TUGAS AKHIR ANALISA PRESTRESS METODE POST TENSION PADA BALOK PROYEK SUPERMALL PAKUWON INDAH PHASE-3 SURABAYA

dokumen-dokumen yang mirip
Analisis Kehilangan Gaya Prategang

KAJIAN STRUKTUR BETON PRATEKAN BENTANG PANJANG DENGAN BEBAN GEMPA LATERAL PADA PROYEK GEDUNG RUMAH SAKIT JASA MEDIKA TUGAS AKHIR

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek penelitian tugas akhir ini adalah balok girder pada Proyek Jembatan Srandakan

Modifikasi Jembatan Lemah Ireng-1 Ruas Tol Semarang-Bawen dengan Girder Pratekan Menerus Parsial

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. rangkaian proses analisis dan perhitungan yang didasarkan pada asumsi dan pertimbangan

STUDI BENTUK PENAMPANG YANG EFISIEN PADA BALOK PRATEGANG TERKAIT DENGAN BENTANG PADA FLYOVER

d b = Diameter nominal batang tulangan, kawat atau strand prategang D = Beban mati atau momen dan gaya dalam yang berhubungan dengan beban mati e = Ek

Perancangan Struktur Atas P7-P8 Ramp On Proyek Fly Over Terminal Bus Pulo Gebang, Jakarta Timur. BAB II Dasar Teori

PROSENTASE DEVIASI BIAYA PADA PERENCANAAN KONSTRUKSI BALOK BETON KONVENSIONAL TERHADAP BALOK BETON PRATEGANG PADA PROYEK TUNJUNGAN PLAZA 5 SURABAYA

TEGANGAN TEGANGAN IZIN MAKSIMUM DI BETON DAN TENDON MENURUT ACI Perhitungan tegangan pada beton prategang harus memperhitungkan hal-hal sbb.

ANALISIS GELAGAR PRESTRESS PADA PERENCANAAN JEMBATAN AKSES PULAU BALANG I MENGGUNAKAN SOFTWARE SAP 2000 v.14

PERANCANGAN GEDUNG FMIPA-ITS SURABAYA DENGAN MENGGUNAKAN BALOK PRATEKAN

I. PENDAHULUAN. Beton dan bahan dasar butiran halus (cementitious) telah digunakan sejak

PERENCANAAN JEMBATAN DENGAN MENGGUNAKAN PROFIL BOX GIRDER PRESTRESS

MODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG APARTEMEN PUNCAK PERMAI DENGAN MENGGUNAKAN BALOK BETON PRATEKAN PADA LANTAI 15 SEBAGAI RUANG PERTEMUAN

Reza Murby Hermawan Dosen Pembimbing Endah Wahyuni, ST. MSc.PhD

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

MATERIAL BETON PRATEGANG

MODIFIKASI STRUKTUR JEMBATAN BOX GIRDER SEGMENTAL DENGAN SISTEM KONSTRUKSI BETON PRATEKAN (STUDI KASUS JEMBATAN Ir. SOEKARNO MANADO SULAWESI UTARA)

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI BALOK BETON PRATEGANG DI PROYEK WISMA KARTIKA GROGOL

PERHITUNGAN PLAT LANTAI (SLAB )

BAB III LANDASAN TEORI 10

BAB III FORMULASI PERENCANAAN

LAMPIRAN 1. DESAIN JEMBATAN PRATEGANG 40 m DARI BINA MARGA

MATERIAL BETON PRATEGANG BY : RETNO ANGGRAINI, ST. MT

KAJIAN EFISIENSI BULB-TEE SHAPE AND HALF SLAB GIRDER DENGAN BLISTER TUNGGAL TERHADAP PC-I GIRDER

BAB III LANDASAN TEORI. A. Pembebanan Pada Pelat Lantai

Gambar 4.9 Tributary area C 12 pada lantai Gambar 5.1 Grafik nilai C-T zona gempa Gambar 5.2 Pembebanan kolom tepi (beban mati)... 7

Prinsip dasar sistem prategang sebenarnya telah diterapkan di dunia konstruksi sejak berabad-abad yang lalu. Pada tahun 1886, insinyur dari California

D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG BAB II STUDI PUSTAKA

DESAIN JEMBATAN DENGAN MENGGUNAKAN PROFIL SINGLE TWIN CELLULAR BOX GIRDER PRESTRESS TUGAS AKHIR RAMOT DAVID SIALLAGAN

BIDANG STUDI STRUKTUR DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK USU 2014

