BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk sosial yang tidak mungkin dapat hidup sendiri tanpa

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II LANDASAN TEORI. kelompok dan kelompok, ataukah individu dengan kelompok. Menurut Walgito (2000)

BAB IV PEMBAHASAN. Tabel 4.1.Interaksi Sosial Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol. No Nama Skor Kategori Kelompok

BAB I PENDAHULUAN. I.I Latar Belakang. membutuhkan orang lain untuk dapat mempertahankan hidupnya. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. Manusia secara hakiki merupakan makhluk sosial, yang artinya. membutuhkan orang lain, kelompok, atau masyarakat untuk dapat saling

BAB I PENDAHULUAN. Di lingkungan sekolah Guru tidak hanyan mendidik siswa dalam aspek kognitif saja,

I. PENDAHULUAN. Secara hakiki, manusia merupakan makhluk sosial yang selalu membutuhkan

UPAYA MENINGKATKAN PERILAKU PRO-SOSIAL MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN METODE SOSIODRAMA. Arni Murnita SMK Negeri 1 Batang, Jawa Tengah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi ini, kita sedang memasuki suatu abad baru yang banyak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap individu dalam kehidupannya akan menghadapi berbagai permasalahan,

BAB I PENDAHULUAN. paling dasar. Akan tetapi dalam kehidupan sehari-hari kita sering mengalami

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Masa remaja merupakan suatu masa dalam kehidupan yang ditandai dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. interaksi sosial adalah suatu hubungan antara dua orang individu atau lebih,

BAB I PENDAHULUAN. Remaja adalah waktu manusia berumur belasan tahun. Pada masa remaja

I. PENDAHULUAN. lain. Menurut Supratiknya (1995:9) berkomunikasi merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. depan, seperti pendidikan formal di universitas mahasiswa diharapkan aktif, kunci

BAB I PENDAHULUAN. untuk bisa mempertahankan hidupnya. Sebagai mahluk sosial manusia tidak lepas

BAB 1 PENDAHULUAN. dimana siswa berinteraksi. Lingkungan yang dimaksud adalah sekolah karena hampir

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional Bab I Pasal 1 (1) Pendidikan adalah Usaha sadar dan

BAB I PENDAHULUAN. mencerdasan kehidupan bangsa, serta membentuk generasi yang berpengetahuan

JURNAL EFEKTIVITAS TEKNIK SOSIODRAMA UNTUK MENINGKATKAN KERJASAMA KELAS XI IPA SMA MUHAMMADIYAH KOTA KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2016/2017

I. PENDAHULUAN. berkembang melalui masa bayi, kanak-kanak, remaja, dewasa hingga. Hubungan sosial pada tingkat perkembangan remaja sangat tinggi

BAB I PENDAHULUAN. ketrampilannya (underemployed) dan tidak menggunakan keterampilannya

I. PENDAHULUAN. Pada hakekatnya setiap manusia membutuhkan orang lain. Naluri untuk hidup bersama orang

BAB I PENDAHULUAN. berdampingan, manusia membutuhkan adanya interaksi sosial.

BAB I PENDAHULUAN. memaksa manusia perlu berkomunikasi (Cangara, 1998). yang sangat fundamental bagi seseorang dalam hidup bermasyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. makhluk sosial, individu di dalam menjalin hubungan dengan individu lain perlu

SKRIPSI. Diajukan kepada Program Studi Bimbingan dan Konseling untuk memenuhi sebagian dari syarat-syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Kemampuan belajar yang dimiliki individu merupakan bekal yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk sosial. Salah satu indikasi bahwa manusia

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Siswa sebagai generasi penerus bangsa dituntut untuk bisa mandiri,

UPAYA MENINGKATKAN PERILAKU SOPAN SANTUN MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK SOSIODRAMA

BAB 1 PENDAHULUAN. Ia memiliki dunia dan karakteristik sendiri yang jauh berbeda dari orang dewasa.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial dimana ia dituntut untuk melakukan

BAB I PENDAHULUAN. makhluk sosial. Sebagai makhluk individu ia memiliki sifat dan ciri-ciri yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam era modern ini, masyarakat khususnya kaum muda sedang memasuki

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Manusia menurut kodratnya merupakan makhluk sosial yang

BAB 1 PENDAHULUAN. masalah dan menguji penyelesaian masalah secara sistematis. mampu tampil dan berperilaku dengan penuh keyakinan.

