BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi saat ini, Industri fashion muslim di Indonesia

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di era globalisasi saat ini banyak sekali kemajuan dan perubahan yang

BAB I PENDAHULUAN. Industri kreatif saat ini sangat berkembang pesat dan dapat memberikan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. (UMKM) dalam pertumbuhan perekonomian suatu negara sangat penting. Ketika

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang UMKM merupakan unit usaha yang sedang berkembang di Indonesia dan

BAB I PENDAHULUAN. keluar untuk mengatasi masalah perekonomian di Indonesia. UMKM di. ditampung sehingga tingkat pengangguran semakin berkurang.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perekonomian saat ini Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM)

BAB I PENDAHULUAN. jumlah asset maksimal 0 sampai Rp 50 juta dan omzet total 0 sampai 300 juta.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dan persaingan pada dunia bisnis di era globalisasi ini

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pelaku bisnis di Indonesia sebagian besar adalah pelaku usaha mikro, kecil

BAB I LATAR BELAKANG. dunia bisnis saat ini semakin kompetitif. Hal ini berlaku untuk segala jenis

BAB I PENDAHULUAN. dari peran para pengusaha (entrepreneur) baik besar, menengah maupun kecil.

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Jumlah Unit Usaha Kota Bandung Tahun

BAB I PENDAHULUAN ,83 % , ,10 13,15 % Sumber :

BAB I PENDAHULUAN. comparative advantage menjadi competitive advantage. Seiring dengan. lingkungan yang terus berubah ataupun semakin berkembang.

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

2016 PENGARUH KOMPETENSI PENGUSAHA, INOVASI D AN KUALITAS PROD UK TERHAD AP D AYA SAING USAHA MIKRO KECIL MENENGAH (UMKM) D I KOTA BAND UNG

BAB I PENDAHULUAN. agar mampu berkompetisi dalam lingkaran pasar persaingan global. Tidak hanya dengan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Perkembangan industri saat ini mendapat tantangan yang semakin

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia banyak perusahaan sulit mengikuti arus perubahan yang terjadi karena

BAB I PENDAHULUAN. menyerap tenaga kerja dalam jumlah yang besar.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Memasuki industri pasar global menjadikan peluang pasar selalu

BAB I PENDAHULUAN. parah bagi perekonomian nasional. Deputi Gubernur Bank Indonesia Ronald

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. orang yang datang ke skin care ingin melakukan perawatan agar terlihat lebih

BAB 1 PENDAHULUAN. menentu, yang tidak hanya menyediakan peluang tetapi juga tantangan. Begitu

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan bisnis dan persaingan antar perusahaan pada masa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah pameran dagang atau expo adalah sebuah pameran yang diadakan

BAB I PENDAHULUAN. pelaku bisnis harus berfikir keras untuk mengikuti zaman. Tidak hanya pemikiran

BAB 1 PENDAHULUAN. industri lagi, tetapi mereka harus lebih mengandalkan SDM yang kreatif.

BAB I PENDAHULUAN. multi level marketing. Saat ini terdapat lebih dari seratus perusahaan di

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan UMKM di Indonesia dari tahun telah. Tabel 1.1. Jumlah Unit UMKM dan Industri Besar

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan bebas antara negara-negara ASEAN. Indonesia dan sembilan negara

BAB I PENDAHULUAN. Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) diketahui sebagai kekuatan strategis

PENDAHULUAN. penulisan. Pada latar belakang dibahas mengenai isu-isu yang berhubungan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Kecil Menengah (UMKM). Adalah suatu kegiatan ekonomi yang berperan

I. PENDAHULUAN. bentuk investasi kredit kepada masyarakat yang membutuhkan dana. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Indonesia. memiliki tempat tersendiri dalam perkembangan ekonomi Indonesia.

BAB 1 PENDAHULUAN. Perekonomian di Indonesia sejak terjadinya krisis moneter mengalami

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Usaha Kecil dan Menengah (UKM) menjadi hal yang sangat penting

Pengaruh Kondisi Usaha Mikro Kecil Dan Menengah (UMKM) Terhadap Pembayaran Pajak Penghasilan

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah telah menunjukkan bahwa usaha Mikro, Kecil, dan. Menengah (UMKM) di Indonesia tetap eksis dan berkembang dengan

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dapat dikatakan sebagai tulang punggung perekonomian negara. Keberadaan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bagian penting dalam pembangunan ekonomi nasional. Hal itu disebabkan dalam

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan fungsi dan peran supply chain management (SCM) pada. sebuah perusahaan agar menjadi lebih efisien dan produktif?

