1 PENDAHULUAN. Sumber : BPS (2011) Gambar 1 Nilai tambah Perusahaan pengolahan kayu

dokumen-dokumen yang mirip
Latar Belakang. Furnitur kayu Furnitur rotan dan bambu 220 Furnitur plastik 17 Furnitur logam 122 Furnitur lainnya 82 Sumber: Kemenperin 2012

I. PENDAHULUAN. Dalam konteks ekonomi pembangunan, perluasan terhadap ekspor. merupakan faktor penentu kunci pertumbuhan ekonomi di negara berkembang.

BAB I PENDAHULUAN ,83 % , ,10 13,15 % Sumber :

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Ketika krisis melanda Indonesia sejak tahun 1997 usaha kecil berperan

I. PENDAHULUAN. Perusahaan perikanan merupakan salah satu pelaku dalam. pembangunan perekonomian nasional. Walaupun didukung oleh sumberdaya

2015 PENGARUH KREATIVITAS, INOVASI DAN DIFERENSIASI PRODUK TERHADAP LABA PENGUSAHA

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tabel 1

BAB I PENDAHULUAN. cukup penting didalam pembangunan nasional. Kemampuannya untuk tetap

PENDAHULUAN. Peningkatan Pendapatan Domestik Bruto (PDB) Indonesia sebesar 4,2 persen

I. PENDAHULUAN. keanekaragaman hayati yang sangat besar (mega biodiversity) berupa sumber

I. PENDAHULUAN. Pembangunan sektor pertanian merupakan salah satu pilihan strategis untuk

I. PENDAHULUAN. Keberhasilan perekonomian suatu negara dapat diukur melalui berbagai indikator

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yaitu Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Kurang kokohnya perekonomian Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. kecil merupakan bagian dari dunia usaha nasional yang. mempunyai kedudukan, potensi dan peranan yang sangat strategis dalam

BAB I PENDAHULUAN. 3,32 5,24 7,07 3,6 Konstruksi 6,11 6,97 6,36 5,22 Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Motor

Tabel 1. Perkembangan Nilai Produk Domestik Bruto (PDB) Menurut Skala Usaha Tahun Atas Dasar Harga Konstan 2000

I. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki peranan yang penting bagi pertumbuhan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan atas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Pada awal masa pembangunan Indonesia dimulai, perdagangan luar negeri

BAB 1 PENDAHULUAN. Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) merupakan benteng penyelamat

BAB I PENDAHULUAN. pemulihan ekonomi nasional, baik dalam mendorong laju pertumbuhan ekonomi

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki sumber daya melimpah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dalam perekonomian. karena sektor ini akan banyak menyerap tenaga kerja.

BAB I PENDAHULUAN an dimana terjadi krisis ekonomi. UKM (Usaha Kecil dan Menengah) demikian UKM tidak dapat dipandang sebelah mata.

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan masyarakat. Monica (2013), menyatakan bahwa dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan UMKM di Indonesia tidak bisa dipungkiri merupakan suatu

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bambu merupakan keluarga rumput, dan memiliki sebutan pula sebagai

I. PENDAHULUAN. kontribusi positif terhadap pertumbuhan Produk Domestik Bruto Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Indonesia. memiliki tempat tersendiri dalam perkembangan ekonomi Indonesia.

I. PENDAHULUAN. Daya saing Indonesia menurut World Economic Forum tahun 2008/2009 berada

96% responden telah beroperasi antara 4 tahun hingga lebih dari 10 tahun, hanya 4% yang baru beroperasi selama 1-3 tahun.

BAB I PENDAHULUAN. menyerap tenaga kerja dalam jumlah yang besar.

