ANALISA KAPASITAS PRODUKSI ALAT BERAT DI AREA LAHAN PARKIR GEDUNG DIREKTORAT POLITEKNIK NEGERI BALIKPAPAN TUGAS AKHIR

dokumen-dokumen yang mirip
PERHITUNGAN PEMINDAHAN TANAH MEKANIS PADA PEKERJAAN PEMATANAGN LAHAN PERUMAHAN PANORAMA ALAM ASRI II KEC. SUNGAI KUNJANG SAMARINDA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PELAKSANAAN PEMADATAN TANAH UNTUK PEKERJAAN JALAN DI KABUPATEN PURBALINGGA

LOADER Alat untuk memuat material ke dump truck, atau memindahkan material, penggalian ringan. Produksi per jam (Q)

ALAT GALI. Backhoe dan Power Shovel disebut juga alat penggali hidrolis karena bucket digerakkan secara hidrolis.

SIMULASI PERENCANAAN PENGGUNAAN ALAT BERAT PADA PEKERJAAN PENGGALIAN TANAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MANAJEMEN ALAT BERAT PADA PEKERJAAN TANAH PROYEK PEMBANGUNAN JALAN AP-10 BATANG WELERI (III) JATENG

PERHITUNGAN PRODUKTIVITAS BULLDOZER PADA AKTIVITAS DOZING DI PT. PAMAPERSADA NUSANTARA TABALONG KALIMANTAN SELATAN

ejournal Teknik sipil, 2012, 1 (1) ISSN ,ejurnal.untag-smd.ac.id Copyright 2012

UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SAMARINDA

MACAM-MACAM ALAT-ALAT BERAT

MAKALAH MATA KULIAH ALAT BERAT SCRAPER

ANALISA JUMLAH ARMADA TRUCK YANG EKONOMIS MENGGUNAKAN TEORI BARISAN PADA PEKERJAAN PEMINDAHAN TANAH MEKANIS

Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Vol.15 No.3 Tahun 2015

BAB II EARTHMOVING DAN HAULING

ANALISA PERHITUNGAN PRODUKTIVITAS ALAT BERAT PADA PELAKSANAAN PEMATANGAN LAHAN UNTUK PEMBUATAN WORK SHOP DI KAB

ANALISA PERHITUNGAN PRODUKTIVITAS ALAT BERAT PADA PELAKSANAAN PEMATANGAN LAHAN UNTUK PEMBUATAN WORK SHOP DI KAB

HALAMAN PENGESAHAN...

MENGHITUNG HARGA SATUAN ALAT

BAB II TANAH DASAR (SUB GRADE)

SCRAPER. Pada umumnya lapisan tanah yg dpt dikelupas oleh scraper mempunyai ketebalan : + 10 cm.

Metode Pelaksanaan dan Alat Berat

OPTIMALISASI PENGGUNAAN ALAT BERAT PADA PROYEK TOL PANDAAN- MALANG. (Optimalization of Using Heavy Equipment on Pandaan-Malang Highway Project)

BAB III LANDASAN TEORI

PRODUKTIVITAS ALAT BERAT PADA PEKERJAAN GALIAN GEDUNG P1 P2 UK PETRA

RINTA ANGGRAINI

EVALUASI PENGGUNAAN ALAT-ALAT BERAT PROYEK

TAHAP PELAKSANAAN PEKERJAAN TANAH


PRODUKTIVITAS ALAT MUAT DAN ANGKUT PADA PENGUPASAN LAPISAN TANAH PENUTUP DI PIT 8 FLEET D PT. JHONLIN BARATAMA JOBSITE SATUI KALIMANTAN SELATAN

BAB III METODOLOGI Data Data-data yang didapat dalam proyek gedung Ditjen Dikti Jakarta merupakan data-data umum dan teknis berupa :

ANALISA BIAYA PENGGUNAAN ALAT BERAT

BAB I PENDAHULUAN. shovel, clamshell; alat pengangkut seperti loader, truck dan conveyor belt;

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) PROGRAM STUDI S1 TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNI UNIVERSITAS RIAU

TUGAS AKHIR PERENCANAAN TEMPAT PENGOLAHAN AKHIR JATIBARANG KOTA SEMARANG DENGAN SISTEM SANITARY LANDFILL

PERHITUNGAN KEBUTUHAN ALAT BERAT PADA PEKERJAAN TANAH PROYEK PEMBANGUNAN PABRIK PRECAST DI SENTUL

ALAT PENGANGKAT CRANE INDRA IRAWAN

PERENCANAAN PEMAKAIAN ALAT BERAT PADA PEKERJAAN TANAH PROYEK PEMBANGUNAN JALAN BANDA ACEH CALANG STA SUMATRA

ASSALAMUALAIKUM WR.WB

KESERASIAN ALAT MUAT DAN ANGKUT UNTUK KECAPAIAN TARGET PRODUKSI PENGUPASAN BATUAN PENUTUP PADA PT. ADARO INDONESIA KALIMANTAN SELATAN

ANALISIS KAPASITAS PRODUKSI EXCAVATOR PADA PROYEK PERUMAHAN PERTAMINA CIBUBUR

BAB VII METODE PELAKSANAAN

PERBANDINGAN PRODUKTIVITAS EXCAVATOR PADA PEKERJAAN PASANG/SUSUN BATU GUNUNG UKURAN KG DAN KG

EVALUASI PELAKSANAAN PROYEK PEMELIHARAAN BERKALA JALAN PRACIMANTORO-GEDANGKLUTUK KABUPATEN WONOGIRI TESIS

Jurnal Sipil Statik Vol.1 No.12, November 2013 ( ) ISSN:

ANALISIS PRODUKTIVITAS ALAT BERAT PEKERJAAN LAND CLEARING (Study Kasus Pada Proyek Bundaran Nol Kilometer Kabupaten Nagan Raya)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

OPTIMALISASI PRODUKSI PERALATAN MEKANIS SEBAGAI UPAYA PENCAPAIAN SASARAN PRODUKSI PENGUPASAN LAPISAN TANAH PENUTUP DI PT

OPTIMALISASI JUMLAH ALAT ANGKUT JENIS HD785 PADA PIT A MENGGUNAKAN METODE SIMULASI MONTE CARLO DALAM UPAYA MENINGKATKAN PRODUKSI OVERBURDEN DI PT X

BAB IV PENAMBANGAN 4.1 Metode Penambangan 4.2 Perancangan Tambang

UJI KINERJA BULLDOZER MINI BERBASIS TRAKTOR TANGAN TIPE TREK. Oleh : ANDIKA KURNIAWAN F

GAYA SILINDER STICK DAN SILINDER BUCKET PADA EXCAVATOR 320 CATERPILLAR AKIBAT GAYA POTONG

JURNAL TEODOLITA. VOL. 16 NO. 1, Juni 2015 ISSN DAFTAR ISI

2 Dosen Jurusan Teknik Pertambangan, Sekolah Tinggi Teknologi Nasional.

OPTIMALISASI PENGGUNAAN ALAT BERAT PADA PEKERJAAN GALIAN TANAH DI PROYEK TOL NGANJUK - KERTOSONO NASKAH PUBLIKASI TEKNIK SIPIL

Satrio Agung Wibowo, Harimurti, Achfas Zacoeb

Dump Truk : Model alat : 773 B Kapasitas bak : 26 m 3 Waktu buang : 1,20 menit Kecepatan angkut : 22 km/jam Kecepatan kembali : 28 km/jam Jarak angkut

ZULFIKAR JAUHARI NRP

Jurnal Kontruksi Sekolah Tinggi Teknologi Garut Jl. Mayor Syamsu No.2, Tarogong Kidul, Garut

TUGAS AKHIR MUHAMMAD RIDWAN OLEH : PROGRAM STUDI DIPLOMA IV TEKNIK SIPIL INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

[TAMBANG TERBUKA ] February 28, Tambang Terbuka

DAFTAR ISI. Halaman RINGKASAN... iv KATA PENGANTAR... v DAFTAR ISI... vi DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR TABEL... xi DAFTAR LAMPIRAN...

