BAB I PENDAHULUAN. baru mencapai 41 kilogram (kg) per kapita per tahun.(kompas, 19/4/2017)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Gunungkidul (2013), wilayah Gunungkidul memiliki topografi

I. PENDAHULUAN. dari penangkapan ikan di laut. Akan tetapi, pemanfaatan sumberdaya tersebut di

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. banyak diminati masyarakat untuk dikonsumsi. Usaha budidaya ikan lele dibedakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

1. PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki jumlah penduduk yang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

1. PENDAHULUAN. sangat tinggi. Jumlah penduduk Indonesia di tahun 2008 diperkirakan sebesar

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendukung pembangunan ekonomi nasional. Namun potensi tersebut. dengan pasokan produk kelautan dan perikanan.

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

A. Unit Pelaksana Teknis Daerah Balai Pengembangan Teknologi Kelautan dan Perikanan (UPTD BPTKP) a) Target dan Realisasi Penerimaan UPTD BPTKP

BAB I PENDAHULUAN. tujuan strategis dari Food and Agriculture Organization (FAO) yaitu mengurangi

rovinsi alam ngka 2011

I. PENDAHULUAN. Jawa. Budidaya lele berkembang pesat karena permintaan pasar yang tinggi,

BAB I PENDAHULUAN. komoditas unggulan, serta mempunyai prospek pasar yang baik. Beberapa kelebihan

PEMERINTAH KABUPATEN MINAHASA TENGGARA

BAB I PENDAHULUAN. dalam rangka memenuhi kebutuhan gizi manusia. Perikanan budidaya dinilai

BAB I PENDAHULUAN. memiliki prospek cerah untuk dikembangkan, karena ikan lele merupakan. air tawar yang sangat digemari oleh masyarakat.

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1. Pertumbuhan PDB Kelompok Pertanian di Indonesia Tahun

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang mempunyai nilai sangat strategis. Konsumsi ikan segar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki tujuh jenis ikan sidat dari total 18 jenis di dunia, ketujuh jenis

VII. ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHA PEMBESARAN LELE DUMBO DI CV JUMBO BINTANG LESTARI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Tabel IV.C.1.1 Rincian Program dan Realisasi Anggaran Urusan Perikanan Tahun 2013

PROFIL USAHA BUDIDAYA IKAN LELE DI KABUPATEN BOGOR

VIII. PROSPEK PERMINTAAN PRODUK IKAN

I. PENDAHULUAN. bisnis ikan air tawar di dunia (Kordi, 2010). Ikan nila memiliki keunggulan yaitu

BAB I PENDAHULUAN. pangan sejak beberapa abad yang lalu. Ikan sebagai salah satu sumber daya alam

PROPOSAL RENCANA USAHA (RU)

I PENDAHULUAN. terhadap PDB Indonesia membuat sektor perikanan dijadikan penggerak utama (prime mover)

I. PENDAHULUAN. Potensi perairan pantai Indonesia yang cukup luas adalah merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan usaha yang terjadi selama ini, banyak menyebabkan para

PROPOSAL USAHA BUDIDAYA IKAN LELE OLEH KELOMPOK: MINA TANI NUSANTARA

I. PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara agraris dan maritim memiliki potensi besar dalam

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Secara fisik Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia

PROSIDING ISSN: E-ISSN:

kumulatif sebanyak 10,24 juta orang (Renstra DKP, 2009) ikan atau lebih dikenal dengan istilah tangkap lebih (over fishing).

Pengaruh Pemberian Pakan Tambahan Terhadap Tingkat Pertumbuhan Benih Ikan Bandeng (Chanos chanos) Pada Saat Pendederan

BAB 1 PENDAHULUAN. global saat ini. Sektor ini bahkan berpeluang mengurangi dampak krisis karena masih

KAJIAN LAPANG BUDIDAYA KERAMBA JARING APUNG IKAN NILA MANDIRI DI WADUK CIRATA DAN JATILUHUR

I. PENDAHULUAN. meningkatkan produksi pertanian guna memenuhi kebutuhan pangan dan

KONDISI TERKINI BUDIDAYA IKAN BANDENG DI KABUPATEN PATI, JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. lele salah satunya adalah lele dumbo (Clarias gariepinus). Ikan lele dumbo

