BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian Internal Auditing Perkembangan suatu perusahaan ditandai dengan semakin banyaknya unit-unit operasi perusahaan, jenis usaha, meluasnya jaringan distribusi dan meningkatnya laba perusahaan. Semakin banyak dan besarnya perusahaan serta semakin rumitnya persoalan yang dihadapi, maka profesi akuntan semakin memegang peranan penting dalam pemberian bantuan penyusunan laporan keuangan, bantuan dalam bidang akuntansi lainnya, pemeriksaan laporan dan pemberian nasehat di bidang manajemen. Akuntan adalah profesi yang memberikan jasa kepada masyarakat pemakai jasa terutama dalam bidang pemeriksaan ( auditing ) dan bantuan dalam bidang akuntansi. Auditing didefinisikan oleh para ahli yang pada prinsipnya mempunyai maksud dan tujuan yang sama. Definisi auditing menurut Report of the Committee on Basic Auditing Consepts of The American Accounting Assosiation ( Accounting Review, vol 47 ). Suatu Proses Sistematis untuk memperoleh serta mengevaluasi bukti secara obyektif mengenai asersi-asersi kegiatan dan peristiwa ekonomi dengan tujuan menetapkan derajat kesesuaian antara asersi-asersi tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan serta menyampaikan hasilnya kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Beberapa ciri penting yang ada dalam definisi tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :
a. Suatu proses sistematis berupa serangkaian prosedur yang logis, terstruktur dan terorganisir. b. Memperoleh dan mengevaluasi bukti secara obyektif berarti memeriksa dasar asersi serta mengevaluasi hasil pemeriksaan tersebut tanpa memihak dan berprasangka. c. Asersi tentang kegiatan dan peristiwa ekonomi merupakan representasi yang dibuat oleh perorangan atau entitas. d. Derajat kesesuaian menunjuk pada kedekatan di mana asersi dapat diidentifikasi dan dibandingkan dengan kriteria yang telah ditetapkan. e. Kriteria yang telah ditetapkan adalah standar-standar yang digunakan sebagai dasar untuk menilai asersi atau pernyataan f. Penyampaian hasil diperoleh melalui laporan tertulis yang menunjukkan derajat antara asersi dan kriteria yang telah ditetapkan. g. Pihak-pihak yang berkepentingan adalah mereka yang menggunakan atau mengandalkan hasil-hasil temuan auditor, dalam hal ini pihak manajemen, para pemegang saham, kantor pemerintah dan masyarakat luas. Menurut Kosasih ( 2000 ; 285 ) pengertian Intenal Auditing sebagai berikut: Internal Auditing adalah serangkaian proses dan teknik yang menjadi saluran untuk meyakinkan manajemen dengan observasi langsung apakah pengendalian yang ditetapkan manajemen berjalan dengan baik dan efektif, apakah pembukuan dan laporan keuangan telah menunjukkan gambaran aktivitas yang sebenarnya, teliti dan tepat, dan apakah setiap bagian / unit benar-benar melaksanakan kebijaksanaan rencana dan prosedur yang telah ditetapkan.
