digilib.uns.ac.id BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pajak 1. Pengertian pajak Pajak mempunyai berbagai definisi yang diutarakan oleh para ahli. Berikut dijelaskan beberapa definisi pajak oleh para ahli : a. Rochmat Soemitro (Mardiasmo, 2008), Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa timbal balik (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukan, dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum. b. Soeparman Soemahamidjaja (Suandy, 2011) menyatakan Pajak adalah iuran wajib berupa uang atau barang yang dipungut oleh penguasa berdasarkan norma-norma hukum, guna menutupi biaya produksi barang-barang dan jasa-jasa kolektif dalam mencapai kesejahteraan umum. c. M. J. H. Smeets (Suandy, 2011), Pajak adalah prestasi kepada pemerintah yang terutang melalui norma-norma umum, dan yang dapat dipaksakan, tanpa ada kalanya kontraprestasi yang dapat ditunjukan dalam hal yang individual. 8
digilib.uns.ac.id 9 Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri yang melekat pada pengertian pajak adalah sebagai berikut: a. Pajak dipungut berdasarkan Undang-undang serta aturan pelaksanaannya yang sifatnya dapat dipaksakan. b. Dalam pembayaran pajak tidak dapat ditunjukkan adanya kontraprestasi individual oleh pemerintah. c. Pajak dipungut oleh negara baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. d. Pajak diperuntukkan bagi pengeluaran-pegeluaran pemerintah, yang bila dari pemasukkanya masih terdapat surplus, dipergunakan untuk membiayai public investment. e. Pajak dapat pula mempunyai tujuan selain budgeter, yaitu mengatur (Waluyo dan Wirawan, 2002). 2. Fungsi pajak Dalam perpajakan (Waluyo, 2010) terdapat dua fungsi utama pajak, yaitu: a. Fungsi Budgetair (Sumber Keuangan Negara) Pajak mempunyai fungsi budgetair, artinya Pajak berfungsi sebagai sumber dana yang diperuntukan bagi pembiayaan pengeluaranpengeluaran pemerintah. Sebagai contoh: dimasukannya pajak dalam APBN sebagai penerimaan dalam negeri.
digilib.uns.ac.id 10 b. Fungsi Regularend (Pengatur) Pajak mempunyai fungsi regularend (pengatur), artinya Pajak berfungsi sebagai alat untuk mengatur atau melakasanakan kebijakan di bidang sosial dan ekonomi. Sebagai contoh: dikenakannya pajak yang lebih tinggi terhadap minuman keras, dapat ditekan. 3. Sistem pemungutan pajak Menurut (Waluyo 2008), dalam memungut pajak mempunyai beberapa sistem pemungutan pajak yaitu: a. Official Assessment System Sistem ini merupakan sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada pemerintah (fiskus) untuk menentukan besarnya pajak yang terutang. Ciri-ciri Official Assessment System adalah sebagai berikut: 1) Wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang berada pada fiskus. 2) Wajib Pajak bersifat pasif. 3) Utang pajak timbul setelah dikeluarkan surat ketetapan pajak oleh fikus. b. Self Assessment System Sistem ini merupakan pemungutan pajak uang memberi wewenang, kepercayaan, tanggung jawab kepada Wajib Pajak untuk
digilib.uns.ac.id 11 menghitung, memperhitungkan, membayar, dan melaporkan sendiri besarnya pajak yang harus dibayar. c. With Holding System Sistem ini merupakan sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang pihak ketiga untuk memotong atau memungut besarnya pajak yang terutang oleh Wajib Pajak. 4. Asas Pemungutan Pajak Dalam memungut terdapat asas-asas pemungutan pajak adalah sebagai berikut : a. Asas Menurut Falsafah Hukum Dalam asas ini pajak dipungut berdasarkan hukum, yang berarti pemungutan pajak harus berdasarkan pada keadilan, selanjutnya keadilan ini sebagai asas pemungutan pajak. b. Asas Yuridis Dalam asas ini pemungutan pajak selalu dilandasi oleh hukum pemungutan pajak Pasal 23, ayat (2) UUD 1945. c. Asas Ekonomis Dalam asas ini pemungutan pajak selalu diupayakan untuk tidak menghambat kegiatan ekonomi baik masyarakat secara individu maupun ekonomi secara keseluruhan.
digilib.uns.ac.id 12 5. Jenis pajak Pajak terdapat berbagai jenis yang dapat dikelompokan menjadi tiga, yaitu pengelompokan menurut golongan, menurut sifat, dan menurut lembaga pemungutnya. a. Menurut golongan 1) Pajak langsung Pajak yang harus dipikul atau ditanggung sendiri oleh Wajib Pajak dan tidak dapat dilimpahkan atau dibebankan kepada orang lain atau pihak lain. 2) Pajak tidak langsung Pajak yang pada akhirnya dapat dibebankan atau dilimpahkan kepada orang lain atau pihak ketiga. b. Menurut sifatnya 1) Pajak Subjektif Pajak pengenaanya memerhatikan keadaan pribadi Wajib Pajak atau pengenaan pajak yang memperhatikan keadaan subjeknya. 2) Pajak Objektif Pajak yang pengenaanya memperhatikan objeknya baik berupa benda, keadaan, perbuatan, atau peristiwa yang mengakibatkan timbulnya kewajiban membayar pajak, tanpa memerhatikan keadaan pribadi Subjek Pajak (Wajib Pajak) maupun tempat tinggal.
