 2010-DESEMBER 2012

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. konsolidasi paru yang terkena dan pengisian alveoli oleh eksudat, sel radang dan

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan masyarakat maupun dalam lingkungan rumah sakit. Penggunaan

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS BIAYA ANTIBIOTIK PADA TERAPI PNEUMONIA PASIEN BPJS ANAK DI RSUD DR. MOEWARDI TAHUN

BAB III METODE PENELITIAN

PERBANDINGAN PEMBERIAN ANTIBIOTIK PROFILAKSIS CEFTRIAXON DAN NON-CEFTRIAXON TERHADAP KEJADIAN SURGICAL SITE INFECTION

RASIONALITAS KRITERIA TEPAT DOSIS PERESEPAN COTRIMOXAZOLE PADA PENGOBATAN INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT PADA BALITA DI PUSKESMAS S

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

INTISARI. Kata Kunci : Antibiotik, ISPA, Anak. Muchson, dkk., Dosen Prodi DIII Farmasi STIKES Muhammadiyah Klaten 42

BAB III METODE PENELITIAN

ILM. 1. PMKP 3.1 Area Klinik- JCI International Library of Measures 1 Acute Myocardial Infarction (AMI)

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISA BIAYA TERAPI PENYAKIT BRONKOPNEUMONIA PADA SUATU RUMAH SAKIT PEMERINTAH DI KOTA PADANG SUMATERA BARAT.

INTISARI KESESUAIAN DOSIS CEFADROXIL SIRUP DAN AMOKSISILIN SIRUP PADA RESEP PASIEN ANAK DI DEPO UMUM RAWAT JALAN RSUD RATU ZALECHA MARTAPURA

EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA BALITA DENGAN DIARE AKUT DI INSTALASI RAWAT INAP RSUD Dr. MOEWARDI PERIODE SEPTEMBER-DESEMBER 2015 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan obat didefinisikan oleh World Health Organization (WHO)

III. METODE PENELITIAN

HUBUNGAN KEPATUHAN KUNJUNGAN ULANG DENGAN KESEMBUHAN PNEUMONIA PADA BALITA DI PUSKESMAS PIYUNGAN BANTUL NASKAH PUBLIKASI

Truly Dian Anggraini, Ervin Awanda I Akademi Farmasi Nasional Surakarta Abstrak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 3 METODE PENELITIAN

PROFIL PENDERITA MORBUS HANSEN (MH) DI POLIKLINIK KULIT DAN KELAMIN BLU RSUP PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO PERIODE JANUARI DESEMBER 2012

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis tidak dikategorikan ke dalam

ABSTRAK ANALISIS KASUS PENDERITA PNEUMONIA DI RUANG INTENSIVE CARE UNIT RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG TAHUN 2007

EVALUASI PERENCANAAN DAN PENGADAAN OBAT DI INSTALASI FARMASI RSUP PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO BERDASARKAN ANALISIS ABC-VEN

ABSTRAK PERBANDINGAN POLA RESISTENSI KUMAN PADA PENDERITA PNEUMONIA DI RUANGAN ICU DAN NON ICU RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG TAHUN 2012

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian retrospektif dengan menggunakan data

JUMLAH PASIEN MASUK RUANG PERAWATAN INTENSIF BERDASARKAN KRITERIA PRIORITAS MASUK DI RSUP DR KARIADI PERIODE JULI - SEPTEMBER 2014

Transkripsi:

ANALISIS EFEKTIVITAS BIAYA (COST EFFECTIVENESS ANALYSIS) PENGOBATAN PNEUMONIA MENGGUNAKAN ANTIBIOTIK SEFTRIAKSON DAN SEFOTAKSIM DI RSUP PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO Amelia Nalang 1), Gayatri Citraningtyas 1), Widya Astuty Lolo 1) 1) Program Studi Farmasi FMIPA UNSRAT Manado, 95115 ABSTRACT Pneumonia is an infection of the lower respiratory tract, which affects the lung tissue. The antibiotics Ceftriaxone and Cefotaxime are the most common and good antibiotics used in the treatment of pneumonia, both of these antibiotics are not known which one is the more cost-effective as the treatment options yet, so Cost-effectiveness analysis is needed in order to facilitate the selection of the more cost-effective treatment alternative, especially in children. This study aims to determine the more cost-effective treatment of the use of the antibiotics Ceftriaxone and Cefotaxime against pneumonia patients at Prof. Dr. R. D. Kandou Hospital, Manado. This study uses a descriptive research method with a retrospective retrieval. The sample of this study consists of 40 patients, with 20 patients using antibiotics Ceftriaxone and 20 patients were using Cefotaxime. The results show that the treatment of pneumonia in children is more cost-effectiveness using antibiotics Cefotaxime with the value of ACER for Rp. 35,428 and ICER value of - Rp.16.235. Keywords: Cost Effectiveness Analysis, Ceftriaxone, Cefotaxime, Pneumonia ABSTRAK Pneumonia merupakan penyakit infeksi pada saluran pernapasan bagian bawah yang mengenai jaringan paru. Antibiotik Seftriakson dan Sefotaksim merupakan antibiotik yang paling banyak dan baik untuk digunakan dalam pengobatan pneumonia, namun dari kedua antibiotik tersebut belum diketahui pilihan terapi yang lebih cost-effective, sehingga perlu dilakukan analisis efektivitas biaya agar dapat mempermudah dalam pemilihan alternatif pengobatan yang lebih cost-effective khususnya pada balita. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan terapi yang lebih cost-effective dari penggunaan antibiotik Seftriakson dan Sefotaksim pada pasien pneumonia rawat inap di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pengambilan data secara retrospektif. Sampel pada penelitian ini sebanyak 40 pasien yaitu 20 pasien menggunakan antibiotik Seftriakson dan 20 pasien menggunakan antibiotik Sefotaksim. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengobatan pneumonia pada balita menggunakan antibiotik Sefotaksim lebih cost-effective dengan nilai ACER sebesar Rp. 35.428 dan nilai ICER sebesar Rp. - 16.235. Kata Kunci: Analisis Efektivitas, Seftriakson, Sefotaksim, Pneumonia 321

PENDAHULUAN Pneumonia merupakan penyakit infeksi pada saluran pernapasan bagian bawah yang mengenai jaringan paru. Penyakit ini dapat menyerang semua umur, namun penderita terbanyak terdapat pada anak usia dibawah lima tahun (Balita) (Mansjoer, 2000). Pneumonia merupakan penyakit kedua tertinggi yang dapat mengakibatkan kematian khususnya pada balita setelah diare. Indonesia terdapat sekitar 568.146 balita terserang pneumonia dan di Sulawesi Utara diperkirakan sekitar 8.487 balita yang terserang pneumonia pada tahun 2016 (Anonim, 2017). Terapi Antibiotik untuk pneumonia pada balita berdasarkan Panduan Praktik Klinik di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado menggunakan antibiotik golongan Sefalosporin generasi ke-iii yaitu Seftriakson dan Sefotaksim. Antibiotik Seftriakson dan Sefotaksim merupakan antibiotik yang paling banyak dan baik untuk digunakan dalam pengobatan pneumonia, namun dari kedua antibiotik tersebut belum diketahui pilihan terapi mana yang lebih cost-effective karena dalam pemilihan antibiotik selain harus tepat dan rasional juga harus mempertimbangkan dari segi cost-effective dan untuk menentukannya perlu dilakukan Cost Effectiveness Analysis (CEA). Analisis Efektifitas merupakan suatu metode farmakoekonomi untuk memilih dan menilai program atau obat yang terbaik pada beberapa pilihan terapi dengan tujuan yang sama. Metode ini perlu dilakukan perhitungan Average Cost-Effectiveness Ratio (ACER) dan Incremental Cost-Effectiveness Ratio (ICER). Cara tersebut dilakukan untuk mengetahui pengobatan mana yang lebih cost-effective dari kedua alternatif pengobatan yang dipilih (Andayani, 2013). METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado pada bulan November 2017 - Maret 2018. Jenis Rancangan Penelitian Jenis rancangan penelitian yang dilakukan ialah penelitian deskriptif dengan pengambilan data secara retrospektif yang didasarkan pada catatan rekam medik. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien balita dengan diagnosa pneumonia yang menjalani rawat inap di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado periode Januari Desember 2017.Sampel dalam penelitian ini yaitu pasien balita dengan diagnosa pneumonia yang dirawat inap di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado Periode Januari Desember 2017 yang memenuhi kriteria inklusi. a. Kriteria Inklusi 1. Pasien balita yang dirawat inap dengan diagnosa utama pneumonia tanpa penyakit penyerta yang menggunakan terapi antibiotik seftriakson dan sefotaksim. 2. Pasien pneumonia balita yang dinyatakan sembuh oleh dokter. 3. Pasien usia 0 5 tahun b. Kriteria Eksklusi 1. Pasien pneumonia balita yang diberikan antibiotika kombinasi. 2. Data rekam medik pasien yang tidak lengkap, hilang dan tidak jelas terbaca. 322