Definisi di atas menunjukkan bahwa internal auditor telah berkembang menjadi alat manajemen yang befungsi untuk menilai efisiensi seluruh aktivitas perusahaan. Definisi lain menurut Holmes, Arthur dan Burns ( 2000 : 152 ) mengenai Internal Auditing adalah : Internal Auditing adalah suatu fungsi penilaian yang bebas dalam suatu organisasi guna menelaah atau mempelajari dan menilai kegiatan-kegiatan perusahaan guna memberikan saran dan masukan bagi manajemen perusahaan. Definisi ini secara eksplisit menyatakan bahwa tujuan internal auditing adalah membantu semua tingkatan manajemen agar tanggung jawab mereka dapat dilaksanakan dengan tugas pemeriksaan harus dinamis yang mempunyai orientasi jauh ke depan. Karena berkedudukan sebagai penilai yang bebas, internal auditor harus benar-benar dalam sikap dan pemikiran-pemikirannya, di samping itu harus mampu tanggap dengan ukuran-ukuran yang dipergunakannya dalam penilaiannya. Dari beberapa definisi di atas, kita dapat memahami bahwa tujuan daripada internal auditor adalah untuk membantu semua anggota manajemen dalam melaksanakan tanggung jawab mereka secara efektif dengan memberikan kepada mereka analisis penilaian, rekomendasi dan komentar yang obyektif mengenai kegiatan yang diperiksa. Pada tahun 1998, Dewan Direksi Internal Auditor ( IIA ) membentuk kelompok kerja yang merumuskan pedoman ( Guidance Task Force GTF ) yang ditugaskan untuk mempertimbangkan perubahan-perubahan yang mungkin dilakukan terhadap standar dan pedoman lainnya. Salah satu elemen terpenting GTF adalah mengembangkan suatu defenisi baru untuk audit internal yang mampu menangkap esensi modern dari profesi tersebut secara
ringkas dan jelas. Dalam melaksanakan hal tersebut, GTF mempertimbangkan komentar dan saran dari para anggota IIA, serta defenisi berbasis kompetensi yang muncul dari draf pendahuluan atau Competency Framework For Internal Auditor ( CFIA ). CFIA mendefenisikan audit internal sebagai suatu proses yang membantu perusahaan memperoleh keyakinan bahwa resiko-resiko yang mungkin dihadapi telah dipahami dan dikelola dengan layak dalam konteks perubahan yang dinamis. Pada tahun 1999, GTF memberikan defenisi audit internal sebagai berikut: Audit internal adalah sebuah aktivitas konsultasi dan keyakinan obyektif yang dikelola secara independen di dalam organisasi dan diarahkan oleh filosofi perubahan nilai untuk meningkatkan operasional perusahaan. Audit tersebut membantu organisasi dalam mencapai tujuannya dengan menerapakan pendekatan yang sistematis dan berdisiplin untuk mengevaluasi dan meningkatkan efektifitas proses pengelolaan resiko, kecakapan kontrol dan pengelolaan organisasi. Audit internal merupakan profesi yang dinamis dan terus berkembang yang mengantisipasi perubahan dalam lingkungan operasinya dan beradaptasi terhadap perubahan dalam struktur organisasi, proses dan teknologi. Profesionalisme dan komitmen yang tinggi difasilitasi dengan bekerja dalam praktek profesional yang dikembangkan oleh Institute of Internal Auditor. Tujuan audit internal dapat dicapai dengan : 1. meneliti apakah pelaksanaan sistem di bidang akuntansi, keuangan, dan operasi telah cukup dan memenuhi syarat, 2. menilai apakah kebijaksanaan, rencana, dan prosedur yang telah ditentukan telah disepakati,
3. menilai kecermatan data akuntansi dan data lain dalam organisasi, 4. menilai mutu pelaksanaan tugas-tugas yang telah diberikan kepada masing-masing anggota manjemen. Menurut Sawyers, Dittenhofer, dan Scheiner dalam bukunya Sawyer s Internal Auditing (2005:10), audit internal adalah sebuah penilaian yang sistematis dan obyektif yang dilakukan auditor internal terhadap operasional kontrol yang berbeda-beda dalam organisasi untuk menentukan apakah : a. Informasi keuangan dan operasi telah akurat dan dapat diandalkan, b. Resiko yang dihadapi perusahaan telah diidentifikasi dan diminimalisasi, c. Peraturan Eksternal serta kebijaksanaan dan prosedur internal yang bisa diterima telah diikuti, d. Kriteria operasi yang memuaskan telah dipenuhi, e. Sumber daya telah digunakan secara efisien dan ekonomis, f. Tujuan organisasi telah