KATA PENGANTAR. Skripsi ini merupakan tugas akhir yang diselesaikan pada semester VIII,

BAB III ANALISA PERMODELAN

MODIFIKASI STRUKTUR RANGKA BETON BERTULANG GEDUNG TECHNO PARK UPN VETERAN JAWA TIMUR MENGGUNAKAN BALOK PRESTRESS TUGAS AKHIR

PERBANDINGAN KEHILANGAN GAYA PRATEKAN JANGKA PANJANG PADA STRUKTUR BALOK DI GEDUNG*

BAB III LANDASAN TEORI

TUGAS AKHIR PERENCANAAN ULANG STRUKTUR JEMBATAN MERR II-C DENGAN MENGGUNAKAN BALOK PRATEKAN MENERUS (STATIS TAK TENTU)

PENGARUH VARIASI DIMENSI BENDA UJI TERHADAP KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANG

DAFTAR ISI. 1.1 Latar Belakang Perumusan Masalah Tujuan Batasan Masalah Manfaat... 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA...

DAFTAR TABEL. Tabel 3.1 Koefisien-koefisien gesekan untuk tendon pascatarik

2.2 Desain Pendahuluan Penampang Beton Prategang 5

ANALISA BALOK BETON PRATEKAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE BEBAN IMBANG (BALANCE) PADA HOTEL L. J MERITUS SURABAYA Oleh : DJATRA EKO ARIO SENO

TUGAS AKHIR MODIFIKASI PERENCANAAN JEMBATAN GAYAM KABUPATEN BLITAR DENGAN BOX GIRDER PRESTRESSED SEGMENTAL SISTEM KANTILEVER

Desain Beton Prategang

MODIFIKASIN PERANCANGAN GEDUNG APARTEMEN THE PAKUBUWONO HOUSE DENGAN BALOK PRATEKAN

PENGARUH VARIASI LUAS PIPA PADA ELEMEN BALOK BETON BERTULANG TERHADAP KUAT LENTUR

DAFTAR LAMPIRAN. L.1 Pengumpulan Data Struktur Bangunan 63 L.2 Perhitungan Gaya Dalam Momen Balok 65 L.3 Stressing Anchorage VSL Type EC 71

SEMINAR TUGAS AKHIR 5 LOADING. JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN ITS SURABAYA

BAB VI TINJAUAN KHUSUS METODE BETON PRESTRESS

TUGAS AKHIR PERENCANAAN ULANG STRUKTUR ATAS JEMBATAN LAYANG JOMBOR DENGAN TIPE PRESTRESS CONCRETE I GIRDER BENTANG SEDERHANA

BAB 1. PENGENALAN BETON BERTULANG

Bab I. Pendahuluan BAB 1 PENDAHULUAN

BAHAN KULIAH Struktur Beton I (TC214) BAB IV BALOK BETON

BAB III LANDASAN TEORI. dibebani gaya tekan tertentu oleh mesin tekan.

BAB V PERENCANAAN STRUKTUR UTAMA Pre-Elemenary Desain Uraian Kondisi Setempat Alternatif Desain

a home base to excellence Mata Kuliah : Struktur Beton Lanjutan Kode : TSP 407 Pondasi Pertemuan - 5

BAB II DASAR TEORI BETON PRATEGANG

DAFTAR NOTASI. xxvii. A cp

PENDAHULUAN Latar Belakang

PERANCANGAN STRUKTUR ATAS FLY OVER SIMPANG BANDARA TANJUNG API-API, DENGAN STRUKTUR PRECAST CONCRETE U (PCU) GIRDER. Laporan Tugas Akhir

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan keruntuhan tekan, yang pada umumnya tidak ada tanda-tanda awal

TUGAS ARTIKEL BETON PRATEGANG ARIZONA MAHAKAM 3MRK2/

DESAIN ALTERNATIF STRUKTUR ATAS JEMBATAN BOX GIRDER DENGAN METODE SPAN BY SPAN

STUDI PERILAKU SAMBUNGAN BALOK PRACETAK UNTUK RUMAH SEDERHANA TAHAN GEMPA AKIBAT BEBAN STATIK

KEKUATAN SAMBUNGAN BALOK BETON BERTULANG DENGAN SIKADUR -31 CF NORMAL

BAB III METODE PENELITIAN

Kata Kunci : beton, baja tulangan, panjang lewatan, Sikadur -31 CF Normal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

tegangan pada saat beban transfer dan layan. Saat transfer, ketika beton belum

Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Insitut Teknologi Sepuluh Nopember 2014

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan pada setiap bidang kehidupan pada era globalisasi saat ini

PERENCANAAN STRUKTUR JEMBATAN SLAB ON PILE SUNGAI BRANTAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE PRACETAK PADA PROYEK TOL SOLO KERTOSONO STA STA.

