BAB 3 METODOLOGI 3.1 Lokasi dan Waktu 3.2 Metode Pengumpulan Data Data Primer

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

SKRIPSI. Disusun Oleh : FRANGKY SEPTIADI DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA GENAP 2007/2008

Lampiran 1 KUESIONER PENELITIAN (Berdasarkan PP 50 Tahun 2012) Nama : Alamat : Jabatan : Lama Bekerja : NO Isi pertanyaan Kel.

JUDUL : Managemen Tanggap Darurat

IDENTIFIKASI PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DAN EVALUASI PEMENUHAN PERSYARATAN HUKUM YANG BERLAKU

BAB V PEMBAHASAN. PT. INKA (Persero) yang terbagi atas dua divisi produksi telah

BAB V PEMBAHASAN. Area kerja di PT. Lotte Chemical Titan Nusantara meliputi Area 1 (Train

KUISIONER PENELITIAN

USULAN ELEMEN SMK3 UI BERDASARKAN PERMENAKER No 5 Tahun 1996 dan OHSAS 18001

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

KRONOLOGI DOKUMEN Penyesuaian dengan PP No 50 Tahun 2012 DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN. teknologi sederhana atau tradisional menjadi teknologi maju dan sangat maju. dari segi modal maupun sumber daya manusia.

INTERNAL AUDIT K3 TJIPTO S.

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V PEMBAHASAN. Dengan mendefinisikan target-target BBS, berarti perusahaan telah

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

A. KRITERIA AUDIT SMK3

PROSEDUR STANDAR OPERASIONAL (SOP) IDENTIFIKASI, PENILAIAN DAN PENGENDALIAN BAHAYA RESIKO. No. Dokumen: CTH-HSE.02-SOP-01

BAB V PEMBAHASAN. Hasil penelitian yang dilakukan di PT. Asahimas Chemical mengenai

Ujian Akhir Semester Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lindung Lingkungan Semester Pendek Oleh: Arrigo Dirgantara

1. INPUT : KEBIJAKAN DAN PERENCANAAN 2. PROCESS: IMPLEMENTASI DAN OPERASI 3. OUTPUT : EVALUASI DAN TINJAU ULANG

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI. sesuai standar ISO 9001 di PT X. dan rekomendasi dari penulis kepada

Kuesioner Iklim Keselamatan Kerja Nordic

PEDOMAN WAWANCARA ANALISIS PENGELOLAAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN DI RSUP H ADAM MALIK MEDAN. (Kepala keselamatan dan kesehatan kerja di rumah sakit)

PANDUAN MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN (MFK)

7.1.Project Control. Schedule kunjungan ke lapangan dan partisipasi audit. Meninjau ulang temuan audit dan pelaporan perbaikan

Kuesioner Iklim Keselamatan Kerja Nordic

PENGELOLAAN OPERASI K3 PERTEMUAN #6 TKT TAUFIQUR RACHMAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA INDUSTRI

Lampiran 3 FORMAT DAFTAR SIMAK AUDIT INTERNAL PENYEDIA JASA

(SMKP) ELEMEN 6 DOKUMENTASI SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN PERTAMBANGAN (SMKP) MINERAL DAN BATUBARA

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR BANGUNAN GEDUNG PENERAPAN JADWAL KONSTRUKSI

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR KUANTITAS BANGUNAN GEDUNG

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

PROSEDUR KESIAGAAN dan TANGGAP DARURAT

BAB IV MOTODE PENELITIAN

BAB 4 ANALISA MANAJEMEN AUDIT ATAS FUNGSI PERSONALIA BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN

#7 PENGELOLAAN OPERASI K3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terjadi kecelakaan di tempat kerja yang mengakibatkan pekerja sementara tidak

LAMPIRAN 1 TATA CARA PENYUSUNAN SMK3 KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN UMUM

IDENTIFIKASI FASILITAS SAFETY BUILDING SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN KEBAKARAN DI GEDUNG INSTITUSI PERGURUAN TINGGI