I. PENDAHULUAN. Peserta didik Sekolah Menengah Pertama (SMP ) berada dalam masa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Anak merupakan amanah dari Tuhan Yang Maha Esa, seorang anak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sebuah elemen yang sangat penting

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. desain Pretest-Posttest Control Group.Menurut Azwar (2012) penelitian eksperimental

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Masa remaja merupakan masa yang indah dan menyenangkan. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. setiap tahap perkembangannya, seperti pada tahap remaja.

BAB I PENDAHULUAN. dengan gerakan, tidak sekedar sikap atau ucapan. berusaha mewujudkan dalam perbuatan dan tindakan sehari hari.

BIMBINGAN SOSIAL SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN BERINTERAKSI DENGAN TEMAN SEBAYA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Manusia merupakan makhluk sosial di masyarakat, seorang individu tidak

Meningkatkan Kemampuan Hubungan Interpersonal Melalui Layanan Bimbingan Kelompok Teknik Sosiodrama pada Siswa Kelas IX-1 SMP Negeri 1 Praya Barat Daya

ARTIKEL SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi Bimbingan dan Konseling

BAB I PENDAHULUAN. dorongan dan kebutuhan untuk berhubungan dengan manusia lainnya, hubungan

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasar kan hasil analisis data dan pembahasan yang telah diuraikan

BAB I PENDAHULUAN. Fungsi dan tujuan pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar adalah

BAB I PENDAHULUAN. dan berinteraksi dengan orang lain demi kelangsungan hidupnya. Karena pada

MENINGKATKAN EMPATI MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK SOSIODRAMA SISWA KELAS X.2 SMA NEGERI 1 BRINGIN TAHUN PELAJARAN 2013/2014

Oleh: DARWANTO Dibimbing oleh : 1. Drs. SETYA ADI SANCAYA, M.Pd. 2. LAELATUL AROFAH, M. Pd.

EFEKTIVITAS TEKNIK PERMAINAN UNTUK MENINGKATKAN PENERIMAAN DIRI (SELF-ACCEPTANCE) SISWA

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial yang berbudaya, bangsa yang baik adalah

EFEKTIVITAS TEKNIK SOSIODRAMA DALAM MENINGKATKAN HUBUNGAN INTERPERSONAL PESERTA DIDIK SMP PAWYATAN DAHA 1 KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2014/2015

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF ROLE PLAYING DENGAN CD INTERAKTIF

I. PENDAHULUAN. Manusia dalam perkembangannya memiliki suatu tugas berupa tugas. perkembangan yang harus dilalui sesuai dengan tahap perkembangannya.

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Setting Penelitian dan Karakteristik Subjek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sebuah upaya untuk mengembangkan potensi

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan keterampilan tertentu untuk tetap survive. Dunia kerja

BAB I PENDAHULUAN. yang disetujui bagi berbagai usia di sepanjang rentang kehidupan.

UPAYA MENINGKATKAN KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI MELALUI BIMBINGAN SOSIAL DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL. Richah Sofiyanti dan Heri Saptadi Ismanto

BAB I PENDAHULUAN. mengalami berbagai perubahan salah satunya perubahan emosi. Menurut Goleman

JURNAL. EFEKTIVITAS KONSELING KELOMPOK DENGAN TEHNIK BEHAVIORISTIK UNTUK MENGATASI SISWA TERISOLIR DI MTs. HASANUDDIN PARE

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN SALING KETERGANTUNGAN ANTAR MAKHLUK HIDUP MELALUI METODE ROLE PLAYING

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

KEEFEKTIFAN TEKNIK ROLE PLAYING DALAM MENINGKATKAN KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI SISWA KELAS VI SD PANGAMBANGAN 5 BANJARMASIN