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Gambarkan dan jelaskan grafik hubungan tegangan regangan untuk material beton dan baja!

BAB III LANDASAN TEORI

DAFTAR ISI LEMBAR JUDUL LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERSEMBAHAN»> KATA PENGANTAR DAFTAR NOTASI DAN SIMBOL DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR LAMPIRAN

PERENCANAAN PRECAST CONCRETE I GIRDER PADA JEMBATAN PRESTRESSED POST-TENSION DENGAN BANTUAN PROGRAM MICROSOFT OFFICE EXCEL

MODIFIKASI PERANCANGAN GEDUNG RUMAH SAKIT ROYAL SURABAYA MENGGUNAKAN BALOK PRATEKAN

DAFTAR NOTASI. A cp. = Luas yang dibatasi oleh keliling luar penampang beton, mm² = Luas efektif bidang geser dalam hubungan balokkolom

PERENCANAAN ALTERNATIF JEMBATAN BALOK BETON PRATEGANG DENGAN METODE PELAKSANAAN BERTAHAP

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berupa jalan air atau jalan lalu lintas biasa, lembah yang dalam, alur sungai

Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Mataram

Seminar Nasional VII 2011 Teknik Sipil ITS Surabaya Penanganan Kegagalan Pembangunan dan Pemeliharaan Infrastruktur

D = Beban mati atau momen dan gaya dalam yang berhubungan dengan beban mati e = Eksentrisitas dari pembebanan tekan pada kolom atau telapak pondasi

MODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG APARTEMEN TRILIUM DENGAN METODE PRACETAK (PRECAST) PADA BALOK DAN PELAT MENGGUNAKAN SISTEM RANGKA GEDUNG (BUILDING

LENTUR PADA BALOK PERSEGI ANALISIS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Desain struktur merupakan faktor yang sangat menentukan untuk menjamin

BAB I PENDAHULUAN. semakin pesat menuntut adanya sarana dan prasarana yang menunjang. Salah satu

BAB III LANDASAN TEORI

DAFTAR NOTASI BAB I β adalah faktor yang didefinisikan dalam SNI ps f c adalah kuat tekan beton yang diisyaratkan f y

DAFTAR NOTASI. = Luas yang dibatasi oleh keliling luar penampang beton, mm² = Luas efektif bidang geser dalam hubungan balokkolom

EKO PRASETYO DARIYO NRP : Dosen Pembimbing : Ir. Djoko Irawan, MS

xxv = Kekuatan momen nominal untuk lentur terhadap sumbu y untuk aksial tekan yang nol = Momen puntir arah y

PERENCANAAN BEAM-COLOUM JOINT DENGAN MENGGUNAKAN METODE BETON PRATEGANG PARTIAL GEDUNG PERKANTORAN BPR JATIM TUGAS AKHIR

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI... HALAMAN PERNYATAAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL...

Transkripsi:

TUGAS AKHIR ANALISA PRESTRESS METODE POST TENSION PADA BALOK PROYEK SUPERMALL PAKUWON INDAH PHASE-3 SURABAYA Disusun Oleh: PRICILIA ANINDINTA YOHANA NIM. 03114134 PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS NAROTAMA SURABAYA 2016

DAFTAR ISI Halaman Kata Pengantar... Abstrak... Daftar Isi... Daftar Tabel... i ii iv vi Daftar Gambar... vii BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Rumusan Masalah... 2 1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian... 2 1.4. Batasan Penelitian... 3 1.5. Lokasi Penelitian... 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Beton Prategang... 4 2.2. Metode Beton Prategang Pasca-Tarik (Post-Tension)... 6 2.3. Perencanaan Beton Prategang... 8 2.4. Material Beton Prategang... 12