Pedoman Penyusunan Program Kedaruratan PLB3

PEDOMAN PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN (SMK3)

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah mix method dengan

PROSEDUR KESIAPAN TANGGAP DARURAT

BAB III METODE PENELITIAN

PENGELOLAAN KOMUNIKASI DAN PENERAPAN K3

BAB I PENDAHULUAN. seseorang merupakan kombinasi dari kemampuan, usaha, dan kesempatan yang

DOKUMENTASI SMK3 PERTEMUAN #7 TKT TAUFIQUR RACHMAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA INDUSTRI

Menerapkan Prosedur Kesehatan, Keselamatan dan Keamanan Kerja (K3)

Lampiran 1 CHECK LIST PRAKUALIFIKASI CSMS

PERTEMUAN #8 PENGELOLAAN KOMUNIKASI DALAM PENERAPAN K3 TKT TAUFIQUR RACHMAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA INDUSTRI

Sehingga semua pihak merasa ikut memilki dan merasakan hasilnya. Pelatihan dan Kompetensi Kerja Sistem Manajemen K3 SMK3

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

TANGGAP DARURAT BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN (B3) Direktorat Pengelolaan B3 Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan

KONVENSI INTERNASIONAL TENTANG PENCARIAN DAN PERTOLONGAN MARITIM, 1979 LAMPIRAN BAB 1 ISTILAH DAN DEFINISI

Persyaratan Dokumentasi

BAB I PENDAHULUAN. sebuah pemikiran dan upaya dalam menjamin keutuhan baik jasmani maupun

BAB I PENDAHULUAN. kerja yang dibutuhkan untuk pengoperasian dan pemeliharaan. Teknologi yang

III. METODE PENELITIAN

FORMULIR PROSEDUR OPERASI STANDAR RISIKO TINGGI

Disampaikan oleh: Kasubdit Tanggap Darurat dan Non Institusi Jakarta, 23 November 2017

STANDAR USAHA ANGKUTAN JALAN WISATA. NO ASPEK UNSUR NO SUB UNSUR I. I PRODUK A. Mobil Bus Wisata

Kata Pengantar. Daftar Isi

BAB III ANALISIS METODOLOGI

FR-APL-01. FORMULIR PERMOHONAN SERTIFIKASI KOMPETENSI

001A SDM. MENGIKUTI PROSEDUR KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DITEMPAT KERJA Follow defined OH&S policies in the workplace

BUPATI MALANG BUPATI MALANG,

BAB III METODE PENELITIAN

LAMPIRAN 1 KUESIONER PENELITIAN

PROCEDURE PENANGGULANGAN KEADAAN DARURAT

Persyaratan Dokumentasi

PENGELOLAAN KOMUNIKASI DAN PENERAPAN K3

PENGELOLAAN OPERASI K3

PROSEDUR PEMADAM KEBAKARAN

128 Universitas Indonesia

PENGELOLAAN KOMUNIKASI DAN PENERAPAN K3

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan penelitian studi kasus digunakan untuk memberikan penjelasan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

1 Universitas Indonesia

PT. ADIWARNA ANUGERAH ABADI PROSEDUR IDENTIFIKASI ASPEK DAN BAHAYA

BAB II PROSES BISNIS PT. INDONESIA POWER UBP KAMOJANG

PROCEDURE PENANGGULANGAN KEADAAN DARURAT

2. Rencana K3 yang disusun oleh perusahaan paling sedikit memuat : a. Tujuan dan Sasaran

DATA & PROFIL BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN PIDIE 2014/2015 PROGRAM YANG TELAH, SEDANG DAN AKAN DI LAKUKAN

Elemen 3 ORGANISASI & PERSONIL

BAB III METODE PENELITIAN. rawat inap bangsal anak RSUD Panembahan Senopati Bantul. Data kuantitatif yang diambil

