BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan Tempat Kegiatan Penelitian dilaksanakan pada 16 Januari 16 Februari 2017 berlokasi di tiga titik areal bekas tambak di Desa Budeng, Kabupaten Jembrana, Bali. Titiktitik lokasi penelitian dipilih secara sistematis pada lahan mangrove di Desa Budeng sesuai dengan luasan lahan mangrove yang ada pada gambar 1. Lokasi ini dipilih dengan alasan kerusakan lahan mangrove di desa ini tergolong rendah. Selain itu, telah terbentuknya kelompok tani peduli mangrove, sehingga perlu usaha untuk meningkatkan pengelolaan lebih lanjut dari lahan tersebut, semisal menerapkan silvofishery. Gambar 1. Peta Penetapan Kawasan Produksi Mangrove Desa Budeng 16
3.2 Alat dan Bahan Alat yang digunakan antara lain 9 botol contoh uji, refraktometer, ph meter digital, thermometer digital, cetok, pipa paralon berdiameter 12 cm, plastik, galah sepanjang 1 meter, parang, meteran, tally sheet, kamera, laptop, peta kawasan mangrove Desa Budeng. Bahan yang diteliti berupa vegetasi, fauna, air dan tanah di lahan mangrove. 3.3 Metode Pelaksanaan 3.3.1 Pengumpulan Data Primer dan Sekunder Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini yaitu data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dengan menggunakan metode observasi dimana peneliti secara langsung mengamati kondisi lahan dan melakukan uji lab untuk contoh uji air dan tanah. Data sekunder diperoleh dengan melakukan studi pustaka dan beberapa jurnal terkait. Penentuan titik-titik lokasi dilakukan secara purposive sampling yaitu metode penentuan lokasi pengambilan data yang dilakukan dengan sengaja oleh peneliti pada lokasi penelitian, sesuai dengan data yang dibutuhkan (Juwita, Kadarwan, dan Yonvitner, 2015). 3.3.2 Pengambilan Data Mangrove Pengambilan data mangrove dilakukan dengan metode jalur berpetak dan sensus. Parameter yang diamati berupa jenis dan jumlah mangrove dalam tingkat anakan, pancang dan pohon. Hal ini dilakukan untuk mengetahui tingkat kerapatan mangrove di lokasi penelitian. Pada jalur tersebut dibuat plot-plot pengamatan seperti pada gambar 2. 17
Gambar 2. Desain Pembuatan Petak (Onrizal, 2008) 3.3.3 Pengambilan Contoh Uji Air Contoh uji air diambil dari tiga titik lahan mangrove yang akan diwacanakan untuk pengembangan silvofishery. Air sebanyak 30 ml dari masingmasing titik lokasi penelitian. Setiap lokasi penelitian dilakukan tiga kali pengulangan pengambilan air. Contoh uji kemudian diukur salinitasnya kemudian dianalisis. Selain itu, air diukur untuk diketahui nnilai suhu, ph, dan keragaman plankton. Contoh uji air yang digunakan untuk memperoleh data keragaman plankton ditetesi larutan formalin sebanyak 3 tetes tiap contoh ujinya. Ini dilakukan agar contoh uji air memadat, sehingga planton lebih mudah diamati. 3.3.4 Pengambilan Contoh Uji Tanah Pengambilan contoh uji tanah dilakukan di lokasi yang sama dengan tempat pengambilan contoh uji air yaitu di tiga titik lahan mangrove yang direncanakan. Contoh uji tanah diambil seberat 500 gr, kemudian tanah dikeringanginkan. Tujuannya untuk mengetahui tingkat kesuburan tanah berdasarkan kandungan unsur-unsur makro seperti N, P, dan K yang terdapat dalam tanah. Pendataan fauna dan pengukuran ketebalan lumpur dilakukan bersamaan dengan waktu pengambilan contoh uji tanah. 18
3.3.5 Analisis Data 2013). Data mangrove dihitung berdasarkan rumus sebagai berikut (Irwanto, 1) Kerapatan Jenis (K) = Jumlah individu suatu jenis Luas petak contoh 2) Kerapatan Relatif (KR) = Kerapatan suatu jenis Kerapatan seluruh jenis 3) Frekuensi (F) = Jumlah petak ditemukannya suatu jenis Jumlah seluruh plot 4) Frekuensi Relatif (FR) = Frekuensi suatu jenis Frekuensi seluruh jenis 5) Dominansi (D) = Luas bidang dasar suatu jenis Luas petak ukur 6) Dominansi Relatif (DR) = Dominansi suatu jenis Dominansi seluruh jenis 7) Indeks Nilai Penting (INP) = KR + FR + DR 19
Data-data lainnya berupa ph air, salinitas, dan suhu air, kandungan unsur hara makro tanah, serta fauna yang hidup dalam perairan di bawah vegetasi mangrove. Hasil yang diperoleh berupa data kuantitatif dan kualitatif dicocokkan dengan kriteria lahan untuk pengembangan silvofishery dalam penelitian (Poedjiraharjo, 2011). Contoh uji tanah dan air lahan mangrove Desa Budeng tersebut diuji secara ex-situ dan in-situ untuk memperoleh lebih akurat. Uji ex-situ kandungan NPK tanah dilakukan di laboratorium tanah BPTP Jawa Timur. Uji ex-situ kelimpahan plankton dilakukan di laboratorium hidrobiologi Universitas Brawijaya. 20