dicapai secara efektif. Semua dilakukan dengan tujuan untuk dikonsultasikan dengan manajemen dan membantu anggota organisasi dalam mejalankan tanggung jawabnya secara efektif. Definisi Internal auditing menurut Boynton ( 2002 : 491 ) adalah sebagai berikut : Internal Auditing adalah aktivitas pemberian keyakinan serta konsultasi yang independen dan obyektif, yang dirancang untuk menambah nilai dan memperbaiki kinerja organisasi. Internal audit membantu organisasi mencapai tujuannya dengan memperkenalkan pendekatan yang sistematis dan berdisiplin untuk mengevaluasi serta meningkatkan efektifitas proses manajemen resiko, pengendalian dan pengelolaan. Internal audit di berbagai tempat dan negara melakukan pekerjaan mereka secara berkala, tergantung pada lingkup audit yang diinginkan manajemen senior. Dalam usahanya untuk dapat memberikan suatu hasil kerja yang baik serta laporannya menggambarkan keadaan perusahaan yang sebenarnya dari berbagai bagian yang ada dalam perusahaan, maka internal auditor harus
mempunyai sikap yang independen atas seluruh bagian yang diperiksanya. Sikap ini mutlak harus dipegangnya dalam dalam setiap tindakannya, sehingga pimpinan melalui informasi yang diberikannya dapat mengikuti setiap perkembangan yang terjadi dalam perusahaan secara aktual. Informasi yang sifatnya demikian sangat berguna bagi pimpinan, karena dapat mengurangi risiko kesalahan di dalam mengambil keputusan. 2. Fungsi Dan Tanggung Jawab Internal Auditor Bidang internal audit yang banyak dikenal pada mulanya hanya tertuju pada pemeriksaan data akuntansi, bidang ini lebih dikenal dengan financial audit. Namun sejalan dengan semakin mendesaknya kebutuhan akan informasi bagi manajemen sebagai input dalam pengambilan keputusan dan kebijaksanaan, maka kegiatan operasional manajemen juga dimasukkan sebagai salah satu bidang yang diawasi dan diperiksa Internal Auditor. Bidang ini dikenal dengan nama manajemen audit. Seorang internal auditor juga bertugas melakukan pemeriksaan dan penilaian yang bebas atas kegiatan operasional, data akuntansi dan catatan keuangan lainnya. Setelah mamahami uraian terdahulu, maka dapat disimpulkan bahwa Internal Auditor memiliki andil yang cukup penting bagi suatu perusahaan. Sebagai seorang staf dari pimpinan perusahaan, seorang internal auditor harus dapat bertugas dengan baik, sehingga peranannya dalam menunjang sistem pengawasan intern dapat berlangsung dengan optimal. Sejalan dengan perkembangan jaman, yaitu perkembangan sistem informasi akuntansi, aktivitas internal auditor yang dijalankan melalui fungsi-
fungsi internal auditor telah diartikan sebagai suatu pemeriksaan dan penyajian data yang obyektif mengenai hasil analisa, penilaian, rekomendasi dan komentar atas aktivitas manajemen yang diperiksanya. Menurut Kosasih ( 2000 : 277 278 ), fungsi internal auditor digolongkan sebagai berikut : a. Menentukan baik tidaknya internal kontrol dengan memperhatikan pemisahan fungsi dan apakah prinsip akuntansi benar-benar telah dilaksanakan. b. Bertanggungjawab dalam menentukan apakah pelaksanaannya mentaati peraturan, rencana, policy, dan prosedur yang telah ditetapkan sampai menilai apakah hal tersebut perlu diperbaiki atau tidak. c. Memverifikasi adanya dan keutuhan kekayaan ( assets ) termasuk mencegah dan menemukan penyelewengan. d. Menilai kehematan, efisiensi, dan efektifitas kerja. e. Melaporkan secara obyektif apa yang diketahuinya kepada manajemen disertai rekomendasi perbaikannya. Fungsi-fungsi di atas dapat dijelaskan sebagai berikut : a. Dengan mengkaji ulang secara cermat atas bagian organisasi dan uraian fungsi yang menjelaskan pembagian tugas-tugas. Tinjauan ulang ini harus memperlihatkan apakah pengawasan atas setiap orang di dalam perusahaan memadai atau tidak dan tidak boleh seorangpun yang menempati posisi yang bertentangan dengan kebijaksanaan pengawasan internal yang sehat. b. Mengetahui apakah pelaksanaan telah dilakukan sesuai dengan kontrak yang telah disetujui dan rencana yang telah ditetapkan sebelumnya. c. Dengan mencocokkan daftar kekayaan perusahaan dengan kenyataan yang ada di lapangan.