4.7. Kehilangan Gaya Prategang... 13 4.7.1. Perpendekan Elastis Beton... 14 4.7.2. Kehilangan Gaya Prategang Akibat GeseranSepanjang Tendon... 15 4.7.3. Kehilangan Gaya Prategang Akibat Slip di Pengangkuran... 16 4.7.4. Kehilangan Gaya Prategang Akibat Creep (rangkak)... 17 4.7.5. Kehilangan Gaya Prategang Akibat Penyusutan Beton... 19 4.7.6. Kehilangan Gaya Prategang Akibat Relaksasi Baja Prategang... 20 2.6. Analisis Penampang Beton Prategang... 21 2.6.1. Analisis Penampang Jangka Pendek... 21 2.7. Desain Terhadap Lentur... 23 2.7.1. Tahap Pembebanan Pada Balok Prategang... 23 2.7.2. Tegangan yang Diijinkan Pada Tendon Prategang... 23 2.7.3. Pemilihan Penampang... 24 2.7.4. Daerah Batas Penempatan Tendon... 25 2.7.5. Daerah Batas Eksentrisitas Disepanjang Bentang Balok... 25 2.7.6. Perencanaan Untuk Kekuatan Lentur dan Daktilisasi... 26

2.7.7. Proses Desain Penampang... 28 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Rancangan Penelitian... 29 3.2. Teknik Pengumpulan Data... 31 3.3. Tempat dan Waktu Penelitian... 31 3.4. Teknik Analisis Data... 32 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Balok Prategang... 33 4.2. Pelaksanaan Balok Prategang... 33 4.3. Spesifikasi Balok PC-G810... 44 4.4. Perbandingan Spesifikasi Balok Prategang... 50 4.5. Perhitungan Stressing Pada Balok PC-G810... 50 4.6. Perencanaan Balok Prategang... 52 4.7. Kehilangan Gaya Prategang... 57 4.7.1. Perpendekan Elastis Beton... 57 4.7.2. Kehilangan Gaya Prategang Akibat GeseranSepanjang Tendon... 57 4.7.3. Kehilangan Gaya Prategang Akibat Slip di Pengangkuran... 58

4.7.4. Kehilangan Gaya Prategang Akibat Creep (rangkak)... 59 4.7.5. Kehilangan Gaya Prategang Akibat Penyusutan Beton... 60 4.7.6. Kehilangan Gaya Prategang Akibat Relaksasi Baja Prategang... 61 4.8. Analisis Penampang Beton Prategang... 61 4.9. Desain Terhadap Lentur... 66 4.9.1. Tegangan yang Diijinkan Pada Tendon Prategang... 66 4.9.2. Daerah Batas Penempatan Tendon... 67 4.9.3. Daerah Batas Eksentrisitas Disepanjang Bentang Balok... 67 4.9.4. Perencanaan Untuk Kekuatan Lentur Dan Daktilitasi... 68 4.9.5. Proses Desain Penampang... 70 4.10. Perhitungan Pembesian Non Prategang... 71 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan... 72 5.2. Saran... 76 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

ANALISA PRESTRESS METODE POST TENSION PADA BALOK PROYEK SUPERMALL PAKUWON INDAH PHASE-3 SURABAYA YOHANA, Pricilia 1* ; KOESPIADI, 2 Jurusan Teknik Sipil, Universitas Narotama Jalan Arief Rachman Hakim 51, Sukolilo Surabaya, Indonesia Email: pricilia8893@gmail.com Abstrak Proyek Supermall Pakuwon Indah Phase-3 Surabaya adalah proyek yang terdiri dari 2 tower dan 1 mall, pada atap mallnya akan dibangun area kolam renang, dengan bentangan yang cukup panjang maka pekerjaan balok menggunakan metode prestress post tension. Balok yang dianalisa adalah tipe PC-G810. Balok tersebut di analisa menggunakan SNI 7833-2012 dan SNI 2847-2013. Desain beton menggunakan fc 35 MPa fy 500 MPa untuk tulangan baja. Diameter strand 12,7 mm dengan tegangan tarik batas 1.900 MPa dan Modulus elastisitas 197.000 MPa. Perhitungan gaya-gaya dalam dihitung menggunakan Autodesk Robot Structural Analysis Professional 2012. Dan Autocad 2012 digunakan untuk gambar teknis. Hasil analisa balok PC-G810 ini menurut SNI kurang memenuhi persyaratan untuk ditinjau dari aspek kehilangan akibat gaya prategang, SNI 32,57% sedangkan RLB 8,17%. Kata kunci : analisa, prategang, post-tension, balok