Variabel Penelitian Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang menjadi objek pengamatan penelitian. Variabel yang digunakan ialah sebagai berikut: a. Variabel Bebas Antibiotika: a. Jenis Antibiotik b. Dosis c. Lama Pengobatan d. Obat b. Variabel Terikat 1. Diagnosa 2. Lama Perawatan 3. Kondisi Pulang 4. Kondisi harian pasien 5. lain-lain: a. uji laboratorium b. kamar inap c. tindakan medis d. visite dokter e. administrasi c. Variabel Perancu 1. Umur 2. Jenis Kelamin Analisis Data Data dianalisis secara deskriptif dalam bentuk tabel. Setelah data terkumpul dan telah dilakukan proses editing, selanjutnya dilakukan perhitungan biaya medik langsung. Data ini dapat digunakan untuk menghitung rata-rata atau Analysis Cost-Effectiveness Ratio (ACER) seperti rumus berikut ini (Andayani, 2013): ACER = Efektivitas Keterangan : = Rata-rata biaya terapi / rata- rata biaya medik langsung Efektivitas = Outcome (efek) terapi obat / lama hari rawat inap Semakin rendah biaya dan semakin tinggi efektivitas maka semakin costeffective terapi antibiotik tersebut, sehingga pilihan terapi tersebut merupakan pilihan yang terbaik. Hasil dari CEA dapat disimpulkan dengan ICER (Incremental Cost-Effectiveness Ratio) seperti rumus dibawah ini: ICER = Efektivitas = Jika perhitungan ICER menunjukkan hasil negatif atau semakin kecil, maka suatu alternatif obat tersebut lebih efektif dan lebih murah, sehingga pilihan terapi tersebut merupakan pilihan yang terbaik HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Angka Kejadian Pneumonia Penelitian ini dilakukan di Instalasi Rekam Medik dan bagian Mobilisasi Dana RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh jumlah pasien balita yang menderita pneumonia dan menjalani rawat inap selama periode Januari Desember 2017 sebanyak 350 pasien. Berdasarkan sampling, didapatkan 40 orang pasien yang memenuhi kriteria inklusi. 2. Demografi Pasien Pneumonia Umur A B Efektivitas A Efektivitas B Tabel 1. Karakteristik Usia Pasien Pneumonia rawat inap di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado periode Januari Desember 2017 (Anonim, 2009). 323