Teknik Pelaksanaan & Alat Berat ( TPAB )

ANALISIS PENGGUNAAN ALAT BERAT BACKHOE TRUCK PADA PROYEK JIMBARAN COMMERCIAL CENTER DI KABUPATEN BADUNG

BAB III METODOLOGI DAN PEMBAHASAN START. Identifikasi masalah. Pengolahan data stockpile hingga menjadi model. Analisa pengadaan alat berat

TSI 477 TUGAS I METODE KONSTRUKSI & ALAT BERAT

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN

OPTIMALISASI PENGGUNAAN ALAT BERAT PADA PEKERJAAN GALIAN TANAH

Jurnal Sipil Statik Vol.5 No.7 September 2017 ( ) ISSN:

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

PRODUKTIVITAS ALAT BERAT PADA PEKERJAAN RIGID PAVEMENT ( STUDI KASUS PELEBARAN JALAN ISIMU-PAGUYAMAN)

RANCANG BANGUN SIMULASI BULLDOZER DENGAN SISTEM MEKANIS (PROSES PERAWATAN)

BAB III METODOLODI PERHITUNGAN

BAB II TINJAUAN UMUM

EVALUASI PENCAPAIAN TARGET PRODUKSI ALAT MEKANIS UNTUK PEMBONGKARAN OVERBURDEN DI PIT 4 PT DARMA HENWA SITE ASAM-ASAM

2.5 PERBEDAAN PENELITIAN... 16

Proposal Kerja Praktek Teknik Pertambangan Universitas Halu Oleo

IV. PEMADATAN TANAH. PEMADATAN TANAH Stabilitas tanah Pendahuluan :

LAPORAN. Ditulis untuk Menyelesaikan. Mata Kuliah Tugas Akhir Semester VI. Pendidikan Program Diploma III. oleh: NIM NIM.

ANALISA BIAYA OPERASIONAL ALAT PEMECAH BATU (STONE CRUSHER) (Studi kasus CV. PUTRA DIAFAN Ngadirojo Wonogiri) Tugas Akhir

LAPIS PONDASI AGREGAT SEMEN (CEMENT TREATED BASE / CTB)

PROYEK AKHIR PU. Perencanaan Pelaksanaan Proyek Pengaspalan Jalan Bungadidi Poreang STA STA Kab. Luwu Utara Prov.

EVALUASI PRODUKSI ALAT GALI MUAT DAN ALAT ANGKUT SEBAGAI UPAYA PENCAPAIAN TARGET PRODUKSI PADA PT PAMA PERSADA NUSANTARA DISTRIK KCMB

PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN PADA PROYEK PENINGKATAN JALAN BATAS KABUPATEN TAPANULI UTARA SIPIROK (SECTION 2)

ARDYCHA PRAYUDHA NRP

IV. PRODUKTIVITAS ALAT BERAT

RICARD. Pembimbing : V. HARTANTO, Ir., M.Sc. FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG ABSTRAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS BIAYA PEMAKAIAN ALAT BERAT PADA PAKET REKONSTRUKSI JALAN PEMATANG REBA SIBERIDA (B)

KAJIAN TEKNIS ALAT GALI MUAT DAN ALAT ANGKUT DALAM UPAYA MEMENUHI SASARAN PRODUKSI PENGUPASAN LAPISAN TANAH PENUTUP PADA PENAMBANGAN BATUBARA DI PT

BAB IV PERALATAN YANG DIGUNAKAN. Pada setiap pelaksanaan proyek konstruksi, alat-alat menjadi faktor yang sangat

PRODUKTIVITAS ALAT BERAT PADA PEMBANGUNAN JALAN RUAS LARAT- LAMDESAR PROVINSI MALUKU. Oleh : Tri Purwanto, *Puji Wiranto, **Hikmad Lukman

EVALUASI PRODUKSI OVERBURDEN PADA FRONT KERJA EXCAVATOR HITACHI SHOVEL

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III TEORI DASAR. Mesin Diesel. Diferensial Kontrol Kemudi Drive Shaft. Gambar 3.1 Powertrain (Ipscorpusa.com, 2008)

I. PEMBAGIAN ALAT BERAT

TRAKTOR. Perbedaan Crawler Tractor dan Wheel Tractor :

PERENCANAAN PENGGUNAAN ALAT BERAT DAN BIAYA (Studi Kasus Kegiatan Pembangunan Sekolah Terpadu Samarinda) Wateno Oetomo 1, Rudiansyah 2.

Transkripsi:

ANALISA KAPASITAS PRODUKSI ALAT BERAT DI AREA LAHAN PARKIR GEDUNG DIREKTORAT POLITEKNIK NEGERI BALIKPAPAN TUGAS AKHIR AYU ASTRI NOVIANTI NIM : 140309240192 POLITEKNIK NEGERI BALIKPAPAN PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL BALIKPAPAN 2017

ANALISA KAPASITAS PRODUKSI ALAT BERAT DI AREA LAHAN PARKIR GEDUNG DIREKTORAT POLITEKNIK NEGERI BALIKPAPAN TUGAS AKHIR KARYA INI DIAJUKAN SEBAGAI SALAH SATU SYARAT UNTUK MEMPEROLEH GELAR AHLI MADYA DARI POLITEKNIK NEGERI BALIKPAPAN AYU ASTRI NOVIANTI NIM : 140309240192 POLITEKNIK NEGERI BALIKPAPAN PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL BALIKPAPAN 2017 i

LEMBAR PENGESAHAN ANALISA PRODUKTIVITAS ALAT BERAT DI AREA LAHAN PARKIR GEDUNG DIREKTORAT POLITEKNIK NEGERI BALIKPAPAN Disusun oleh : AYU ASTRI NOVIANTI NIM : 140309240192 Pembimbing I Pembimbing II Melviana Firsty, S.T., MT Mersianty, ST., MT. NIDK. 8827320016 NIP. 19770130 201504 2 001 Penguji I Penguji II Dr. Emil Azmanajaya, ST., MT. Karmila Achmad, ST., MT. NIP. 19770224 201212 1 001 NIP. 19790317 2007012 017 Mengetahui, Ketua Jurusan Teknik Sipil Drs. Sunarno, M.Eng NIP. 19640413 199003 1 015 ii

