I. PENDAHULUAN. masyarakat, yang kemudian mendorong masyarakat untuk mengkonsumsi

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN an sejalan dengan semakin meningkatnya pendapatan per kapita masyarakat,

I. PENDAHULUAN. industri pertanian, dimana sektor tersebut memiliki nilai strategis dalam

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Jumlah penduduk selalu bertambah dari tahun ke tahun, hal tersebut terus

I. PENDAHULUAN. serta dalam menunjang pembangunan nasional. Salah satu tujuan pembangunan

I. PENDAHULUAN. 1 Sapi 0,334 0, Kerbau 0,014 0, Kambing 0,025 0, ,9 4 Babi 0,188 0, Ayam ras 3,050 3, ,7 7

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Tahun (juta orang)

I PENDAHULUAN. Aman, dan Halal. [20 Pebruari 2009]

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. tahun seiring meningkatnya pendapatan dan kesadaran masyarakat akan

TUGAS KARYA ILMIAH LINGKUNGAN BISNIS Peluang Bisnis Ayam Ras

Tinjauan Pasar Daging dan Telur Ayam. Informasi Utama :

Tinjauan Pasar Daging dan Telur Ayam. Informasi Utama :

BAB I PENDAHULUAN. pangan dan gizi serta menambah pendapatan (kesejahteraan) masyarakat. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai bobot badan antara 1,5-2.8 kg/ekor dan bisa segera

I. PENDAHULUAN. dalam pembangunan sektor pertanian. Pada tahun 1997, sumbangan Produk

I. PENDAHULUAN. Teknologi mempunyai peran penting dalam upaya meningkatkan

2017, No Menteri Petanian tentang Penyediaan, Peredaran, dan Pengawasan Ayam Ras dan Telur Konsumsi; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 16 Tah

BAB I PENDAHULUAN. Usaha kecil dan menengah (UKM) merupakan tulang punggung bagi. bertahan. Disarnping itu, peran yang sangat penting dari UKM adalah

BAB I PENDAHULUAN. bentuk dan merek dagang yang berbeda, khususnya ayam olahan di pasaran.

Situasi krisis moneter yang berkepanjangan telah membuat kinerja sektor. perekonomian nasional yang diliputi oleh krisis moneter sejak semester dua

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. seperti karbohidrat, akan tetapi juga pemenuhan komponen pangan lain seperti

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Protein hewani memegang peran penting bagi pemenuhan gizi masyarakat. Untuk

Bab 4 P E T E R N A K A N

BAB I PENDAHULUAN. dapat berupa melaksanakan produksi, perdagangan dan distribusi produk

RINGKASAN EKSEKUTIF pada PT.Baros Farm, Sukabumi. Dibawah bimbingan Abdul Basith dan

Dampak Diseminasi Ayam Kampung Unggul Balitnak di Provinsi Gorontalo

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61/Permentan/PK.230/12/2016 TENTANG PENYEDIAAN, PEREDARAN, DAN PENGAWASAN AYAM RAS

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pola kemitraan ayam broiler adalah sebagai suatu kerjasama yang

V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

TERNAK AYAM KAMPUNG PELUANG USAHA MENGUNTUNGKAN

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan produktivitas ayam buras agar lebih baik. Perkembangan

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Jumlah Tenaga Kerja Usia 15 Tahun ke Atas Menurut Lapangan Pekerjaan Tahun 2011

I. PENDAHULUAN. dikembangkan dan berperan sangat penting dalam penyediaan kebutuhan pangan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peternakan merupakan salah satu sub sektor pertanian yang memiliki peranan cukup penting dalam memberikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian, pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan

Tinjauan Pasar Daging dan Telur Ayam

I. PENDAHULUAN. Pertanian merupakan sektor potensial yang memegang peranan penting

BAB I PENDAHULUAN. Budidaya ayam ras khususnya ayam broiler sebagai ayam pedaging,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BUDI DAYA AYAM PETELUR

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Data Perkembangan Koperasi tahun Jumlah

