NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN ASUPAN NATRIUM DAN KALIUM PADA PASIEN HIPERTENSI RAWAT JALAN DI PUSKESMAS JEPANG KUDUS

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah

HUBUNGAN OLAHRAGA TERHADAP TEKANAN DARAH PENDERITA HIPERTENSI RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. pesat. Penyakit degeneratif biasanya disebut dengan penyakit yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. penyakit infeksi ke penyakit tidak menular ( PTM ) meliputi penyakit

HERNAWAN TRI SAPUTRO J

HUBUNGAN KEPATUHAN MINUM OBAT DENGAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI RAWAT JALAN DI POLIKLINIK PENYAKIT DALAM RSUD

I. PENDAHULUAN. akan mencapai lebih dari 1,5 milyar orang (Ariani,2013). Hipertensi telah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

HUBUNGAN ANTARA ASUPAN MAGNESIUM, ASUPAN LEMAK DAN STATUS GIZI DENGAN TEKANAN DARAH PADA WANITA MENOPAUSE HIPERTENSI DI RSUD SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN.

BAB 1 PENDAHULUAN. melebihi 140/90 mmhg. Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan

Jurnal Kesehatan Masyarakat

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DALAM PEMENUHAN NUTRISI DENGAN TEKANAN DARAH LANSIA DI MANCINGAN XI PARANGTRITIS KRETEK BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ASUPAN NATRIUM DAN KALIUM DENGAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI DI UNIT RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT GUIDO VALADARES DILI TIMOR LESTE

KORELASI PERILAKU MEROKOK DENGAN DERAJAT HIPERTENSI PADA PENDERITA HIPERTENSI DI PUSKESMAS WILAYAH KERJA DINAS KESEHATAN BANJARBARU

BAB I PENDAHULUAN. pemeriksaan tekanan darah dengan menggunakan sphygmomanometer

BAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat (Rahayu, 2000). Berdasarkan data American. hipertensi mengalami peningkatan sebesar 46%.

Hipertensi (Tekanan Darah Tinggi)

Kata kunci : Tekanan darah, Terapi rendam kaki air hangat, Lansia.

HUBUNGAN PENGETAHUAN PASIEN HIPERTENSI TENTANG OBAT GOLONGAN ACE INHIBITOR DENGAN KEPATUHAN PASIEN DALAM PELAKSANAAN TERAPI HIPERTENSI DI RSUP PROF DR

BAB I PENDAHULUAN. pada beban ganda, disatu pihak penyakit menular masih merupakan

Mengetahui Hipertensi secara Umum

Hubungan Asupan Lemak dan Asupan Kolesterol dengan Kadar Kolesterol Total pada Penderita Jantung Koroner Rawat Jalan di RSUD Tugurejo Semarang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit tekanan darah tinggi menduduki peringkat pertama diikuti oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh perilaku yang tidak sehat. Salah satunya adalah penyakit

*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan terutama di bidang kesehatan,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

HUBUNGAN PENGETAHUAN HIPERTENSI DENGAN POLA HIDUP SEHAT LANSIA DI UNIT REHABILITASI SOSIAL PUCANG GADING SEMARANG ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. jumlah lansia (Khomsan, 2013). Menurut Undang-Undang No.13/1998

Nunung Sri Mulyani Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Kemenkes Aceh

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan Usia Harapan Hidup penduduk dunia dan semakin meningkatnya

INTISARI. M. Fauzi Santoso 1 ; Yugo Susanto, S.Si., M.Pd., Apt 2 ; dr. Hotmar Syuhada 3

BAB I PENDAHULUAN. atau tekanan darah tinggi (Dalimartha, 2008). makanan siap saji dan mempunyai kebiasaan makan berlebihan kurang olahraga

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan usia harapan hidup dan penurunan angka fertilitas. mengakibatkan populasi penduduk lanjut usia meningkat.

HUBUNGAN OLAHRAGA TERHADAP TEKANAN DARAH PENDERITA HIPERTENSI RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA

HUBUNGAN POLA MAKAN DAN GAYA HIDUP DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA PASIEN RAWAT JALAN DI UPK PUSKESMAS PURNAMA. Eka Apriani, Widyana Lakshmi Puspita

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkannya. Bila kondisi tersebut berlangsung lama dan menetap, maka dapat menimbulkan penyakit hipertensi.