SURAT PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Ayu Astri Novianti Tempat / Tgl Lahir : Balikpapan, 4 Agustus 1996 NIM : 140309240192 Menyatakan bahwa tugas akhir yang berjudul ANALISA KAPASITAS PRODUKSI ALAT BERAT DI AREA LAHAN PARKIR GEDUNG DIREKTORAT POLITEKNIK NEGERI BALIKPAPAN adalah bukan merupakan hasil karya tulis orang lain, baik sebagian maupun keseluruhan, kecuali dalam kutipan yang kami sebutkan sumbernya. Demikian pernyataan saya buat dengan sebenar benarnya dan apabila pernyataan ini tidak benar maka kami bersedia mendapat sanksi akademis. Balikpapan, 5 Juli 2017 Mahasiswa, Materai 6000 AYU ASTRI NOVIANTI NIM : 140309240192 iii

SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH KEPENTINGAN AKADEMIS Sebagai civitas akademik Politeknik Negeri Balikpapan, saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Ayu Astri Novianti NIM : 1403092040192 Program Studi : Teknik Sipil Judul TA : Analisa Kapasitas Produksi Alat Berat di Area Lahan Parkir Gedung Direktorat Politeknik Negeri Balikpapan Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya menyetujui untuk memberikan hak kepada Politeknik Negeri Balikpapan untuk menyimpan, mengalih media atau format-kan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat, dan mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis / pencipta. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di : Balikpapan Pada tanggal : 6 Juni 2017 Yang Menyatakan, Materai 6000 (Ayu Astri Novianti) iv

Lembar Persembahan Karya ilmiah ini saya persembahkan kepada Ayah dan Ibu yang sangat ku cintai Muhammad Riadi dan Rosnawati Saudaraku yang kusayangi Waskito N., Cici Sartika, Rahmat Hidayat, dan Muslim Hambali Dosen Pembimbing dan Dosen Mata Kuliah terkait di Teknik Sipil Politeknik Negeri Balikpapan yang telah membantu menyelesaikan Tugas Akhir ini Teman Teman Teknik Sipil Politeknik Negeri Balikpapan 2014 Sahabatku yang selalu mensupport dan saling menyemangati dalam mengerjakan Tugas Akhir Ariska M.J, Diyah Ratna Sari, Eka Fatmawati, Helmi Pratama SEC Politeknik Negeri Balikpapan 2015 Dan Seseorang yang sangat baik hati yang selalu memberikan bantuan, dukungan dan semangat selama ini dalam mengerjakan Tugas Akhir v

ABSTRAK Pada umumnya setiap pekerjaan pembangunan bangunan sipil selalu berkaitan dengan masalah pekerjaan tanah. Pekerjaan tanah ini dilakukan mulai dari menggali, menimbun, memindahkan dan memadatkan untuk mendapatkan spesifikasi tanah yang diperlukan. Pada pelaksanaan penelitian ini alat alat berat yang akan digunakan yaitu Bulldozer tipe KOMATSU D85E SS 2 Angle Dozer untuk pekerjaan pembersihan lahan, Excavator tipe KOMATSU PC 200 8MO dan Dump Truck tipe HINO FM 260 JM untuk pekerjaan galian dan timbunan tanah, serta Compactor tipe BOMAG BW 211 PD40 untuk pekerjaan pemadatan tanah. Masing masing alat memiliki kelebihan dan kekurangan ditinjau dari segi teknis. Perlunya pengetahuan lebih lanjut mengenai alat berat tersebut sebagai upaya tepat untuk menghasilkan pekerjaan yang efektif dan efisien. Pada penelitian ini, dilakukan analisa yaitu dengan cara metode pengumpulan data. Berdasarkan hal tersebut, tujuan yang ingin dicapai adalah menghitung biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi alat berat dalam menyelesaikan pekerjaan berdasarkan Pedoman Analisa Harga Satuan dan Produktivitas masing masing alat berat sehingga pelaksanaan proyek lebih optimal. Data yang diperoleh dianalisa untuk mendapatkan hasil produktivitas, jumlah alat berat yang dipergunakan, jumlah harga sewa alat dan biaya operasional kendaraan. Dari hasil pengumpulan data dan perhitungan analisa diperoleh jumlah alat berat, jumlah harga sewa alat dan biaya operasional kendaraan alat berat yaitu Bulldozer berjumlah 1 unit dengan biaya sewa alat sebesar Rp. 12.056.676,94 dan biaya operasional kendaraan sebesar Rp. 9.693.000,33. Excavator berjumlah 2 unit dengan biaya sewa alat sebesar Rp. 17.478.030,64 dan biaya operasional kendaraan sebesar Rp. 14.527.821,96. Dump Truck berjumlah 3 unit dengan biaya sewa alat sebesar Rp. 17.563.329,00 dan biaya operasional kendaraan sebesar Rp. 29.196.622,94. Compactor berjumlah 1 unit dengan biaya sewa alat sebesar Rp. 9.055.556,30 dan biaya operasional kendaraan sebesar Rp. 8.121.107,09 Kata kunci : Bulldozer, Excavator, Dump Truck, Compactor, Produktivitas Alat Berat vi

ABSTRACT In general any civil construction work is always related to the problem of land work. The work of this land is done from digging, hoarding, moving and compacting to get the required ground specifications. In the implementation of this research heavy equipment to be used is Bulldozer KOMATSU D85E - SS - 2 Angle Dozer for land clearing, KOMATSU PC 200-8MO Excavator and Dump Truck type HINO FM 260 JM for excavation and landfill, and Compactor type BOMAG BW 211 PD40 for soil compaction work. Each tool has its advantages and disadvantages in terms of technical aspects. The need for further knowledge of such equipment is an appropriate effort to produce effective and efficient work. In this study, the analysis is done by means of data collection methods. Based on this, the objective to be achieved is to calculate the costs incurred to produce the equipment in completing the work based on the Unit Price Analysis and Productivity Guidelines for each heavy equipment so that the project implementation is more optimal. The data obtained were analyzed to obtain the productivity result, the amount of equipment used, the amount of equipment rental and the operational cost of the vehicle. From the result of data collection and calculation of analysis obtained the amount of heavy equipment, the amount of equipment rental and operational cost of heavy equipment vehicle that Bulldozer amounted to 1 unit with equipment rental cost of Rp. 12,056,676.94 and vehicle operating expenses of Rp. 9,693,000.33. Excavator amounted to 2 units with equipment rental cost of Rp. 17,478,030.64 and vehicle operating expenses of Rp. 14,527,821,96. Dump Truck amounted to 3 units with equipment rental cost of Rp. 17,563,329.00 and vehicle operating expenses of Rp. 29.196.622.94. Compactor amounted to 1 unit with equipment rental cost of Rp. 9,055,556,30 and vehicle operating expenses of Rp. 8.121.107.09-,. Keyword : Bulldozer, Excavator, Dump Truck, Compactor, Heavy Equipment Productivity vi

KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan rahmat dan karunia-nya penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul Analisa Kapasitas Produksi Alat Berat Pada Area Lahan Parkir Gedung Direktorat Politeknik Negeri Balikpapan. Dalam penulisan ini, disajikan pokok pokok bahasan tugas akhir meliputi gambaran tentang merencanakan alat berat dan anggaran dengan menggunakan data data yang telah disediakan, sehingga akan akan mengetahui produktivitas alat berat yang akan digunakan pada masing masing tahapan pekerjaan. Penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar besarnya kepada : 1. Bapak Ramli, S.E., M.M, selaku Direktur Politeknik Negeri Balikpapan 2. Bapak Drs Sunarno, M. Eng, sebagai Ketua Program Studi Teknik Sipil Politeknik Negeri Balikpapan 3. Ibu Melvyana Firsty, ST. M.T, sebagai pembimbing pertama yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan selama pengerjaan penelitian ini. 4. Ibu Mersianty, ST, sebagai pembimbing kedua yang juga telah memberikan bimbingan dan pengarahan selama pengerjaan tugas akhir ini. 5. Ayah dan Ibu yang selalu memberikan semangat dan dukungan agar dapat menyelesaikan tugas akhir ini. 6. Seluruh teman teman angkatan 2014 Teknik Sipil yang telah memberikan bantuan secara langsung maupun tidak langsung dalam penyusunan tugas akhir ini hingga selesai. 7. Semua pihak yang penulis tidak dapat menyebutkan satu persatu, yang telah memberikan bantuan secara langsung maupun tidak langsung dalam penyusunan tugas akhir ini hingga selesai. Penulis menyadari bahwa penyelesaian tugas ini masih jauh dari kata sempurna, masih banyak yang perlu ditingkatkan kualitasnya di sana-sini karena itu penulis mohon dimaklumi. Oleh karena itu, kami senantiasa menerima kritik dan saran agar tugas ini menjadi lebih baik dan lebih bermanfaat bagi para pembacanya. Balikpapan, 17 Maret 2017 Penulis vii

DAFTAR ISI Halaman JUDUL... i LEMBAR PERSETUJUAN... ii LEMBAR PENGESAHAN... iii SURAT PERNYATAAN... iv LEMBAR PERSEMBAHAN... v ABSTRAKSI... vi KATA PENGANTAR... vii DAFTAR ISI... viii DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR TABEL... xiii DAFTAR LAMPIRAN... xiv BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Rumusan Masalah... 2 1.3 Batasan Masalah... 2 1.4 Tujuan Penelitian... 3 1.5 Manfaat Penelitian... 3 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pekerjaan Pekerjaan Sipil pada Konstruksi Bangunan Gedung... 4 2.2 Pekerjaan Pematangan Lahan... 5 2.2.1 Pembersihan Lahan (Land Clearing)... 5 2.2.2 Galian dan Timbunan... 5 2.2.3 Pemadatan Tanah... 6 2.3 Dasar Dasar Pemindahan Tanah Mekanis... 7 viii

2.3.1 Sifat Sifat dan Jenis Tanah... 7 2.3.2 Waktu Siklus... 10 2.3.3 Efisiensi Alat... 11 2.3.4 Produktivitas dan Durasi Pekerjaan... 12 2.3.5 Gaya yang Mempengaruhi Gerakan Alat Berat... 13 2.4 Alat Berat... 20 2.4.1 Klasifikasi Alat Berat Berdasarkan Fungsi... 20 2.4.2 Klasifikasi Operasional Alat Berat... 35 2.4.3 Faktor Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Alat Berat... 35 2.4.4 Alat Berat pada Macam Macam Proyek Konstruksi... 36 2.5 Metode Perhitungan Produksi Alat Berat... 38 2.5.1 Alat Pembersihan Lahan (Dozer)... 38 2.5.2 Alat Galian dan Timbunan (Backhoe)... 40 2.5.3 Alat Pengangkut Tanah (Dump Truck)... 41 2.5.4 Alat Pemadat (Tamping Roller)... 41 2.6 Biaya Kepemilikan dan Pengoperasian Alat Berat... 43 2.6.1 Alat Berat yang Dibeli oleh Kontraktor... 43 2.6.2 Alat Berat yang Disewa Beli oleh Kontraktor... 44 2.6.3 Alat Berat yang Disewa oleh Kontraktor... 44 2.7 Biaya Alat Berat... 44 2.7.1 Biaya Kepemilikan Alat Berat... 44 2.7.2 Biaya Pengoperasian Alat Berat... 46 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian... 50 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian... 50 3.3 Pengumpulan Data... 51 ix

3.4 Metodologi Penelitian... 52 3.5 Tahap dan Prosedut Penelitian... 53 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Latar Belakang Proyek... 55 4.2 Data Volume Pekerjaan... 55 4.3 Analisa Pekerjaan Alat Berat... 56 4.3.1 Analisa Pekerjaan Pembersihan Lahan... 56 4.3.2 Analisa Pekerjaan Galian dan Timbunan... 58 4.3.3 Analisa Pekerjaan Pemadatan... 61 4.4 Perhitungan Jumlah Alat Berat yang Digunakan... 63 4.5 Biaya Pasti Alat... 65 4.6 Biaya Operasional Kendaraan... 66 4.6.1 Bulldozer... 66 4.6.2 Excavator... 68 4.6.3 Dump Truck... 70 4.6.4 Compactor... 72 BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan... 76 5.2 Saran... 77 DAFTAR PUSTAKA... 78 x

DAFTAR GAMBAR Halaman 2.1 Galian dan Timbunan (Cut and Fill)... 6 2.2 Properti Massa Tanah... 7 2.3 Perubahan Kondisi Tanah... 9 2.4 Perhitungan Tahanan Kelandaian... 14 2.5 Tahanan Gelinding dan Kelandaian pada JalanMenanjak danmenurun... 15 2.6 Data yang Tercatat pada Setiap Persimpangan... 16 2.7 Pembagian Sektor untuk Setiap Titik... 16 2.8 Peta Kontur... 17 2.9 Penampang Melintang Jalan... 17 2.10 Diagram Massa... 18 2.11 Buldozer dengan Roda Ban... 22 2.12 Macam Macam Blade... 22 2.13 Srcaper... 24 2.14 Motor Grader... 25 2.15 Cara Kerja Motor Grader... 25 2.16 Front Shovel... 26 2.17 Backhoe... 27 2.18 Dragline... 27 2.19 Clamshell... 28 2.20 Crawler Crane... 29 2.21 Perbandingan Truck dan Dump Truck... 30 2.22 Tamping Roller... 32 2.23 Batching Plant... 34 2.24 Dimensi Blade... 38 xi

2.25 Jumlah Pass Versus Kepadatan... 42 3.1 Lokasi Politeknik Negeri Balikpapan... 50 3.2 Flowchart Metodologi Penelitian... 52 4.1 Layout Perencanaan Lahan Parkir Gedung Direktorat Politeknik Negeri Balikpapan... 55 xii

DAFTAR TABEL Halaman 2.1 dan LF untuk beberapa jenis tanah... 10 2.2 Tahanan Gelinding, %... 13 2.3 Perbandingan antara traktor beroda ban dan beroda crawler... 19 2.4 Pisau Buldozer... 22 2.5 Perkiraan Kapasitas Blade... 39 2.6 Waktu Siklus Backhoe Beroda Crawler (menit)... 40 2.7 Faktor Koreksi untuk Kedalaman dan Sudut Putar (menit)... 40 2.8 Faktor Koreksi (BFF) untuk Alat Gali... 41 2.9 Kapasitas dan Berat Truck... 41 3.1 Rencana Waktu Kegiatan Penelitian... 50 4.1 Perhitungan Jumlah Alat Berat yang Digunakan pada Pekerjaaan Pembersihan Lahan... 63 4.2 Perhitungan Jumlah Alat Berat yang Digunakan pada Pekerjaaan Galian dan Timbunan... 64 4.3 Perhitungan Jumlah Alat Berat yang Digunakan pada Pekerjaaan Pemadatan... 64 4.4 Total Biaya Pekerjaan Area Lahan Parkir per Jam... 75 4.5 Total Biaya Pekerjaan Area Lahan Parkir... 75 xiii