I. PENDAHULUAN. pembangunan kesehatan dan kecerdasan bangsa. Permintaan masyarakat akan

Pesatnya pertumbuhan penduduk dan meningkatnya pendapatan disertai dengan

PERSEPSI PENGUSAHA ATAS PENGARUH KESEDIAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI TERHADAP LABA

Peluang Bisnis Top ~ 1

ANALISIS FINANSIAL DAN SENSITIVITAS PETERNAKAN AYAM BROILER PT. BOGOR ECO FARMING, KABUPATEN BOGOR

V. GAMBARAN UMUM PETERNAKAN MAJU BERSAMA. 5.1.Gambaran Umum Desa Cikarawang

II. TINJAUAN PUSTAKA. tentang Pedoman Kemitraan Usaha Pertanian, yang menyatakan bahwa kemitraan

Bahan Kuliah ke 9: UU dan Kebijakan Pembangunan Peternakan Fakultas Peternakan Unpad KEBIJAKAN DALAM INDUSTRI TERNAK NON RUMINANSIA

BAB I PENDAHULUAN. Peternakan adalah bagian dari agribisnis yang mencakup usaha-usaha atau

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gambaran Umum Pengembangan Usaha Ternak Ayam Buras di Indonesia

PENDAHULUAN. Latar Belakang. sudah melekat dengan masyarakat, ayam kampung juga dikenal dengan sebutan

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

POLA PERDAGANGAN MASUKAN DAN KELUARAN USAHA TERNAK AYAM RAS"

I. PENDAHULUAN. sektor pertanian yang memiliki nilai strategis antara lain dalam memenuhi

perluasan kesempatan kerja di pedesaan, meningkatkan devisa melalui ekspor dan menekan impor, serta menunjang pembangunan wilayah.

I PENDAHULUAN. 2,89 2,60 2,98 3,35 5,91 6,20 Makanan Tanaman Perkebunan 0,40 2,48 3,79 4,40 3,84 4,03. Peternakan 3,35 3,13 3,35 3,36 3,89 4,08

I. PENDAHULUAN. berubah, semula lebih banyak penduduk Indonesia mengkonsumsi karbohidrat namun

I. PENDAHULUAN. kontribusi positif terhadap pertumbuhan Produk Domestik Bruto Indonesia.

MASALAH DAN PROSPEK AGRIBISNIS PERUNGGASAN DALAM MEWUJUDKAN KETAHANAN BAHAN PANGAN ASAL UNGGAS DI INDONESIA

KINERJA SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KOMODITI AYAM NENEK (GRAND PARENT STOCK BROILER) DI PT. GALUR PRIMA COBBINDO SUKABUMI WEMVI RISYANA A

PENDAPAT KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA NOMOR A11211 TENTANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. karakteristik produk unggas yang dapat diterima oleh masyarakat, harga yang

RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKA DINAS PERKEBUNAN DAN PETERNAKAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

I. PENDAHULUAN. keanekaragaman hayati yang sangat besar (mega biodiversity) berupa sumber

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. semakain kompetitif, baik lokal dan global dituntut menciptakan kinerja

BAB I PENDAHULUAN. yang beranekaragam dengan karakteristik daerah masing masing menyebabkan

Statistik (1999) menunjukkan bahwa Standar Nasional kebutuhan protein. hewani belum terpenuhi, dan status gizi masyarakat yang masih

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. karena kondisi alamnya yang sangat mendukung. Tingkat produksi telur di

I. PENDAHULUAN. dimunculkan berbagai program dan kebijakan untuk mendukung. ayam ras menunjukkan tingkat pertumbuhan yang melebihi tingkat

I. PENDAHULUAN. Pembangunan sektor peternakan merupakan bagian integral dari. pembangunan pertanian dan pembangunan nasional. Sektor peternakan di

POTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN SISTEM INTEGRASI SAWIT-SAPI DI KABUPATEN ROKAN HULU PROVINSI RIAU

