BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menopause adalah kejadian alami yang harus dilalui oleh setiap wanita. Setiap wanita menghadapinya dengan beragam emosi, ada yang tenang-tenang saja dan ada pula yang gelisah. Kegelisahan tersebut dapat berdampak sangat serius dalam kehidupan seksual, dalam pekerjaan maupun kehidupan rumah tangganya. Menopause tidak hanya terjadi pada wanita usia 50 tahun, tetapi wanita usia 35 tahun bisa juga mengalami menopause (Ubaya, 2007). Diperkirakan pada tahun 2030, jumlah perempuan di dunia yang memasuki masa menopause mencapai 1,2 milyar orang. Saat ini Indonesia baru mempunyai 14 juta orang menopause. Menurut pandangan penduduk Indonesia tahun 1995-2008 oleh Badan Pusat Statistik, jumlah penduduk perempuan berusia diatas 50 tahun adalah 15,9 juta orang dan pada tahun 2025 diperkirakan akan ada 60 juta perempuan menopause. Menurut National Institutes of Health, Amerika Serikat, menopause merupakan tahap akhir proses biologi yang dialami wanita berupa penurunan produksi hormon seks perempuan, yakni estrogen dan progesteron dari indung telur (BKKBN, 2006). Walaupun kebanyakan wanita mengalami perubahan ini antara usia 48 dan 52 tahun, beberapa yang lain berhenti menstruasi pada akhir 30-an atau awal 40-an, dan yang lain terus mengalami menstruasi hingga pertengahan 50 tahun. Proses menuju menopause dimulai dengan perlambatan fungsi indung telur, biasanya lima tahun sebelum periode menstruasi terakhir, dan terjadi perubahan-perubahan fisik dan
emosi tambahan selama beberapa tahun setelah menstruasi terakhir. Selama masa ini, ada perubahan dalam keseimbangan hormon dan pengurangan jumlah estrogen yang diproduksi indung telur. Ada tingkat produksi estrogen yang begitu rendah sehingga menstruasi menjadi tidak teratur, dan akhirnya berhenti. Saat daur menstruasi berhenti, tingkat progesteron juga menurun. Hormon-hormon ini juga bersama-sama mempengaruhi dan mengatur beberapa fungsi fisik dan emosi, dan dengan perubahan kadar keduanya, banyak wanita mengalami lebih dari penghentian menstruasi (Fauzi, 2006). Sebagian besar wanita di Indonesia tidak mengetahui dampak yang bisa timbul saat memasuki masa menopause. Ketidaktahuan itu didasari pandangan yang menganggap menopause itu gejala alami. Padahal saat memasuki masa tidak menstruasi lagi, wanita bisa saja menjadi rentan terhadap penyakit fisik seperti hot flushes, sakit kepala, sakit sendi dan otot, sakit punggung, vagina mengering sehingga mengakibatkan rasa nyeri sewaktu senggama, pengeroposan tulang, dan penyakit jantung. Penyakit fisik tersebut dapat berdampak pada segi biologis wanita tergantung dari berat ringannya gejala fisik yang dialami. Menopause juga berdampak pada segi psikologis wanita, karena kebanyakan wanita menganggap menopause sebagai datangnya usia lanjut, pudarnya daya pikat fisik dan seksual, bahkan pikiran yang menganggap bahwa usia lanjut adalah anggota masyarakat yang tidak produktif yang hanya menciptakan beban dalam hidup. Hal ini menyebabkan wanita merasa murung, merasa tidak disayangi, mudah tersinggung, dan marah (Mangoenprasodjo, 2004). Dampak psikologis tersebut juga berdampak pada kehidupan sosial dimana akan mengakibatkan kesulitan dalam berhubungan dengan orang lain. Menurut Yatim
(2001) gangguan dalam berhubungan sosial dapat berupa curiga berlebihan, kurang berkonsentrasi, dan tidak mampu memberikan keputusan, sehingga diperlukan kesiapan pada wanita untuk menghadapi menopause. Dampak tersebut sebenarnya dapat diminimalkan apabila wanita premenopause mempunyai pengetahuan yang cukup mengenai menopause. Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu obyek tertentu (Notoatmodjo, 2003). Banyak wanita yang tidak menyadari dirinya menopause karena tidak memiliki informasi yang cukup tentang menopause. Akhirnya untuk menghilangkan gangguan yang dirasakan, mereka mengobatinya secara simtomatis. Artinya mereka minum obat pusing karena merasa pusing. Tidak semua wanita tahu risiko dan cara sehat untuk menghadapi datangnya menopause tersebut. Seandainya mereka tahu dan menyiapkan diri, masa menopause bukan lagi sesuatu yang harus ditakuti (Ubaya, 2007). Pengetahuan mengenai menopause sangat diperlukan oleh wanita karena banyak wanita merasa takut mencapai masa menopause dan malas membicarakan fase menopause, karena ada anggapan umum bahwa ini adalah pintu yang harus dilalui menuju usia tua (Mangoenprasodjo, 2004). Sudah saatnya pula wanita mengetahui apa yang terjadi dalam tubuh mereka ketika menopause tiba. Dengan peningkatan pengetahuan wanita premenopause tentang menopause, diharapkan kecemasan wanita premenopause tentang menopause menjadi lebih baik. Kecemasan merupakan suatu respon terhadap stress, seperti putusnya suatu hubungan yang penting atau bencana yang mengancam jiwa (Medicastore, 2004).