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1: Lokasi Kampung Tahu Citeureup

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi di era otonomi daerah menghadapi berbagai

I. PENDAHULUAN. menonjol terutama dalam mendorong pertumbuhan ekonomi pada periode

BAB I PENDAHULUAN. Sub sektor peternakan mempunyai peranan penting dalam perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. Krisis moneter yang terjadi di Indonesia pada tahun 1997 merupakan momen yang

I. PENDAHULUAN. industrialisasi dan pembangunan industri sebenarnya merupakan satu jalur

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian mempunyai peranan yang sangat penting dalam. secara langsung maupun secara tidak langsung dalam pencapaian tujuan

PENDAHULUAN. Peningkatan Pendapatan Domestik Bruto (PDB) Indonesia sebesar 4,2

I. PENDAHULUAN. et al. (2002), sistem agribisnis adalah rangkaian dari berbagai subsistem mulai

BAB I PENDAHULUAN. upaya pemberdayaan ekonomi rakyat adalah koperasi. Hal ini dikarenakan

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Peran terpenting sektor agribisnis saat ini adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Sejak era reformasi di Indonesia, berbagai pihak termasuk pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang disertai terjadinya perubahan struktur ekonomi. Menurut Todaro

BAB IV INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH DI KABUPATEN BOGOR Perkembangan Industri Kecil dan Menengah

BAB II PERAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL A. STRUKTUR PEREKONOMIAN INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, dan mengarahkan pembagian pendapatan secara merata. Dalam

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi dan penyerapan tenaga kerja, UKM juga berperan dalam perindustrian

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan hidup dan kehidupannya. Undang-Undang Nomor 18 Tahun

I. PENDAHULUAN. Sumber :

I. PENDAHULUAN. usaha pada tahun 2006 menjadi usaha pada tahun 2007 (Tabel 1).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. ekonomi nasional. Hasil analisis lingkungan industri menunjukkan bahwa industri

BAB I PENDAHULUAN. bagi pembangunan, juga sebagai upaya untuk memeratakan hasil-hasil. pembangunan yang telah dicapai. Di sektor-sektor penting dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Agribisnis mencakup ruang lingkup yang sangat luas, meliputi. pertanian, peternakan, perikanan, kehutanan maupun perkebunan.

BAB 1 PENDAHULUAN. Usaha Kecil dan Menengah (UKM) menjadi hal yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia industri yang semakin pesat menyebabkan para

I. PENDAHULUAN. bentuk investasi kredit kepada masyarakat yang membutuhkan dana. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dewasa ini perkembangan dunia usaha yang dinamis dan penuh

I. PENDAHULUAN. Otonomi Daerah dengan sistem desentralisasi diimplementasikan di

BAB I PENDAHULUAN. dalam pembangunan nasional, khususnya yang berhubungan dengan pengelolaan

I. PENDAHULUAN. utama. Industrialisisasi dimasa sekarang tidak dapat terlepas dari usaha dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Porter Wachjuni 2014) (Departemen Perdagangan 2007). (Suaramerdeka, 2013)

I. PENDAHULUAN. Pembangunan daerah merupakan bagian dari pembangunan nasional dalam rangka

I. PENDAHULUAN. khususnya bagi sektor pertanian dan perekonomian nasional pada umumnya. Pada

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ujang Muhaemin A, 2015

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan suatu Negara yang mempunyai kekayaan yang

PENDAHULUAN. penulisan. Pada latar belakang dibahas mengenai isu-isu yang berhubungan dengan

A. Latar Belakang Indonesia adalah sebuah negara yang memiliki potensi ekonomi tinggi, potensi yang mulai diperhatikan dunia internasional.