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 05-P/Ka-BAPETEN/I-03 TENTANG PEDOMAN RENCANA PENANGGULANGAN KEADAAN DARURAT

12. PERKEMBANGAN / KEMAJUAN

DAFTAR DOKUMEN INTERNAL. 0. Manual Sistem Manajemen K3 01/AJS/MK

Luwiharsih Komisi Akreditasi RS

PT BENING TUNGGAL MANDIRI GAS, OIL AND INDUSTRIAL TECHNICAL SERVICE

Aspek Kemanusiaan Aspek Pencegahan Kerugian: Aspek Komersial:

DIREKTORAT TEKNIK DAN LINGKUNGAN MINERAL DAN BATUBARA DIREKTORAT TEKNIK DAN LINGKUNGAN MINERAL DAN BATUBARA 0,8 0,6 0,4 0,2. Ringan Berat Mati 0,69

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2016 TENTANG STANDAR KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PERKANTORAN

TIN211 - Keselamatan dan Kesehatan Kerja Industri Materi #5 Ganjil 2015/2016

BAB VI HASIL PENILAIAN

HEALTH, SAFETY, ENVIRONMENT ( HSE ) DEPARTMENT PT. GRAHAINDO JAYA GENERAL CONTRACTOR

PENGELOLAAN SUMBER DAYA MK3 PERTEMUAN #5 TKT TAUFIQUR RACHMAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA INDUSTRI

Kepemimpinan & Komitmen

Transkripsi:

BAB 3 METODOLOGI Penilaian Emergency Response and Preparedness yang dilakukan menggunaan pendekatan kualitatif. Penilaian dilakukan melalui wawancara, penelusuran dokumen dan observasi lapangan, dan merupakan proses cross check yang diharapkan dapat memberikan data yang lebih objektif dan terkini. Penilaian menggunakan alat bantu berupa checklist dalam mengevaluasi masing-masing elemen penerapan Emergency Response and Preparedness berdasarkan dengan memberikan skor pada tiap-tiap elemen tersebut. Hasil yang diperoleh dianalisis untuk mengetahui gambaran, faktor-faktor apa saja yang telah memenuhi persyaratan dan yang belum memenuhi, dan untuk yang belum memenuhi kemudian diintervensi dan diberikan rekomendasi untuk kelanjutan yang lebih baik lagi. 3.1 Lokasi dan Waktu Penilaian dilakukan di PT. McDermott Indonesia, Fabrikasi Batam, Kepulauan Riau. Penilaian ini dilakukan pada bulan Februari Maret 29. 3.2 Metode Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan untuk mengetahui penerapan program penanganan bencana/keadaan darurat di PT. McDermott Indonesia dengan mengacu pada melalui data primer dan data sekunder. 3.2.1 Data Primer Data primer diperoleh dari hasil wawancara tidak terstruktur dengan divisi chief of security, ERT Leader dan staff HSE mengenai penanganan bencana/keadaan darurat.

3.2.2 Data Sekunder Data sekunder diperoleh dengan melakukan observasi dan penelusuran dokumen PT. McDermott Indonesia level 1, 2, dan 3, serta dokumen pendukung lainnya. Proses pengumpulan data terdiri dari: 1. Penelusuran kepustakaan untuk mendapatkan informasi mengenai pelaksanaan penanganan bencana/keadaan darurat di PT. McDermott Indonesia. 2. Berdasarkan informasi literatur tersebut, instrumen penelitian dibuat dengan melakukan beberapa penyesuaian berdasarkan kebutuhan penelitian. 3. Melakukan wawancara dengan chief security, ERT leader, dan staff departemen HSES untuk memperoleh informasi mengenai pelaksanaan penanganan bencana/keadaan darurat di PT. McDermott Indonesia. 4. Melakukan telaah dokumen untuk mengetahui pelaksanaan penanganan bencana/keadaan darurat di PT. McDermott Indonesia secara lebih terperinci dan akurat. 5. Melakukan observasi untuk mengetahui bagaimana kenyataan pelaksanaan program penanganan bencana/keadaan darurat secara langsung di lapangan. 3.3 Cara Pengolahan Data Setelah data tersebut didapatkan selanjutnya dilakukan pengolahan dan analisis data yang terdiri dari: 1. Editing yaitu melakukan pengecekan terhadap kelengkapan dan kesesuaian isi instrumen pengumpulan data. Langkah ini dilakukan dengan maksud merapikan data agar bersih, rapi dan dapat melakukan pengolahan lebih lanjut. 2. Melakukan validasi data dengan membandingkan data primer yang diperoleh melalui wawancara dengan data sekunder dari sistem pelaporan dan pencatatan.