PENGARUH RELAKSASI BENSON TERHADAP TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI DI PUSKESMAS DENPASAR TIMUR II TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. koroner, stroke), kanker, penyakit pernafasan kronis (asma dan. penyakit paru obstruksi kronis), dan diabetes.

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado **Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan kesehatan menuju hidup sehat 2010 yaitu meningkatkan

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TERJADINYA HIPERTENSI PADA MASYARAKAT DESA TEMPOK SELATAN KECAMATAN TOMPASO KABUPATEN MINAHASA

PENELITIAN. HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU PENDERITA HIPERTENSI DALAM PENCEGAHAN STROKE di PUSKESMAS PONOROGO UTARA KABUPATEN PONOROGO

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hipertensi atau yang lebih dikenal dengan sebutan penyakit

ABSTRAK. EFEK BUAH MELON SKY ROCKET (Cucumis melo L.) TERHADAP TEKANAN DARAH

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. kesakitan yang tinggi. Darah tinggi sering diberi gelar The Silent Killer karena

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan masalah kesehatan

ABSTRAK. PENGARUH LABU SIAM (Sechium edule Swartz) TERHADAP TEKANAN DARAH

BAB I PENDAHULUAN. mmhg. Penyakit ini dikategorikan sebagai the silent disease karena penderita. penyebab utama gagal ginjal kronik (Purnomo, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi memiliki istilah lain yaitu silent killer dikarenakan penyakit ini

ABSTRAK. Kata Kunci: Obesitas, Natrium, Hipertensi

ABSTRAK EFEK WORTEL (DAUCUS CAROTA L.) TERHADAP TEKANAN DARAH PEREMPUAN DEWASA

Jurnal Siklus Volume 6 Nomor 2 Juni 2017 e-issn : p-issn :

ABSTRAK. EFEK PISANG RAJA (Musa paradisiaca L.) TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PRIA DEWASA

BAB V PEMBAHASAN. A. Karakteristik Responden yang Memengaruhi Tekanan Darah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kulon Progo yang memiliki 8 dukuh, yaitu Dhisil, Giyoso, Kidulan,

BAB I PENDAHULUAN. dapat terlepas dari aktivitas dan pekerjaan dalam kehidupan sehari-hari. Tuntutan

Kata kunci: Hipertensi, Aktivitas Fisik, Indeks Massa Tubuh, Konsumsi Minuman Beralkohol

BAB I PENDAHULUAN UKDW. lanjut usia terus meningkat dari tahun ke tahun(rahayu, 2014). Menurut

HASIL PENELITIAN HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MEROKOK DENGAN TEKANAN DARAH PADA NELAYAN DI KELURAHAN BITUNG KARANGRIA KECAMATAN TUMINTING KOTA MANADO

BAB I PENDAHULUAN. seluruh dunia karena prevalensi yang masih tinggi dan terus meningkat.

Prevalensi hipertensi berdasarkan yang telah terdiagnosis oleh tenaga kesehatan dan pengukuran tekanan darah terlihat meningkat dengan bertambahnya

BAB I PENDAHULUAN. setelah stroke dan tuberkulosis dan dikategorikan sebagai the silent disease

HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH (IMT) DENGAN TEKANAN DARAH PADA LANJUT USIA DI DESA BLULUKAN KECAMATAN COLOMADU KABUPATEN KARANGANYAR

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dari penyakit infeksi ke Penyakit Tidak Menular (PTM). Terjadinya transisi

BAB I PENDAHULUAN. (Armilawati, 2007). Hipertensi merupakan salah satu penyakit degeneratif

FAKTOR RISIKO KEJADIAN HIPERTENSI PADA LANSIA DI POSYANDU SENJA CERIA SEMARANG TAHUN 2013

Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Konsumsi Natrium Terhadap Tekanan Darah Penderita Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Cempaka Tahun 2015

Hubungan Antara Obesitas dan Aktivitas Fisik dengan Tekanan Darah Pasien Hipertensi

Karakteristik Umum Responden

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi bisa diumpamakan seperti pohon yang terus. Hipertensi yang didefinisikan sebagai tekanan darah sistolik (SBP, 140

BAB I PENDAHULUAN. sistolic dan diastolic dengan konsisten di atas 140/90 mmhg (Baradero, Dayrit &

ABSTRAK. PENGARUH BUAH PEPAYA (Carica papaya L.) TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH NORMAL

BEBERAPA FAKTOR RISIKO YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PRIMER PADA SUPIR TRUK

INTISARI. Kata Kunci : Hipertensi, Pelayanan Komunikasi, Informasi Dan Edukasi.

