ANALISIS BIAYA DIFERENSIAL DALAM MENUNJANG PENGAMBILAN KEPUTUSAN MENGHENTIKAN ATAU MELANJUTKAN PRODUK SOTO PADA BAKSO MAS SENTOT Nama : Adam Japandi NPM : 20212107 Jurusan : Akuntansi
PENDAHULUAN LATAR BELAKANG MASALAH Pada tahun 2014 mengalami penurunan tingkat laba. Karena terdapat salah satu jenis dagangannya yaitu soto yang mengalami kerugian. Hal ini menyebabkan pemilik Baskso Mas Sentot harus mengambil keputusan apakah soto tersebut harus dihentikan atau dilanjutkan produksinya. Informasi akuntansi diferensial diperlukan oleh pemilik sebagai dasar pengambilan keputusan tersebut. RUMUSAN MASALAH Bagaimana penggunaan informasi akuntansi diferensial sebagai alat pengambil keputusan menghentikan atau melanjutkan produksi soto pada.
PENDAHULUAN BATASAN MASALAH Membatasi permasalahan mengenai pengambilan keputusan menghentikan atau melanjutkan produksi soto yang mengalami kerugian pada tahun 2014. TUJUAN PENELITIAN Untuk mengetahui pengambilan keputusan menghentikan atau melanjutkan produksi soto dengan menggunakan informasi akuntansi diferensial.
METODE PENELITIAN Objek Penelitian Jenis dan Sumber Data Prosedur Pengumpulan Data Metode Wawancara Metode Studi Kepustakaan
TEKNIK ANALISIS Analisis Deskriptif Menggunakan tabel untuk memperjelas pembahasan pada penelitian ilmiah ini. Analisis Kuantitatif Menggunakan metode pengambil keputusan menghentikan atau melanjutkan produksi dimana dengan menggunakan perhitungan-perhitungan.
BAB IV: Hasil dan Pembahasan 1. Perhitungan Penjualan Perhitungan dari masing - masing bakso, mie ayam, dan soto : 1. Dalam pembuatan bakso 1 hari menghabiskan 15 kg daging sapi. 1 kg daging sapi dapat menghasilkan 11 porsi bakso. 2. Dalam pembuatan mie ayam 1 hari biasa membeli 8 kg mie mentah. 1 kg mie mentah dapat menghasilka 12 porsi mie ayam. 3. Dalam pembuatan soto 1 hari membeli 1½kg daging sapi dan 2 kg daging ayam. 1 kg daging sapi dapat menghasilkan 10 porsi soto, dan 1 kg daging ayam dapat menghasilkan 10 porsi soto. Tabel 4.1 Perhitungan Penjualan Jenis Produk Bakso Mie Ayam Soto Kebutuhan bahan baku (per hari) Hasil Produksi (per hari) 15 kg 1 kg = 11 porsi 8 kg 1 kg = 12 porsi 3½ kg 1 kg = 10 porsi Penjualan (per hari / porsi) Penjualan (per bulan / porsi) 165 4.950 96 2.880 35 1.050 Harga Jual (per porsi) Rp 12.000 Rp 9.000 Rp 10.000 Penjualan (Rp) Rp 59.400.000 Rp 25.920.000 Rp 10.500.000 Sumber : Data Diolah Penulis