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia terdiri atas perairan yang di dalamnya terdapat beraneka kekayaan laut yang

BAB I PENDAHULUAN. telah mendapat prioritas utama dalam pembangunan nasional karena. pembangunan ekonomi diharapkan dapat menjadi motor penggerak

I. PENDAHULUAN. Pertanian merupakan sektor potensial yang memegang peranan penting

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada umumnya masyarakat hanya mengetahui bahwa lobster merupakan udang besar yang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pertanian mempunyai kontribusi penting terhadap perekonomian Indonesia hal ini bisa dilihat dari besarnya

BAB I PENDAHULUAN. Sidat dikenal sebagai ikan katadromous yaitu memijah di laut, tumbuh dan

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. yang memiliki prospek menjanjikan dan mulai merebut perhatian pelaku usaha

PENGANTAR. Latar Belakang. andil yang besar dalam pemenuhan kebutuhan pangan terutama daging.

STUDI KELAYAKAN USAHA PEMBESARAN IKAN LELE DUMBO (Clarias gariepinus) PENDAHULUAN

PEDOMAN UMUM INDUSTRIALISASI KELAUTAN DAN PERIKANAN

I. PENDAHULUAN. pembangunan di Indonesia yakni sektor pertanian. Sektor pertanian. merupakan sektor yang penting dalam pembangunan Indonesia karena

I. PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT DALAM KONSEP MINAPOLITAN

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA SELATAN

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Esa Unggul

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Akuakultur merupakan sektor yang berkembang dengan pesat. Pada tahun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Welly Yulianti, 2015

Analisis Usaha Pembesaran Ikan Gurami dan Ikan Patin Di Kelurahan Rejosari Kecamatan Tenayan Raya Kota Pekanbaru Provinsi Riau.

TUGAS KARYA ILMIAH TENTANG PELUANG BISNIS DAN BUDIDAYA IKAN PATIN

I. PENDAHULUAN. Lele (Clarias) merupakan salah satu dari berbagai jenis ikan yang sudah banyak

BAB I PENDAHULUAN. cukup besar, terutama tentang jenis-jenis ikan. Menurut Khairuman & Amri

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Tabel Capaian Kinerja Sasaran Urusan Kelautan Dan Perikanan. Tahun 2012 INDIKATOR SASARAN. Realisasi Tahun 2011

BAB I PENDAHULUAN. Dunia atau bumi adalah planet ketiga dari matahari yang merupakan planet

BAB I PENDAHULUAN. tersebut, aktivitas mikroorganisme atau proses oksidadi lemak oleh udara

BAB VI INDIKATOR KINERJA YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI DAN IMPOR KEDELAI DI INDONESIA. Oleh : RIKA PURNAMASARI A

Kegiatan Korwil I Regional Sumatera

ANALISIS NILAI TAMBAH DAN PEMASARAN PRODUK OLAHAN IKAN LELE (Clarias sp.) DI DESA HANGTUAH KECAMATAN PERHENTIAN RAJA KABUPATEN KAMPAR PROVINSI RIAU

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Saat ini perikanan tangkap di Indonesia telah mengalami gejala padat tangkap

PROFILE DINAS PERIKANAN DAN KELAUTAN

ANALISA PERKEMBANGAN HARGA ECERAN KOMODITI HASIL PERIKANAN BULAN MARET S/D JUNI 2016 Oleh : Dra. Putu Dewi Rukmini *

KERANGKA ACUAN KEGIATAN (KAK)

I. PENDAHULUAN * 2009 ** Kenaikan ratarata(%)

I. PENDAHULUAN. Ikan badut (Amphiprion percula) atau biasa disebut ikan nemo merupakan

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BUPATI JEMBRANA KEPUTUSAN BUPATI JEMBRANA NOMOR : 242 / PKL / TENTANG

BIDANG-BIDANG USAHA TERTENTU DAN DAERAH-DAERAH TERTENTU PADA SEKTOR KELAUTAN DAN PERIKANAN

I PENDAHULUAN Latar Belakang

1. PENDAHULUAN. perbaikan kualitas sumberdaya manusia. Untuk mendukung pengadaan ikan

I. PENDAHULUAN. Ikan lele Masamo (Clarias sp.) merupakan salah satu ikan yang saat ini

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. potensi besar dalam pengembangan di sektor pertanian. Sektor pertanian di