Usia 0 < 3 bulan 3 < 6 bulan 6 < 9 bulan 9 < 12 bulan 1 2 tahun Jumlah Pasien 14 16 0 2 8 Presentase (%) 35% 40% 0% 5% 20% Total 40 100% Berdasarkan Tabel 1, diperoleh hasil data usia pasien pneumonia yang paling banyak ialah kelompok usia 3 - < 6 bulan yaitu sebanyak 16 pasien (40%), diikuti oleh kelompok usia 0 - < 3 bulan sebanyak 14 pasien (35%), selanjutnya kelompok usia 1-2 tahun sebanyak 8 pasien ( 20%) dan kelompok usia 9 - < 12 bulan yaitu sebanyak 2 pasien (5%). Usia 0 sampai < 12 bulan merupakan usia yang rentan terserang pneumonia, hal tersebut dikarenakan oleh imunitas yang belum sempurna. Anak dengan sistem imunitas yang tidak sempurna menyebabkan daya tahan tubuh terhadap penyakit infeksi menjadi berkurang, sehingga anak mudah terkena pneumonia serta memiliki lubang pernapasan yang masih relatif sempit. Jenis Kelamin Tabel 2. Karakteristik Jenis Kelamin Pasien Pneumonia Balita rawat inap di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado periode Januari Desember 2017. Jenis Kelamin Jumlah Pasien (n) Presentase (%) Berdasarkan Tabel 2, diperoleh data pasien ballista yang berjenis kelamin laki-laki lebih besar yaitu 60% dibandingan dengan pasien balita berjenis kelamin perempuan 40%. Hasil penelitian yang diperoleh sesuai dengan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Meriyani (2016) yang menyimpulkan bahwa pasien balita dengan penyakit pneumonia banyak ditemukan pada pasien balita berjenis kelamin laki-laki yaitu sebesar 60% dibandingan dengan perempuan sebesar 40%. Pneumonia lebih sering terjadi pada laki-laki, hal ini sebabkan karena diameter saluran pernapasan anak laki-laki lebih kecil dibandingan dengan anak perempuan serta adanya perbedaan dalam daya tahan tubuh anak laki-laki dan perempuan (Hartati et al., 2012). Organ paru pada perempuan memiliki daya hambat aliran udara yang lebih rendah dan daya hantar aliran udara yang lebih tinggi sehingga sirkulasi udara dalam rongga pernapasan lebih lancar sehingga paru terlindung dari infeksi patogen dan secara biologis sistem pertahanan tubuh laki-laki dan perempuan berbeda (Hapsari, 2007). Laki laki Perempuan 24 16 60% 40% Total 40 100% 324

Gambaran Penggunaan Obat Pasien pneumonia yang dirawat inap di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado periode Januari Desember 2017 yang menggunakan terapi antibiotik Seftriakson sebanyak 20 pasien dengan rata-rata lama rawat inap 7 hari dan yang menggunakan terapi antibiotik Sefotaksim yaitu sebanyak 20 pasien dengan rata-rata lama rawat inap 6 hari. Terapi antibiotik yang digunakan ialah terapi antibiotik tunggal dengan menggunakan terapi obat tambahan golongan kortikosteroid yaitu Deksametason injeksi dan pemberian cairan infus KA-EN yang disesuaikan dengan kebutuhan tubuh pasien. Pemberian antibiotik bertujuan untuk penghambatan pertumbuhan bakteri penyebab pneumonia. Seftriakson memiliki potensi antibakteri yang tinggi, spektrum yang luas terhadap bakteri Gram-negatif dan Gram-positif serta memiliki potensi toksisitas yang rendah sedangkan Sefotaksim memiliki aktivitas spektrum yang lebih luas terhadap bakteri Gramnegatif dibandingkan bakteri Gram-positif. Pemberian obat Deksametason golongan kortikosteroid tersebut bertujuan untuk perbaikan terhadap respiration rate (RR). Deksametason berperan sebagai antiinflamasi. Pemberian Deksametason dapat mengurangi inflamasi yang timbul di paru-paru selama terjadinya infeksi (Sabila et al., 2008). Pemberian cairan infus KA-EN bertujuan untuk menjaga agar volume cairan tubuh relatif konstan dan komposisi elektrolit didalamnya tetap stabil. 3. Analisis Efektivitas Medik Langsung (Direct Medical Cost) No Nama Lama Rawat Inap (hari) Pengobatan Komponen Perawatan Laboratorium Total 1 KV 2 593.908 1.701.000 599.200 2.894.108 2 EW 5 576.733 2.181.000 599.200 3.356.933 3 LA 6 731.185 2.197.000 599.200 3.527.385 4 MR 5 685.009 2.119.500 599.200 3.403.709 5 SS 5 576.733 2.181.000 599.200 3.356.933 6 HW 9 999.109 2.293.500 599.200 3.891.809 7 SK 7 1.269.624 2.164.500 599.200 4.033.324 8 AM 9 1.263.057 2.627.500 599.200 4.489.757 9 KL 6 830.853 2.489.500 599.200 3.919.553 10 KM 8 1.237.058 2.403.000 599.200 4.239.258 11 AF 5 964.473 1.988.000 599.200 3.551.673 12 MT 7 843.449 2.516.000 599.200 3.958.649 325