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan agar daya saing Asean meningkat serta bisa menyaingi Cina dan India

BAB I PENDAHULUAN. lebih dominan, dibandingkan dengan sektor pertanian. Sektor industri

2016 MODEL KEMITRAAN BISNIS DONAT MADU CIHANJUANG

BAB 1 PENDAHULUAN. yang bersaing dalam satu pasar semakin banyak dan beragam akibat keterbukaan

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. persaingan di kalangan industri atau dunia bisnis. Setiap perusahaan dituntut

I. PENDAHULUAN. Keberhasilan perekonomian suatu negara dapat diukur melalui berbagai indikator

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tercermin dari kegiatan perdagangan antar negara. Perdagangan antar negara

BAB I PENDAHULUAN. mengalami transformasi dari perekonomian yang berbasis industri. Sektor industri

BAB I PENDAHULUAN. sektor ekonomi yaitu Usaha Mikro Kecil dan Menengah ( UMKM). Kurang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di era globalisasi saat ini, berbagai industri berlomba untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman, teknologi dan. mengakibatkan berbagai perilaku manusia sebagai konsumen semakin mengalami

BAB I PENDAHULUAN. pertama adalah gelombang ekonomi pertanian. Kedua, gelombang ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. untuk dapat memenuhi kebutuhannya yang tidak terbatas sehingga tidak

BAB I PENDAHULUAN. rentan terhadap pasar bebas yang mulai dibuka, serta kurang mendapat dukungan

BAB I PENDAHULUAN. Sejak terjadinya krisis ekonomi dan moneter yang dialami oleh bangsa

I. PENDAHULUAN. usaha pada tahun 2006 menjadi usaha pada tahun 2007 (Tabel 1).

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan UMKM di Indonesia tidak bisa dipungkiri merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perekonomian di Indonesia saat ini mengalami kemajuan dan

A. Latar Belakang Indonesia adalah sebuah negara yang memiliki potensi ekonomi tinggi, potensi yang mulai diperhatikan dunia internasional.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN Gambaran Umum Lazada Berikut ini adalah logo dari lazada :

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada era perdagangan bebas dan persaingan global memaksa setiap

BAB I PENDAHULUAN. omzet, namun karena jumlahnya cukup besar, maka peranan UMKM cukup

BAB l PENDAHULUAN. memiliki daya saing yang relatif baik sehingga dinilai belum mampu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Peran Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dalam perekonomian suatu

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi beserta penemuan-penemuan baru menyebabkan perubahan dari

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Porter Wachjuni 2014) (Departemen Perdagangan 2007). (Suaramerdeka, 2013)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Hamel dan Prahalad dalam bukunya Competing for the Future,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada hakekatnya setiap perusahaan di dalam menjalankan usahanya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Nawacita Joko Widodo dan Jusuf Kalla tahun tentang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB IV INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH DI KABUPATEN BOGOR Perkembangan Industri Kecil dan Menengah

BAB I PENDAHULUAN. Usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) merupakan suatu isu yang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang digunakan untuk membiayai berbagai pengeluaran negara.

Menteri Perindustrian Republik Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. lagi. Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, Hasan dalam Republika

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. M-DAG / PER / 3 /2016 tentang ketentuan Umum Pasal 1, perdagangan adalah

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Fenomena persaingan yang ada telah membuat para pengusaha

BAB I PENDAHULUAN. pelanggan sebagai tujuan utama (Kotler, 2005). Pengaruh globalisasi dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Semakin berkembangnya zaman di era modern kebutuhan akan dunia fashion

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perluasan usaha kecil dan menengah yang semakin berkembang dan menjamur

