BAB IV. A. Analisis terhadap Akad Ija>rah Muntahiyah Bi al-tamli>k dengan. Objek Modal Usaha pada KJKS Pilar Mandiri Nurul Hayat Surabaya.

dokumen-dokumen yang mirip
MUD{A<RABAH PADA NASABAH BERMASALAH DI BMT MUDA

Dealin Mahaputri Leonika

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP TRANSAKSI PULPULAN DI DESA PALOH KECAMATAN PACIRAN KABUPATEN LAMONGAN. Paloh Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK PENGGUNAAN AKAD BMT AMANAH MADINA WARU SIDOARJO. Pembiayaan di BMT Amanah Madina Waru Sidoarajo.

BAB I PENDAHULUAN. Arthaloka Gf, 2006 ), hlm M. Nadratuzzaman Hosen, Ekonomi Syariah Lembaga Bisnis Syariah,(Jakarta: Gd

BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN PEMBIAYAAN TALANGAN HAJI DI BANK SYARIAH MANDIRI SEMARANG

KAFA>LAH BIL UJRAH PADA PEMBIAYAAN TAKE OVER DI BMT UGT

Nisbah ini mencerminkan imbalan yang berhak diterima oleh

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK MURĀBAḤAH DALAM BENTUK PERJANJIAN PIUTANG MURĀBAḤAH

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP IMPLEMENTASI IJĀRAH JASA SIMPAN DI PEGADAIAN SYARIAH CABANG BLAURAN SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. sekunder, maupun tersier dalam kehidupan sehari-hari. Adakalanya masyarakat tidak

BAB V PEMBAHASAN. A. Skema Pembiayaan Kongsi Pemilikan Rumah di Bank Muamalat. Indonesia Kantor Cabang Pembantu Ponorogo

BAB V PEMBAHASAN. dipaparkan pada bab sebelumnya. Sebagaimana yang ditegaskan dalam teknik analisa data

BAB II LANDASAN TEORI. pelanggan perusahaan tidak berarti apa-apa. Bahkan sampai ada istilah yang

mud}a>rabah dalam usaha peternakan sapi. Yang mana Taufiq sebagai

BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN TAKE OVER PADA PERBANKAN SYARIAH (STUDI KASUS TAKE OVER KPR DARI BMI KE BRI SYARIAH

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP HUTANG-PIUTANG DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM MULTIJASA DI PT. BPRS LANTABUR TEBUIRENG KANTOR CABANG MOJOKERTO

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, sebab sering dijumpai ada anggota masyarakat yang melakukan jual

BAB V PEMBAHASAN. A. Penerapan Akad Mudarabah di Koperasi Simpan Pinjam Pembiayaan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

PEMBIAYAAN IJARAH MULTIJASA PADA JASA KEUANGAN DI KSU SYARIAH USAHA MULIA PROBOLINGGO

MURA>BAH}AH DAN FATWA DSN-MUI

BAB IV ANALISIS HASIL PEMBAHASAN PEMBIAYAAN. A. Analisis Akad Ijarah Muntahiyah Bit Tamlik Pada Produk. Pembiayaan Angsuran di BMT SM NU Cabang Kajen.

BAB IV SUMUR DENGAN SISTEM BORONGAN DI DESA KEMANTREN KECAMATAN PACIRAN KABUPATEN LAMONGAN

BAB IV MULTI AKAD MENURUT PANDANGAN HUKUM ISLAM. Apabila ijab dan qabul telah memenuhi persyaratannya, terwujudlah perizinan

BAB IV ANALISIS APLIKASI RAHN PADA PRODUK GADAI EMAS DALAM MENINGKATKAN PROFITABILITAS BNI SYARIAH KANTOR CABANG SURABAYA

AKUNTANSI DAN KEUANGAN SYARIAH

Materi: 12 AKUNTANSI IJARAH

BAB II KAJIAN TEORITIS TENTANG MUDHARABAH, BAGI HASIL, DAN DEPOSITO BERJANGKA

BAB I PENDAHULUAN. dari sistem perbankan di Indonesia secara umum. Sistem perbankan