2. Biaya Bahan Baku Berikut merupakan biaya persediaan produk ELEMEN BIAYA BAHAN BIAYA 1 HARI (per 1. Daging sapi 2. Urat 3. Sagu 4. Bawang Putih 5. Bawang goreng 6. Sasa 7. Lada 8. Garam 9. Royco Tabel 4.2 Biaya Bahan Baku Bakso 1 kg @ Rp 90.000 1 kg @ Rp 40.000 1 kg @ Rp 10.000 1 kg @ Rp 20.000 ¼ ons @ Rp 12.500 ¾ ons @ Rp 12.000 ½ ons @ Rp 9.000 1 bungkus @ Rp 1.000 1 bungkus @ Rp 375 kg) Rp 1.350.000 Rp 120.000 Rp 25.000 Rp 20.000 Rp 12.500 Rp 12.000 Rp 9.000 Rp 3.000 Rp 1.500 BIAYA 1 BULAN (per kg) Rp 40.500.000 Rp 3.600.000 Rp 750.000 Rp 600.000 Rp 375.000 Rp 360.000 Rp 270.000 Rp 90.000 Rp 45.000 Total Rp 46.590.000 Sumber : Data Usaha,
2. Biaya Bahan Baku Berikut merupakan biaya persediaan produk Tabel 4.3 Biaya Bahan Baku Mie Ayam ELEMEN BIAYA BAHAN BIAYA 1 HARI (per kg) BIAYA 1 BULAN (per kg) 1. Daging ayam 1 ekor @ Rp 90.000 Rp 270.000 Rp 8.100.000 2. Mie 3. Bawang putih 4. Bawang merah 5. Lada 6. Kemiri 7. Kecap asin 8. Bumbu 1 kg @ Rp 12.000 ½ kg @ Rp 10.000 ½ kg @ Rp 9.000 1 ons @ Rp 17.500 1 ons @ Rp 4.000 1 botol @ Rp 5.000 @ Rp 10.000 Rp 96.000 Rp 10.000 Rp 9.000 Rp 17.500 Rp 4.000 Rp 10.000 Rp 10.000 Rp 2.880.000 Rp 300.000 Rp 270.000 Rp 525.000 Rp 120.000 Rp 300.000 Rp 300.000 Total Rp 12.795.000 Sumber : Data Usaha,
2. Biaya Bahan Baku Berikut merupakan biaya persediaan produk Tabel 4.4 Biaya Bahan Baku Soto ELEMEN BIAYA BAHAN BIAYA 1 HARI (per kg) BIAYA 1 BULAN (per kg) 1. Daging sapi 1 kg @ Rp 90.000 Rp 135.000 Rp 4.050.000 2. Daging ayam 1 ekor @ Rp 45.000 Rp 90.000 Rp 2.700.000 3. Mie soun 1 kg @ Rp 24.000 Rp 72.000 Rp 2.160.000 4. Bawang putih ½ kg @ Rp 10.000 Rp 10.000 Rp 300.000 5. Bawang merah ½ kg @ Rp 9.000 Rp 9.000 Rp 270.000 6. Toge 1 kg @ Rp 9.000 Rp 9.000 Rp 270.000 7. Tomat ½ kg @ Rp 8.000 Rp 8.000 Rp 240.000 8. Bumbu @ Rp 10.000 Rp 10.000 Rp 300.000 Total Rp 10.290.000 Sumber : Data Usaha,
- Biaya Tenaga Kerja Langsung Tenaga kerja langsung yang bekerja pada berjumlah 1 orang pekerja. Karena hanya UKM maka tidak membutuhkan banyak tenaga kerja. Berikut ini biaya tenaga kerja langsung pada. Tabel 4.5 Biaya Tenaga Kerja Langsung No Tenaga Kerja Upah (Rp) Biaya Tenaga Kerja Langsung (1 bulan) 1 1 orang Rp 50.000 Rp 1.500.000 Sumber : Data Usaha,
Alokasi BTKL Jumlah BTKL Rp 1.500.000 / bulan. Tabel 4.6 Alokasi Biaya Tenaga Kerja Langsung Produk Bersama Jumlah Produk (1) Harga jual Per porsi (2) Nilai Jual (3) Nilai jual Relatif (4) (3) : Rp Alokasi Biaya (5) (1) x (2) 95.820.000 (4) x Rp 1.500.000 Bakso 4.950 Rp 12.000 Rp 59.400.000 62 % Rp 930.000 Mie ayam 2.880 Rp 9.000 Rp 25.920.000 27 % Rp 405.000 Soto 1.050 Rp 10.000 Rp 10.500.000 11 % Rp 165.000 Total Rp 95.820.000 Rp 1.500.000 Sumber : Data Diolah Penulis