KESIMPULAN Dari hasil analisa dapat disimpulkan sebagai berikut : Balok PC-G810 (fersi RLB) Standart SNI Prategang Dimensi Balok 800 x 1.000 mm 600 x 1.200 mm Strand Sevenwire stress-relieve uncoated strand. Nominal diameter 12,7 mm Nominal steel area 98,71 mm 2 Sevenwire stress-relieve uncoated strand Nominal diameter 9,53 mm Nominal steel area 54,84 mm 2 (T.Y Lin dkk 2000) Duct Ø 84 (13 < jumlah strand Ø 84 (13 < jumlah strand dalam duct 19) dalam duct 19) (T.Y Lin dkk 2000) Angkur hidup 19S dan Angkur Angkur hidup 19S dan angkur mati 19U angkur mati 19H (tergantung jumlah strand) (T.Y Lin dkk 2000) 1. Semen tipe I 50 kg (1 zak) Grouting 2. Air (40 45 % berat semen) 3. Cebex-100 (0,45% dari berat semen) Semen dengan zat additif seperti cebex atau sirkagrout Beton Fc = 28 55 MPa Fc = 35 MPa (umur 28 hari) (umur 28 hari) (T.Y Lin dkk 2000)

Presentase Pemuluran -0,24 % -7% - 7% Kehilangan Gaya Prategang : 1. Perpendekan Elastis Beton 2. Akibat Geseran Sepanjang Tendon 3. Akibat Slip di Pengangkuran 4. Akibat Creep (Rangkak) 5. Akibat Penyusutan Beton 6. Akibat Relaksasi Baja 1. - 2. - 3. - 4. 5,28 % 5. - 6. 2,89 % 1. 0,07 % 2. 20,86 % 3. 1,55 % 4. 6,09 % 5. 1,87 % 6. 2,13% Prategang Tegangan Tarik di serat paling bawah 7,07 N/mm 2 2,95 N/mm 2 fpy 1.195 Mpa 1.710 Mpa Tegangan yang Diijinkan pada Tegangan yang Diijinkan Tegangan yang Diijinkan Tendon pada Tendon pada Tendon 1. Akibat Gaya Penarikan 1. Tidak boleh melebihi 1. Tidak boleh melebihi 1,607,4 Mpa ; harus 1,607,4 Mpa ; harus lebih lebih kecil dari 1.520 kecil dari 956,2 Mpa 2. Segera Setelah Transfer Mpa 2. Tidak boleh melebihi Gaya Prategang 2. Tidak boleh melebihi 1.402,2 Mpa ; tidak 1.402,2 Mpa ; tidak boleh lebih besar dari 3. Tegangan Tarik Pada boleh lebih besar dari 884,5 Mpa Tendon 1.406 Mpa 3. Tidak boleh melebihi 3. Tidak boleh melebihi 836,7 Mpa 1.330 Mpa

Dari tabel kesimpulan diatas, didapatkan bahwa balok PC-G810 ini menurut RLB sebagai konsultan pelaksana, sudah memenuhi persyaratan, namun jika dibandingkan dengan standart SNI 7833-2012 banyak aspek dari kehilangan gaya prategang yang belum diitinjau sebagaimana RLB lakukan. Pada RLB tidak meninaju aspek kehilangan gaya prategang sebagai berikut : 1. Perpendekan elastis beton Pada balok PC-G810 memiliki 2 tendon, maka seharusnya perpendekan elastis beton harus diperhitungkan. Jika tendon lebih dari satu dan ditarik satu persatu, maka yang ditarik paling awal akan kehilangan prategang akibat penarikan berikutnya. 2. Akibat geseran sepanjang tendon Geseran dalam saluran tendon disebebkan oleh gesekan fisis yang normal terjadi antara dua benda yang bergeser, dalam hal ini tendon yang bergerak terhadap dinding saluran yang diam, terutama pada bagian lengkung. Melendutnya letak saluran tendon, adanya karat pada tendon dan dinding saluran tendon yang terbuat dari baja, adanya spesi beton yang masuk kedalam saluran tendon. Maka dari faktor-faktor tersebut harus diperhitungkan kehilangan gaya prategang akibat geseran sepanjang tendon untuk mengetahui berapa banyak jumlah kehilangan yang diakibatkan oleh faktor-faktor penyebab tersebut. 3. Akibat slip di pengangkuran Kehilangan prategang akibat slip di pengangkuran dapat terjadi jika kabel ditegangkan dan dongkrak dilepaskan untuk memindahkan pratekan kepada beton. Semakin panjang bentang balok maka semakin kecil prosentase kehilangannya. Maka kehilangan gaya prategang akibat slip dipengangluran harus ditinjau besarnya untuk mengantisipasi penggelinciran pada angker. 4. Akibat penyusutan beton