digilib.uns.ac.id 13 c. Menurut lembaga pemungut 1) Pajak Negara (Pajak Pusat) Pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan digunakan untuk membiayai rumah tangga negara pada umumnya. 2) Pajak Daerah Pajak yang dipungut oleh pemerinyah daerah baik daerah tingkat I (pajak provinsi) maupun daerah tingkat II (pajak kabupaten/ kota) dan digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah masing-masing. B. Faktur Pajak 1. Pengertian Faktur Pajak Faktur pajak adalah bukti pungutan pajak yang dibuat oleh Pengusaha Kena Pajak (PKP) karena penyerahan Barang Kena Pajak (BKP) atau penyerahan Jasa Kena Pajak (JKP) atau oleh Ditjen Bea dan Cukai karena impor BKP. 2. Jenis faktur pajak Dalam faktur pajak terdapat 3 jenis faktur yaitu: a. Faktur pajak standar Faktur pajak standar adalah faktur pajak yang wajib dibuat oleh pengusaha kena pajak (PKP) yang melakukan penyerahan barang kena pajak (BKP) atau jasa kena pajak (JKP).
digilib.uns.ac.id 14 b. Faktur pajak gabungan Faktur pajak gabungan adalah faktur pajak standar yang cara penggunaannya diperkenankan kepada pengusaha kena pajak (PKP) atas beberapa kali penyerahan barang kena pajak (BKP)/ jasa kena pajak (JKP) kepada pembeli atau penerima jasa yang sama yang dilakukan dalam satu Masa Pajak, dan harus dibuat selambat-lambatnya pada akhir bulan berikutnya setelah bulan terjadinya penyerahan BKP/ JKP. c. Faktur pajak sederhana Faktur pajak sederhana adalah dokumen yang disamakan fungsinya dengan Faktur Pajak, yang diterbitkan oleh pengusaha kena pajak (PKP) yang melakukan penyerahan barang kena pajak (BKP) dan/atau jasa kena pajak (JKP) kepada pembeli BKP dan/atau JKP yang tidak diketahui identitasnya secara lengkap atau penyerahan BKP/ JKP secara langsung kepada konsumen akhir. 3. Fungsi faktur pajak Dalam perpajakan Faktur Pajak mempunyai tiga fungsi yang membuatnya begitu penting dah wajib dibuat oleh Pengusaha Kena Pajak yaitu: a. Bukti pungutan bagi Pengusaha Kena Pajak yang menyerahkan Barang Kena Pajak danjasa Kena Pajak.
digilib.uns.ac.id 15 b. Sebagai bukti pembayaran PPN yang dilakukan oleh pembeli Barang Kena Pajak ataujasa Kena Pajak kepada Pengusaha Kena Pajak. c. Sebagai sarana mengkreditkan Pajak Masukan bagi Pengusaha Kena Pajak yang membelibarang Kena Pajak. d. Bukti pungutan pajak (PPN/PPn BM) karena impor BKP yang digunakan oleh DirektoratJenderal Bea dan Cukai. C. Pengusaha Kena Pajak 1. Pengertian Pengusaha Kena Pajak Pengusaha Kena Pajak (PKP) adalah Orang Pribadi atau Badan dalam bentuk apa pun yang dalam kegiatan usaha atau pekerjaannya menghasilkan Barang Kena Pajak (BKP), mengimpor Barang Kena Pajak (BKP), mengekspor Barang Kena Pajak (BKP), melakukan usaha perdagangan, memanfaatkan Barang Kena Pajak (BKP) tidak berwujud dari luar daerah pabean, melakukan usaha Jasa Kena Pajak (JKP), atau memanfaatkan Jasa Kena Pajak (JKP) dari luar daerah pabean. 2. Fungsi Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak Fungsi dari dikukuhkannya Pengusaha Kena Pajak (PKP) adalah sebagai berikut: a. Pengawasan dalam melaksanakan hak dan kewajiban Pengusaha Kena Pajak (PKP ) di bidang PPN dan PPnBM.
digilib.uns.ac.id 16 b. Sebagai identitas PKP yang bersangkutan dalam melaporkan PPN. c. Sarana dalam pemenuhan Kewajiban Pajak Pertambahan Nilai & Pajak Penjualan Barang Mewah (PPnBM). 3. Pelaporan Usaha untuk Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak a. Pengusaha yang dikenakan PPN, wajib melaporkan usahanya pada KPP yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal atau tempat kedudukan Pengusaha dan tempat kegiatan usaha dilakukan untuk dikukuhkan menjadi PKP. b. Pengusaha Orang Pribadi atau Badan yang mempunyai tempat kegiatan usaha tersebar di beberapa tempat, wajib melaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai PKP ke KPP yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal atau tempat kedudukan, juga wajib mendaftarkan diri ke KPP di tempat kegiatan usaha c. Pengusaha kecil yang memilih untuk dikukuhkan sebagai PKP wajib mengajukan pernyataan tertulis untuk dikukuhkan sebagai PKP. d. Pengusaha kecil yang tidak memilih untuk dikukuhkan sebagai PKP tetapi sampai dengan suatu masa pajak dalam suatu tahun buku seluruh nilai peredaran bruto telah melampaui batasan yang ditentukan sebagai pengusaha kecil, wajib melaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai PKP paling lambat akhir Masa Pajak berikutnya.
digilib.uns.ac.id 17 4. Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak secara Jabatan Kantor Pelayanan Pajak dapat menerbitkan Pengukuhan PKP secara jabatan, apabila WP tidak melaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai PKP sedangkan berdasarkan data yang dimiliki Direktorat Jenderal Pajak, ternyata Wajib Pajak memenuhi syarat untuk dikukuhkan sebagai PKP.