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan pembiayaan jangka pendek dengan margin yang rendah. Salah. satunya pegadaian syariah yang saat ini semakin berkembang.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan industri perbankan syariah di Indonesia saat ini sudah

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP AKAD KAFA<LAH BI AL-UJRAH PADA PRODUK PEMBIAYAAN KAFA<LAH HAJI DI KJKS BMT-UGT SIDOGIRI CABANG SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana dengan masyarakat yang kekurangan dana, sedangkan bank

Sriono ISSN Nomor TELAAH TERHADAP PERJANJIAN SEWA MENYEWA (AL IJARAH) DALAM PERBANKAN SYARIAH

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN IJARAH MULTIJASA

murtahin dan melibatkan beberapa orang selaku saksi. Alasan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Koperasi Jasa Keuangan Syariah Baitul maal wat tamwil

BAB V PEMBAHASAN. A. Kebijakan Harga Jual Pembiayaan Murabahah di BMT Istiqomah Unit

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan

SESI : 07 ACHMAD ZAKY

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. ANALISIS PENERAPAN SISTEM BAGI HASIL PADA PEMBIAYAAN MUDHARABAH DI KJKS CEMERLANG WELERI

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP OPERASIONALISASI DANA DEPOSITO DI BNI SYARI AH CAB. SURABAYA

BAB II LANDASAN TEORI. tersebut dikarenakan dari hasil penyaluran pembiayaan bank dapat

BAB V PENGAWASAN KEGIATAN LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH 1

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN UMUM AKAD MUDHARABAH PADA PRODUK PEMBIAYAAN SYARIAH

BAB I PENDAHULUAN. tabungan dan pembiayaan, Bank Syariah, Baitul Mal wat Tamwil (BMT),

BAB IV TINJAUAN FATWA NO /DSN-MUI/III/2002 TERHADAP IMPLEMENTASI AKAD IJA>RAH PADA SEWA TEMPAT PRODUK GADAI EMAS BANK BRI SYARIAH KC SURABAYA

BAB IV. IMPLEMENTASI FATWA DSN-MUI No.23/DSN-MUI/III/2002 PADA POTONGAN PELUNASAN DALAM MURABAHAH DI BNI SYRIAH CABANG PEKALONGAN

RAHN, DAN KETENTUAN FATWA DEWAN SYARIAH

BAB IV. IMPLEMENTASI AKAD IJĀRAH DALAM BNI ib PEMBIAYAAN HAJI DI BNI SYARIAH CABANG PEKALONGAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. dana dari pihak yang berkelebihan untuk kemudian di salurkan kepada pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. M. Ali Hasan, Berbagai Macam Transaksi dalam Islam (Fiqh Muamalah), PT. Grafindo Persada, Jakarta, 2003, hlm.

BAB IV PENERAPAN AKAD IJARAH MULTIJASA PADA PEMBIAYAAN PERNIKAHAN DI KJKS BTM KEDUNGWUNI

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI AKAD MURA>BAH}AH DALAM PEMBIAYAAN MODAL KERJA MENURUT FATWA. DEWAN SYARIAH NASIONAL No.

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan akan adanya bank yang melakukan kegiatannya berdasarkan prinsip

BAB IV ANALISA DATA. Daar Al-Fikri, 1989), h Pundi Akara, 2006), h Wahbah Zuhaili, Al-Fiqh Al-Islami wa Adillatuha, (Damaskus:

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Pengertian Akad Pembiayaan Ijarah Muntahiya Bittamlik

BAB I PENDAHULUAN. dana (liabilities), penyaluran dana (asset) berupa pembiayaan, dan jasa-jasa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian yang dilakukan Wardi dan Putri (2011) tentang Analisis

BAB IV PEMBAHASAN. IV. 1 Penerapan dan Perhitungan Akad Sewa-Menyewa Ijarah Pada Bank DKI

PERBANKAN SYARIAH IJARAH AFRIZON. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Akuntansi.