3. Memberikan penilaian (scoring) pada jawaban dan elemen dengan mengacu kepada sistem penilaian International Safety Rating System (). Terdapat empat jenis penilaian berdasarkan, yaitu: a. Possible score adalah nilai maksimum dari tiap lemen yang terdiri dari kumpulan sub-elemen di dalamnya yang akan dibandingkan dengan nilai pelaksanaan di lapangan. b. Available score adalah nilai maksimum yang dapat diaplikasikan dalam melakukan penilaian yang ditetapkan disesuaikan dengan kondisi lapangan. c. Non-Applicable adalah elemen yang tidak dihitung ke dalam nilai untuk perbandinan akhir karena elemen tersebut belum direncanakan dan belum ada prosedur, sehingga belum ada penerapan. d. Actual score merupakan nilai dari seluruh elemen yang telah dinilai. Sesudah diberikan penilaian untuk masing-masing pertanyaan, nilai tersebut, kemudian diolah untuk melihat berapa persentase dari nilai tertinggi yang mungkin diraih. Hasil menunjukkan berapa persen persiapan keadaan darurat yang dilakukan perusahaan dibandingkan nilai tertinggi yang ditetapkan oleh.. 4. Setelah hasil penilaian dan pengolahan data didapat maka untuk menjawab tujuan yang ingin dicapai, dilakukan analisa. Analisa ini dilakukan terhadap seluruh elemen yang dinilai dengan mengacu kepada hasil penilaian dan penelusuran pustaka yang terkait. Hasil analisis dituangkan dalam bentuk tabel, persentase dan narasi. Hasil akhir dalam bentuk persentase.

3.4 Komponen Penilaian No Komponen Alat Kategori Skor 1 Administrasi Suatu usaha secara tertulis untuk 1. Ya mengatur dan mengembangkan (7.1.1) Ket : secara keseluruhan persiapan (7.1.2) Untuk skor XO-15 keadaan darurat dengan melakukan (7.1.3) dengan kode XO-15 penunjukan kepada coordinator departemen untuk melaksanakan tugas tersebut maupun seksi kerja untuk Tidak : membantu mengatur dan skor atau mengembangkan secara keseluruhan persiapan keadaan darurat. Cara : observasi dan wawancara tidak ada (P3) P3-1 Skor 35 2 Analisis respons keadaan darurat 1. Ya Usaha mengidentifikasi dan mengevaluasi kebutuhan respon (7.2.1) Ket: Untuk skor keadaan darurat untuk seluruh (7.2.2) dengan kode BJ kemungkinan keadaan darurat. 8/24 Memperkirakan risiko yang ditujukan untuk seluruh kemungkinan keadaan

darurat. Review terhadap peraturan yang diisyaratkan. Memperkirakan potensi darurat di luar perusahaan. Untuk review 6 4 respon analisis 2 kategorinya 1. Setiap 1 tahun 2. Setiap 1,5 tahun 3. Setiap 2 tahun 4. Setiap 3 tahun 5. Tidak pernah Dengan skor masing-masing berbeda 3 Rencana keadaan darurat Suatu rencana keadaan darurat yang meliputi : (7.3.1) 1. Ya Ket : Prosedur pelaporan. (7.3.2) Untuk skor 1/1 Evakuasi pekerja ke tempat (7.3.2.1) dengan kode (BJ) aman dan rancangan sistem (7.3.2.2) yang dapat menjelaskan (7.3.3) berapa orang yang (7.3.4) terevakuasi dan berapa orang yang hilang. (7.3.5) (7.3.6)