d. Memastikan bahwa sistem akuntansi yang ada telah dilaksanakan sesuai dengan yang digariskan perusahaan dan apakah laporan telah disusun dengan benar. e. Dengan melaporkan secara obyektif apa yang telah ditemukan selama pemeriksaan dan memberikan rekomendasi perbaikannya kepada pihak manajemen. Secara umum, fungsi internal auditor dalam perusahaan adalah untuk mengawasi atau menjamin pelaksanaan kegiatan agar sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan dalam perusahaan. Internal auditor sebagai staf pimpinan perusahaan yang khusus menangani masalah internal audit harus dapat bertugas dengan baik, sehingga peranannya dalam menunjang keberhasilan struktur pengawasan intern berlangsung dengan optimal. Internal auditor juga bertugas melakukan pemeriksaan dan penilaian yang bebas atas kegiatan operasional, data akuntansi dan catatan keuangan lainnya. Fungsi internal auditor ini pada dasarnya adalah mengawasi sistem pengawasan intern dan memberikan saran serta perbaikan apabila terdapat kelemahan dan penyimpangan, baik yang terdapat dalam sistem tersebut, maupun pelaksanaannya di dalam perusahaan. Tanggung jawab seorang internal auditor dalam perusahaan tergantung pada status dan kedudukannya di dalam struktur organisasinya. Tanggung jawab tersebut harus memberikan akses penuh kepada internal auditor tersebut untuk berurusan dengan kekayaan dan karyawan perusahaan yang relevan dengan pokok permasalahan yang dihadapi.
Tanggung jawab internal auditor dalam perusahaan haruslah ditetapkan dengan jelas melalui kebijakan manajemen perusahaan. Menurut Holmes, Arthur dan Burns ( 2000 : 153 ) bahwa tanggung jawab internal auditor haruslah : 1. Memberikan informasi dan nasehat kepada manajemen dan menjalankan tanggung jawab ini dengan kode etik Institute of Internal Auditor. 2. Mengkoordinasikan kegiatan dengan orang lain agar berhasil mencapai sasaran audit dan sasaran perusahaan. Untuk menjaga obyektifitasnya, sebaiknya internal auditor tidak terlibat secara langsung dalam proses pencatatan dan penyajian data keuangan lainnya serta tidak terlibat secara langsung maupun tidak langsung dalam suatu aktifitas operasional yang dapat mempengaruhi obyektifitasnya jika dilakukan pemeriksaan. Ia harus bebas membahas dan menilai kebijaksanaan, rencana, dan prosedur, tetapi tidak berarti dapat mengambil alih tanggung jawab bagian lain yang ditugaskan. Kedudukan internal auditor menggambarkan bagian-bagian mana saja yang dapat menjadi obyek pemeriksaannya atau dengan kata lain menunjukkan sampai di mana wewenang internal auditor. Setiap pejabat harus melaporkan aktifitasnya kepada pejabat yang lebih tinggi. Dengan cara ini, tanggung jawab secara bertahap dapat dilaksanakan dan diikuti dengan baik dan benar.
3. Kedudukan Internal Auditor Tujuan dari pemeriksaan intern adalah membantu semua anggota manajemen dalam melaksanakan tugasnya secara efektif dengan menyediakan data yang obyektif mengenai hasil analisa, penilaian, rekomendasi dan komentar atas aktivitas yang diperiksanya. Untuk dapat bekerja secara efektif dengan manajemen, kedudukan Satuan Pengawasan Intern dalam struktur organisasi sangat mempengaruhi keberhasilannya dalam menjalankan tugasnya. Audit internal haruslah ditempatkan sedemikian rupa sehingga memungkinkan untuk dapat melakukan wewenang dan tanggung jawabnya dengan baik serta dapat menjamin kebebasan dalam menjalankan tugasnya. Kedudukan internal auditor dalam struktur organisasi sangat berpengaruh terhadap keberhasilan dalam menjalankan tugasnya. Internal auditor haruslah ditempatkan di posisi yang tidak bertanggung jawab langsung kepada pimpinan unit operasional perusahaan, tetapi bertanggung jawab langsung kepada manajemen perusahaan. Dengan demikian internal auditor dapat melakukan tugas, wewenang dan tangung jawabnya dengan baik serta dapat menjamin kebebasannya. Kedudukan auditor internal dalam suatu struktur organisasi mempunyai pengaruh terhadap luasnya kegiatan, peranan serta tingkat kebebasan di dalam menjalankan tugasnya sebagai auditor. Kedudukan auditor internal hendaknya ditempatkan sedemikian rupa sehingga auditor internal dapat melaksanakan wewenang dan tanggung jawabnya dengan baik. Kedudukan auditor internal dalam suatu struktur organisasi perusahaan yang satu dengan yang lain belum
tentu sama. Karena hal ini bergantung pada situasi dan kondisi perusahaan serta tujuan yang hendak dicapai dalam pembentukan bagian auditor internal.menurut Agoes (2004:243), ada empat alternatif kedudukan, yaitu : 1) Bagian Internal Auditor dibawah Direktur Keuangan Gambar 2.1 Internal Auditor Dibawah Direktur Keuangan Sumber: Sukrisno Agoes (2004:243) Gambar tersebut memperlihatkan bahwa auditor internal berkedudukan sejajar dengan bagian keuangan dan bagian akuntansi. Dimana bagian auditor sepenuhnya bertanggung jawab kepada Direktur Keuangan. Kelemahan dalam posisi ini fungsi auditor internal hanya ditekan pada pengendalian atas ruang lingkup bagian keuangan saja.