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI DI PUSKESMAS MAKRAYU KECAMATAN BARAT II PALEMBANG

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP KELUARGA TERHADAP DIET HIPERTENSI PADA LANSIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAWASARI KOTA JAMBI TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. yang terdiri dari orang laki-laki dan orang perempuan.

Susanty Wahyu Nanurlaili, I Wayan Sudhana Program Studi Pendidikan Dokter Universitas Udayana, Denpasar, Bali.

HUBUNGAN POLA MAKAN DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KEJADIAN DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH

Abstrak. Anih Kurnia, M.Kep., Ners Program Studi D III Keperawatan STIKes BTH Tasikmalaya

BAB I PENDAHULUAN. bertahap dengan bertambahnya umur. Proses penuaan ditandai dengan. kehilangan massa otot tubuh sekitar 2 3% perdekade.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

HUBUNGAN FAKTOR INTERNAL DAN FAKTOR EKSTERNAL DENGAN MOTIVASI KONSULTASI GIZI PADA PASIEN HIPERTENSI DI POLIKLINIK GIZI RSUD Dr.

BAB I PENDAHULUAN.

BAB 1 PENDAHULUAN. tanpa gejala, sehingga disebut sebagai Silent Killer (pembunuh terselubung).

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN DIIT RENDAH GARAM PADA PASIEN HIPERTENSI DI KAMPUNG MEKAR SARI KABUPATEN TANGERANG

Kata Kunci: Umur, Jenis Kelamin, IMT, Kadar Asam Urat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Insiden hipertensi mulai terjadi seiring bertambahnya usia. Pada

Transkripsi:

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN ASUPAN NATRIUM DAN KALIUM PADA PASIEN HIPERTENSI RAWAT JALAN DI PUSKESMAS JEPANG KUDUS Diajukan Oleh: DIAH RETNO WAHYUNINGRUM G2B014024 PROGRAM STUDI S1 GIZI FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG TAHUN 2018 i

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN ASUPAN NATRIUM DAN KALIUM PADA PASIEN HIPERTENSI RAWAT JALAN DI PUSKESMAS JEPANG KUDUS Yang diajukan oleh: DIAH RETNO WAHYUNINGRUM G2B014024 Pembimbing I / Utama Telah disetujui oleh: Hapsari Sulistya Kusuma, S.Gz, M.Si NIK. 28.6.1026.219 Tanggal: Pembimbing II / Pendamping Tanggal: Yuliana Noor Setiawati U, S.Gz, M.Sc NIK. 28.6.1026.022 Mengetahui, Ketua Program Studi S1Gizi Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Semarang (Ir. Agustin Syamsianah, M.Kes) NIK. 28.6.1026.015 ii

RINGKASAN Hubungan Dukungan Keluarga dengan Asupan Natrium dan Kalium pada Pasien Hipertensi Rawat Jalan di Puskesmas Jepang Kudus Diah Retno Wahyuningrum 1, Hapsari Sulistya Kusuma 2, Yuliana Noor Setiawati Ulvie 3 1.2.3 Program Studi Gizi Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Semarang Hipertensi atau yang lebih dikenal dengan sebutan penyakit darah tinggi merupakan suatu keadaan dimana tekanan darah seseorang berada di atas normal, atau optimal yaitu 120 mmhg untuk sistolik dan 80 mmhg untuk diastolik. Tujuan penelitian adalah mengetahui hubungan antara dukungan keluarga dengan asupan natrium dan kalium pada pasien hipertensi rawat jalan di Puskesmas Jepang Kudus. Jenis penelitian Explanatory Research dengan pendekatan Crossectional. Sebanyak 27 sampel diambil teknik konsekutif sampling. Data asupan bahan makanan sumber natrium dan kalium menggunakan food recall, dan dukungan keluarga diperoleh dari kuisioner. Analisis statistik menggunakan uji Rank Spearman. Hasil penelitian menunjukkan karakteristik sampel berusia 30-49 tahun (78%), berjenis kelamin laki-laki (52%), berpendidikan SMA (81%), status gizi normal (67%), dukungan keluarga yang baik (59%). Asupan bahan makanan sumber natrium 1500 mg (52%), asupan bahan makanan sumber kalium 4700 mg (100%). Ada hubungan yang signifikan antara dukungan keluarga dengan asupan natrium pada pasien hipertensi rawat jalan di Puskesmas Jepang Kudus (p value = 0,00 < 0,05). Tidak adanya hubungan yang signifikan antara dukungan keluarga dengan asupan kalium pada pasien hipertensi rawat jalan di Puskesmas Jepang Kudus (p value = 0,916 > 0,05). Kata Kunci: Dukungan Keluarga, Hipertensi, Kalium, Natrium iii