BAB IV ANALISIS DATA. Pegadaian Syariah Cabang Raden Intan Bandar Lampung. mendeskripsikan dan mengilustrasikan rangkaian pelaksaan gadai dari awal

Mura>bahah adalah istilah dalam fikih Islam yang

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. Pencatatan akuntansi pembiayaan ijarah pada PT. Bank Muamalat

HUKUM PERJANJIAN SYARIAH DAN PENERAPANNYA DALAM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu agama yang mengajarkan prinsip at ta awun yakni saling

dikeluarkan oleh Bank BNI Syari ah Cabang Semarang. 1 Secara struktural, pembiayaan haji terdiri dari dua suku kata, pembiayaan dan haji.

BAB IV IMPLEMENTASI FATWA DSN NO.25/DSN-MUI/III/2002 TENTANG RAHN PADA PRODUK AR-RAHN. A. Aplikasi Pelaksanaan Pembiayaan Rahn Di Pegadaian Syariah

Prosiding Keuangan dan Perbankan Syariah ISSN:

BAB 1 PENDAHULUAN. meminjam uang bagi masyarakat yang membutuhkan, disamping itu juga. menerima segala macam bentuk pembayaran dan setoran.

BAB III TINJAUAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORI

Elis Mediawati, S.Pd.,S.E.,M.Si.

PRODUK PEMBIAYAAN BERBASIS SEWA

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI TAKE OVER PADA PEMBIAYAAN HUNIAN SYARIAH DI PT. BANK MUAMALAT INDONESIA CABANG PEMBANTU MOJOKERTO

BAB IV. Analisa Hukum Islam Terhadap Penentuan Margin Pembiayaan Mud{a>rabah Mikro (Study Kasus Di BMT As-Syifa Taman Sidoarjo).

BAB IV ANALISIS ETIKA ISLAM DALAM PENGELOLAAN BISNIS PENGEMBANG PERUMAHAN DI PT. SYSSMART SEJAHTERA SURABAYA

BAB IV ANALISIS PENERAPAN PEMBIAYAAN MURABAHAH DI BMT EL LABANA SERTA KAITANYA DENGAN FATWA DSN MUI NO.04 TAHUN 2000

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bank atau perbankan merupakan salah satu lembaga keuangan di

BAB IV. A. Analisis Aplikasi Akad Mura>bah}ah di BMT Mandiri Sejahtera Jl. Raya Sekapuk Kecamatan Ujung Pangkah Kabupaten Gresik.

BAB IV STUDI ANALISIS PELAKSANAAN AKAD MURABAHAH PADA PRODUK PEMBIAYAAN MODAL KERJA DI UNIT MEGA MITRA SYARI AH (M2M) BANK MEGA SYARI AH KALIWUNGU

BAB III PEMBAHASAN A. PENGERTIAN DAN LANDASAN SYARI AH BAI BITSAMAN AJIL. sebagai pembelian barang dengan pembayaran cicilan atau angsuran.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karakteristik sistem perbankan syariah yang beroperasi berdasarkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB IV. A. Persamaan dan Perbedaan Aplikasi Produk Talangan Haji di PT Tabung Haji Umrah Hanan NUsantara Surabaya dan BMT Sidogiri Sepanjang Sidoarjo

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dapat mengetahui produk apa yang akan mereka butuhkan.