2) Bagian Internal Auditor merupakan Staff Direktur Utama Gambar 2.2 Internal Auditor merupakan Staff Direktur Utama Sumber: Sukrisno Agoes (2004:244) Gambar diatas memperlihatkan bahwa kedudukan bagian auditor internal adalah merupakan Staff Direktur Utama. Dalam hal ini auditor internal mempunyai tingkat independensi yang tinggi, karena auditor internal dapat melakukan pemeriksaan ke seluruh bagian kecuali pimpinan perusahaan atau direktur utama. Kelemahan fungsi ini, dimana Direktur Utama mempunyai tugas yang banyak sehingga Direktur Utama tidak dapat mempelajari hasil audit internal secara mendalam, sehingga tindakan perbaikan yang diperoleh tidak segera diambil.
3) Bagian Internal Auditor merupakan Staff Dewan Komisaris Gambar 2.3 Internal Auditor merupakan Staff Dewan Komisaris Sumber: Sukrisno Agoes (2004:245) Gambar diatas memperlihatkan bahwa bagian auditor internal berfungsi sebagai staff bagian Dewan Komisaris dan posisinya berada diatas Direktur Utama. Status ini memberikan tingkat independensinya yang tinggi sekali, para anggota Dewan Komisaris tidak setiap saat bisa ditemui. Mereka juga kurang menguasai masalah operasi sehari-hari sehingga tidak dapat dengan cepat mengambil tindakan atau saran-saran yang diajukan oleh auditor internal untuk pencegahan atau perbaikan, selain itu karena tugas Dewan Komisaris sangat banyak sehingga laporan yang diberikan oleh auditor internal tidak dapat dengan segera dipelajari.
4) Bagian Internal Audit dipimpin oleh seorang Internal Audit Direktur Gambar 2.4 Internal Auditor dipimpin oleh seorang Internal Audit Direktur Sumber: Sukrisno Agoes (2004:246) Direktur Internal Audit mengarahkan personel dan aktivitas-aktivitas departemen audit intern dan mempunyai tanggung jawab terhadap program dan pelatihan staff audit. Direktur audit intern mempunyai akses yang bebas terhadap Ketua Dewan Komisaris. Tanggung jawab Direktur Audit Intern adalah menyiapkan rencana tahunan untuk pemeriksaan semua unit perusahaan dan mengajukan program tersebut untuk persetujuan. Auditing Supervisor membantu dalam mengkoordinasi usaha auditing dengan akuntan publik agar memberikan cakupan audit yang sesuai tanpa duplikasi usaha.
Senior Auditor mempunyai Staff Auditor dalam pekerjaan lapangan audit. Staff Auditor melaksanakan tugas pada suatu lokasi audit. Kelemahan pada struktur ini adalah ketika Direktur Internal Audit tidak dapat mengelola departemen audit intern dengan baik, sehingga pekerjaan audit tidak dapat memenuhi tujuan umum dan tanggung jawab yang telah disetujui manajemen. 4. Program Pemeriksaan Internal Auditor Program audit merupakan perencanaan prosedur dan teknik pemeriksaan yang ditulis secara sistematis untuk mencapai tujuan perusahaan secara efisien dan efektif. Selain berfungsi sebagai alat perencanaan, program audit juga bermanfaat untuk mengatur pembagian kerja masing-masing bagian sebagaimana tertulis di Audit Internal Sawyer ( 2005 : 205-206), yaitu ; a. Menetapkan tujuan audit dan ruang lingkup pekerjaan. b. Memperoleh informasi latar belakang tentang aktifitas yang akan diaudit. c. Menentukan sumber daya yang diperlukan untuk melaksanakan audit. d. Berkomunikasi dengan semua pihak yang perlu mengetahui tentang audit tersebut. e. Melakukan sesuai situasi, survei untuk mengenal dengan baik aktivitas, risiko dan pengendalian yang akan diaudit, untuk mengidentifikasi bidangbidang yang mendapat penekanan audit, serta untuk meminta komentar dan saran auditee. f. Menulis program audit. g. Menentukan bagaimana, kapan, dan kepada siapa hasil-hasil audit akan dikomunikasikan. h. Mendapatkan persetujuan atas rencana kerja audit. Secara ringkas, program audit tersebut digunakan untuk memperoleh informasi, kemudian menguji informasi tersebut dan mencari pembenaran akan informasi tersebut. Setelah itu memonitor jalannya pemeriksaan, kemudian menelaah pekerjaan yang telah dilakukan, mencatat temuan-temuan pemeriksaan dan menindaklanjuti hasil pemeriksaan. Hasil pemeriksaan
