RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 27/PHPU.D-XI/2013 Tentang Keberatan Atas Hasil Pemilihan Umum Kepala Daerah Dan Wakil Kepala Daerah Provinsi Sumatera Utara Tahun 2013 I. PARA PIHAK A. Pemohon Drs. Effendi M.S. Simbolon dan Drs. H. Jumiran Abdi (Pasangan Calon Nomor Urut 2) Kuasa Hukum Arteria Dahlan, S.T., S.H., dkk berdasarkan surat kuasa khusus tanggal 16 Maret 2013. B. Termohon Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Sumatera Utara. II. III. OBJEK PERMOHONAN Keputusan KPU Provinsi Sumatera Utara Nomor 19/Kpts/KPU-Prov-002/2013 tentang Penetapan dan Pengesahan Jumlah dan Persentasi Perolehan Suara Sah Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Utara Dalam Pemilihan Umum Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Utara Tahun 2013; dan Berita Acara tentang Rekapitulasi Hasil Penghitungan Suara Pemilihan Umum Provinsi Oleh KPU Provinsi Sumatera Utara Tanggal 15 Maret 2013 juncto 002/2013 tentang Penetapan Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Terpilih Dalam Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi Sumatera Utara Tahun 2013 tertanggal 15 Maret 2013. KEWENANGAN MAHKAMAH KONSTITUSI 1. Pasal 24C ayat (1) UUD 1945 yang dikuatkan dengan Pasal 10 ayat (1) Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi yang menyatakan bahwa Mahkamah Konstitusi memiliki 4 (empat) kewenangan mengadili pada tingkat pertama dan terakhir yang putusannya bersifat final untuk: (1) Menguji Undang-Undang terhadap UUD 1945; (2) Memutus sengketa kewenangan lembaga negara yang kewenangannya diberikan oleh UUD 1945; (3) Memutus pembubaran partai politik; dan (4) Memutus peselisihan tentang hasil pemilihan umum ; 2. Bahwa berdasarkan uraian di atas, maka secara tegas sengketa yang diajukan Pemohon adalah merupakan kewenangan Mahkamah Konstitusi
untuk mengadili, memeriksa, mempertimbangkan, dan memutus perkara terkait perselisihan hasil Pemilukada. IV. KEDUDUKAN HUKUM (LEGAL STANDING) Pemohon adalah Pasangan Calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Provinsi Sumatera Utara dengan Nomor Urut 2 berdasarkan Keputusan KPU Provinsi Sumatera Utara Nomor 14/Kpts-Prov-002/2012 tentang Penetapan Nomor Urut Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Utara Dalam Pemilihan Umum Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi Sumatera Utara Tahun 2013. V. TENGGAT PENGAJUAN PERMOHONAN Berdasarkan Pasal 5 PMK Nomor 15 Tahun 2008 yang menentukan, Permohonan pembatalan penetapan hasil penghitungan suara Pemilukada diajukan ke Mahkamah paling lambat 3 (tiga) hari kerja setelah Termohon menetapkan hasil penghitungan suara Pemilukada di daerah yang bersangkutan,. Pemohon mendaftarkan permohonan ke Mahkamah Konstitusi pada hari Selasa tanggal 19 Maret 2013, sementara Rekapitulasi Hasil Penghitungan Suara Pemilukada Provinsi Sumatera Utara berdasarkan Berita Acara tentang Rekapitulasi Hasil Penghitungan Suara Pemilihan Umum Provinsi Oleh KPU Provinsi Sumatera Utara tertanggal 15 Maret 2013. Bahwa dengan demikian batas waktu 3 (tiga) hari kerja setelah penetapan rekapitulasi hasil penghitungan suara oleh Termohon dalam perkara a quo adalah hari Senin tanggal 18 Maret 2013, hari Selasa tanggal 19 Maret 2013 dan hari Rabu tanggal 20 Maret 2013 (karena tanggal 16 dan 17 Maret 2013 adalah hari libur) Dengan begitu, permohonan diajukan masih dalam tenggang waktu yang ditentukan sehingga menurut Pemohon telah memenuhi ketentuan Pasal 5 PMK Nomor 15 Tahun 2008. VI. ALASAN PERMOHONAN 1. Diketemukannya manipulasi DPT dan manipulasi suara dalam penghitungan suara di seluruh kabupaten di Provinsi Sumatera Utara; 2. Adanya inkonsistensi didalam penentuan surat suara yang sah dan surat suara yang tidak sah oleh KPPS, PPS dan PPK di beberapa Kabupaten di wilayah Provinsi Sumatera Utara; 3. Adanya eksodus pemilih yang tidak berhak untuk memilih ke wilayah Provinsi Sumatera Utara dan kemudian memilih pasangan calon tertentu; 4. Adanya money politics yang dilakukan oleh Pasangan Calon Nomor Urut 5 di beberapa Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara; 5. Adanya keterlibatan aparat pemerintah dalam pemenangan Pasangan Calon Nomor Urut 5, antara lain digunakannya kegiatan-kegiatan