ABSTRACT Relationship of Family Support with Sodium and Potassium Intake in Outpatient Hypertension Patients at Puskesmas Jepang Kudus Diah Retno Wahyuningrum 1, Hapsari Sulistya Kusuma 2, Yuliana Noor Setiawati Ulvie 3 1.2.3 Nutrition Program Faculty of Nursing and Health Sciences University of Muhammadiyah Semarang Hypertension or better known as high blood disease is a condition where a person's blood pressure is above normal, or optimal is 120 mmhg for systolic and 80 mmhg for diastolic. Long-term and persistent hypertension can lead to stroke, heart attack, heart failure and is a leading cause of chronic renal failure. The purpose of this study was to determine the relationship between family support with sodium and potassium intake in hypertensive patients outpatient at Puskesmas Jepang Kudus. Type of research Explanatory Research with Crossectional approach. A total of 27 samples were taken sampling technique. Data on dietary intake of sodium and potassium sources used food recall, and family support was obtained from the questionnaire. Statistical analysis using Shapiro-Whilks test and continued with Rank Spearman test. The results showed that the characteristics of the sample were 30-49 years old (78%), male (52%), high school education (81%), normal nutritional status (67%), good family support (59%). Feed intake of source of sodium 1500 mg (52%), intake of food source potassium 4700 mg (100%) There is a significant association of family support with sodium intake in outpatient hypertensive patients at the Japanese Holy Community Health Center. There was no significant association between family support and potassium intake in outpatient hypertensive patients at Puskesmas Jepang Kudus Keywords: Family Support, Hypertension, Potassium, Sodium iv

PENDAHULUAN Hipertensi atau yang lebih dikenal dengan sebutan penyakit darah tinggi merupakan suatu keadaan dimana tekanan darah seseorang berada di atas normal, atau optimal yaitu 120 mmhg untuk sistolik dan 80 mmhg untuk diastolik. (Purnomo, 2009). Faktor penyebab hipertensi dapat dibagi menjadi dua, yaitu faktor primer dan faktor sekunder. Faktor primer terdiri dari jenis kelamin, dimana menurut pendapat Jaya (2009), laki-laki dianggap lebih rentan mengalami hipertensi dibandingkan perempuan. Hal ini dikarenakan gaya hidup yang lebih buruk dan tingkat stres yang lebih besar pada laki-laki dibanding perempuan. Faktor selanjutnya adalah usia pasien, dimana usia 45 tahun hingga 59 tahun dianggap mengalami kecenderungan hipertensi karena pada usia middle age merupakan usia dimana kondisi tubuh mulai menurun dan rentang mengalami penyakit kronis (SanI, 2008). Faktor ketiga penyebab hipertensi primer adalah riwayat keluarga. Individu yang keluarga atau orang tua mengalami hipertensi cenderung memiliki kemungkinan lebih besar mengalami hipertensi dibandingkan individu yang tidak memiliki keluarga yang mengalami hipertensi (Jaya, 2009). Faktor sekunder yaitu merokok. Penghentian merokok terbukti dapat mengurangi risiko mengalami hipertensi. Individu yang mengonsumsi satu batang rokok dapat terjadi peningkatan denyut jantung dan tekanan darah selama 15 menit. Faktor selanjutnya adalah obesitas. Individu dengan obesitas memiliki risiko lima kali lebih besar mengalami hipertensi. Faktor ketiga penyebab hipertensi yang dapat dikontrol adalah stres. Stres yang terjadi pada individu dapat merangsang kelenjar anak ginjal melepaskan hormon adrenalin dan memacu jantung berdenyut lebih cepat serta lebih kuat, sehingga tekanan darah akan meningkat. Jika stres berlangsung lama tubuh akan memunculkan gejala negatif seperti hipertensi (Jaya, 2009). Asupan natrium merupakan hal yang sangat penting pada mekanisme timbulnya hipertensi. Pengaruh asupan natrium terhadap hipertensi adalah melalui peningkatan volume plasma (cairan tubuh) dan tekanan darah. Mengkonsumsi garam (natrium) menyebabkan haus dan mendorong kita minum. Hal ini v