BAB IV ANALISA STUDI KOMPARASI TENTANG PEMBIAYAAN RUMAH HUNIAN DI BANK SYARIAH MANDIRI KCP PONOROGO DAN BANK MUAMALAT INDONESIA KCP PONOROGO

BAB I PENDAHULUAN. informasi ekonomi untuk membuat pertimbangan dan mengambil. Standart Akuntansi Keuangan (PSAK) sudah diatur peraturan tentang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Di samping itu, bank juga dikenal sebagai tempat untuk menukarkan uang,

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Penerapan Akuntansi Pembiayaan Ijarah pada Bank Muamalat. 1. Perhitungan Akuntansi Pembiayaan Ijarah

BAB IV ANALISIS PENERAPAN AKAD IJARAH PADA PRODUK PEMBIAYAAN BINA AGROBISNIS DALAM PERSPEKTIF FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL NOMOR 09/ DSN-MUI/ IV/ 2000

BAB I PENDAHULUAN. pemilik dana. Perbankan di Indonesia mempunyai dua sistem antara lain sistem

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP ASURANSI JIWA PADA PEMBIAYAAN MURA>BAH}AH DI BMT UGT SIDOGIRI CABANG LARANGAN SIDOARJO

BAB IV BINDUNG KECAMAATAN LENTENG KABUPATEN SUMENEP. yang sifatnya menguntungkan. Jual beli yang sifatnya menguntungkan dalam Islam

Transkripsi:

69 BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN PEMBIAYAAN MODAL USAHA DENGAN MENGGUNAKAN AKAD IJA>RAH MUNTAHIYAH BI AL-TAMLI>K PADA KJKS PILAR MANDIRI NURUL HAYAT SURABAYA. A. Analisis terhadap Akad Ija>rah Muntahiyah Bi al-tamli>k dengan Objek Modal Usaha pada KJKS Pilar Mandiri Nurul Hayat Surabaya. Pembiayaan merupakan salah satu tugas pokok koperasi dalam penyaluran dana sebagai lembaga keuangan non bank, yaitu memberikan fasilitas penyediaan dana untuk memenuhi kebutuhan nasabah yang mengajukan pinjaman. Menurut sifatnya penggunaanya, pembiayaan dibagi menjadi dua yaitu : 70 1. Pembiayaan produktif : pembiayaan yang ditunjukan untuk memenuhi kebutuhan kebutuhan produksi dalam arti luas, yaitu untuk meningkatkan usaha, baik usaha produksi, konsumsi, maupun investasi 2. Pembiayaan konsumtif : pembiayaan yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi yang akan habis digunakan untuk memenuhi kebutuhan. Menurut keperluanya, pembiayaan produktif dapat dibagi menjadi dua hal sebagai berikut : 70 Muhammad Syafi i Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktek...,160. 68

70 1. Pembiayaan modal kerja : yaitu pembiayaan untuk memenuhi kebutuhan peningkatan hasil produksi, baik secara kuantitatif yaitu masalah hasil produksi, maupun secara kualitatif yaitu peningkatan kualitas atau mutu hasil produksi serta untuk keperluan perdagangan atau peningkatan utility of place dari suatu barang 2. Pembiayaan investasi : yaitu pembiayaan untuk memenuhi kebutuhan barang-barang modal serta fasilitas yang erat kaitanya dengan itu. 71 Pembiayaan konsumtif diperlukan untuk pengguna dana untuk memenuhi kebutuhan konsumsi dan akan habis dipakai untuk memenuhi kebutuhan tersebut, kebutuhan konsumsi dibedakan menjadi dua, yaitu : kebutuhan primer (pokok) dan kebutuhan skunder (tambahan). kebutuhan primer adalah kebutuhan pokok baik berupa barang seperti makanan, pakaian, tempat tinggal maupun berupa jasa seperti pendidikan dasar dan pengobatan. Sedangakan kebutuhan skunder adalah kebutuhan tambahan yang secara kualitatif maupun kuantitatif lebih mewah dari kebutuhan primer, baik berupa barang seperti perhiasan, rumah, kendaraan. 72 Dalam memenuhi kebutuhan primer maupun skundernya koperasi memberikan pembiayaan dengan menggunkan berbagai macam akad yaitu akad Qard{, Mura>bah}ah. Mud{a>rabah, Mus{ha>rakah, Ijar>ah serta Ija>rah Muntahiya Bi al-tamli>k. 71 Ibid., 160-161. 72 Ismail Nawawi Uha, Perbankan Syariah Issu-Issu manajemen Fiqh Muamalah Pengkayaan Teori Menuju Praktek...,536.