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

MINAPOLITAN DAN DESA LIMBANGAN, KETIKA KONSEP sdpembangunan DAN POTENSI KAWASAN DISATUKANcd ( oleh : Adi Wibowo)

PEMANFAATAN FERMENTASI AMPAS TAHU DALAM PAKAN IKAN UNTUK PERTUMBUHAN IKAN GURAMI OSPHRONEMUS GOURAMY LAC

I. PENDAHULUAN. budidaya karena memiliki nilai ekonomis tinggi ( high economic value) serta

C. URUSAN PILIHAN YANG DILAKSANAKAN

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemerintah Indonesia berupaya mensukseskan program ketahanan pangan nasional melalui sektor kelautan dan perikanan. Oleh sebab itu, pemerintah melalui Dinas Pertanian dan Perikanan di setiap daerah mulai menggiatkan kegiatan pembudidayaan ikan dan penangkapan ikan. Bagi kegiatan budidaya ikan, permasalahan pakan adalah hal yang utama karena lebih dari 80% biaya pemeliharaan dihabiskan untuk pembelian pakan. Konsumsi masyarakat Indonesia terhadap ikan masih terbilang rendah. Rata-rata, tingkat konsumsi ikan di Indonesia baru mencapai 41 kilogram (kg) per kapita per tahun.(kompas, 19/4/2017) Berdasarkan catatan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) 2016 lalu, kelompok ikan Tuna Tongkol Cakalang menjadi yang paling banyak dikonsumsi dengan porsi 16.45%. Kemudian disusul dengan Kelompok Ikan dan Makanan Jadi (KIMJ) seperti bakso, sosis, nugget dan lainnya sebesar 9,02%. Berturut-turut disusul oleh kelompok ikan lele, patin, dan gabus 7,92%, Kembung 6,65%, Bandeng 5,43%, Mujair/Nila 5,26%, Udang dan Cumi 3,87%, Teri 3,36% dan ikan kembung asin 1,36%. Mengutip data KKP, pertumbuhan konsumsi ikan tahun 2010-2014, provinsi dengan pertumbuhan terbesar (pertumbuhan diatas 10%) antara lain Provinsi DI Yogyakarta 22,28%, Provinsi Nusa Tenggara Barat 14,78%, Provinsi Jawa Tengah 12,31%, Provinsi DKI Jakarta 11,46% dan Provinsi Jawa Timur 10,12%. Pemerintah pada tahun 2019 melalui KKP menargetkan konsumsi 1

2 ikan di Indonesia bisa mencapai 55 kg per kapita per tahun ( Kementrian Kelautan dan Perikanan, 2014). Salah satu jenis ikan yang banyak diminati di pasar, baik lokal ataupun nasional adalah ikan Lele. Ikan berkumis keluarga catfish ini merupakan salah satu komoditas perikanan unggulan di Indonesia, khususnya budidaya air tawar Direktur Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan (P2HP) menyebutkan, 60% produksi perikanan yang memiliki pasar domestik sangat tinggi adalah perikanan air tawar yang termasuk didalamnya adalah ikan Lele. Dengan mendukung Program pemerintah untuk meningkatkan konsumsi ikan masyarakat indonesia demi mencerdaskan kehidupan bangsa. Penulis menggunakan CV Mina Abadi sebagai Objek penelitian dengan harapan Hasil Penelitian tersebut dapat Bermanfaat Bagi Pelaku budidaya ikan lele. Objek Penelitian ini Bertempat di Desa Mriyunan, sardonoharjo, ngaglik sleman yogyakarta. Dengan Kepemilikan Oleh Sdr. Andreas Haryo Yusvani Yang Berdiri Pada Bulan januari 2017, dari hasil wawancara yang ada Penulis menemukan Masalah Dengan Yaitu kurangnya Performa yang disebabkan Oleh tingginya Harga Pakan Konvensional. Hal ini membuat Pelaku usaha harus mengeluarkan biaya ekstra untuk mencukupi pakan tersebut. Bertepatan dengan hal tersebut CV. Mina Abadi juga ingin mengembangkan pemberian pakan baru yaitu pakan fermentasi guna dengan hasil akhir benih lele remaja. Lele remaja merupakan lele yang banyak dicari oleh petani pembesaran pada umumnya dengan ukuran berkisar 7-9 cm dengan isi umum 150/ kg, dengan masa pertumbuhan 1 bulan dari lele berukuran 5-7 cm. Dengan biaya produksi yang semakin tinggi maka akan semakin