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA BERBAHASA JAWA DENGAN METODE SOSIODRAMA PADA SISWA KELAS VIIA SEMESTER II SMP NEGERI 4 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan yang sering terjadi dalam dunia pendidikan meliputi

2015 METODE SOSIODRAMA UNTUK MENINGKATKAN INTERKASI SOSIAL ANAK TUNAGRAHITA RINGAN DI SLBN-A CITEUREUP

BAB I PENDAHULUAN. ke arah positif maupun negatif, maka intervensi edukatif dalam bentuk

BAB I PENDAHULUAN. untuk dibicarakan, dapat dilihat pada akhir akhir ini telah timbul akibat negatif

BAB I PENDAHULUAN. keberadaan individu lain dalam lingkungannya. Untuk itu diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. Ketrampilan sosial merupakan kemampuan individu untuk bergaul dan

BAB I PENDAHULUAN. dan berfungsinya organ-organ tubuh sebagai bentuk penyesuaian diri terhadap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Umi Rahayu Fitriyanah, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa peralihan dari kanak-kanak menuju masa

BAB I PENDAHULUAN. Kompleksitas masalah-masalah berujung pada konflik-konflik dan rintangan

BAB I PENDAHULUAN. pertengahan tahun (Monks, dkk., dalam Desmita, 2008 : 190) kerap

BAB I PENDAHULUAN. yang tinggi, namun cenderung rasa penasaran itu berdampak negatif bagi remaja,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan kemajuan teknologi tidak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS. orang lain dalam proses interaksi. Interaksi sosial menghasilkan banyak bentuk

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Sebagai makluk hidup sosial, seorang individu sejak lahir hingga sepanjang hayat

BAB I PENDAHULUAN. makhluk-makhluk ciptaan Tuhan yang lain. Manusia sebagai individu dibekali akal

BAB I PENDAHULUAN. sebelum pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang

BAB I PENDAHULUAN. rasa. Keduanya saling mempengaruhi. Oleh karena itu, kondisi masyarakat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Devi Eryanti, 2013

Upaya Meningkatkan Karakter Siswa Melalui Layanan Bimbingan Kelompok Dengan Teknik Sosiodrama

BAB I PENDAHULUAN. mengatasi sendiri kesulitan-kesulitan dan ingin melakukan hal-hal untuk dan oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berbicara tentang siswa sangat menarik karena siswa berada dalam kategori

BAB I PENDAHULUAN. itu berlangsung seumur hidup dimulai dari keluarga kemudian di teruskan dalam

I. PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial. Manusia tidak dapat hidup sendiri dan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial yang tidak mungkin dapat hidup sendiri tanpa bantuan orang lain, dalam kehidupan sehari-hari manusia tidaklah lepas dari hubungan satu dengan lainnya. Gerungan (2004) menyatakan bahwa manusia secara hakiki merupakan makhluk sosial yang membutuhkan pergaulan dengan orang lain untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Sejak dilahirkan, manusia membutuhkan pergaulan dengan orang lain untuk memenuhi kebutuhan biologisnya, yaitu makanan, minuman, dan lain-lain. Hal tersebut menunjukkan bahwa pergaulan yang dimaksudkan adalah hubungan antara individu satu dengan yang lain yang saling mempengaruhi dan membentuk interaksi sosial. Interaksi sosial merupakan hubungan dinamis yang menyangkut hubungan antara individu dengan individu, antara individu dengan kelompok, dan antara kelompok dengan kelompok. Menurut Mead (dalam Partowisastro, 1983) interaksi sosial adalah relasi sosial yang berfungsi sebagai relasi sosial dinamis, apakah relasi itu terbentuk antar individu, kelompok dan kelompok, ataukah individu dengan kelompok. Menurut H.Borner (dalam Gerungan, 2004) interaksi sosial adalah suatu hubungan antara dua atau lebih individu manusia, dimana kelakukan Asrori (dalam Kurniawan, 2011) menjelaskan bahwa proses sosialisasi individu terjadi di tiga lingkungan utama, yaitu lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat. Pernyataan tersebut semakin menguatkan bahwa individu 1