BAB I PENDAHULUAN. adanya keterbukaan ekonomi yang semakin luas dari setiap negara di dunia, baik. financial openness). Keuntungan dari keterbukaan

BAB II UKM DAN BIAYA

I. PENDAHULUAN. ekonomi. Manfaat hutan tersebut diperoleh apabila hutan terjamin eksistensinya

1. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki sektor pertanian yang terus dituntut berperan dalam

I. PENDAHULUAN. agraris seharusnya mampu memanfaatkan sumberdaya yang melimpah dengan

I. PENDAHULUAN. Industri nasional memiliki visi pembangunan untuk membawa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan, sebab pangan merupakan kebutuhan dasar manusia. Meningkatnya

BAB I PENDAHULUAN. kreativitas.industri kreatif tidak hanya menciptakan transaksi ekonomi, tetapi juga transaksi sosial budaya antar negara.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan terigu dicukupi dari impor gandum. Hal tersebut akan berdampak

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan data Kementerian Koperasi dan UKM, pada tahun jumlah pengusaha di Indonesia sebanyak dimana 99,7% atau

BAB I PENDAHULUAN. sangat strategis dan berperan besar terhadap perekonomian Indonesia. Peran

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian mempunyai peranan yang cukup penting dalam kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi suatu bangsa. Industrialisasi dapat diartikan sebagai suatu proses

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dilanjutkan dengan krisis global pada tahun Kementrian Koperasi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Muhammad Rizki, 2015

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Nilai PDB Komoditas Hortikultura Berdasarkan Harga Berlaku Periode (Milyar Rp) No Komoditas

BAB I PENDAHULUAN. diyakini sebagai sektor yang dapat memimpin sektor-sektor lain dalam sebuah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Negara yang kuat sering di artikan sebagai negara dengan kondisi ekonomi

Transkripsi:

1 PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia merupakan negara dengan sumber daya alam yang melimpah. Hal ini terlihat dari luas hutan yang dimiliki Indonesia mencapai 138 juta hektar. Hutan Indonesia memiliki manfaat dan kontribusi yang besar tidak hanya untuk lingkungan hidup, kehidupan hayati dan hewani, tetapi juga untuk perekonomian Indonesia. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) (2010) 1, sektor hutan Indonesia berkontribusi sebesar 2 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Nasional yaitu 0,77 persen dari kehutanan dan 0,92 persen industri kayu. Kontribusi sektor hutan terhadap PDB nasional menjadikan produk yang berasal dari sektor ini sangat potensial untuk dikembangkan. Terutama untuk produk olahan hasil hutan yang memiliki nilai tambah yang cukup tinggi. Nilai tambah yang dihasilkan oleh produk olahan hasil hutan dapat dilihat pada Gambar 1. Sumber : BPS (2011) Gambar 1 Nilai tambah Perusahaan pengolahan kayu Indonesia sangat terkenal dengan produk hasil hutannya terutama untuk produk-produk olahan kayu. Salah satu jenis produk olahan kayu yang mampu memberikan nilai tambah adalah kayu lapis (plywood). Kayu lapis merupakan produk komposit yang terbuat dari lembaran-lembaran vinir yang direkat bersama dengan susunan bersilangan tegak lurus. Kayu lapis termasuk kedalam salah satu golongan panel struktural, dimana arah penggunaan kayu lapis ini adalah untuk panel-panel struktural. Kayu lapis adalah suatu produk yang diperoleh dengan cara menyusun bersilangan tegak lurus bersilangan lembaran vinir yang diikat dengan perekat minimal 3 (tiga) lapis (SNI, 1992). Jumlah perusahaan pengolah kayu lapis mengalami fluktuasi setiap tahunnya seperti yang terlihat pada Gambar 2. Fluktuasi yang terjadi dapat disebabkan oleh banyak faktor diantaranya regulasi dari departemen kehutanan yang semakin ketat untuk pengolahan kayu, semakin banyaknya kasus illegal logging, banyaknya produk substitusi untuk produk 1 www.bps.go.id. Diakses pada tanggal 05Agustus 2012. 1