sosialisasi dan kegiatan berupa bantuan sosial atau pembagian beras raskin di beberapa Kabupaten/Kota; 6. Adanya penggelembungan DPT dikarenakan antara lain adanya DPT ganda dan tercatatnya pemilih yang sudah meninggal bahkan mendapatkan kartu pemilih yang kemudian dipergunakan di TPS-TPS; 7. Diketemukan adanya undangan memilih ( Formulir C-6-KWK-KPU) yang disebarkan disuatu tempat dibeberapa wilayah di Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara; 8. Tidak dibertahukannya para saksi dari Pemohon tentang tanggal dilakukannya pelaksanaan rekapitulasi penghitungan suara tingkat PPS/Desa di beberapa daerah di Kabupaten/Kota; 9. Adanya tindakan intimidasi yang dilakukan oleh Penyelenggara Pemilu dan kepala dusun di beberapa daerah di wilayah Provinsi Sumatera Utara. VII. PETITUM 1. Mengabulkan permohonan Pemohon untuk seluruhnya; 2. Membatalkan dan menyatakan tidak mengikat secara hukum Berita Acara tentang Rekapitulasi Hasil Penghitungan Suara Pemilihan Umum Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Utara tanggal 15 Maret 2013, sepanjang untuk hasil perolehan suara Pasangan Calon Nomor Urut 5 H. Gatot Pujo Nugroho, S.T., dan Ir. H. Tengku Erry Nuradi, M.Si. Keputusan KPU Provinsi Sumatera Utara Nomor 19/Kpts/KPU-Prov- 002/2013 tentang Penetapan dan Pengesahan Jumlah dan Persentasi Perolehan Suara Sah Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Utara Dalam Pemilihan Umum Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Utara Tahun 2013; sepanjang untuk hasil perolehan suara Pasangan Calon Nomor Urut 5 H. Gatot Pujo Nugroho dan Ir. H. Tengku Erry Nuradi, M.Si. Provinsi Sumatera Utara Tahun 2013 tertanggal 15 Maret 2013. 5. Menetapkan Pasangan Nomor Urut 5 H. Gatot Pujo Nugroho, S.T., dan Ir. H. Tengku Erry Nuradi, M.Si. dibatalkan (didiskualifikasi) sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi Sumatera Utara Tahun 2013. 6. Menetapkan Drs. Effendi M.S. Simbolon dan Drs. H. Jumiran Abdi sebagai Pasangan Calon Terpilih Dalam Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Provinsi Sumatera Utara Tahun 2013. Atau 1. Mengabulkan permohonan Pemohon untuk seluruhnya;
2. Membatalkan dan menyatakan tidak mengikat secara hukum Berita Acara tentang Rekapitulasi Hasil Penghitungan Suara Pemilihan Umum Provinsi Oleh KPU Provinsi Sumatera Utara Tanggal 15 Maret 2013, sepanjang untuk hasil perolehan suara Pasangan Calon Nomor Urut 5 H. Gatot Pujo Nugroho, S.T., dan Ir. H. Tengku Erry Nuradi, M.Si.; Keputusan Komisi Pemilihan Umum Provinsi Sumatera Utara Nomor 19/Kpts/KPU-Prov-002/2013 tentang Penetapan dan Pengesahan Jumlah dan Persentasi Perolehan Suara Sah Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Utara Dalam Pemilihan Umum Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Utara Tahun 2013; Provinsi Sumatera Utara Tahun 2013 tertanggal 15 Maret 2013; 5. Menetapkan Pasangan Calon Nomor Urut 5 H. Gatot Pujo Nugroho, S.T., dan Ir. H. Tengku Erry Nuradi, M.Si. dibatalkan (didiskualifikasi) sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi Sumatera Utara Tahun 2013; 6. Memerintahkan kepada Termohon untuk melaksanakan Pemungutan Suara Ulang di seluruh TPS dalam lingkup Provinsi Sumatera Utara tanpa mengikutsertakan Pasangan Calon Nomor Urut 5 H. Gatot Pujo Nugroho, S.T., dan Ir. H. Tengku Erry Nuradi, M.Si. paling lambat 90 hari setelah Putusan Mahkamah Konstitusi terhadap perkara a quo; Atau 1. Mengabulkan permohonan Pemohon untuk selurunya; 2. Membatalkan dan menyatakan tidak mengikatnya secara hukum Berita Acara tentang Rekapitulasi Hasil Penghitungan Suara Pemilihan Umum Provinsi Oleh KPU Provinsi Sumatera Utara tanggal 15 Maret 2013; Keputusan Komisi Pemilihan Umum Provinsi Sumatera Utara Nomor 19/Kpts/KPU-Prov-002/2013 tentang Penetapan dan Pengesahan Jumlah dan Persentasi Perolehan Suara Sah Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Utara Dalam Pemilihan Umum Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Utara Tahun 2013; Provinsi Sumatera Utara Tahun 2013 tertanggal 15 Maret 2013;
5. Memerintahkan kepada Termohon untuk melaksanakan Pemungutan Suara Ulang di seluruh TPS dalam lingkup Provinsi Sumatera Utara paling lambat 90 (Sembilan Puluh) hari setelah Putusan Mahkamah Konstitusi terhadap perkara a quo: Apabila Majelis Hakim Mahkamah Konstitusi berpendapat lain, maka mohon diberikan putusan yang seadil-adilnya berdasarkan prinsip ex aequo et bono.