Terdokumentasi dengan baik, instruksi yang detail untuk departemen. Bangunan atau area (termasuk yang terbakar atau yang rusak) work shutdown PJ-1 dan prosedur keadaan PJ-1 darurat serta akses untuk pengawasannya. Pengendalian materialmaterial berbahaya Perlindungan dan (PJ) pemindahan untuk suatu perlengkapan atau material vital. Penetapan lokasi pusat pengendalian darurat Rencana penyelamatan dan pencarian. Prosedur all clear dan prosedur masuk kembali. Skor Prosedur untuk memberitahukan seluruh 145 pekerja tentang keadaan darurat dan menjelaskan respon serta partisipasi yang dapat pekerja berikan. Pengawasan terhadap pengunjung/kontraktor. Nomor-nomor telepon dan alamat keadaan darurat

beserta pengecekannya. Distribusi dan komunikasi kepada personil. Pemberitahuan keberadaan material berbahaya. 4 Persiapan keadaan darurat yang terjadi di luar perusahaan Suatu prosedur emergency yang (7.4.1) 1. Ya Ket : digunakan untuk menangani (7.4.2) Untuk skor kejadian diluar perusahaan yang (7.4.3) dengan kode XO-1 dapat terjadi karena : (7.4.3.1) XO-1 Kebocoran bahan berbahaya (7.4.3.2) pada unit operasi, penetapan (7.4.4) penyediaan bantuan dan 5/2 konsultasi ahli. Sistem komunikasi untuk pelaporan kejadian di luar (BJ) perusahaan. Perlengkapan keadaan darurat diluar perusahaan. PJ-1 (PJ) Skor 6

5 Pengawasan terhadap sumber 1. Ya energi Suatu pengawasan dengan (7.5.1) Ket : membentuk (7.5.2) Untuk skor Program pengkodean dan (7.5.3) dengan kode pelabelan terhadap perangkat (7.5.4) pusat pengendali. (7.5.5) Tujuan yang realistis dan terjadwal Penunjukan personil yang ahli dan familiar terhadap lokasi serta prosedur shut (PJ) PJ-5 down %x5 Untuk pertanyaan Skor 25 dengan kategori persentase tinggal

dikalikan antara % dan angka sesuai pertanyaan 6 Sistem perlindungan dan 1. Ya penyelamatan Suatu sistem atau perangkat atau fasilitas yang secara sistematis yang (7.6.1) (7.6.2) Ket : 1/6 dapat melindungi atau (7.6.3) (BJ) menyelamatkan pekerja dari (7.6.3.1) keadaan darurat yang meliputi : Sarana pemadam kebakaran. Sarana perlindungan terhadap kejadian kebakaran. Pendeteksi bahaya dan sistem alarm. Prosedur dan perlengkapan %x1/6 untuk pengolahan dan pelepasan serta pengawasan Untuk pertanyaan terhadap material. dengan kategori Pencahayaan dan energi persentase tinggal dalam keadaan darurat. dikalikan antara % dan angka sesuai XO-1 Untuk skor dengan kode 2 1 5

Untuk evaluasi secara Total komprehensif 15 dikategorikan : 1. 2 tahun 2. 3 tahun 3. 5 tahun 4. Tidak pernah 7 Tim tanggap darurat 1. Ya Sekelompok karyawan yang telah ditunjuk oleh perusahaan untuk (7.7.1) Ket : menangani segala keadaan darurat (7.7.2) Untuk skor yang dibentuk dengan mengacu (7.7.3) dengan kode terhadap analisis respon keadaan (7.7.4) XO-15 darurat dan telah mendapatkan XO-1 tarining tentang keadaan darurat serta memenuhi kelayakan dalam PJ-1 situasi menghadapi keadaan darurat. (PJ) % x 1