3. Biaya Overhead Pabrik Data mengenai biaya overhead pabrik yang dikeluarkan oleh adalah sebagai berikut : Tabel 4.7 Biaya Overhead Pabrik Elemen Keterangan Biaya Penyusutan (per bulan) Biaya listrik dan air Biaya listrik dan air per bulan Rp 500.000 Biaya gas tabung Gas tabung 12 kg = Rp 130.000 Gas tabung 3 kg = Rp 20.000 Penyusutan bangunan ruko Penyusutan bangunan ruko setahun Rp 75.000.000 Rp 500.000 Rp 150.000 Rp 625.000 Penyusutan kompor dan alat - alat panci Penyusutan kompor dan alat - alat panci setahun Rp 1.500.000 Rp 12.500 Penyusutan lemari, meja, dan bangku Penyusutan lemari, meja, dan bangku setahun Rp 7.500.000 Rp 62.500 Jumlah BOP Rp 1.350.000 Sumber : Data Diolah Penulis
3. Biaya Overhead Pabrik Data mengenai biaya overhead pabrik yang dikeluarkan oleh adalah sebagai berikut : Tabel 4.8 Perhitungan Biaya Penyusutan Keterangan Umur Harga Perhitungan Penyusutan Ekonomis Perolehan Per Bulan Penyusutan Bangunan Ruko Penyusutan Kompor dan alat - alat Panci Penyusutan Lemari, Meja dan Bangku 10 Tahun Rp 75.000.000 Rp 75.000.000 : 10 Tahun = Rp 7.500.000 10 Tahun Rp 1.500.000 Rp 1.500.000 : 10 Tahun = Rp 150.000 10 Tahun Rp 7.500.000 Rp 7.500.000 : 10 Tahun = Rp 750.000 Rp 625.000 Rp 12.500 Rp 62.500 Sumber : Data Diolah Penulis
3. Biaya Overhead Pabrik Alokasi BOP Jumlah BOP Rp 1.350.000 / bulan. Tabel 4.9 Alokasi Biaya Overhaed Pabrik Produk Jumlah Hrg jual Nilai Nilai jual Alokasi Bersama Produk Per porsi Jual Relatif Biaya (1) (2) (3) (4) (5) (1) x (2) (3) : Rp (4) x Rp 95.820.000 1.350.000 Bakso 4.950 Rp 12.000 Rp 59.400.000 62 % Rp 837.000 Mie ayam 2.880 Rp 9.000 Rp 25.920.000 27 % Rp 364.500 Soto 1.050 Rp 10.000 Rp 10.500.000 11 % Rp 148.500 Total Rp 95.820.000 Rp 1.350.000 Sumber : Data Diolah Penulis
4. Perhitungan Harga Pokok Produksi Berdasarkan pengalokasian biaya bersama diatas, maka dapat diketahui jumlah biaya produksi Harga Pokok Produksi (HPP) : Tabel 4.10 Perhitungan Harga Pokok Produksi Keterangan Bakso Mie Ayam Soto Biaya Bahan Baku Rp 46.590.000 Rp 12.795.000 Rp 10.290.000 Biaya Tenaga Kerja Rp 930.000 Rp 405.000 Rp 165.000 Langsung Biaya Overhead Pabrik Rp 837.000 Rp 364.500 Rp 148.500 Harga Pokok Produksi Rp 48.357.000 Rp 13.564.500 Rp 10.603.500 Sumber : Data Diolah Penulis
5. Perhitungan Laba Usaha Berdasarkan data biaya produksi yang digunakan untuk memproduksi bakso, mie ayam, dan soto, maka dapat diketahui Laba/Rugi yang diperoleh masing-masing pada periode bulan. Tabel 4.11 Perbandingan Laba Usaha Keterangan Bakso Mie Ayam Soto Penjualan Rp 59.400.000 Rp 25.920.000 Rp 10.500.000 Biaya Bahan Baku (Rp 46.590.000) (Rp 12.795.000) (Rp 10.290.000) Biaya Tenaga Kerja (Rp 930.000) (Rp 405.000) (Rp 165.000) Langsung Biaya Overhead (Rp 837.000) (Rp 364.500) (Rp 148.500) Pabrik Laba Usaha Rp 11.043.000 Rp 12.355.500 (Rp 103.500) Sumber : Data Diolah Penulis