I. PENDAHULUAN. Sumber :

I. PENDAHULUAN. potensi sumber daya alam yang besar untuk dikembangkan terutama dalam

Outlook Bisnis Peternakan Menyambut Tahun Politik dan Tahun Bebas AGP

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

I. PENDAHULUAN. Daging ayam merupakan salah satu sumber protein hewani yang paling

memberikan multiple effect terhadap usaha agribisnis lainnya terutama peternakan. Kenaikan harga pakan ternak akibat bahan baku jagung yang harus

Lokakarya Fungsional Non Peneiti 1997 Sistem Perkandangan 1. Dari umur sehari sampai dengan umur 2 mingggu digunakan kandang triplek + kawat ukuran 1

PENDAHULUAN. Kemitraan merupakan hubungan kerjasama secara aktif yang dilakukan. luar komunitas (kelompok) akan memberikan dukungan, bantuan dan

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pada dasamya merupakan kebutuhan bagi setiap. masyarakat, bangsa dan negara, karena pembangunan tersebut mengandung

BAB I PENDAHULUAN. hanya perusahaan jasa tapi juga perusahaan dagang maupun perusahaan manufaktur.

ANALISIS PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN METODE FULL COSTING PADA PETERNAKAN SOMAN

LAPORAN PENELITIAN: Bahasa Indonesia

KOMBINASI AZOLLA MICROPHYLLA DENGAN DEDAK PADI SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER BAHAN PAKAN LOKAL AYAM PEDAGING

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT menciptakan alam semesta dengan sebaik-baik ciptaan. Langit

I. PENDAHULUAN. Beternak merupakan usaha yang dikembangkan untuk mendapat keuntungan.

I. PENDAHULUAN. Pembangunan sub sektor peternakan merupakan bagian dari pembangunan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang berasal dari strain-strain hasil produk dari perusahaan pembibitan. Ayam ras

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengembangan usaha temak ayam di Indonesia sudah dimulai sejak tahun 1970 an sejalan dengan semakin meningkatnya pendapatan per kapita masyarakat, yang kemudian mendorong masyarakat untuk mengkonsumsi makanan dengan kandungan gizi yang lebih baik. Salah satu di antara makanan tersebut adalah makanan yang berbasis daging ayam. Puncak perkembangan usaha temak ayam terjadi pada tahun 1996, dimana menurut data yang dikutip dari Buku Statistik Pertanian tahun 2000, produksi daging ayam mencapai 926 ribu ton dan produksi telur ayam 630 ribu ton. Dampak dari krisis ekonomi yang tejadi sejak akhir tahun 1997, produksi daging dan telur ayam mulai mengalami penurunan, khususnya produksi selama tahun 1998 yang mengalami penurunan cukup signifikan, yaitu sebesar 31% untuk produksi daging ayam dan 35% untuk produksi telur ayam. Tetapi penurunan produksi temyata hanya terjadi selama 2 (dua) tahun saja, kemudian memasuki tahun 1999 sld 2000 kembali mulai menunjukkan perkembangan yang positif, yaitu rata-rata meningkat sebesar 9% per tahun untuk produksi daging ayam dan 23% untuk produksi telur ayam. Tabel 1 menggambarkan perkembangan produksi daging dan telur ayarn nasional selama jangka waktu 5 (lima) tahun sejak tahun 1996. Berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa rata-rata pertumbuhan produksi daging ayam selama periode 1996 sld 2000 menunjukkan angka negatif, yaitu sebesar - 4,5%, sedangkan untuk produksi telur ayam masih menunjukkan angka positif, yaitu sebesar + 1%. WaIaupun demikian jumlah produksi daging dan telur ayam