olahan kayu, dan tingginya modal yang diperlukan untuk industri pengolahan kayu. Sumber : BPS (2011) Gambar 2 Grafik Jumlah Perusahaan Pengolahan Kayu Indonesia Kayu lapis atau plywood sebagai salah satu hasil produksi dalam negeri, merupakan salah satu cabang industri nasional raksasa yang pertumbuhannya sangat pesat sehingga mampu menyajikan berbagai bentuk produk yang dapat memenuhi kebutuhan masyarakat akan bahan bangunan yang serba guna dan memenuhi segala syarat teknis dalam penggunaannya. Di samping itu kayu lapis merupakan bahan bangunan dengan bahan baku yang dapat diperbaharui (renewable resource). Perusahaan-perusahaan yang bergerak di industri pengolahan kayu lapis biasanya didominasi oleh usaha kecil menengah (UKM). Pada saat ini pemberdayaan usaha kecil, menengah dan koperasi lebih diutamakan oleh pemerintah sebagai salah satu penggerak perekonomian nasional. Peran strategis yang dijalankan oleh usaha kecil, menengah dan koperasi ini disebabkan oleh : a) penyerapan tenaga kerja yang besar, b) bersifat fleksibel untuk masuk dan keluar, dan c) membutuhkan sumberdaya baik maupun kuantitas seperti modal, teknologi, bahan baku, tingkat pendidikan yang relatif kecil. Sektor ini sangat diandalkan dalam hal penyerapan tenaga kerja, juga merupakan bagian terbesar dari pelaku ekonomi nasional. Kementrian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah melakukan pendataan akhir tahun 2008, diketahui jumlah pelaku UMKM mencapai 51,3 juta unit. Jumlah tersebut berarti bahwa UMKM merupakan pelaku ekonomi yang dominan karena mencapai 99,99% dan seluruh pelaku ekonomi nasional. Keberadaan jumlah UMKM yang besar, dengan penyebaran hingga ke pelosok daerah, merupakan kekuatan ekonomi yang sesungguhnya dalam struktur pelaku ekonomi nasional. CV Hadir Jaya adalah salah satu UKM yang bergerak di bidang industri kecil dengan jenis usaha produksi kayu lapis yang berlokasi di kab. Karawang. Produk yang dihasilkan adalah produk dengan kualitas tinggi dengan bahan baku yang merupakan sisa limbah industri kayu. Kualitas produk yang dijual tergantung permintaan dari pelanggan. Produk R1a, R1D, D4 dan D6 merupakan produk-produk yang terdapat di CV Hadir jaya dengan spesifikasi yang berbeda- 2