71 Pada Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS) Pilar Mandiri Nurul Hayat Surabaya melakukan penyaluran dana dengan melakukan pembiayaan. Salah satu pembiayaan yang dilakukan adalah pembiayaan modal usaha, modal usaha merupakan modal yang dibutuhkan suatu perusahaan untuk mendirikan usaha yang akan dirintisnya. Pembiayaan modal usaha ini diberikan oleh KJKS Pilar Mandiri untuk memberikan modal pada nasabah yang melakukan pembiayaan untuk memenuhi kebutuhan akan modal usaha ketika hendak membuka atau mengawali usaha yang akan dijalankanya. Pembiayaan modal usaha diberikan dengan menggunakan akad ija>rah muntahiyah bi al-tamli>k, akad ini merupakan akad sewa yang akan berakhir dengan kepemilikan barang sewaan di akhir periode dengan dua cara, yaitu bisa menggunakan jual-beli dan dapat juga menggunakan hibah. Pembiayaan ini dilakukan dengan asumsi bahwa pihak koperasi akan meminjamkan dananya kepada nasabah di tambah dengan tambahan jasa atas modal yang diberikan oleh KJKS Pilar Mandiri Nurul Hayat Surabaya. Jadi koperasi bertindak sebagai pihak yang menyewakan dananya sementara nasabah sebagai pihak yang menyewa, nasabah tiap bulanya akan mengangsur sejumlah angsuran sesuai dengan hutangnya selama jangka waktu pembayaran yang diminta oleh nasabah. Angsuran yang dibayarkan tiap bulan oleh nasabah itu terdiri dari angsuran pokok ditambah margin sewa yang diberikan atas kesepakatan kedua belah pihak. Jika pada akhir masa sewa selesai maka otomatis modal usaha tersebut telah menjadi milik nasabah seutuhnya.

72 Adapun syarat yang harus dipenuhi oleh nasabah ketika mengajukan pembiayaan adalah sebagai berikut : 1. Fotocopy KTP suami/istri (jika sudah menikah) 2. Fotocopy KSK 3. Fotocopy jaminan 4. Mengisi form aplikasi pembiayaan Dalam pemilihan akad yang digunakan, nasabah mengakui bahwa setelah semua syarat disetujui oleh koperasi, nasabah di panggil untuk datang ke koperasi oleh pihak koperasi untuk melakukan penandatangan akad, akad yang digunakan dalam pembiayaan modal usaha ini diberikan oleh pihak koperasi dan pihak koperasi menyampaikan dan memberi tahu maksud dan tujuan dipilihnya akad ija>rah muntahiyah bi al-tamli>k ini pada pembiayaan modal usaha yang diajukanya, setelah nasabah menyetujuinya maka dilanjutkan dengan pembacaan akad dihadapan nasabah dan 2 saksi, saksi bisa dari pihak nasabah dan pihak koperasi, setelah itu nasabah melakukan penandatanganan akad dan dilanjutkan dengan pencairan dana yang diajukan. Setelah pencairan nasabah mengangsur selama jangka waktu yang sudah ditentutan, angsuran tersebut berupa dana pokok ditambah dengan margin, setelah akhir masa pembayaran selesai maka selesailah pembiayaan tersebut. dalam masa akhir pembayaran tidak ada pengalihan kepemilikan dan jaminan akan dikembalikan di akhir pembayaran (pelunasan hutang). Dalam fatwa DSN No.27/DSN-MUI/III/2002 sebelum akad ija>rah muntahiyah bi al-tamli>k disepakati harus melakukan akad ija>rah terlebih