Tabel 3. D a t a r i n c i a 13 RW 7 981.007 2.414.500 599.200 3.994.707 14 NP 8 1.374.532 2.599.500 599.200 4.573.232 15 CM 4 584.712 1.965.500 599.200 3.149.412 16 FK 9 1.110.057 2.519.500 599.200 4.228.757 17 AN 8 954.106 2.090.000 599.200 3.643.306 18 RR 7 881.655 2.330.500 599.200 3.811.355 19 VS 7 1.011.739 2.354.500 599.200 3.965.439 20 CK 6 929.501 2.209.000 599.200 3.737.701 Total Direct Medical Cost Rp.75.727.000 Direct medical cost per pasien ±3.786.350 n biaya medik langsung penggunaan antibiotik Seftriakson pada pasien pneumonia yang dirawat inap di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado periode Januari Desember 2017. Berdasarkan Tabel 3, total biaya medik langsung dengan biaya terkecil yaitu Rp. 2.894.108 dan total biaya medik langsung terbesar yaitu Rp. 4.573.232. Total direct medical cost penggunaan antibiotik seftriakson untuk ke-20 pasien yaitu sebesar Rp. 75.727.000 dengan direct medical cost per pasien yaitu Rp. 3.786.350. Perbedaan biaya medik langsung dari masing-masing pasien dikarenakan lamanya pasien dirawat di rumah sakit, karena semakin lama pasien dirawat di rumah sakit maka semakin besar biaya yang harus dikeluarkan pasien. Tabel 4. Data rincian biaya medik langsung penggunaan antibiotik Sefotaksim pada pasien pneumonia yang dirawat inap di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado periode Januari Desember 2017 No Nam a Lama Rawat Inap (hari) Komponen Pengobata n Perawata n Laboratoriu m Total 1 LR 5 750.457 1.990.000 599.200 3.339.657 2 AA 5 676.883 2.000.500 599.200 3.276.583 3 FW 7 777.231 2.015.000 599.200 3.391.431 4 AP 5 882.973 2.169.500 599.200 3.651.673 5 JT 6 1.040.034 1.778.000 599.200 3.417.234 6 KT 5 700.431 2.029.000 599.200 3.328.631 7 DT 5 790.457 2.015.500 599.200 3.405.157 8 SM 5 790.457 2.069.500 599.200 3.459.157 9 RM 6 1.050.585 2.549.500 599.200 4.199.285 10 AT 6 1.105.576 2.291.000 599.200 3.995.776 11 MD 5 670.707 2.166.000 599.200 3.435.907 326

12 MR 5 700.957 2.175.000 599.200 3.475.157 13 HJ 6 793.466 2.032.000 599.200 3.424.666 14 NP 6 842.282 2.105.500 599.200 3.546.982 15 JP 5 874.286 2.044.500 599.200 3.517.986 16 AR 7 832.960 2.330.500 599.200 3.762.660 17 GT 4 630.002 1.672.000 599.200 2.901.202 18 GP 6 1.075.933 2.322.500 599.200 3.997.633 19 AM 6 853.782 2.340.000 599.200 3.792.982 20 JC 5 744.286 2.193.000 599.200 3.536.486 Total Direct Medical Cost Rp. 70.856.245 Direct Medical Cost per pasien ±3.542.81 2 Berdasarkan Tabel 4, total biaya direct medical cost penggunaan antibiotik medik langsung dengan biaya terkecil yaitu sefotaksim untuk ke-20 pasien yaitu sebesar Rp. 2.901.202 dan total biaya medik Rp. 70.856.245 dengan direct medical cost langsung terbesar yaitu Rp. 4.199.285. Total per pasien yaitu Rp. 3.542.812. 4. Efektivitas Terapi Tabel 5. Persentase Efektivitas terapi antibiotik pada pasien pneumonia rawat inap di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado periode Januari Desember 2017. Antibiotik Jumlah Pasien Jumlah pasien Efektivitas (%) yang mencapai target Seftriakson 20 17 85% Sefotaksim 20 20 100% Berdasarkan Tabel 7, Persentase efektivitas terapi antibiotik pada pasien pneumonia yang dirawat inap di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado periode Januari Desember 2017 untuk terapi antibiotik Seftriakson menunjukan efektivitas sebesar 85 % dan Sefotaksim menunjukan efektivitas 100%. Efektivitas adalah keberhasilan pengobatan suatu obat untuk mencapai target respiration rate (RR) kembali ke 5. Perhitungan Efektivitas Berdasarkan ACER angka normal. Angka normal untuk anak usia 1-5 bulan ialah 25 40 x per menit dan pada bayi 6 bulan 5 tahun ialah 20-30 x per menit (Charbek, 2015). Untuk melihat efektivitas terapi penggunaan antibiotik Seftriakson dan Sefotaksim pada pasien pneumonia rawat inap di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado periode Januari Desember 2017 ditinjau dari parameter respiration rate (RR). Tabel 6. Perhitungan ACER penggunaan antibiotik Seftriakson dan Sefotaksim pada pasien pneumonia rawat inap di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado periode Januari Desember 2017. 327