melakukan interaksi sosial pada tiga lingkungan yang berbeda yaitu, lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Interaksi di lingkungan keluarga terjadi dalam bentuk hubungan antara anak-anak dengan orang tua. Interaksi di lingkungan keluarga merupakan dasar bagi perkembangan kemampuan hubungan sosial yang dimiliki oleh anak sebelum mereka bersosialisasi di lingkungan masyarakat atau sekolah sehingga penting bagi anak untuk mampu melakukan interaksi secara positif di dalam lingkungan keluarga agar dapat bersosialisasi secara positif di dalam lingkungan masyarakat. Interaksi di lingkungan sekolah merupakan hubungan timbal balik yang terjadi di dalam lingkungan sekolah. Interaksi di lingkungan sekolah melibatkan hubungan antara siswa dengan siswa, siswa dengan guru dan siswa dengan tenaga administrasi sekolah.kemampuan siswa dalam membangun hubungan sosial akan menyebabkan siswa merasa nyaman berada di lingkungan sekolah sehingga akan mudah mendapatkan berbagai informasi yang dibutuhkan. Hal tersebut mengindikasikan bahwa anak diharapkan mampu membina hubungan yang baik terhadap semua warga sekolah. Interaksi di lingkungan masyarakat merupakan bentuk interaksi yang paling luas. Di dalammasyarakat individu akan bergaul dengan individu lain yang memiliki bermacammacam karakteristik serta latar belakang yang berbeda-beda sehingga individu diharapakan mampu menyesuaikan diri dengan orang lain agar tercipta hubungan sosial yang positif di dalam masyarakat (Asrori dalam Kurniawan 2011). Dalam penelitian ini dibatasi hanya pada interaksi sosial siswa dengan siswa.interaksi antara siswa dengan siswa, lebih dikenal dengan istilah interaksi sosial dengan teman sebaya, karena anak berhadapan dengan teman yang seusia di sekolah yang 2

sama.interaksi sosial dengan teman sebaya merupakan hubungan yang paling sering dilakukan oleh siswa selama di lingkungan sekolah, karena para siswa lebih banyak melakukan komunikasi dengan siswa lain dalam semua kegiatan yang ada di sekolah. Di dalam lingkungan sekolah, siswa belajar untuk membina hubungan dengan teman-teman sekolahnya yang datang dari berbagai keluarga dengan status dan warna sosial yang berbeda. Hal tersebut menjadikan kemampuan siswa melakukan interaksi sosial dengan teman sebaya sangat penting untuk dimiliki siswa agar dapat menjalin hubungan yang baik antara sesama teman. Kemampuan siswa untuk melakukan interaksi sosial dengan teman sebaya akan membuat siswa merasa nyaman berada dalam lingkungan sekolah, mudah bergaul dengan orang lain serta mudah mendapatkan berbagai informasi yang diperlukan. Begitu sebaliknya apabila siswa memiliki kemampuan interaksi sosial teman sebaya yang kurang baik maka akan menghambat dalam pergaulannya, siswa menjadi tidak nyaman, mengalami kesulitan untuk bergaul, dan sulit mendapatkan informasi yag diperlukan. Kesulitan dalam melakukan interaksi sosial akan berakibat pada ketidakmampuan siswa untuk melakukan penyesuaian diri karena untuk dapat melakukan penyesuaian diri secara baik dibutuhkan kemampuan berinteraksi sosial dengan lingkungan sekitar. Oleh karena itu interaksi sosial dengan teman sebaya akan mempengaruhi pergaulan serta penyesuaian siswa di lingkungan sekolah. Berdasarkan hasil pra-penelitian dengan menyebar skala interaksi sosial teman sebaya kepada kelas VIIIB SMP Negeri 02 Kaliwungu dengan didapatkan hasil sebagai berikut: 3