tersebut dilaporkan dalam bentuk laporan kertas kerja pemeriksaan untuk kemudian ditindaklanjuti. 5. Laporan Internal Auditor Tahap terakhir dari suatu kegiatan pemeriksaan intern adalah berupa laporan internal auditor yang ditujukan kepada pimpinan perusahaan. Laporan tersebut merupakan sasaran pertanggungjawaban internal auditor atas penugasan oleh pimpinan. Internal auditor harus melaporkan hasil - hasil pekerjaan audit mereka, yaitu : a. Suatu laporan tertulis yang ditandatangani harus dikeluarkan setelah pemeriksasan audit selesai. Laporan itu bisa dalam bentuk tertulis atau lisan dan dapat disampaikan secara formal ataupun informal. b. Auditor internal harus membahas kesimpulan dan rekomendasi pada tingkatan manajemen yang tepat sebelum mengeluarkan laporan tertulis yang final. c. Laporan haruslah obyektif, jelas, ringkas, konstruktif, dan tepat waktu. d. Laporan harus menyatakan tujuan, ruang lingkup dan hasil audit; dan bila tepat, laporan itu juga harus berisi suatu pernyataan pendapat auditor. e. Laporan dapat mencakup rekomendasi untuk perbaikan yang potensial dan mengakui kinerja serta tindakan korektif yang memuaskan. f. Pandangan auditee tentang kesimpulan dan rekomendasi audit dapat disertakan dalam laporan audit.
g. Direktur auditing internal harus mereview dan menyetujui laporan audit final sebelum diterbitkan serta harus memutuskan kepada siapa laporan itu akan dibagikan. Laporan ini dibuat berdasarkan hasil pemeriksaan internal auditor dengan data-data yang sistematis, diinterpretasikan untuk kemudian didokumentasikan, sehingga memberikan dukungan yang kuat terhadap hasilhasil pemeriksaan intern. Melalui laporan ini, internal auditor mengungkapkan temuan-temuan baik kelemahan dan kecurangan serta rekomendasi perbaikan atas kesalahan yang ada. Laporan internal auditor pada dasarnya adalah merupakan intern perusahaan. Bentuk laporan ini dapat berbeda-beda antara perusahaan yang satu dengan perusahaan yang lainnya, karena bentuk yang standar tidak ada diterapkan, berbeda dengan laporan yang dibuat akuntan publik. Namun demikian laporan harus objektif dan dapat dipertanggungjawabkan dengan bukti pendukung, Dengan demikian laporan tersebut harus dibuat dalam bentuk yang baik dan mudah dimengerti sehingga dengan laporan tersebut pimpinan dapat segera mengambil keputusan mengenai tindakan yang harus diambil. Faktor-faktor yang harus diperhatikan menurut Sawyer ( 2003 : 295 ) di dalam menyusun laporan internal auditor : a. Cermat Laporan harus disusun dengan cermat, artinya setiap pernyataan, angka, dan referensi dapat diandalkan. Suatu laporan dianggap tidak cermat jika internal auditor, mengemukakan telah terjadi kecurangan pada salah satu unit kerja tanpa menyebutkan bentuk serta penyebab dari kecurangan tersebut, ataupun jika internal auditor menyarankan perbaikan tanpa mengemukakan apa akibatnya bila perbaikan tidak dilaksanakan. b. Jelas
Laporan disusun dengan jelas, artinya agar laporan tersebut jelas maka internal auditor hendaknya menghindari pemakaian bahasa yang membosankan dan struktur laporan yang jelek, karena hal ini akan mengakibatkan temuan yang penting menjadi tidak dominan, ide-ide yang sangat perlu bagi manajemen juga tidak terkomunikasikan. c. Ringkas Laporan harus ringkas, maksudnya bahwa laporan itu harus terhindar dari hal-hal yang tidak relevan, tidak material seperti gagasan, temuan, kalimat, dan sebagainya yang tidak menunjang tema pokok laporan. Namun bukan berarti mengurangi sesuatu hal secara terpotong-potong. Laporan yang ringkas juga harus lengkap dan dapat memenuhi kebutuhan pemakainya. d. Tepat Waktu Laporan harus diterbitkan pada waktu yang tepat, karena laporan tersebut dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan manajemen akan informasi yang mutakhir. Tidak ada artinya apabila suatu laporan yang telah dipersiapkan dengan baik namun disampaikan setelah lewat waktu. 