Susut pada beton disebabkan oleh hilangnya air dari beton karena mengeras, pemadatan kurang sempurna, perubahan temperatur, komposisi adukan yang kurang sempurna, dan sifat-sifat fisis dari bahan penyusun beton. Bila menderiita tekanan, maka beton akan menyusut dan memendek akibat adanya sifat-sifat diatas. Oleh sebab itu kehilangan gaya prategang akibat penyusutan perlu ditinjau agar meminimalisirkan adanya susut pada beton itu sendiri. Beberapa kesimpulan diluar dari hasil tabel diatas, dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Balok prategang merupakan salah satu solusi di sebuah struktur yang membutuhkan bentang panjang tanpa perlu ditopang oleh kolom di tengah bentang. 2. Proses pembuatan dan penarikan beton prategang dilakukan atas kerja sama PT. Pembangunan Perumahan (Persero Tbk) dengan PT. VSL Indonesia dan dibawah pengawasan konsultan perencana PT. RLB. 3. Daerah batas penempatan tendon, batas titik inti terbawah sebesar 166,67 mm, batas titik inti teratas sebesar 166,67 mm, batas titik inti dari titik berat penampang sebesar 133,33 mm. 4. Daerah batas eksentrisitas disepanjang bentang balok, jarak maksimum dibawah batas bawah daerah inti adalah 0,356 m, lengan kopel antara garis pusat tekanan dan garis pusat tendon adalah sebesar 0,481 m. 5. Perencanaan untuk kekuatan lentur dan daktilisasi, tegangan pada tendon pada saat penampang mencapai kuat nominalnya sebesar 1.044,45 MPa. Untuk menjamin terjadinya leleh pada tulangan non prategang, maka SNI membatasi indeks tulangan sebesar 0,223 0,292. Maka balok PC-G810 ini telah memenuhi persyaratan. 6. Momen maksimum yang dapat dipikul oleh penampang sebesar 3.496,62 knm. 7. Perhitungan pembesian non prategang sebesar 1.776,94 kg yang meliputi dari tulangan utama D22, tulangan sengkang D13, tulangan ties D13, dan support

bar D13. Beton yang dibutuhkan sebesar 11,08 m 3. Formwork side sebesar 27,70 m 2 dan formwork soffit sebesar 12,59 m 2. Sehingga didapatkan rasio besi sebesar 1160,36 kg/m 3. Dengan panjang kabel prestress sepanjang 35,56 m.

DAFTAR PUSTAKA Anonim, 1981. Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung 1983. Bandung: Direktorat Penyelidikan Masalah Bangunan. Anonim, 2002. SNI 03-2847.Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung (Beta Version). Jakarta: Badan Standarisasi Nasional. Anonim, 2003. SNI 03-1726. Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Bangunan Gedung. Jakarta: Badan Standarisasi Nasional. Anonim, 2012. SNI 7833. Tata Cara Perancangan Beton Pracetak dan Beton Prategang Untuk Bangunan Gedung. Jakarta: Badan Standarisasi Nasional. Anonim, 2013. SNI 2847. Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan Gedung. Jakarta: Badan Standarisasi Nasional. Anonim, Handout Struktur Beton Bertulang dan Pratekan. Anonim, Tugas Beton Prategang. Dipohusodo,Istimawan, 1993. Struktur Beton Bertulang. Masnul, C.R, 2009. Analisa Prestress(Post-Tension) Pada Precast Concrete U Girder. Bidang Studi Struktur Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik USU. Soetoyo,Ir, 2002. Konstruksi Beton Pratekan. Surabaya Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Institut Teknologi Sepuluh November. Yulianti, R.C, Beton Prategang. Pusat Pengambangan Bahan Ajar - UMB