meningkatkan volume darah di dalam tubuh yang berarti jantung harus mempompa lebih giat sehingga tekanan darah naik. Karena masukan (input) harus sama dengan pengeluaran (output) dalam sistem pembuluh darah, jantung harus memompa lebih kuat dengan tekanan lebih tinggi (Sumaerih, 2006). Kebalikan dari natrium, kalium berhubungan lebih dengan penurunan tekanan darah. Kalium berpartisipasi dalam memelihara keseimbangan cairan, elektrolit dan asam basa. Kalium juga berperan dalam transmisi impuls saraf dan tekanan otot. Selain itu enzim yang berpartisipasi pada metabolisme energi akan berfungsi lebih efesien ketika berkaitan dengan potassium (Persagi, 2006) Meningkatnya konsumsi kalium dapat menurunkan tekanan darah tinggi, bukti epidemiologis menunjukkan adanya korelasi negatif antara konsumsi kalium dengan hipertensi baik pada mereka yang mempunyai tekanan darah normal maupun dengan tekanan darah tinggi (Khomsan, 2003). Menurut (Friedman, Bowden, & Jones, 2003) banyak teori perilaku kesehatan menunjukkan bahwa keluarga adalah pengaruh utama baik pada status kesehatan maupun pada perilaku kesehatan maupun pada perilaku kesehatan anggota keluarga. Selain itu, dukungan keluarga adalah unsur penting dalam keberhasilan individu anggota keluarga dalam melakukan dan mempertahankan perilaku kesehatan baru, seperti berhenti merokok atau memperbaiki pola makan. Menurut (McMurray, 2003) dukungan keluarga termasuk dalam faktor penguat (enabling factors) yang dapat mempengaruhi perilaku perilaku dan gaya hidup seseorang. Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan asupan natrium dan kalium pada pasien hipertensi rawat jalan di Puskesmas Jepang Kudus. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada masyarakat tentang ada atau tidak adanya hubungan dukungan keluarga dengan asupan natrium dan kalium pada pasien hipertensi rawat jalan di Puskesmas Jepang Kudus sehingga dapat mencegah resiko hipertensi sejak dini. vi

METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah explanatory research yang dimaksudkan untuk mengetahui hubungan antara variabel dalam penelitian. Penelitian ini dengan menggunakan pendekatan crossectional. Penelitian dilakukan di Puskesmas Jepang Jalan Budi Utomo Jepang Kecamatan Mejobo Kabupaten Kudus, pada tanggal 9 September 2017 28 Oktober 2017. Penentuan sampel menggunakan teknik konsekutif sampling dan mendapatkan jumlah sampel sebanyak 27 sampel. Data yang dikumpulkan merupakan data primer dan sekunder. Data primer diambil dengan cara wawancara kepada pasien hipertensi menggunakan lembar identitas pasien, lembar formulir recall makanan dan lembar kuisioner dukungan keluarga. Data sekunder diperoleh dengan cara menyalin data yang berupa jumlah pasien hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Jepang Kudus. Instrument penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah formulir identitas pasien meliputi nama, usia, jenis kelamin dan pendidikan. Formulir recall makanan 3 x 24 jam untuk mengetahui asupan bahan makanan sumber natrium dan kalium dan kuisioner untuk mengetahui dukungan keluarga yang diperoleh sampel. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan program computer SPSS. Analisi univariat digunakan untuk menyajikan data kedalam nilai rata-rata, standar deviasi nilai mean, minimum dan maksimumserta tabel distribusi frekuensi. Analisis bivariat digunakan untuk menganalisishubungan natara dua variabel yaitu variabel dependen dan variabel independen. Uji yang digunakan adalah uji kenormalan data dengan uji Shapiro- Wilks dan dilanjutkan dengan menggunakan uji Rank-Spearman. HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Sampel Sampel dalam penelitian ini adalah pasien penderita penyakit hipertensi yang melakukan rawat jalan di Puskesmas Jepang Kudus. Sampel pada penelitian vii