73 dahulu, setelah akad ija>rah ditandatangani maka pemindahan kepemilikan barang disepakati di awal akad dengan janji (wa ad), baik pemindahan kepemilikanya dengan hibah atau jual beli. Dari aplikasi ija>rah muntahiyah bi al-tamli>k pada Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS) Pilar Mandiri Nurul Hayat Surabaya dengan ketentuan fatwa DSN No.27 terdapat ketidak sesuaian yakni dalam hal pemindahan kepilikan barang, KJKS Pilar Mandiri dalam pelaksanaan pembiayaan tidak mencantumkan wa ad untuk pemindahan kepemilikan barang dengan hibah atau jual beli dan dalam prakteknya akad yang digunakan yaitu ija>rah muntahiyah bi al-tamli>k tanpa adanya akad ija>rah terlebih dahulu. B. Analisis Hukum Islam Terhadap Pelaksanaan Pembiayaan Modal Usaha Dengan Menggunakan Akad Ija>rah Muntahiyah Bi al-tamli>k Pada KJKS Pilar Mandiri Nurul Hayat Surabaya. Ija>rah Muntahiyah Bi al-tamli>k merupakan akad sewa yang berakhir dengan kemilikan barang sewaan, kepemilikan ini dapat dipindahkan dengan dua cara yaitu dengan meggunakan jual beli ataupun hibah. Akad ini muncul karena banyak permintaan masyarakat akan hal ini. Akad ini merupakan perpaduan antara dua akad yaitu akad sewa-menyewa dan akad jual beli. Dalam melakukan akad ija>rah muntahiyah bi al-tamli>k akad yang pertama dilakukan adalah akad sewa (ija>rah) disertai dengan wa ad (janji) untuk membeli barang diakhir priode.

74 Akad ini dengan mura>bah}ah memiliki kesamaan akan tetapi juga memiliki perbedaan, dalam akad mura>bah}ah akad yang digunakan menggunakan akad jual beli dan secara otomatis barang tersebut juga menjadi milik nasabah setelah pembayaran angsuranya lunas, sementara dalam akad ija>rah muntahiyah bi al-tamli>k objek transaksi dilakukan dengan dua akad yaitu yang pertama akad sewa dilanjutkan dengan akad jaul beli, serta pemindahan kepemilikanya pun terdapat dua opsi, dapat dilakukan dengan jual beli jika kemampua ekonomi nasabah tidak mampu untuk membayar sewa dan harga beli secara bersama, yang kedua pemindahan dapat dilakukan secara hibah jika kemampuan ekonomi nasabah mencukupi dan nasabah dapat menbayaran harga sewa dan beli secara bersamaan. Pembiayaan ija>rah muntahiyah bi al-tamli>k yang dilakukan oleh Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS) Nurul Hayat Surabaya produknya adalah berupa modal usaha, modal usaha merupakan uang yang dipinjamkan oleh KJKS Pilar Mandiri untuk mendirikan usaha baru nasabah. Produk yang digunakan dalam akad ija>rah muntahiyah bi al-tamli>k (IMBT) ini tidak sesuai dengan rukun dan syarat IMBT. Adapun rukun dan syarat dari ija>rah mutahiyah bi al-tamli>k adalah sebagai berikut : 73 1. Rukun ija>rah mutahiyah bi al-tamli>k 1) Adanya penyewa 2) Pemilik barang/pihak yang menyewakan 3) Barang/objek sewa 73 Ismail, Perbangkan Syariah...,162.

75 4) Harga sewa /manfaat sewa 5) Ija>b qabu>l 2. Syarat ija>rah mutahiyah bi al-tamli>k 1) Kerelaan dari pihak yang melaksanakan akad 2) Barang yang disewa memiliki manfaat dan manfaatnya dibenarkan menurut Islam, dapat dinilai dan diperhitungkan, dan manfaat atas transaksi ija>rah mutahiyah bi al-tamli>k diberikan oleh penyewa kepada pihak yang menyewa. Ulama Hanafiyah mengatakan bahwa rukun ija>rah adalah ija>b dan qabu>l sementara Menurut jumhurul ulama (Syafi iyah, Malikiyah dan Hanabilah) rukun ija>rah muntahiyah bi al-tamli>k ada 4 yaitu : 74 1. Aqid (orang yang berakad) 2. Shighat akad 3. Ujrah (upah) 4. Manfaat barang Dalam Fatwa Dewan Syariah Nasional (DSN) No.27/DSN- MUI/III/2002 tentang ija>rah muntahiyah bi al-tamli>k mengatakan bahwa rukun ija>rah muntahiyah bi al-tamli>k adalah adanya pelaku akad, Sighat, adanya barang yang disewakan. Wahbat al-juh}ayli> mengatakan ija>rah muntahiyah bi al-tamli>k merupakan kepimilikan manfaat dari objek seperti rumah, peralatan dalam jangka waktu tertentu dengan imbalan (tambahan) dari harga asal dengan 74 Rachmat Syafei, Fiqih Muamalah...,125.