dalam angka nominal selama tahun 2000 masih berada di bawah tingkat produksi puncak yang pernah terjadi pada tahun 1996, yaitu hanya sebesar 77% untuk produksidaging ayam dan 91% untuk produksi telur ayam. Tabel 1 : Perkembangan Produksi Daging dan Telur Ayam Nasional Tahun 1996-2000 - AyamRas - Ayam Buras 501 129 483 124 267 126 357 167 395 181 40 1 145 Total Pertumbuhan (%) 630-607 (4) 393 (35) 524 33 576 10 546 1 Sumber : Buku Statistik Pertanian Tahun 2000 United State Department of Agriculture (USDA) dalam laporannya yang dipublikasikan dengan judul "Indonesia Poultry and Products Annual 2001 ", memproyeksikan jumlah konsumsi daging ayam di Indonesia pada tahun 2001 mencapai 876 ribu ton dan tahun 2002 diperkirakan meningkat menjadi 920 ribu.ton (termasuk konsunisi daging bebek yang mencapai sekitar 3%). Demikian juga dengan konsumsi telur pada tahun 2001 mencapai 10.800 juta butir dan pada tahun 2002 diperkirakan meningkat menjadi 11.303 juta butir (dengan

asumsi 1 kg = 16 butir, maka jumlah produksi dan konsumsi telur tahun 2001 menjadi 675 ribu ton dan tahun 2002 mencapai 706 ribu ton). Dalam laporan tersebut juga disebutkan bahwa produksi anak ayam broiler atau disebut day old chick (DOC) pada tahun 2001 diperkirakan mencapai 16 juta ekor per minggu atau selama satu tahun sebanyak 832 juta ekor DOC dan tahun 2002 diperkirakan meningkat menjadi 960 juta ekor. Jumlah produksi DOC pada tahun 2001 menunjukkan angka yang lebih kecil bila dibandingkan dengan jumlah produksi DOC pada tahun 1996 yang mencapai 22 juta ekor per minggu atau dalam satu tahun sebanyak 1.144 juta ekor. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa usaha temak ayam masih memiliki peluang baik untuk terus dikembangkan, sejalan dengan mulai membaiknya kondisi ekonomi nasional, yang didukung pula oleh semakin bertambahnya jumlah penduduk Indonesia yang mengkonsumsi daging dan telur ayam. PT Petaman adalah salah satu perusahaan yang mengembangkan usahanya di bidang pembibitan ayam ras dengan hasil produksi berupa Anak Ayam Niaga yang hanya berumur 1 (satu) hari atau biasa disebut dengan Day Old Chicken (DOC). Lokasi usahanya tersebar di beberapa tempat di Kabupaten Sukabumi dengan jumlah areal usaha seluas 50 hektar. Fasilitas kandang ayam yang dimiliki berjumlah 60 unit kandang ayam aktif yang terdiri dari 36 unit kandang masing-masing berukuran 1.200 M2 dan 24 unit kandang lainnya masing-masing berukuran 2.400 M2 serta dilengkapi dengan beberapa bangunan penunjang lainnya. Dengan jumlah Induk Pokok Ayam (Parent Stock) yang dimiliki pada saat ini sebanyak 465.000 ekor, kebutuhan pakan ayam setiap hari rata-rata mencapai 60 ton atau setiap bulan sebanyak 1.800 ton. Pengadaan

kebutuhan pakan ayam tersebut pada saat ini dipenuhi melalui dua cara, yaitu dengan membeli dari pemasok sebanyak 50% dan selebihnya dipenuhi dengan cara memproduksi sendiri, dengan pertimbangan sebagai berikut : 1. Harga pakan ayam pada masa krisis yang dimulai tahun 1998 mengalami fluktuasi yang sulit diprediksi, sehingga menyulitkan bagi perusahaan untuk menentukan harga pokok produksi DOC. 2. Dalam kondisi harga pakan yang berfluktuasi tersebut sangat mengganggu stabilitas ketersediaan pakan ayam di pasar, sehingga perusahaan sering mengalami kesulitan mendapatkan pakan ayam dari pemasok. Dengan melakukan kombinasi pengadaan pakan ayam yaitu dengan cara membeli dari pemasok dan dengan memproduksi sendiri, perusahaan berharap dapat memperkecil risiko terjadinya fluktuasi harga di bawah kendali pemasok dan menghindari kurangnya pasokan pakan ayam akibat terbatasnya persediaan di pasar bebas. Dalam masa krisis ekonomi yang terus berkepanjangan, perusahaan semakin banyak dihadapkan oleh berbagai permasalahan ekstemal yang sangat mengganggu kelancaran dan bahkan eksistensi usahanya, antara lain keterbatasan sarana dan prasarana umum, inkonsistensi kebijakan pemerintah pusat dan daerah, permasalahan keamanan serta yang paling utama adalah menurunnya daya beli masyarakat. Untuk setiap permasalahan tersebut perusahaan hams mengeluarkan biaya ekstra yang cukup besar dan pada akhimya perolehan laba tidak sesuai dengan yang diharapkan. Oleh karena itu perusahaan dituntut untuk meningkatkan efisiensi biaya yang sangat