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi saat ini, Industri fashion muslim di Indonesia berkembang dengan sangat pesat. Kondisi tersebut sejalan dengan semakin berkembangnya kesadaran masyarakat akan fashion yang sudah mengarah pada pemenuhan gaya hidup dalam berbusana. Busana muslim merupakan pakaian yang dikenakan oleh umat muslim sesuai dengan syariat agama islam, dan saat ini busana muslim digemari masyarakat terutama yang peduli dengan penampilan menarik dan santun, tidak hanya dipakai saat acara yang bersifat keagamaan, tetapi pada berbagai acara dan menjadikan busana muslim untuk berpakaian dalam kegiatan sehari-hari. Mayoritas penduduk Indonesia yang beragama muslim inilah yang merupakan salah satu peluang untuk berbisnis busana muslim.industri fashion Muslim pun muncul sebagai sebuah industri strategis yang berpotensi besar untuk dikembangkan di Indonesia. Industri fashion Muslim termasuk dalam industri kreatif, Industri fashion Muslim di sektor kreatif ini umumnya didominasi oleh industri berskala kecil dan menengah yang dapat dijadikan benteng sektor ekonomi untuk tetap bertahan menghadapi krisis ekonomi. Industri fashion Muslim mampu meningkatkan pendapatan Negara dari sektor non-migas. Pertumbuhan industri fashion muslim terbukti memiliki dampak positif bagi perekonomian Indonesia. Kontribusi industri fashion tahun 2016 terhadap PDB mencapai Rp 182 triliun. Dari kontribusi industri fashion

2 tersebut, industri fashion Muslim berkontribusi cukup besar. Sejak tahun 2014 hingga 2016, ekspor produk fashion muslim terus menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun, yaitu berturut-turut sebesar US$ 4,62 miliar, US$ 4,63 miliar, US$ 4,66 miliar (Direktorat Jendral Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) Kementerian Perdagangan Indonesia, 2016). Hal ini menunjukan bahwa industri busana muslim terus berkembang dan permintaan busana muslim terus meningkat. Dengan fenomena yang terjadi sekarang ini menyebabkan kondisi persaingan pasar menjadi semakin ketat. Adanya tekanan bisnis dari pesaing yang kuat, secara tidak langsung mempengaruhi kinerja pemasaran yang dialami oleh UKM busana muslim. Untuk dapat bertahan dalam persaingan bisnis, pengelola UKM harus mampu meningkatkan dan memaksimalkan kinerja pemasaran. Kinerja pemasaran merupakan sebuah konsep yang digunakan untuk mengukur sampai sejauh mana prestasi pasar yang telah dicapai oleh suatu produk yang dihasilkan perusahaan. Kinerja pemasaran merupakan ukuran keberhasilan perusahaan yang diukur pada jangka waktu yang telah ditentukan. Dengan demikian untuk meningkatkan kinerja pemasaran, para pengelola UKM harus mampu untuk memilih dan menerapkan strategi-strategi yang tepat untuk menghadapi persaingan. Strategi pemasaran pada UKM busana muslim umumnya harus selalu mengetahui apa saja yang sedang terjadi di pasar dan apa saja yang menjadi kebutuhan dan keinginan konsumen pada saat ini, serta berbagai perubahanperubahan di sekitar lingkungan bisnis agar mampu bersaing dengan para

3 pesaing dan memaksimalkan kinerja perusahaannya. Oleh sebab itu, pengelola UKM perlu mencari peluang dan mencari infomasi tentang produk-produk apa saja yang sedang dicari di pasar dengan memperhatikan respon pelanggan terhadap perubahan kebutuhan dan keinginan konsumen, dan respon terhadap strategi dari pesaingnya. Dari sini, perusahaan dapat membangun strategi antara lain: melakukan keinovasian produk melalui pengembangan atau penciptaan ide-ide baru sehingga perusahaan mampu menciptakan keunggulan produk dibandingkan perusahaan pesaing. Seiring dengan perkembangan trend busana muslim ini tentunya menjadikan peluang baik bagi pelaku bisnis fashion muslim untuk terus mengembangkan produknya dan berupaya untuk memenuhi kebutuhan maupun keinginan pelanggan. Sehingga dalam pelaku bisnis fashion muslim perlu memperhatikan respon pelanggan karena pelanggan merupakan kunci utama yang meningkatkan permintaan suatu produk. Respon pelanggan didefinisikan sebagai kemampuan perusahaan merespon terhadap perubahan kebutuhan dan keinginan pelanggan kemudian untuk menyediakan suatu produk dengan cepat dan tanggap. Perusahaan perlu mengembangkan dan menciptakan nilai bagi pelanggan. Selain itu, Perusahaan juga perlu membangun dan menjalin hubungan yang baik dengan pelanggan. Hubungan yang lebih dekat dengan pelanggan membantu perusahaan untuk dapat mengembangkan kemampuan perusahaan untuk bereaksi terhadap perubahan kebutuhan dan keinginan pelanggan sehingga perusahaan dapat mengambil tindakan cepat untuk memenuhi kebutuhan pelanggan.