Antibiotik Total (C) Efektivitas (E) ACER (C/E) Seftriakson 3.786.350 85% 44.545 Sefotaksim 3.542.812 100% 35.428 Berdasarkan Tabel 6 nilai ACER Seftriakson memiliki angka lebih tinggi yaitu sebesar Rp. 44.545 dibandingan dengan Sefotaksim yang memiliki nilai ACER sebesar Rp. 35.428. Nilai ACER menunjukan bahwa setiap peningkatan 1% efektivitas / outcome dibutuhkan biaya sebesar ACER. Semakin rendah nilai ACER dan semakin tinggi efektivitas maka semakin cost-effective terapi antibiotik tersebut, sehingga dapat disimpulkan bahwa terapi menggunakan antibiotik Sefotaksim adalah obat yang paling cost-effective untuk terapi pengobatan pasien pneumonia balita rawat inap di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou. 6. Perhitungan Efektivitas Berdasarkan ICER Tabel 7. Hasil perhitungan ICER penggunaan antibiotik Seftriakson dan Sefotaksim pada pasien pneumonia rawat inap di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado periode Januari Desember 2017 Antibiotik Total (C) Efektivitas (E) ΔC ΔE ICER (ΔC/ΔE) Sefotaksim 3.542.812 100% Seftriakson 3.786.350 85% -242.538 15% -16.235 Berdasarkan Tabel 7 diperoleh lebih murah, sehingga pilihan terapi nilai ICER terkecil pada antibiotik tersebut merupakan pilihan yang terbaik. Sefotaksim yaitu Rp -16.235. Nilai ICER Pengobatan pneumonia menggunakan yang diperoleh merupakan besarnya biaya antibiotik Sefotaksim menunjukan hasil tambahan yang diperlukan untuk negatif sehingga dapat disimpulkan bahwa memperoleh perubahan satu unit Sefotaksim adalah obat yang paling costeffective efektivitas pada pasien pneumonia. Jika perhitungan ICER menunjukkan hasil negatif atau semakin kecil, maka suatu untuk terapi pengobatan pasien pneumonia rawat inap di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou. alternatif obat tersebut lebih efektif dan SARAN KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa terapi antibiotik Sefotaksim merupakan terapi yang lebih cost-effective dibandingkan dengan seftriakson yang dapat dilihat dari nilai ACER Sefotaksim sebesar Rp. 35.428 dan nilai ICER sebesar - Rp. 16.235. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat melakukan penelitian secara prospektif dengan melihat keadaan pasien selama dirawat di rumah sakit sehingga dapat dihitung efektivitas biaya yang sesungguhnya dikeluarkan oleh pasien. 328

DAFTAR PUSTAKA Andayani, T.M. 2013. Farmakoekonomi: Prinsip dan Metodologi. Bursa Ilmu. Yogyakarta. Anonim, 2009. Sistem Kesehatan Nasional. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta. Anonim, 2017. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2016. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta. Charbek, E. 2015. Normal Vital Signs. St Louis University Hospital. http://emedicine.medscape.com/arti cle/2172054-overview#a1 Hapsari, B. 2007. Infeksi Respiratorik Bawah Akut pada Anak. Aditya Medika. Yogyakarta. Hartati, S., Nurhaeni N., Gayatri D. 2012. Faktor Resiko Terjadinya Pneumonia pada Anak Balita. Medicamento. 6 (15): 13-20. Meriyan, H. 2015. Efektivitas Terapi Pneumonia pada Pasien Pediatrik di Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar ditinjau dari Parameter Respiration Rate [skripsi]. Farmasi Saraswati Denpasar. Bali. 329