Tabel 1.1. Tabel Hasil Skala Interaksi Sosial Teman Sebaya kelas VIIIB Kategori Interval Frequensi Present (%) Sangat Tinggi 134-156 2 7% Tinggi 111-133 13 45% Sedang 87-110 6 21% Rendah 63-86 8 27% Sangat Rendah 39-62 - % Total 29 100 % Berdasarkan tabel diatas, dari 29 siswa dikelas VIIIB SMP Negeri 02 Kaliwungu terdapat8siswa yang masuk dalam kategori rendah dengan presentase 27%, 6siswa masuk dalam kategori sedang dengan presentase 21%, 13 siswa masuk dalam kategori tinggi dengan presentase45%, dan 2 siswa masuk dalam kategori sangat tinggi dengan presentasi 7%. Dengan diketemukan fakta mengenai rendahnya interaksi sosial teman sebaya maka dikawatirkan dapat mempengaruhi pergaulan serta penyesuaian siswa di lingkungan sekolah. Untuk membantu mengatasi masalah tersebut dibutuhkan layanan bimbingan dari guru terutama guru BK. Bimbingan dan konseling memiliki banyak starategi yang dapat digunakan untuk membantu siswa dalam mengatasi masalahnya. Oleh karena itu salah satu cara untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam interaksi sosial di lingkungan sekolah adalah melalui bimbingan kelompok dengan teknik sosiodrama. Menurut Zainal (2012) bimbingan kelompok adalah proses pemberian bantuan yang diberikan pada sekelompok individu yang memiliki masalah, dengan melalui kegiatan kelompok. Hal tersebut mengindikasikan bahwa dalam kegiatan bimbingan kelompok pelaksanaannya dilakukan secara bersama-sama terhadap sejumlah 4

individu sehingga masing-masing individu dapat memahami kegiatan bimbingan yang tengah diterapkan. Bimbingan kelompok memiliki beberapa teknik yang dapat diterapkan sesuai dengan kebutuhan dan pelaksanaannya, salah satu teknik tersebut adalah sosiodrama. Menurut Zainal (2012) Sosiodrama merupakan salah satu kegiatan bermain peran (Role Playing). Sesuai dengan namanya teknik sosiodrama dipergunakan untuk memecahkan masalah-masalah sosial. Kelompok yang diberikan bimbingan dengan teknik sosiodrama sebagian diberi peran sesuai dengan jalan cerita yang disiapkan, sedangkan yang lain sebagai pengamat. Selesai permainan dilaksanakan, diadakan diskusi tentang pemeran, jalan cerita dan ketepatan pemecahan masalah dalam cerita tersebut. Menurut Winkel (2004) sosiodrama merupakan dramatisasi dari persoalanpersoalan yang dapat timbul dalam pergaulan dengan orang lain termasuk konflik-konflik yang dialami dalam pergaulan sosial. Pendapat tersebut dapat dimaknai bahwa teknik sosiodrama merupakan salah satu teknik yang digunakan untuk memberikan layanan bimbingan kelompok di sekolah dengan cara memerankan perilaku yang berkaitan dengan masalah-masalah sosial. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Kurniawan (2011) menunjukkan bahwa bimbingan kelompok teknik sosiodrama efektif untuk meningkatkan interaksi sosial dengan teman sebaya. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan adanya peningkatan kemampuan siswa dalam melakukan interaksi sosial dengan teman sebaya. Secara keseluruhan, pada siklus I rata-rata perubahan yang dicapai oleh masing-masing siswa adalah sebesar 39,93% dan pada siklus II rata-rata perubahan yang dicapai sebesar 5