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 : Layout Proyek Penelitian Lampiran 2 : Katalog Alat Berat Dinas Pekerjaan Umum Lampiran 3 : Harga Satuan Pokok Kerja Tahun 2016 Dinas Pekerjaan Umum xiv

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada umumnya, setiap pekerjaan pembangunan proyek konstruksi selalu berkaitan dengan masalah pekerjaan tanah. Pekerjaan tanah ini dilakukan mulai dari menggali, menggusur, memindahkan dan memadatkan untuk mendapatkan spesifikasi tanah yang telah ditentukan. Sehingga penggunaan alat berat merupakan cara yang tepat untuk memudahkan pekerja dalam mengerjakan pekerjaan pembangunan agar hasil yang diharapkan dapat tercapai dengan lebih mudah pada waktu yang relatif lebih singkat. Alat berat merupakan faktor penting di dalam proyek, terutama proyek proyek konstruksi dengan skala yang besar. Alat berat yang umumnya digunakan dalam proyek konstruksi di Balikpapan antara lain crane, dozer, alat gali (excavator) seperti backhoe, front shovel, clamshell; alat pengangkut seperti loader, truck dan conveyor belt; alat pemadat tanah seperti roller dan compactor, dan lain lain. Salah satu kegiatan proyek yang akan menggunakan alat berat adalah pada proyek pembangunan area lahan parkir. Di Politeknik Negeri Balikpapan sendiri memiliki masalah pada area lahan parkir yaitu tidak memadainya lahan parkir serta banyaknya para pengguna kendaraan yang parkir tidak pada tempat yang seharusnya menimbulkan masalah bagi pengguna jalan dan juga dapat mengurangi keindahan pada area tersebut. Sehingga pembuatan lahan parkir yang baru merupakan salah satu alternatif yang cocok untuk menangani situasi tersebut. Pemilihan alat berat yang akan dipakai merupakan salah satu faktor penting dalam keberhasilan proyek. Alat berat yang dipilih harus tepat baik jenis, ukuran maupun jumlahnya. Ketepatan dalam pemilihan alat berat akan memperlancar jalannya pekerjaan pembangunan proyek. Kesalahan dalam pemilihan alat berat dapat mengakibatkan proyek menjadi tidak lancar. Dengan demikian keterlambatan proyek dapat terjadi. Hal ini yang kemudian pada akhirnya menyebabkan terjadinya peningkatan biaya yang signifikan pada proyek. Produktivitas yang kecil dan tenggang waktu yang dibutuhkan untuk pengadaan 1

2 alat lain yang lebih sesuai merupakan hal yang menyebabkan biaya yang lebih besar. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti melakukan penelitian terhadap produktivitas alat berat pada proyek area lahan parkir tersebut melalui penulisan tugas akhir dengan judul Analisa Kapasitas Produksi Alat Berat di Area Lahan Parkir Gedung Direktorat Politeknik Negeri Balikpapan. Diharapkan peneliti dapat memberikan kontribusi pada perhitungan produktivitas alat berat secara efektif dan efisien dalam proyek penelitian pembangunan. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah yang akan dibahas peneliti adalah sebagai berikut : 1. Apa jenis alat berat yang digunakan pada pekerjaan tanah pembangunan lahan parkir di area penelitian tersebut? 2. Berapa produktivitas alat berat pada pekerjaan tanah di area penelitian tersebut? 3. Berapa biaya sewa alat dan biaya operasional kendaraan yang digunakan pada pekerjaan di area penelitian tersebut? 1.3 Batasan Masalah Sesuai dengan judul penelitian yaitu Analisa Kapasitas Produksi Alat Berat Pada Area Lahan Parkir Gedung Direktorat Politeknik Negeri Balikpapan, maka penulis membatasi pembahasan masalah tentang : 1. Perencanaan ini hanya untuk area lahan parkir Gedung Rektorat Politeknik Negeri Balikpapan. 2. Pekerjaan yang dilakukan hanya pada pekerjaan pematangan atau persiapan. 3. Penelitian ini menggunakan Analisa Harga Satuan Pekerja (AHSP) di Bidang Pekerjaan Umum Tahun 2013 (Permen Pu No. 11 Tahun 2013).

3 1.4 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dalam penelitian yang akan disampaikan antara lain : 1. Mengetahui dan memahami jenis alat berat yang akan digunakan pada pekerjaan pembangunan lahan parkir di area penelitian tersebut. 2. Mengetahui dan memahami berapa produktivitas alat berat pada pekerjaan tanah di area penelitian tersebut. 3. Mengetahui biaya sewa alat dan biaya operasional kendaraan yang digunakan pada pekerjaan di area penelitian tersebut. 1.5 Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini antara lain : 1. Program yang dihasilkan dalam Tugas Akhir ini diharapkan menambah kemudahan bagi para Engineer yang ingin mengetahui dan memahami jenis alat berat untuk pembangunan lahan parkir dan produktivitas dari alat berat pada proyek penelitian. 2. Tugas akhir ini dapat menjadi referensi untuk mengembangkan progam program lain yang lebih kompleks di masa yang akan datang, sehingga dapat menambah wacana baru dalam bidang teknik sipil.

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pekerjaan Pekerjaan Sipil pada Konstruksi Bangunan Gedung Menurut Soekirno (1999), proyek merupakan suatu rangkaian pekerjaan yang bertujuan untuk mencapai tujuan suatu proyek sesuai persyaratan yang telah ditetapkan pada awal proyek seperti persyaratan mutu, waktu dan biaya. Sedangkan, menurut Dipohusodo (1996), proyek konstruksi Tanah merupakan material yang selalu berhubungan dengan teknologi konstruksi sipil. Karena besarnya pengaruh tanah terhadap perencanaan seluruh konstruksi, maka tanah menjadi komponen yang sangat penting dalam perencanaan konstruksi. Pada umumnya setiap pekerjaan sipil apabila diperhitungkan masalah efisiensi waktu dan efektivitas kegiatan pada proyek yang berskala besar, maka perlu dilakukan dengan cara mekanis atau dengan menggunakan bantuan tenaga mesin atau alat berat. Berdasarkan SNI (Standar Nasional Indonesia) 2835 2008 tentang pekerjaan tanah standar ini menetapkan indeks bahan bangunan dan indeks tenaga kerja yang dibutuhkan untuk tiap satuan pekerjaan tanah dapat dijadikan acuan dasar yang seragam bagi para pelaksana pembangunan gedung dan perumahan. Jenis pekerjaan tanah yang ditetapkan meliputi : a) Pekerjaan galian tanah biasa dan tanah keras dalam berbagai kedalaman b) Pekerjaan stripping atau pembuangan humus, c) Pekerjaan pembuangan tanah, d) Pekerjaan urugan kembali, urugan pasir, pemadatan tanah, perbaikan tanah sulit dan urugan sirtu. Konstruksi teknik sipil termasuk dalam proyek konstruksi rekayasa berat yang biasanya bersifat infrastruktur. Sebagai contoh proyek ini dapat berupa proyek pengerjaan jalan raya, bendungan, jembatan, rel kereta api, pelabuhan, dan masih banyak lagi. Tergolong proyek skala besar yang membutuhkan teknologi canggih. 4