4 Beberapa hasil penelitian mampu membuktikan bahwa respon pelanggan berpengaruh langsung dan signifikan bagi kinerja pemasaran. Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Jirawuttinaunt (2005), menemukan bahwa merespon pelanggan yang cepat akan memberikan efek positif terhadap kinerja pemasaran. Hasil penelitian lain juga dilakukan oleh Chavosha et al. (2011), bahwa respon pelanggan mempunyai faktor penting yang secara signifikan dan berpengaruh positif kinerja perusahaan. Namun ada beberapa studi menemukan bahwa hubungan antara respon pelanggan tidak signifikan dengan kinerja pemasaran, seperti yang ditunjukkan oleh Huhtala et al. (2014) hasil penelitian tersebut mengindentifikasikan bahwa respon pelanggan tidak berpengaruh langsung terhadap peningkatan kinerja pemasaran. Penelitian lain Jaworski and kohli (1993) juga menunjukan bahwa respon pelanggan tidak memiliki pengaruh positif terhadap kinerja pemasaran. Persaingan menjadi salah satu bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam kegiatan bisnis, begitupun dengan bisnis fashion yang tentunya akan memunculkan pesaing-pesaing dalam bisnis yang sama. Untuk menetapkan strategi pemasaran yang efektif, pelaku usaha juga harus mencari tahu informasi tentang pesaing dan mengenali dengan baik siapa saja yang menjadi pesaing utamanya. Setelah mengidentifikasi pesaing, pelaku usaha perlu mengetahui tujuan pesaing, strategi pesaing serta dapat menemukan keunggulan dan kelemahan dari pesaing. Oleh karena itu sumber daya perusahaan dapat diarahkan untuk menggali informasi yang berkaitan dengan pesaing utama.

5 Globalisasi pasar menghadirkan tantangan bagi para pelaku usaha industri busana muslim agar melakukan keinovasian produk dengan menemukan ide-ide baru, memperbaiki kinerja produk, melakukan experimen dalam menawarkan produk baru dan menghasilkan produk yang unik dan unggul. Keinovasian produk yang berkembang akan mampu meningkatkan kemampuan untuk menciptakan produk yang berkualitas dan memiliki mutu yang tinggi. Inovasi sangat penting dalam pemasaran yang berpotensi akan menguntungkan di kemudian hari, karena kondisi pasar yang selalu berubah.. Penelitian yang dilakukan Healy dan O'Dwyer (2014) menyatakan bahwa keinovasian produk dapat meningkatkan kinerja pemasaran. Kirca, et al. (2005) dalam penelitiannya juga mengatakan bahwa keinovasian produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja perusahaan. Hasil penelitian lain dari Baker & Sinkula (2009) menemukan adanya pengaruh positif antara keinovasian produk dan kinerja pemasaran. Namun, penelitian yang Mavondo et al. (2005) menghasilkan temuan bahwa keinovasian produk tidak memiliki pengaruh yang signifikan pada efektifitas pemasaran. Begitu juga hasil penelitian dari Ferraresi et al. (2012), menemukan bahwa keinovasian produk tidak berpengaruh positif terhadap kinerja pemasaran. Perusahaan dikatakan sukses apabila perusahan mampu berinovasi agar dapat menjaga kelangsungan penjualan produknya. Dengan demikian para pemilik UKM busana muslim harus mempu menghasilkan suatu keunikan pada produknya sehingga menciptakan keunggulan produk. Menciptakan keunggulan produk merupakan upaya untuk mengingatkan produk dibenak