3 mengurangi keunggulan kompetitif dari segi biaya (Heizer & Render, 2011). Dengan adanya Hal tersebut sangat jelas akan mempengaruhi keunggulan kompetitif pelaku usaha dari segi respon (Heizer & Render, 2011). Keunggulan kompetitif akan menghasilkan sistem yang memiliki keunggulan keunikan diatas pesaing (Heizer & Render, 2011). Oleh karena itu sangat dibutuhkan alternatif lain untuk mendapatkan pakan yang lebih efisien. Dengan kemajuan teknologi yang semakin berkembang, banyak sisi kehidupan yang menjadi lebih efisien. Berkat bantuan teknologi, proses produksi semakin berkembang pesat sehingga banyak sekali kebutuhan manusia semakin mudah dijangkau karena telah diproduksi secara masal. Begitu juga untuk meningkatkan kinerja pelaku usaha lebih baik, teknologi fermentasi dapat menjadi pilihan untuk mengatasi kurangnya performa salah satunya adalah keuntungan yang sedikit.) Sebuah penelitian menunjukkan bahwa manajemen teknologi yang baik akan secara signifikan berdampak pada kinerja perusahaan (Pelser & Prinsloo, 2014). Selain itu hal ini akan berpengaruh pada biaya peluang (opportunity cost), dikarenakan dengan membuat pakan fermentasi Pakan yang diolah menggunakan fermentasi itu sendiri dapat disimpan selama 2 tahun lamanya (Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Barat, 2011). Pengaruh lain penggunaan fermentasi pakan, hasil penelitian dari Wardani (2013) menyebutkan jika dengan menggunakan fermentasi pakan, feed cost per gain akan lebih rendah dibandingkan dengan pemberian pakan konvensional. Dengan lebih rendahnya feed cost per gain maka biaya yang dikeluarkan untuk melakukan aktivitas usaha akan semakin kecil.

4 Selain itu pakan yang belum difermentasi kandungan seratnya akan lebih tinggi daripada yang telah difermentasi. Dengan keterbatasan fisik dan metabolisme, pakan dengan serat yang cukup tinggi merupakan pembatas bagi ikan untuk mengkonsumsi pakan dalam jumlah besar (Wardani, 2013). 1.2. Rumusan Masalah Dengan adanya fermentasi untuk pakan sebagai pengganti pakan konvensional, penulis ingin memberikan solusi untuk mencari biaya pengadaan pakan paling efisien sebagai dasar membuat keputusan pemberian pakan, yaitu menggunakan pakan konvensional (buy) atau menngunakan pakan fermentasi (make). Didalam perikanan semakin tinggi pengaruh pakan terhadap laju pertumbuhan maka semakin besar nilai efsiensi pakan yang didapat (Shafrudin et al., 2013). Oleh karena itu, penulis ingin melakukan penelitian yang menganalisis keputusan menggunakan pakan konvensional atau pakan fermentasi dengan rumusan masalah sebagai berikut : 1. Apakah pakan fermentasi lebih efisien dibandingkan dengan pakan konvensional berdasarkan biaya dan kualitas pakan? 2. Bagaimana perbandingan biaya relevan antara pakan konvensional dan pakan menggunakan fermentasi? 3. Keputusan manakah yang harus dipilih antara menggunakan pakan fermentasi (make) atau pakan konvensional (buy) jika pertimbangan didasarkan pada kualitas dan biaya relevan?