5 2.2 Pekerjaan Pematangan Lahan Pekerjaan pematangan lahan adalah serangkaian tanah yang bertujuan untuk menata kondisi lahan agar sesuai dengan perencanaan pada kegiatan konstruksi. Beberapa pekerjaan yang dilakukan dalam rangka pematangan lahan, antara lain : 2.2.1 Pembersihan Lahan (Land Clearing) Pada proses pengerjaan pembersihan lahan, hal yang umum dilakukan adalah meliputi : a. Underbrushing Underbrushin adalah sebuah kegiatan yang lebih menjurus kepada pembabatan pepohonan yang berdiameter maksimum 30 cm dengan tujuan untuk mempermudah pelaksanaan penumbangan pepohonan yang lebih besar. b. Cutting Kegiatan penumbangan pepohonan yang berdiameter lebih dari 30 cm. Dalam spesifikasi pekerjaan yang tersedia, biasanya disebutkan persyaratan persyaratan tertentu, misalnya pohon harus ditumbangkan berikut tunggul (bonggolnya) dengan mengupayakan kerusakan top soil sekecil mungkin, kayu kayu yang produktif harus dipotong menjadi 2 atau 4 bagian nantinya dapat dimanfaatkan bagi keperluan lainnya. c. Pilling Kegiatan pengumpulan kayu kayu yang kemudian dikumpulkan mejadi tumpukan tumpukan kayu pada jarak tertentu. Perlu diperhatikan adanya jalur tumpukan yang sesuai dengan arah angina. d. Burning Kegiatan pembakaran kayu kayu yang telah ditumbangkan dan cukup keringan dengan tidak melalaikan kayu - kayu yang dapat dimanfaatkan. Dalam spesifikasi pekerjaan umumnya diharuskan abu sisa pembakaran disebar dengan rata untuk menambah kesuburan tanah. 2.2.2 Galian dan Timbunan Galian dan timbunan (cut and fill) adalah proses pengerjaan tanah dengan cara menggali sejumlah massa tanah untuk kemudian ditimbun ditempat lain.

6 Pada suatu proyek konstruksi, pekerjaan galian dan timbunan tanah (cut and fill) hampir tidak pernah dapat dihindarkan. Hal tersebut diakibatkan adanya perbedaan letak permukaan tanah asli dan permukaan tanah rencana yang disebabkan topografi daerah yang berbeda beda. Kedua proses galian dan timbunan (cut and fill) dilakukan di satu lokasi yang menjadi target pengerjaan. Pekerjaan galian dan timbunan (cut and fill) memerlukan perencanaan sehingga jumlah tanah yang dibuang atau diambil di tempat lain minimal sehingga mengurangi biaya transportasi. Perencanaan pekerjaan galian dan timbunan (cut and fill) biasanyan dilakukan setelah melakukan pengukuran pada lahan sehingga diperoleh peta situasi yang dilengkapi dengan garis garis kontur atau diperoleh langsung dari lapangan melalui pengukuran sipat datar profil melintang sepanjang koridor jalur proyek atau bangunan. Gambar 2.1 Galian dan Timbunan (Cut and Fill) Sumber : Home Building Answer (2012) 2.2.3 Pemadatan Tanah Pemadatan tanah merupakan usaha mekanik agar butir butir tanah merapat. Volume tanah akan berkurang. Volume pori berkurang, namun volume butir tidak berubah. Hal ini bisa dilakukan dengan cara menggilas atau menumbuk tanah dengan menggunakan alat alat berat. Manfaat dari pemadatan tanah adalah memperbaiki sifat teknik tanah yang terdiri atas : a. Memperbaiki kuat geser tanah yaitu menaikkan nilai θ dan C (memperkuat tanah). b. Mengurangi kompesbilitas yaitu mengurangi penurunan oleh beban. c. Mengurangi permeabilitas yaitu mengurangi nilai K. d. Mengurangi sifat kembang susut tanah (lempung).

7 2.3 Dasar Dasar Pemindahan Tanah Mekanis Material yang berada di permukaan bumi ini sangat beraneka ragam, baik jenis, bentuk dan lain sebagainya. Oleh karenanya alat yang dapat dipergunakan untuk memindahkannya pun beranekaragam juga. Yang dimaksud dengan material dalam bidang pemindahan tanah (earth moving), meliputi tanah, batuan, vegetasi (pohon, semak belukar, dan alang-alang) dimana kesemuanya mempunyai karakteristik dan sifat fisik masing masing yang berpengaruh besar terhadap alat berat terutama dalam hal : 1. Menentukan jenis alat yang akan digunakan dan taksiran produksi atau kapasitas produksinya. 2. Perhitungan volume pekerjaan. 3. Kemampuan kerja alat pada kondisi material yang ada. Dengan demikian, mutlak diperlukan kesesuaian alat dengan kondisi material. Jika tidak, akan menimbulkan kesulitan berupa tidak efisiennya alat yang otomatis akan menimbulkan kerugian karena banyaknya "loss time". Berikut ini dasar dasar pemindahan tanah mekanis sebagai berikut. 2.3.1 Sifat Sifat Dan Jenis Tanah Material yang ada di alam pada umumnya tidak homogen, tetapi merupakan material campuran. Material juga bervariasi dari jenis material yang berpori sampai yang padat. Dengan keadaan yang bervariasi seperti ini maka pada saat melakukan pemilihan alat berat yang akan digunakan di dalam proyek konstruksi otomatis jenis material di lapangan dan material yang akan digunakan merupakan hal yang perlu diperhatikan. Material terdiri dari tiga unsur, yaitu air, udara, dan tanah. Hubungan dari ketiga unsur tersebut dinyatakan seperti pada gambar Gambar 2.2 Properti Massa Tanah Sumber : Ir. Susy Fatena Rostiyanti (2002)

8 Hubungan antara berat dan volume adalah : Berat jenis total (ᵞ, bulk) : ᵞ =..(2.1) W adalah berat total, Wa adalah berat udara, Ww adalah berat air dan Ws adalah berat tanah. V adalah volume total, Va adalah volume udara, Vw adalah volume air dan Vs adalah volume tanah. Berat Jenis Kering ( = =..(2.2) Kadar air ( ) :.. (2.3) Material di suatu tempat atau dapat dikatakan di tempat asalnya disebut dengan material asli atau bank material. Bila suatu bagian dari material akan dipindahkan maka volume material yang akan dipindahkan tersebut akan berubah menjadi lebih besar daripada volume material di tempat asalnya. Material yang dipindahkan tersebut disebut dengan material lepas atau loose material. Demikian pula jika material yang telah dipindahkan kemudian dipadatkan maka volume material aan menyusut. Material yang telah dipadatkan disebut sebagai material padat atau compacted material. Hampir seluruh material yang telah dipadatkan mempunyai volume yang lebih kecil daripada volume tanah asli atau material ditempat asalnya. Hal ini disebabkan karena pemadatan dapat menghilangkan atau memperkecil ruang atau pori yang diantara butiran material. Akan tetapi batuan pecah mempunyai volume tanah asli (bank volume) hampir sama dengan volume tanah yang dipadatkan(compacted volume). Pasir dan lempung padat tertentu bahkan mempunyai compacted volume lebih besar daripada bank volume. Volume tanah asli atau material yang masih di tempat aslinya biasanya diberi satuan bank cubic meters (bcm) atau bank cubic yards (bcy). Material yang dipindahkan atau mengalami perubahan bentuk, seperti batuan yang diledakkan, umumnya dinamakan loose material (tanah lepas). Volume dari material lepas diberi satuan loose cubic meter (lcm) atau loose cubic yards (lcy). Sedangkan, material yang telah dipadatkan atau disebut dengan compacted material,