6 pelanggan. Menurut Healy (2014), bahwa banyak perusahaan teknologi tinggi mengejar sebuah "inovasi dan keunggulan produk" ketika meluncurkan keinovasian produk baru dengan tujuan untuk memperkenalkan produk-produk yang sangat inovatif dan bersaing dengan perusahaan lainnya (semakin kecil kesamaan produk dengan produk pesaing) maka keunggulan produk semakin tinggi. Maka sebuah UKM harus mampu untuk mempertahankan keunggulan produk karena agar tidak mudah ditiru oleh pesaing dan melemahkan keunggulan dari pesaing tersebut. Pelaku bisnis juga berusaha untuk mencapai keunggulan kompetitif yang berkelanjutandengan secara terus menerus beradaptasi dengan tren dan kejadian ekternal serta efektif. Oleh karena itu harus dapat merumuskan strategi yang tepat dalam menghadapi perubahan lingkungan dan kondisi kompetisi yang ketat. Dalam penelitian yang dilakukan Langerak (2003) menemukan bahwa keunggulan produk berpengaruhpositif pada kinerjapemasaran. Studi yang sama juga dilakukan dari Song dan Weiss (2001) dimana keunggulan produk dipilih sebagai faktor yang mempengaruhi kinerja pemasaran. Akan tetapi hasil penelitian Brian dan O'Dwyer (2014), bahwa keunggulan produk menunjukkantidak ada pengaruh terhadap kinerja perusahaan. Menurut data yang diperoleh dari Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Jawa Tegah, menunjukan pertumbuhan UMKM yang semakin meningkat. Dengan jumlah kenaikan pelaku usaha yang tinggi makaa akan menjadikan persaingan semakin ketat, oleh sebab itu secara langsung atau tidak langsung

7 mampu mempengaruhi kinerja pemasaran termasuk pada industri fashion skala kecil dan menengah. Namun faktanya, dengan jumlah UMKM yang mengalami peningkatan setiap tahunnya, ternyata tidak membuat UMKM mampu bersaing dengan industri lain. Ketidakmampuan tersebut dibuktikan dalam artikel Liputan 6 Jakarta (7 April 2016) Menteri Koperasi dan Pembinaan Pengusaha Kecil Indonesia, Subiakto Tjakrawerdaya mengungkapkan keprihatinannya atas ketidaksiapan pengusaha UMKM nasional di era perdagangan bebas ASEAN ini. Banyak pelaku usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di Indonesia yang belum siap bersaing dengan negara-negara di Asia Tenggara. Ketidaksiapan tersebut dapat menimbulkan ancaman besar kepada angka kemiskinan. Ketidakmampuan bersaing Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) juga dibuktikan dengan adanya kenaikan dan penurunan pada rata-rata omzet UMKM Jawa tengah. Berikut data UMKM Binaan Provinsi Jawa Tengah : Tabel 1.1 Data UMKM Binaan Provinsi Jawa Tengah tahun 2012-2016 No Deskripsi data Satuan Tahun 2012 2013 2014 2015 2016 1 Jumlah UMKM Unit 80.583 90.339 99.681 108.937 115.751 Produksi/non pertanian Unit 26.171 30.103 34.309 38.084 39.799 Pertanian Unit 13.242 15.819 17.738 19.010 19.335 Perdagangan Unit 32.055 33.958 35.829 38.243 42.599 Jasa Unit 9.115 10.459 11.805 13.600 14.018 2 Penyerapan Tenaga Unit 345.622 480.508 608.893 740.740 791.767 Kerja 3 Asset Rp Milyar 6.816 9.634 13.947 19.046 22.891 4 Omset Rp Milyar 18.972 20.345 24.587 26.113 43.570 5 Rata-rata omset per UMKM Rp Milyar 0,235 0,225 0,246 0,239 0,376 Sumber : Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Jawa Tegah. Posisi per triwulan IV 2016.