ini sebanyak 27 sampel yang terdiri dari sampel laki-laki dan perempuan. Distribusi sampel meliputi usia, jenis kelamin, pendidikan, status gizi, dukungan keluarga, asupan natrium dan asupan kalium. Tabel 1. Distribusi Samjpel Berdasarkan Usia Umur n % 30-49 21 78% 50-64 6 22% Tabel 2. Distribusi Sampel Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin n % Laki-laki 14 52% Perempuan 13 48% Tabel 3. Distribusi Sampel Berdasarkan Pendidikan Pendidikan n % SMP 5 19% SMA 22 81% Tabel 4. Distribusi Sampel Berdasarkan Status Gizi Status Gizi n % Kurus 1 4% Normal 18 67% Overweight 4 15% Gemuk 4 15% Tabel 5. Distribusi Sampel Berdasarkan Dukungan Keluarga Dukungan n % Baik 16 59% Cukup 11 41% Kurang 0 0% viii

Berdasarkan Tabel 1. dapat dilihat bahwa usia penderita hipertensi dengan jumlah terbesar yaitu 30-49 tahun sebanyak 21 sampel (78%). Hal ini disebabkan karena usia merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap terjadinya peningkatan tekanan darah tinggi. Pertambahan usia menyebabkan rentan terjadinya perubahan struktural dan fungsional pada pembuluh perifer yang bertanggung jawab pada perubahan tekanan darah seseorang dengan usia lanjut. Perubahan tersebut meliputi aterosklerosis, hilangnya elastisitas jaringan ikat dan penurunan dalam relaksasi otot polos pembuluh darah, yang pada gilirannya menurunkan kemampuan distensi dan daya regang pembuluh darah (Smeltzer dan Bare, 2001). Berdasarkan Tabel 2. dapat dilihat bahwa jenis kelamin penderita hipertensi dengan jumlah terbesar yaitu laki-laki sebanyak 14 sampel (52%). Hal ini sejalan dengan pernyataan Depkes tahun 2006 yang menyatakan bahwa lakilaki lebih banyak menderita hipertensi dibandingkan perempuan. Hal ini dikarenakan laki-laki memiliki gaya hidup yang cenderung dapat meningkatkan tekanan darah. Namun hal ini berubah pada saat perempuan memasuki masa menopause dimana prevalensi hipertensi pada perempuan meningkat. Bahkan setelah usia 65 tahun, prevalensi hipertensi pada perempuan lebih tinggi dibandingkan laki-laki yang diakibatkan oleh faktor hormonal (Depkes, 2006). Berdasarkan Tabel 3. dapat dilihat bahwa pendidikan penderita hipertensi dengan jumlah terbesar yaitu SMA sebanyak 22 sampel (81%). Terjadinya hipertensi pada sampel yang sebagian besar mempunyai pendidikan SMA ini dikarenakan kurangnya pengetahuan terhadap kesehatan dan sulit atau lambat menerima informasi (penyuluhan) yang diberikan oleh ahli gizi setempat, sehingga berdampak pada perilaku atau pola hidup yang sehat. Berdasarkan Tabel 4. dapat dilihat bahwa status gizi penderita hipertensi dengan jumlah terbesar yaitu normal sebanyak 18 sampel (67%). Hal ini disebabkan karena faktor psikologi, sosial ekonomi, dan faktor pekerjaan. Beberapa hal tersebut mengakibatkan seseorang yang mempunyai status gizi normal cenderung lebih tinggi tekanan darahnya, karena hipertensi yang dialaminya bersumber dari banyaknya pengeluaran tenaga dan pikiran terhadap ix