9 volumenya diberi satuan compacted cubic meter (ccm) atau compacted cubic yards (ccy). Gambar 2.3 Perubahan Kondisi Tanah Sumber : Ir. Susy Fatena Rostiyanti (2002) Hubungan antara kondisi tanah asli dengan tanah lepas ditentukan oleh factor pemuatan atau load factor (LF) dan persentase pengembangan atau swell percentage ( ). LF sangat bermanfaat dalam perhitungan volume material yang akan diangkut dari suatu tempat misalnya quarry. Rumus yang dipakai adalah : LF =..... (2.4) LF =... (2.5) Pada rumus (2.4) dan (2.5), adalah volume lepas (satuan : lcm, lcy), adalah volume asli (satuan: bcm, bcy), adalah persentase mengembang, dan LF adalah faktor pemuatan. Nilai persentase mengembang didapat dari : = ( ) x 100 (2.6) adalah berat jenis tanah dalam kondisi asli dan adalah berat jenis tanah dalam kondisi lepas. Sementara itu, hubungan antara kondisi tanah asli dengan tanah dipadatkan ditentukan oleh faktor penyusutan atau shrinkage factor (SF) dan persentase penyusutan atau shringkage percentage ( ). Rumus menghubungkan kedua kondisi tersebut adalah : SF = 1 -.. (2.7) SF =.. (2.8)

10 merupakan volume padat (satuan: ccm, ccy). Nilai didapat dari : = ( ) x 100 (2.9) adalah berat jenis tanah dalam kondisi padat. Tabel 2.1 dan LF untuk beberapa jenis tanah Jenis Tanah Persentase Faktor Permuatan Mengembang (%) Lempung Kering 35 0,74 Lempung Basah 35 0,74 Tanah Kering 25 0,80 Tanah Basah 25 0,80 Tanah dan Kerikil 20 0,83 Kerikil Kering 12 0,89 Kerikil Basah 14 0,88 Batu Kapur 60 0,63 Batu Hasil Peledakan 60 0,63 Pasir Kering 15 0,87 Pasir Basah 15 0,87 Batuan Sedimen 40 0,71 Sumber : Ir. Susy Fatena Rostiyanti (2002) 2.3.2 Waktu Siklus Siklus kerja dalam pemindahan material merupakan suatu kegiatan yang dilakukan beulang. Pekerjaan utama di dalam kegiata tersebut adalah menggali, memuat, memindahkan, membongkar muatan, dan kembali ke kegiatan awal. Semua kegiatan tersebut dapat dilakukan oleh satu alat atau oleh beberapa alat. Waktu yang diperlukan di dalam siklus kegiatan di atas disebut waktu siklus atau cycle time (CT). Waktu siklus terdiri dari beberapa unsur. Pertama adalah waktu muat atau loading time (LT). wak3tu muat merupakan waktu yang dibutuhkan oleh suatu alat untuk memuat material ke dalam alat angkut sesuai dengan kapasitas alat angkut tersebut. Nilai LT dapat ditentukan walaupun

11 tergantung dari jenistanah, ukuran unit pengangkut (blade, bowl, bucket, dst.), metode dalam pemuatan dan efisiensi alat. Unsur kedua adalah waktu angkut atau hauling time (HT). Waktu angkut merupakan waktu yang diperlukan oleh suatu alat untuk bergerak dari tempat pemuatan ke tempat pembongkaran. Waktu angkut tergantung dari jarak angkut, kondisi jalan, tenaga alat, dan lain lain. Pada saat alat kembali ke tempat pemuatan maka waktu yang diperlukan untuk kembali tersebut lebih singkat daripada waktu berangkat karena kendaraan dalam keadaan kosong. Waktu pembongkaran atau dumping time (DT) juga merupakan unsur penting dari waktu siklus. Waktu ini tergantung dari jenis tanah, jenis alat, dan metode yang digunakan. Waktu pembongkaran merupakan bagian yang terkecil dari waktu siklus. Unsur terakhir adalah waktu tunggu atau spotting time (ST). Pada saat alat kembali ke tempat pemuatan ada waktu alat tersebut perlu antri dan menunggu sampai alat diisi kembali. Saat mengantri dan menunggu ini yang disebut waktu tunggu. Dengan demikian : CT = LT + HT + DT + RT + ST....(2.10) 2.3.3 Efisiensi Alat Dalam pelaksanaan pekerjaan dengan menggunakan alat berat terdapat faktor yang mempengaruhi produktivitas alat yaitu efisiensi alat. Bagaimana efektitivitas alat tersebut bekerja tergantung dari beberapa hal yaitu : 1. Kemampuan operator pemakaian alat, 2. Pemilihan dan pemeliharaan alat, 3. Perencanaan dan pengaturan letak alat, 4. Topografi dan volume pekerjaan, 5. Kondisi cuaca, 6. Metode pelaksanaan alat. Cara yang umum dipakai untuk menentukan efisiensi alat adalah dengan menghitung beberapa menit alat tersebut bekerja secara efektif dalam satu jam.

12 2.3.4 Produktivitas Dan Durasi Pekerjaan Dalam menentukan durasi suatu pekerjaan maka hal hal yang perlu diketahui adalah volume pekerjaan dan produktivitas alat tersebut. Produktivitas alat tergantung pada kapasitas dan waktu siklus alat. Rumus dasar untuk mencari produktivitas alat adalah : Produktivitas =...... (2.11) Umumnya waktu siklus alat ditetapkan dalam menit sedangkan, produktivitas alat dihitung dalam produksi/jam. Jika faktor efisiensi alat dimasukkan maka rumus di atas menadi : Produktivitas = Kapasitas x x efisiensi... (2.12) Pada umumnya dalam suatu pekerjaan terdapat lebih dari satu jenis alat yang digunakan. Sebagai contoh pekerjaan penggalian dan pemindahan tanah. Umumnya alat yang digunakan adalah excavator untuk menggali, loader untuk memindahkan hasil galian ke dalam bak truck, dan truck digunakan untuk memindahkan tanah. Karena ketiga jenis alat tersebut mempunya produktivitas yang berbeda beda, maka perlu diperhitungkan untuk mempersingkat durasi pekerjaan. Salah satu cara menghitung jumlah alat adalah sebagai berikut : 1. Tentukan alat yang mempunyai produktivitas terbesar. 2. Asumsikan alat dengan produktivitas terbesar berjumlah satu. 3. Hitung jumlah alat jenis lainnya dengan selalu berpatokan pada alat dengan produktivitas terbesar. 4. Untuk menghitung jumlah alat alat lainnya maka gunakan rumus : =..... (2.13) Setelah jumlah masing masing alat diketahui maka selanjutnya perlu dihitung durasi pekerjaan alat alat tersebut. Salah satu caranya dengan menentukan berapa produktivitas total alat setelah dikalikan jumlahnya. Kemudian dengan menggunakan produktivitas total terkecil maka lama pekerjaan dapat dicari dengan menggunakan rumus :... (2.14)