Untuk pertanyaan Skor dengan kategori 5 persentase tinggal dikalikan antara % dan angka sesuai 8 Sistem pengkajian 1. Ya Sistem yang digunakan dalam rangka mencari informasi umpan (7.8.1) Ket : balik kepada manajemen yang (7.8.1.1) Untuk skor berkepentingan sesuai keadaan (7.8.2) dengan kode XO-1 darurat teraktuak dan latihan pada XO-1 saat training dengan melibatkan XO-1 pekerja atau wakilnya yang kemudian ditindaklanjuti dengan melakukan tinjau ulang dan dipertimbangkan kepada pihak yang berkepentingan. 9 Pertolongan pertama 1. Ya XO-1 Pertolongan yang diberikan pertama XO-1 kali untuk meringankan kerugian (7.9.1) Ket : yang dialami pekerja dan (7.9.2) Untuk skor pertolongan pertama telah (7.9.3) dengan kode mendapatkan peltihan yang (7.9.4) memadai serta terdapat fasilitas (7.9.5)

ruang pengobatan.klinik dan (7.9.6) perlengkapan untuk pertolongan (7.9.7) % x 1 pertama. (7.9.8) % x 1 Untuk pertanyaan dengan kategori persentase tinggal dikalikan antara % dan angka sesuai 5/2 (BJ) Skor 8 1 Bantuan dari luar yang 1. Ya teorganisasi dan pertolongan bersama (7.1.1) Ket : Suatu sistem yang digunakan untuk (7.1.2) Untuk skor XO-1 penginformasian keadaan darurat (7.1.3) dengan kode XO-1 kepada organisasi di luar untuk merespon keadaan darurat, perjanjian untuk melakukan bantuan secara bersama dengan organisasi lain dalam hal penyediaan personil Skor 25

atau perlengkapan kemudian dilakukan pengujian secara periodik sistem tersebut dalam menghadapi keadaan darurat. 11 Perencanaan pasca kejadian Rencana tertulis untuk pemulihan aktivitas bisnis, setelah kejadian (7.11.1) 1. Ya Ket : darurat dan prosedur penghentian (7.11.2) Untuk skor aktivitas bisnis. dengan kode XO-15 Skor 2 12 Komunikasi keadaan darurat 1. Ya Suatu pelayanan komunikasi alternatif yang digunakan pada saat penghentian sistem normal pada saat keadaan darurat dan kejadian (7.12.1) Ket : (BJ) kondisi darurat di luar perusahaan. 13 Komunikasi dengan masyarakat 1. Ya 1/2 Skor 2

Informasi menyangkut potensi bahaya terhadap kesehatan, (7.13.1) Ket : keselamatan dan lingkungan, (7.13.2) 5/2 efeknya serta tindakan yang harus (7.13.3) (BJ) dilakukan, informasi menyangkut pula kesepakatan perlunya evakuasi ke luar area perusahaan beserta tindakan yang diperlukan dan keterlibatan departemen dalam meninjau ulang informasi tersebut. Untuk skor Skor dengan kode 3 14 Gambaran persiapan menghadapi Ket : % keadaan darurat persentase Hasil yang ingin dicapai bila elemen elemen dan keadaan darurat yang sesuai dengan elemen yaitu administrasi, analisis respon keadaan darurat, rencana keadaan darurat, persiapan keadaan darurat di luar perusahaan, pengawasan terhadap sumber energi, sistem perlindungan dan

penyelamatan, tim tanggap darurat, sistem pengkajian, pertolongan pertama pada kecelakaan, bantuan dari luar yang terorganisasi, perencanaan pasca kejadian, komunikasi kondisi darurat, komunikasi kepada masyarakat memenuhi syarat.