memungkinkan, dan berdasarkan pengamatan biaya yang dapat dihemat yaitu biaya pengadaan pakan ayam. Biaya pakan dalam usaha ternak ayam, memiiiki kontribusi biaya yang paling besar. Berdasarkan Laporan Keuangan Audited PT Petaman Tahun 2001, diketahui bahwa kontribusi biaya pakan terhadap harga pokok produksi DOC mencapai 66%, sedangkan untuk membentuk investasi pada Induk Pokok Ayam, kontribusi biaya pakan mencapai * 74% dari seluruh biaya investasi. Apabila biaya pakan ini dapat diupayakan penghematannya tentu akan memberikan dampak positif bagi daya saing perusahaan dan pada akhirnya dapat meningkatkan profitabilitas perusahaan. B. Identifikasi Masalah Untuk memenuhi kebutuhan pakan ayam, perusahaan memiliki 2 (dua) sumber pengadaan, yaitu membeli dan memproduksi sendiri. Harga pokok pakan ayam dari kedua sumber pengadaan tersebut-tentu tidak sama. Berdasarkan laporan perusahaan yang disampaikan kepada lembaga pembiayanya (perbankan), biaya pengadaan dengan cara memproduksi sendiri lebih rendah bila dibandingkan dengan cara membeli dari pemasok. Tetapi perusahaan belum mengetahui dengan pasti, seberapa besar biaya pengadaan pakan dapat dihemat dan apakah penghematan biaya tersebut dapat menutup biaya dana yang dikeluarkan untuk keperluan investasi pada industri pakan. Sebenarnya perusahaan memiliki kepentingan yang sangat tinggi untuk mengetahui dengan pasti tingkat efisiensi pengadaan pakan ayam, yaitu dalam rangka meningkatkan daya saing pemasaran produk DOC, tetapi sejauh ini

belum ada upaya untuk mewujudkannya. Kendala yang dihadapi antara lain adanya percampuran sumberdaya yang terlibat di dalam kedua aktivitas usaha, yaitu produksi anak ayam dan produksi pakan ayam. Percampuran sumberdaya tersebut mengakibatkan perusahaan mengalami kesulitan menetapkan besarnya biaya yang benar-benar dapat diperhitungkan dalam pembentukan harga pada masing-masing produk yang dihasilkan. Dalam ha1 ini penelitian lebih difokuskan kepada penetapan sumberdaya yang diperlukan untuk membentuk biaya pakan ayam, khususnya pakan ayam yang pengadaannya dilakukan dengan cara memproduksi sendiri. Apabila penetapan kebutuhan sumberdaya sudah dapat dipastikan maka perusahaan akan dapat memastikan pula besarnya penghematan biaya yang dicapai, apakah pengadaan pakan melalui pembelian dari pemasok atau dengan cara memproduksi sendiri, sebagai bahan pertimbangan untuk mengambil keputusan. C. Perurnusan Masalah Dilatarbelakangi oleh kondisi usaha PT Petanlan serta atas dasar identifikasi permasalahan tersebut di atas, terdapat beberapa permasalahan yang dapat diangkat dalam penelitian ini, yaitu : 1. Berapa banyaknya pakan ayam yang diperlukan untuk memproduksi DOC yang telah ditargetkan oleh perusahaan. 2. Teknologi apa yang dapat dipergunakan untuk memproduksi pakan ayam dan berapa kapasitas produksi yang diperlukan. 3. Apakah pengadaan pakan ayam melalui upaya memproduksi sendiri ini lebih menguntungkan bila dibandingkan dengan cara membeli dari pemasok.