56,52%. Perubahan yang dicapai pada siklus II tersebut dapat memenuhi indikator keberhasilan layanan yang ditetapkan sebelumnya, sehingga tindakan sosiodrama siklus II dinyatakan berhasil. Hasil penelitian Supriyanto (2011) bahwa layanan bimbingan kelompok teknik sosiodrama dapat meningkatkan interaksi sosial dengan teman sebaya. Sebelum dilakukan layanan, 11 siswa masuk dalam kategori rendah, 8 siswa masuk dalam kategori sedang, dan 4 siswa masuk dalam kategori tinggi. Dalam tindakan penulis melakukan siklus I dan siklus II. Dalam siklus I ada 4 siswa (17%) berkategori rendah, ada 10 siswa (43%) berkategori sedang dan 9 siswa (40%) berkategori tinggi, masih ada siswa yang skornya dibawah 53 yaitu 4 siswa (17%). Setelah dilakukan siklus II, 100% subyek penelitian dan berkategori sedang hingga tinggi yakni 10 siswa (43%) dalam kategori tinggi dan 13 siswa (57%) dalam kategori sedang. Berdasarkan data tersebut dapat disimpukan bahwa bimbingan klasikal teknik sosiodrama efektif untuk meningkatkan interaksi sosial dengan teman sebaya di kelas VIIA di SMP Pendowo Ngablak Kab. Magelang Berdasarkan latar belakang diatas penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul Peningkatan Interaksi Sosial Teman Sebaya Melalui Bimbingan Kelompok Teknik Sosiodrama pada Siswa Kelas VIIIB SMP Negeri 02 Kaliwungu Kabupaten Semarang. 1.2. Perumusan Masalah Masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: 6

Apakah bimbingan kelompok teknik sosiodrama secara signifikan dapat meningkatkan interaksi sosial teman sebaya pada siswa kelas VIIIB SMP Negeri 02 Kaliwungu Kabupaten Semarang? 1.3. Tujuan Penelitian Berdasarkan masalah penelitian sebagaimana dikemukakan, maka tujuan dari penelitian ini adalah: Untuk mengetahui signifikansi peningkatan interaksi sosial teman sebaya melalui bimbingan kelompok teknik sosiodrama pada siswa kelas VIIIB SMP Negeri 02 Kaliwungu Kabupaten Semarang. 1.4. Manfaat Penelitian Hasil penelitian akan menjadi penting dan bermanfaat jika penelitian ini mampu memberikan makna dan kegunaan, baik secara teoritis maupun praktis. 1.4.1. Manfaat Teoritis Manfaat teoritis penelitian ini adalah memberi sumbangan teori bagi guru BK mengenai layanan bimbingan kelompok teknik sosiodrama dapat meningkatkan interaksi sosial teman sebaya siswa. Apabila penelitian tentang penggunaan bimbingan kelompok teknik sosiodrama berhasil untuk meningkatkan interaksi sosial teman sebaya siswa kelas VIIIB SMP Negeri 02 Kaliwungu maka temuan ini sejalan dengan hasil penelitian Kurniawan (2011) yang menyatakan bimbingan kelompok teknik sosiodrama dapat meningkatkan interaksi sosial teman sebaya. Jika temuan ini tidak terbukti ada 7

peningkatan yang signifikan interaksi sosial teman sebaya siswa kelas VIIIB SMP Negeri 02 Kaliwungu, maka temuan ini tidak sejalan dengan hasil penelitian Kurniawan (2011). Manfaat Praktis 1. Untuk Kepala Sekolah Memberikan masukan kepada kepala sekolah untuk memberikan fasilitas kepada guru dan guru BK dalam melakukan bimbingan kelompok teknik sosiodrama. 2. Untuk Guru BK Memberikan masukan kepada guru BK tentang penerapan bimbingan kelompok teknik sosiodrama untuk meningkatkan interaksi sosial dengan teman sebaya. 3. Untuk Siswa Siswa dapat meningkatkan interaksi sosial antar teman sebaya melalui bimbingan kelompok teknik sosiodrama. 1.5. Sistematika Penulisan Dalam penulisan penelitian dibagi menjadi 5 bab, yaitu : Bab I Pendahuluan, berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan. Bab II Landasan Teori, berisi tentang teori yang melandasi yaitu berisi tentanginteraksi sosial, bimbingan kelompok teknik sosiodrama, penelitian yang relevan, kerangka berpikir dan hipotesis penelitian. Bab III Metode Penelitian, berisi tentang jenis penelitian, prosedur penelitian, definisi operasional, variabel penelitian, subyek penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisis data. 8

Bab IV Hasil dan Pembahasan berisi tentang hasil dan pembahasan penelitian. Bab V Penutup, berisi kesimpulan dan saran 9