beda. R1D merupakan produk Kayu lapis dengan ukuran 50 x 45 cm dan biasanya digunakan untuk sandaran kursi lipat. R1a merupakan produk Kayu lapis dengan ukuran 50 x 50 cm digunakan untuk sandaran kursi kerja. D4 adalah produk kayu lapis dengan ukuran 60 x 60 cm yang digunakan untuk dudukan kursi.d6 adalah produk Kayu lapis dengan ukuran 60 x 80 cm merupakan produk dengan ukuran yang paling besar dan digunakan untuk dudukan kursi. Bahan baku yang digunakan dalam produksi kayu lapis yaitu vinir, glue,dan kayu. Sistem dan mekanisme usaha yang berjalan d CV. Hadir Jaya dirasa belum memberikan dampak yang optimum bagi CV Hadir Jaya. Sebagai gambaran kapasitas produksi maksimal CV Hadir Jaya sebesar 500 lembar/hari belum sepenuhnya terpakai bahkan produksinya cenderung menurun. Rata-rata produksi kayu lapis dapat terlihat pada Tabel 1. Salah satu penyebab menurunnya produksi yaitu permintaan kayu lapis dari mitra usaha yang juga menurun. Ini dapat disebabkan oleh kejenuhan pasar pada produk CV Hadir jaya maka perusahaan dituntut untuk dapat terus berinovasi selain itu pasokan bahan baku yang terkadang tidak menentu. Dengan kapasitas produksi yang belum seluruhnya terpakai maksimal perusahaan dapat mengembangkan produk yang dapat menutupi produksi agar semua dapat terpenuhi. Tabel 1 Rata-rata Produksi Kayu Lapis CV Hadir Jaya Tahun Rata-rata produksi (lembar/hari) Persentase idle (%) 2010 350 30,0 2011 320 36,0 Sumber : CV Hadir Jaya (2011) Kapasitas produksi yang tidak sepenuhnya terpakai menyebabkan tidak efektifnya jam kerja bagi karyawan. Jika hal ini terus dibiarkan dikhawatirkan biaya tenaga kerja akan semakin tinggi. Selain permasalahan kapasitas produksi, produk yang dihasilkan masih terbatas hanya beberapa jenis produk yang dibedakan dengan ukuran, sementara permintaan untuk jenis lain masih banyak. Keuntungan yang didapatkan dari memproduksi kayu lapis ini semakin menurun ketika ada gejolak pada tahun 2011 mengenai produk-produk furnitur. Penjualan yang menurun drastis dan harga bahan baku yang meningkat menjadi masalah besar yang dialami oleh CV Hadir Jaya yang dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2 Rata-rata profit CV Hadir Jaya Tahun Rata-Rata Profit Perbulan (Rp) 2010 48.000.000 2011 43.000.000 Kapasitas produksi yang belum terpakai maksimal, keuntungan perusahaan yang semakin menipis, dan diferensiasi produk yang terbatas, melatar belakangi perlu dilakukannya perumusan strategi pengembangan yang tepat bagi CV Hadir Jaya untuk menjamin keberlangsungan usaha serta perkembangan usaha ke arah yang lebih baik. Hal tersebut dapat ditunjang dengan menggali keuntungan potensial yang dihasilkan melalui pengembangan produk CV Hadir Jaya. 3

Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas perumusan masalah pada penelitian ini yaitu : 1. Alternatif produk apakah yang sebaiknya dapat dikembangkan oleh CV Hadir Jaya? 2. Produk apakah yang memiliki prospek yang paling baik sebagai produk terpilih jika dilihat dari sisi laba yang didapat? Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini yaitu: 1. Merumuskan alternatif produk yang dapat dikembangkan oleh CV Hadir Jaya dengan kondisi saat ini dan akan datang. 2. Mengkaji prospek produk pilihan yang dapat dikembangkan berdasarkan analisis laba yang didapat. Manfaat Penelitian Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk CV. Hadir Jaya agar terus tumbuh dan berkembang menjadi perusahaan pemasok bahan baku untuk furnitur yaitu kayu lapis terbaik di Indonesia. Produk yang akan dikembangkan diharapkan dapat mendukung untuk peningkatan profitabilas dari CV Hadir Jaya. Penelitian ini diharapkan juga dapat memberikan suatu pemahaman baru untuk para praktisi bisnis dan mahasiswa sekolah bisnis dalam mempelajari kasus-kasus bisnis yang relevan dengan bidang tugasnya masingmasing. Untuk penulis sendiri, semoga dapat menjadi wahana untuk pengembangan diri pada masa yang akan datang. Ruang Lingkup Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi alternatif produk yang paling sesuai untuk meningkatkan usaha CV Hadir Jaya dan memilih produk yang paling sesuai sebagai produk yang prospektif untuk dikembangkan. Produk yang dianalisis adalah produk kayu lapis. Analisis yang dilakukan tidak sampai pada pembuatan prototype produk baru yang akan dikembangkan melainkan tahapantahapan mulai dari pemunculan gagasan hingga analisis bisnis. 2 TINJAUAN PUSTAKA Pengembangan Produk Kerangka Teoritis Menurut Ulrich dan Eppinger (2000), produk merupakan sesuatu yang dijual oleh perusahaan kepada perusahaan kepada pelanggan. Umar (2000) mendefinisikan produk sebagai sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian untuk dibeli, dipergunakan atau dikonsumsi yang dapat memenuhi suatu kebutuhan dan keinginan. 4

Untuk Selengkapnya Tersedia di Perpustakaan MB-IPB