masalah yang mereka hadapi, sehingga hipertensi yang mereka alami tidak hanya disebabkan oleh status gizi yang berlebih. Berdasarkan Tabel 5. dapat dilihat bahwa dukungan keluarga penderita hipertensi dengan jumlah terbesar yaitu baik sebanyak 16 sampel (59%). Hal ini disebabkan karena keluarga sampel sebagian besar keluarga sudah mengetahui tentang bagaimana memberikan makanan dengan prinsip rendah garam yang baik dan benar untuk mengurangi tekanan darah tinggi. Tekanan darah dapat meningkat jika terlalu banyak mengonsumsi garam dan makanan cepat saji dan makanan olahan yang mengandung kandungan garam yang tinggi. Pada hipertensi, bukan hanya garam dapur yang perlu dibatasi, tetapi juga semua bahan makanan sumber natrium. 1. Deskripsi Asupan Natrium Distribusi asupan natrium sampel penderita hipertensi rawat jalan di Puskesmas Jepang Kudus dapat dilihat pada Tabel 6. sebagai berikut: Tabel 6. Distribusi Sampel Berdasarkan Asupan Natrium Asupan Natrium n % Asupan Normal ( 1500 mg) 13 48% Asupan Tidak Normal ( 1500 mg) 14 52% Berdasarkan Tabel 6. dapat dilihat bahwa asupan natrium penderita hipertensi dengan jumlah terbesar yaitu tidak normal sebanyak 14 sampel (52%). Sebanyak 14 sampel (52%) tidak normal dikarenakan asupan makanan sampel kurang baik seperti sering mengonsumsi makanan instan seperti mie instan dan juga pengetahuan sampel mengenai diet rendah garam masih kurang. Umumnya pangan hewani mengandung natrium lebih banyak dibandingkan dengan nabati. Namun, sumber utamanya adalah garam dapur, penyedap rasa monosodium glutamat (MSG), serta bahan-bahan pengawet yang digunakan pada pangan olahan sehari-hari, seperti kecap. x

2. Deskripsi Asupan Kalium Distribusi asupan kalium sampel penderita hipertensi rawat jalan di Puskesmas Jepang Kudus dapat dilihat pada Tabel 7. sebagai berikut: Tabel 7. Distribusi Sampel Berdasarkan Asupan Kalium Asupan Kalium n % Asupan Normal ( 4700 mg) 0 0% Asupan Tidak Normal ( 4700 mg) 27 100% Berdasarkan Tabel 7. dapat dilihat bahwa asupan kalium penderita hipertensi dengan jumlah terbesar yaitu tidak normal sebanyak 27 sampel (100%). Sebanyak 27 sampel (100%) tidak normal, hal tersebut dikarenakan konsumsi makanan sumber kalium seperti buah-buahan dan sayuran pada sampel yang masih rendah bahkan masih kurang dari kecukupan yaitu 4700mg/hari. Kandungan kalium dapat menurunkan tekanan darah dengan mengurangi kandungan natrium dalam urine dan air dengan cara yang sama seperti diuretik. Penelitian epidemiologi menunjukkan bahwa asupan rendah kalium akan mengakibatkan peningkatan tekanan darah (Krummel, 2008). Hubungan Dukungan Keluarga terhadap Asupan Natrium Diketahui hasil uji Rank-Speraman untuk menunjukkan hubungan antara dukungan keluarga dengan asupan natrium yang memiliki nilai p value = 0,00 < 0,05 dan nilai r = -0,899, berhubungan negatif dengan asupan natrium, artinya semakin tinggi asupan natrium, maka semakin rendah dukungan keluarga, begitu pula sebaliknya. Dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang siginifikan antara dukungan keluarga dengan asupan natrium pada pasien hipertensi. Hasil penelitian ini sejalan dengan Zulfitri (2012), bahwa ditemukan adanya hubungan anatara dukungan keluarga dengan perilaku lansia hipertensi dalam mengontrol kesehatannya. Adapun bentuk dukungan instrumen yang diberikan keluarga terhadap lansia hipertensi dapat berupa menjelaskan bahaya makanan yang tinggi natrium. xi