76 janji akan memiliki barang tersebut sebelumnya pada akhir priode atau selama akad sewa berlangsung, setelah pembayaran sewa atau angsuranya lunas maka akan dibuatkan akad tersendiri dengan jual beli atau hibah. 75 Pada pembiayaan ija>rah muntahiyah bi al-tamli>k pada KJKS Pilar Mandiri Surabaya terdapat salah satu syarat yang tidak terpenuhi yaitu objek pembiayaannya tidak berupa asset tetap (benda yang kekal dzatnya) melainkan berupa modal usaha, objek ija>rah muntahiyah bi al-tamlik harus berupa barang tetap baik barang modal, barang produksi, barang kendaraan bukan berupa modal lancar. Seperti syarat barang yang dapat disewakan dibawah ini : 76 1. Barang modal : aset tetap berupa bangunan, gedung, ruko dan lain lain 2. Barang produksi : mesin, alat-alat berat dan lain-lain 3. Barang kendaraan transportasi baik darat, laut maupun udara, seperti sepeda motor, mobil dan lain-lain. Modal usaha dalam pembiayaan dilakukan dengan menggunakan akad mud{a>rabah (bagi hasil). mud{a>rabah merupakan kontrak antara kedua belah pihak dimana salah satu pihak berperan sebagai pemilik modal dan mempercayakan modalnya untuk dikelola oleh pihak kedua yakni pelaku usaha dengan tujuan untuk mendapat keuntungan. Wahbat al-juh}ayli> menggemukakan mud{a>rabah akad kerja sama usaha antara dua pihak dimana pihak pertama bertindak sebagai pemilik dana 75 Wahbat al-juh}ayli>, Al-Mua>malah, al-ma>liyah, al-mua>s{irah...,394 76 Adiwarman A Karim, Bank Islam Analisis Fiqh dan Keuangan...,147

77 (S}a>h}ibul Ma>l) yang menyediakan seluruh modal, sedangkan pihak lain sebagai pengelola usaha (Mud{a>rib). Sayyid Sabiq berpendapat mud{a>rabah adalah akad antara dua belah pihak untuk salah satu pihak mengeluarkan sejumlah uang (modal usaha) untuk diperdagangakan dengan syarat keuntungan dibagi dua sesuai dengan perjanjian. 77 Adapun rukun mud{a>rabah adalah sebagai berikut : 1. Pelaku (pemilik modal dan pelaku usaha) 2. Objek mud{a>rabah (modal dan kerja) 3. Persetujuan kedua belah pihak (ija>b dan qabu>l) 4. Nisbah keuntungan Keuntungan yang didapat dari akad mud{a>rabah dibagi menurut kesepakatan yang dituangkan dalam akad dan pemberian bagi hasil tersebut dalam bentuk prosentase (nisbah). Dari definisi, rukun dan syarat pembiayaan mud{a>rabah objek yang digunakan memang seharusnya berupa modal usaha, karena pembiayaan ini dilakukan untuk pemenuhaan modal untuk usaha yang dijalankan oleh s}a>h}ibul ma>l (koperasi) dan mud{a>rib (pelaku usaha) yakni nasabah yang melakukan pembiayaan. 77 Sayyid Sabiq, Fiqih Sunnah..., 212