6. Kerangka Konseptual PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan mempunyai internal auditor. Kedudukan dan Fungsi Internal Auditor sangatlah penting dalam mengawasi kegiatan operasional perusahaan. Untuk itu, Internal Auditor harus memahami dan menguasai prosedur kerja internal auditor yang sudah ada di perusahaan, dan dalam melaksanakan tugasnya harus dapat bekerja secara independen, yaitu bebas dalam melakukan pemeriksaan. Internal auditor juga harus bekerja secara profesional, tanpa memandang bagian-bagian dalam perusahaan, atau membeda-bedakan bagian-bagian mana saja dalam perusahaan yang akan diperiksa. Internal auditor harus bebas untuk menentukan kebijakan yang positif dalam hal melakukan pengawasan. Fungsi internal auditor haruslah dapat memberikan pandangan dan memberikan laporan yang obyektif. Dalam arti, pandangan yang diberikan harus berdasarkan hasil pemeriksaan, dan tidak ada yang direkayasa. Laporan yang diberikan harus objektif, tidak menyudutkan bagian-bagian tertentu dalam
perusahaan yang melakukan penyimpangan, harus benar-benar menyampaikan apa saja hasil pemeriksaan yang telah dilakukan. Secara konsep, Fungsi dan Kedudukan Internal Auditor harus dapat membantu meningkatkan efisiensi dan efektifitas perusahaan. Kerangka konseptual digambarkan sebagai berikut : PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan Internal Auditor Fungsi Internal Auditor Kedudukan Internal Auditor : Inti Hubungan Konsep Mengetahui apakah fungsi dan kedudukan internal auditor dapat membantu meningkatkan efektifitas perusahaan. Gambar 2.5 : Kerangka Konseptual B. Tinjauan Penelitian Terdahulu Nama Mahasiswa Uliasi Hotmauli (2006) Judul Penelitian Perumusan Masalah Hasil Penelitian kedudukan dan fungsi Internal Auditor pada PT. Binasan Prima 1. Apakah kedudukan dan fungsi Internal Auditor sudah efektif dalam berperan dalam pengawasan operasional persahaan? 2. Apakah kendala yang dihadapi sehingga fungsi Internal Auditor tidak berjalan mestinya? sebagaimana 1. Kedudukan Internal auditor sudah baik tetapi belum efektif, karena hasil pemeriksaan yang dilaporkan oleh internal auditor kurang dilakukan tindakan yang tepat oleh pihak manajemen 2. Kendala yang dihadapi internal auditor dalam melakukan pemeriksaan yaitu kurang dilakukan
Tengku Rifki Fauzan (2007) Analisa Fungsi dan Peranan Internal Auditor pada PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Cabang Belawan 1. Apakah fungsi-fungsi internal auditor telah diterapkan dalam menilai manajemen operasional pada PT. Bank Negara Indonesia (persero) Tbk Cabang Belawan? 2. Apakah kedudukan internal auditor dalam struktur organisasi perusahaan telah memadai atau cukup independen? tindakan yang tepat oleh pihak manajemen, dengan alas an kurang sesuai dengan keadaan dilapangan. 1. Fungsi internal auditor pada perusahaan merupakan fungsi pengawasan yang dilakukan melalui kegiatan pemeriksaan.pelaksanaa n pengawasan yang dilakukan oleh internal auditor telah disesuaikan dengan tugas dan tanggung tawabnya. 2. Kedudukan internal auditor pada stuktur organisasi perusahaan berada dibawah kepala cabang, maka internal auditor merupakan unsur pengawasan di dalam melaksanakan operasianal perusahaan. Penempatan ini sangat penting artinya untuk menjaga unsure independen dari fungsi pengawasan tersebut.