Setiap perempuan yang memasuki masa menopause sering kali merasa cemas. Kecemasan itu berupa ketakutan akan hilangnya kemampuan untuk bereproduksi, menurunnya penampilan sebagai seorang wanita akibat kekerutan pada kulitnya dan yang paling tidak menguntungkan bila sudah merasa tua (Anwar, 2007). Stress dalam kehidupan wanita premenopause dapat memperburuk terjadinya menopause. Masalah-masalah yang sering muncul seperti menghadapi anak yang menginjak usia remaja, membantu orang tua yang usia lanjut, menjadi janda atau bercerai, dan berduka karena keluarga yang sakit atau menjelang ajal adalah beberapa bentuk stress yang meningkatkan resiko masalah emosional yang serius (Bobak, 2004). Menurut Bobak (2004) kemampuan wanita untuk mengatasi stress melibatkan tiga faktor, yaitu: persepsi wanita atau pemahaman terhadap kejadian, sistem pendukung, serta mekanisme koping. Dalam ilmu keperawatan maternitas yang berhubungan dengan menopause, tindakan pertama sebagai perawat yang harus dilakukan adalah mengkaji seberapa banyak informasi tentang menopause yang dimiliki wanita tersebut. Informasi mengenai menopause yang perlu diketahui oleh wanita adalah mengenai apa itu menopause, proses terjadinya menopause, gejalagejala menopause, faktor-faktor yang mempercepat atau memperlambat usia memasuki menopause, dan terapi-terapi yang dapat digunakan dalam menghadapi menopause. Yang kedua adalah persepsi wanita tentang pengalaman stress atau kecemasan menghadapi menopause. Berdasarkan data yang didapat di Desa Karang Rejo Kecamatan Juwana Kabupaten Pati pada bulan Januari 2008 banyaknya jumlah penduduk pada bulan
Desember 2007 adalah 3505 orang sedangkan jumlah wanita berusia antara 45-49 tahun sebanyak 110 orang (Data Penduduk, 2007). Studi pendahuluan tentang pengetahuan menopause dengan kecemasan wanita menghadapi menopause di Desa Karang Rejo Kecamatan Juwana Kabupaten Pati dilaksanakan pada 14 orang wanita premenopause didapat data sebanyak 50% wanita tidak tahu tentang menopause dan cemas saat menghadapi menopause. 42,8% wanita tidak tahu tentang menopause dan tidak cemas saat menghadapi menopause, dan 7,1% wanita tahu tentang menopause dan tidak cemas saat menghadapi menopause, ini dapat diasumsikan bahwa responden mempunyai pengetahuan yang rendah tentang menopause karena kurangnya informasi yang didapat tentang menopause sehingga dapat mempengaruhi tingkat kecamasan wanita dalam menghadapi menopause. Berdasarkan fenomena di atas, maka peneliti ingin melakukan penelitian tentang hubungan antara tingkat pengetahuan tentang menopause dengan tingkat kecemasan wanita menghadapi menopause di desa Karang Rejo Kecamatan Juwana Kabupaten Pati. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan masalah penelitian yaitu: bagaimanakah hubungan antara tingkat pengetahuan tentang menopause dengan tingkat kecemasan wanita menghadapi menopause di Desa Karang Rejo Kecamatan Juwana Kabupaten Pati?. C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum
Mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan tentang menopause dengan tingkat kecemasan wanita menghadapi menopause di Desa Karang Rejo Kecamatan Juwana Kabupaten Pati. 2. Tujuan Khusus a. Mendiskripsikan tingkat pengetahuan tentang menopause. b. Mendiskripsikan tingkat kecemasan wanita dalam menghadapi usia menopause. c. Menganalisis hubungan antara tingkat pengetahuan tentang menopause dengan tingkat kecemasan wanita menghadapi menopause di Desa Karang Rejo Kecamatan Juwana Kabupaten Pati. D. Manfaat Penelitian 1. Bagi wanita yang menghadapi menopause untuk menambah pengetahuan tentang menopause, terutama mengenai pengertian, tanda dan gejala, dan cara-cara yang digunakan untuk mengatasi menopause. 2. Bagi masyarakat memperoleh informasi secara jelas tentang menopouse sehingga keluarga dan masyarakat dapat memberikan dukungan pada wanita. 3. Bagi perawat sebagai masukan kepada perawat maternitas dalam memberikan asuhan keperawatan pada wanita menopouse. 4. Bagi peneliti menambah pengetahuan dan wawasan tentang menopause.
E. Bidang ilmu Bidang ilmu yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah keperawatan komunitas dan keperawatan maternitas.