8 Pada tabel 1.1 dapat dilihat bahwa jumlah UMKM di provinsi Jawa Tengah semakin meningkat dan omzet yang diperoleh pada setiap UMKM juga mengalami peningkatan dari tahun 2012 sampai tahun 2016. Namun, apabila dianalisis dengan menghitung rata-rata omzet per UMKM maka diperoleh adanya penurunan rata-rata omset per UMKM pada tahun 2012 ke tahun 2013 dari 0,235 menjadi 0,225 Miliyar per tahun. Dan pada tahun 2014 ke tahun 2015 juga mengalami penurunan dari 0,246 menjadi 0,239. Dengan demikian ini tentu menjadi suatu masalah, maka harus mengetahui apa saja yang dapat mempengaruhi kinerja pemasaran. Persaingan bisnis yang semakin kompleks tersebut mengharuskan UMKM berfikir lebih kreatif untuk tetap mempertahankan eksistensi usahanya. UMKM harus mampu mencoba memenuhi permintaan kebutuhan konsumen dengan cepat. Salah satu cara dengan mengintegrasikan sistem informasi perusahaan agar lebih efektif dan efisien. Ketika perusahaan menjadi lebih efektif dan efisien maka akan meningkatkan daya saing perusahaan di pasar bisnis sehingga kinerja pemasaran akan tetap stabil. Berdasarkan fenomena gap diatas dan kesenjangan penelitian yang berdasarkan hasil penelitian yang berbeda-beda menjadikan dasar untuk melakukan penelitian ini, maka penulis menilai masih ada permasalahan yang kini masih harus di pecahkan, oleh karena itu perlu kiranya diteliti dampak keinovasian produk, respon pelanggan dan respon pesaing terhadap kinerja pemasaran untuk menciptakan keunggulan produk.

9 1.2. Rumusan masalah Berkembangnya Usaha Kecil dan Menengah (UKM) busana muslim yang berada di daerah Kota Semarang membuat persaingan semakin ketat. Adanya persaingan ketat yang terjadi di dalam dunia busana muslim yang kemudian menyebabkan konsumen semakin selektif dalam berbusana muslim. Untuk itu, dibutuhkan strategi pemasaran yang dilakukan mendatangkan pelanggan dengan berbagai cara, dan pelaku UKM dituntut untuk dapat memaksimalkan kinerja pemasarannya. Berdasarkan latar belakang penelitian diatas, maka dapat dibuat perumusan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana pengaruh keinovasian produk terhadap keunggulan produk? 2. Bagaimana pengaruh respon pelanggan terhadap keunggulan produk? 3. Bagaimana pengaruh respon pesaing terhadap keunggulan produk? 4. Bagaimana pengaruh keinovasian produk terhadap kinerja pemasaran? 5. Bagaimana pengaruh respon pelanggan terhadap kinerja pemasaran? 6. Bagaimana pengaruh respon pesaing terhadap kinerja pemasaran? 7. Bagaimana pengaruh keunggulan produk terhadap kinerja pemasaran? 1.3. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui pengaruh keinovasian produk terhadap keunggulan produk. 2. Untuk mengetahui pengaruh respon pelanggan terhadap keunggulan produk. 3. Untuk mengetahui pengaruh respon pesaing terhadap keunggulan produk.

10 4. Untuk mengetahui pengaruh keinovasian produk terhadap kinerja pemasaran. 5. Untuk mengetahui pengaruh respon pelanggan terhadap kinerja pemasaran 6. Untuk mengetahui pengaruh respon pesaing terhadap kinerja pemasaran. 7. Untuk mengetahui pengaruh keunggulan produk terhadap kinerja pemasaran. 1.4. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pembacanya yang terurai sebagai berikut : 1. Kegunaan teoritis Sebagai bahan informasi dan pengayaan bagi pengembangan khasanah ilmu Pengetahuan, khususnya manajemen pemasaran. 2. Kegunaan praktisi Sebagai panduan rekomendasi bagi praktisi manajemen yang menjalankan bisnisnya. 3. Akademisi Hasil penelitian ini diharapkan dapat mendukung penelitian selanjutnya dalam melakukan penelitian yang berkaitan Model keunggulan posisional produk dalam meningkatkankinerja pemasaran. 4. Pelaku UKM Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan oleh para pelaku UKM sebagai strategi pemasaran sehingga dapat mencapai kinerja pemasaran yang maksimal, melalui keunggulan produk, keinovasian produk, dan mengetahui respon pelanggan dan juga respon pesaing yang tepat.