Perhitungan Akuntansi Diferensial pada keputusan menghentikan atau melanjutkan produksi soto Pada laporan laba usaha tersebut produksi soto periode bulan mengalami kerugian. Hal ini yang menyebabkan pemilik harus mengambil keputusan menghentikan atau melanjutkan produksi soto untuk menghindari penurunan tingkat laba perusahaan di masa yang akan datang. Untuk pengambilan keputusan tersebut dapat dilakukan analisis dengan mempertimbangkan informasi akuntansi diferensial. Informasi akuntansi diferensial yang dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan tersebut adalah : Perhitungan biaya terhindarkan karena dihentikan produksinya berdasarkan tabel 4.10 yaitu perhitungan harga pokok produksi, harga pokok produksi produk soto adalah Rp 10.603.500,-. Informasi biaya terhindarkan karena dihentikannya produk adalah harga pokok produksi soto. Perhitungan pendapatan yang hilang karena dihentikan produksinya berdasarkan tabel 4.11 yaitu perbandingan laba usaha, penjualan produk soto adalah Rp 10.500.000,-. Informasi pendapatan yang hilang karena dihentikan produksinya adalah penjualan produk soto. Perhitungan selisih differensial pada keputusan menghentikan atau melanjutkan produk soto adalah menghentikan. Karena hasilnya positif yang artinya adalah selisih Manfaat lebih besar daripada pengorbanan, sehingga penghentian produksi dipilih sebagai keputusan terbaik.
Perhitungan Akuntansi Diferensial pada keputusan menghentikan atau melanjutkan produksi soto Gambar 4.1 Manfaat Biaya diferensial : Biaya terhindarkan karena dihentikan produksinya Harga Pokok Produksi Rp 10.603.500 Pengorbanan Pendapatan diferensial : Pendapatan yang hilang karena dihentikan produksinya Penjualan Rp 10.500.000 Selisih Rp 103.500 Informasi Akuntansi Diferensial dalam Pengambilan Keputusan Menghentikan atau Melanjutkan Produksi Soto
Perhitungan Akuntansi Diferensial pada keputusan menghentikan atau melanjutkan produksi soto Yang dimaksud dengan selisih positif adalah manfaat atau biaya terhindarkan karena dihentikannya produksi soto yang diperoleh lebih besar dari pada pengorbanan atau pendapatan yang hilang karena dihentikannya produksi soto. Penggunaan informasi akuntansi diferensial dapat mengetahui manfaat (biaya terhindarkan karena dihentikan produksi soto) lebih besar yaitu sebesar Rp 10.603.500 dibandingkan dengan pengorbanan (pendapatan yang hilang karena dihentikan produksi soto) yaitu sebesar Rp 10.500.000. Dengan demikian pemilik sebaiknya mengambil keputusan untuk menghentikan produksi soto. Pada penulisan ilmiah ini, selisih yang timbul dari perhitungan adalah selisih positif.
Kesimpulan PENUTUP Menghentikan produk soto karena manfaat atau biaya diferensial yang terhindarkan lebih besar daripada pengorbanan atau pendapatan diferensial yang hilang. Saran Agar UKM dapat menggunakan informasi akuntansi diferensial dalam pengambilan keputusan.