4. Apakah rencana investasi produksi pakan ayam cukup layak untuk dibiayai. 5. Bagaimana pengaruh perubahan cara pengadaan pakan ayam ini terhadap profitabilitas perusahaan. 6. Seberapa jauh pengaruh kenaikan biaya produksi terhadap kelayakan rencana. investasi produksi pakan ayam. D. Tujuan Penelitian Tujuan utama dilaksanakannya penelitian pada PT Petaman ini adalah untuk memilih salah satu dari dua cara pengadaan pakan ayam yang efisien, yaitu dengan cara membeli dari pemasok atau memproduksi sendiri. Mengingat penetapan cara pengadaan yang efisien dilakukan dengan membandingkan besarnya biaya dari masing-masing cara pengadaan, maka tujuan penelitian lebih diarahkan kepada analisis investasi produksi pakan ayam, yaitu yang meliputi : 1. Menganalisis besamya kebutuhan pakan ayam untuk memproduksi DOC berdasarkan target yang telah ditetapkan. 2. Menganalisis kebutuhan teknologi yang sesuai dan dapat dipergunakan untuk memproduksi pakan ayam yang diperlukan. 3. Menganalisis besamya selisih harga pokok pakan ayam yang diproduksi sendiri dengan harga pokok pakan ayam yang dibeli dari pemasok. 4. Menganalisis kelayakan investasi produksi pakan ayam berdasarkan kriteria investasi yang telah ditetapkan. 5. Menganalisis pengaruh perubahan cara pengadaan pakan ayam terhadap tingkat profitabilitas perusahaan.

6. Meneliti pengaruh kenaikan biaya produksi terhadap kelayakan rencana investasi produksi pakan ayam. E. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak yang terkait, yaitu : 1. Sebagai rekomendasi bagi perusahaan untuk menetapkan cara pengadaan pakan ayam yang efisien dan sekaligus memberikan gambaran mengenai pengaruh perubahan cara pengadaan pakan ayam terhadap profitabilitas perusahaan. 2. Sebagai bahan pertimbangan dan masukan bagi PT Petaman khususnya dan perusahaan petemakan umumnya, di dalam merencanakan pengembangan usaha di masa yang akan datang. 3. Sebagai bahan pertimbangan dan informasi bagi investor ataupun lembaga perbankan dalam mengambil keputusan pembiayaan. F. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian dibatasi pada usaha petemakan ayam pada PT Petaman di Sukabumi berikut aspek lainnya yang terkait, khususnya yang berkenaan dengan bidang-bidang sebagai berikut : 1. Pemenuhan kebutuhan pakan ayam yaitu yang dilakukan dengan cara membeli dan memproduksi sendiri. Penelitian pengadaan dengan cara membeli meliputi penetapan pemasoknya, harga pembelian, biaya pengadaan serta biaya persediaan. Sedangkan penelitian pengadaan dengan

cara memproduksi sendiri meli~uti penetapan fasilitas faktor produksi, proses dan kapasitas produksi sampai dengan penghitungan besamya harga pokok produksi. 2. Evaluasi dan penetapan cara pemenuhan kebutuhan pakan ayam yang menguntungkan, membeli atau memproduksi sendiri, evaluasi kelayakan investasi produksi pakan ayam, serta pengaruhnya terhadap profitabilitas perusahaan. 3. Pengaruh kenaikan biaya produksi pakan ayam terhadap kelayakan rencana investasi pada produksi pakan ayam.