5 1.3. Batasan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, penulis ingin memberikan batasan penelitian agar menjadi lebih fokus dan dapat disederhanakan, sehingga dapat dipelajari dan dimengerti sebagai pertimbangan dalam mengambil keputusan. Batasan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan CV Mina abadi, Desa Mriyunan, Sadonoharjo, Kecamatan Ngaglik, Kabupaten Sleman, Yogyakarta sebagai objek penelitian. Hal ini dikarenakan CV Mina abadi Berfokus pada Hatchery ikan air tawar yaitu ikan lele. CV Mina Abadi ingin meningkatkan nilai ekonomis dengan cara menekan harga pakan. Serta telah memiliki organisasi yang baik, sehingga dapat memudahkan dalam mengkoordinir untuk pengambilan data. 2. Penelitian ini menggunakan asumsi kebutuhan pakan pada ikan lele sebesar 3% dari biomasa ikan. 3. Penelitian ini akan menggunakan acuan pada cara Hatchery ikan air tawar CV Mina abadi sebagai ahli yang berpengalaman untuk menghitung kebutuhan konsumsi pakan yang baik dan benar. Kemudian cara Hatchery tersebut akan dikombinasikan dengan data biaya yang sebenarnya. 4. Penelitian akan membandingkan cara budidaya ikan mana yang lebih efisien antara cara budidaya ikan menggunakan pakan konvensional atau menggunakan pakan fermentasi. Perbandingan akan dilakukan

6 dengan membandingkan kualitas pakan dan biaya yang dikeluarkan dalam asumsi kurun waktu penelitian selama 4 minggu atau 1 bulan. 5. Objek penelitian adalah ikan air tawar ikan lele berjenis lele mutiara dengan induk bersertifikasi dari Balai Pengembangan Teknologi Kelautan Dan Perikanan ( BPTKP ) Unit Kerja Wonocatur, Bejiharjo, Daerah Istimewa Yogyakarta. 6. Penelitian ini menggunakan ukuran ikan 5-7 CM, ukuran kolam 2x4x50 CM setara dengan volume air yaitu sebesar 4 Mᶾ dan dengan padat tebar 200 ekor / Mᶾ. 1.4. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk: 1. Mengetahui kualitas perbandingan mana yang lebih efisien antara pakan fermentasi dan pakan konvensional. 2. Mengetahui perbandingan biaya relevan antara pakan fermentasi dan pakan konvensional. 3. Mengetahui keputusan yang dipilih antara menggunakan pakan fermentasi (make) atau pakan konvensional (buy) jika pertimbangan didasarkan pada kualitas dan biaya.

7 1.5.1 Manfaat Penelitian 1.5.2 Manfaat Teoritis 1. Dapat melihat tingkat efisiensi yang terjadi jika diterapkannya teknologi pemenuhan pakan fermentasi. 2. Mengembangkan refrensi tentang cara hatchery yang lebih efisien khususnya Pada CV Mina Abadi. 3. Membantu petani ikan lele dalam membandingkan pakan yang lebih baik sehingga pemberian pakan bangkai dapat dihindari. 1.5.3 Manfaat Praktikal 1. Bagi CV Mina Abadi menjadikan hasil penelitian sebagai sebuah pertimbangan untuk mengambil keputusan pemberian pakan dengan memanfaatkan teknologi fermentasi atau dengan cara konvensional. 2. Bagi pemerintah daerah dapat lebih memberikan acuan atau petunjuk tentang cara yang lebih efisien sehingga dalam melakukan kegiatan yang menyangkut Perikanan dapat diselaraskan dengan hasil penelitian.

8 1.6. Sistematika Penulisan Penulisan skripsi ini disusun berdasarkan suatu sistematika penulisan yang secara garis besar dapat digambarkan sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan masalah, dan sistematika penulisan yang digunakan oleh peneliti. BAB II LANDASAN TEORI Bab ini merupakan penjelasan landasan teori atau tinjauan pustaka tentang pengertian Pertimbangan Strategis dalam Pengambilan Keputusan, Tactical Decision, Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Make-or-Buy, Beberapa Hal yang Membutuhkan Investigasi dan Evaluasi Make-or-Buy, Penelitian Terdahulu Proses Hatchery Berkaitan dengan Kebutuhan Pakan Dan Cara pemberian Pakan, dan Proses Pembuatan Pakan Fermentasi. BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini terdapat uraian tentang desain penelitian, kerangka pemikiran penelitian, objek penelitian, tipe data, metode pengumpulan data, profil responden dan teknik analisis data.

9 BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS Bab ini memberikan gambaran tentang profil CV Mina abadi, data yang diperoleh dan diolah pada bab ini menggunakan metode yang ditentukan, lalu diperoleh hasil yang kemudian dianalisis. BAB V PENUTUP Bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran bagi CV Mina abadi berdasarkan hasi penelitian, sehingga sekiranya dapat bermanfaat dan berimplikasi pada manajerial.