Hubungan Dukungan Keluarga terhadap Asupan Kalium Diketahui hasil uji Rank-Speraman untuk menunjukkan hubungan antara dukungan keluarga dengan asupan natrium yang memiliki nilai p value = p value = 0,916 > 0,05 dan nilai r = 0,916. Dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang siginifikan antara dukungan keluarga dengan asupan kalium pada pasien hipertensi. Hasil penelitian ini berbeda dengan (Recky dkk, 2014), bahwa hasil uji statistik Chi-Square diperoleh nilai p value = 0.012 (p < 0.05) yang artinya Ha diterima (Ho ditolak), jadi dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara dukungan keluarga dengan perilaku diet hipertensi. Hasil analisis diperoleh nilai Odds Rasio = 5,760 (CI: 95%: 1,605-20,670) artinya seseorang yang memiliki dukungan keluarga yang mendukung berpeluang 5,760 kali berperilaku diet hipertensi patuh. Kesimpulan 1. Karakteristik pasien hipertensi rawat jalan di Puskesmas Jepang Kudus 78% berusia 30-49 tahun, 52% berjenis kelamin laki-laki, besar berpendidikan SMA yaitu 22 sampel (81%), 67% mempunyai status gizi normal. 2. Karakteristik pasien hipertensi rawat jalan di Puskesmas Jepang Kudus 60% mempunyai dukungan keluarga yang baik. 3. Sebesar 52% memiliki asupan natrium 1500 mg 4. Sebesar 100% memiliki asupan kalium 4700 mg 5. Ada hubungan yang signifikan antara dukungan keluarga dengan asupan natrium pada pasien hipertensi rawat jalan di Puskesmas Jepang Kudus 6. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan keluarga dengan asupan kalium pada pasien hipertensi rawat jalan di Puskesmas Jepang Kudus Saran Bagi Ahli Gizi di Puskesmas Jepang Kudus agar lebih meningkatkan konsultasi gizi tentang asupan kalium normal yaitu > 4700mg/hari dan natrium 1500 mg /hari kepada pasien hipertensi rawat jalan di Puskesmas Jepang Kudus, dan memotivasi pasien agar melaksanakan terapi diit. xii

Bagi pasien diharapkan dapat meningkatkan asupan tinggi kalium agar tekanan darah ridak meningkat dan menjadi normal. DAFTAR PUSTAKA Friedman, M.M., Bowden, V.R., & Jones, E.G. 2003. Family nursing: Research, theory and practice. Fifth edition. New Jersey: Prentice Hall Jaya, N. 2009. Faktor-faktor yang berhubungan dengan tingkat kepatuhan pasien dalam minum obat antihipertensi di puskesmas pamulang kota tangerang selatan propinsi banten tahun 2009. Khomsan A. 2003. Pangan dan Gizi untuk Kesehatan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada Krummel, D.A., 2008. Medical Nutrition Therapy for Cardiovascular Disease. In: Mahan, L.K., Escott-Stump, S., Krausse s Food and Nutirition Therapy. Canada: Saunders Elsvier, 834-835. McMurray, A. 2003. Community health and wellness: A sociologicsl Approach.Philadelphia: Mosby Persagi. 2006. Produk Gizi Indonesia, Jakarta : PT. Indotama mandiri Perkasa. Purnomo, H. 2009. Pencegahan dan Pengobatan Penyakit Yang Paling Mematikan. Buana Pustaka: Yogyakarta Recky dkk. 2014. HubunganPengetahuan, Sikap, Dukungan Keluarga, Ketersediaan Sumber Bahan Makanan Diet Hipertensi dengan Perilaku Diet Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Balai Sepuak. Pontianak Sani, Aulia. 2008. Hypertension Current Perspective, Jakarta: Medya Crea. Sumaerih. 2006. Hubungan Asupan Makromineral/ Natrium, Kalium, Kalsium dan Magnesium dengan Hipertensi pada Pasien rawat jalan di Puskesmas Juntinyuat Kabupaten Indramayu Jawa Barat. Disertasi, Universitas Gadja Mada. Zulfitri. Putri,P dan Rahmalia, S. 2012. Hubungan perilaku keluarga dalam pengaturan diit terhadap derajat hipertensi di puskesmas sidomulyo panam. Universitas Riau http:/repository.unri.ac.id xiii