13 2.3.5 Gaya yang Mempengaruhi Gerakan Alat Berat Ada beberapa gaya yang mempengaruhi gerakan alat berat. Gaya gaya tersebut antara lain tahanan gelinding atau rolling resistance (RR), tahanan kelandaian atau grade resistance (GR), dan gabungan kedua tahanan tersebut yaitu total resistane (TR). 1. Tahanan Gelinding (Rolling Resistance, RR) Tahanan gelinding merupakan suatu gaya yang terjadi akibat gesekan roda alat yang sedang bergerak dengan permukaan tanah. Besar tahanan ini akan berbeda pada setiap jenis dan kondisi permukaan tanah atau jalan dan juga sangat tergantung dari tipe roda alat berat. Semakin kasar permukaan maka tahanan gelindingnya akan semakin besar. Diperkirakan diperlukan tahanan gelinding alat sebesar 1,5 2,0 % berat alat agar alat tersebut dapat bergerak. Tabel berikut berisi besarnya tahanan gelinding berdasarkan jenis permukaan tanah dan tipe roda. Tabel 2.2 Tahanan Gelinding, % Tipe Permukaan Roda Roda Ban Crawler Biasa Radial Jalan (perkerasan lentur maupun kaku) 0 1,5 1,2 dengan permukaan keras dan mulus, dipadatkan, dan pelihara baik. Jalan tanah dengan permukaan mulus dan 0 2,0 1,7 keras, dipadatkan, dan terpelihara baik Jalan tanah dengan permukaan sedikit 0 3,0 2,5 berlumpur dan (pemeliharaan tidak berkala) Jalan tanah berlumpur kurang terpelihara 0 4,0 5,0 4,0 5,0 Jalan tanah berlumpur tidak dipadatkan 0 8,0 14,0 8,0 14,0 dan tidak terpelihara Pasir lepas dan kerikil 2,0 10,0 10,0 Jalan tanah sangat berlumpur 8,0 20,0 20,0 Sumber : Ir. Susy Fatena Rostiyanti (2002)

14 2. Tahanan Kelandaian (Grade Resistance, GR) Pada saat alat berat bergerak di permukaan yang menanjak maka selain tahanan gelinding ada gaya yang menahan alat tersebut. Gaya tersebut dinamakan tahanan kelandaian. Yang dimaksud dengan kenaikan permukaan sebanyak 1% adalah kenaikan sebanyak 1 m untuk setiap 100 m jarak horizontal. Untuk kenaikan 1 % diperlukan tahanan sebesar 10 kg untuk setiap 1 ton berat alat agar alat tersebut dapat bergerak naik. Dari Gambar 2.3, yang dimaksud dengan tahanan kelandaian adalah F. F/W sama degan V/I, maka tahanan kelandaian dapat dirumuskan menjadi : GR = F = V/I x W...(2.15) Gambar 2.4 Perhitungan Tahanan Kelandaian Sumber : Ir. Susy Fatena Rostiyanti (2002) Untuk kelandaian lebih kecil dari 10%, dari V/I = sin α tan α, maka : F = W tan α (2.16) Jika : Tan α = =... (2.17) Dan G% adalah gradien, maka : F = W x... (2.18) Jika W = 1000 kg/ton, maka rumus di atas menjadi : GR = F = 10 kg/ton x G%...(2.19)

15 3. Total Tahanan (Total Resistance, TR) Total tahanan merupakan jumlah dari tahanan gelinding dan tahanan kelandaian, dengan rumus : TR = RR ± GR. (2.20) Nilai GR akan berubah berdasarkan keadaan permukaan jalan. Pada jalan naik arah GR sama dengan arah RR sehingga rumus menjadi TR = RR + G. Sedangkan, pada jalan menurun arah GR berlawanan dengan arah RR sehingga rumus menjadi TR = RR GR. Gambar 2.5 Tahanan Gelinding dan Tahanan Kelandaian pada Jalan Menanjak dan Jalan Menurun Sumber : Ir. Susy Fatena Rostiyanti (2002) 4. Pemotongan Dan Penimbunan Tanah Permukaan tanah pada umumnya tidak merupakan tanah datar. Pada saat suatu proyek akan dikerjakan maka permukaan tanah harus diratakan. Tanah yang ketinggiannya melebihi elevasi yang diinginkan harus dipotong, sedangkan tanah yang ketinggiannya kurang dari elevasi yang diinginkan harus ditimbun. Ada beberapa cara yang digunakan untuk menentukan volume tanah yang harus dibuang atau ditimbun. Untuk proyek proyek bangunan umumnya menggunakan metode grid, sedangkan untuk proyek jalan umumnya menggunakan metode ruas. Metode lain juga dipakai untuk proyek jalan adalah metode diagram massa. Berikut ini penjelasan mengenai beberapa metode untuk menentukan volume tanah. A. Metode Grid Pada metode ini, luas tanah dibagi menjadi beberapa sector dengan luas yang sama. Semakin banyak pembagian sektor dalam luas tanah maka akurasi dari

16 angka yang dihasilkan akan semakin baik. Pada titik titik persimpangan diukur ketinggian tanah di titik itu dan ketinggian yang diinginkan. Untuk menentukan volume tanah, maka perbedaan angka ketinggian dikalikan luas yang dicakup oleh titik tersebut. Dengan menjumlahkan volume pada setiap titik maka akan didapat volume total tanah yang harus dipotong dan yang harus ditimbun. Jika dilakukan penggambaran, maka pada setiap persimpangan titik dicatat data data yang dibutuhkan, seperti yang terlihat pada Gambar 2.5. Setelah itu, dibuat tabel untuk menghitung volume tanah galian dan timbunan. Pada Gambar 2.6 dapat dilihat bagaimana perhitungan luas area yang ditentukan oleh titik tersebut adalah 0,25 kali luas sektor atau 0,25A (jika luas sektor dinotasikan dengan A). sedangkan 1 B adalah 2 x 0,25 A dan 2 B adalah 4 x 0,25 A. Gambar 2.6 Data yang Tercatat pada Setiap Persimpangan Sumber : Ir. Susy Fatena Rostiyanti (2002) Gambar 2.7 Pembagian Sektor untuk Setiap Titik Sumber : Ir. Susy Fatena Rostiyanti (2002) Elevasi permukaan selain diukur sendiri juga dapat dihitung dari kontur kontur suatu daerah yang biasanya didapat dari badan pemetaan. Untuk menentukan ketinggian suatu titik yang ada di antara dua kontur maka perhitungannya dapat dilakukan dengan menggunakan interpolasi. Rumus interpolasi adalah sebagai berikut :

17 x ( ). (2.21) Pada rumus 2.21, adalah ketinggian yang ingin dicari, sedangkan dan adalah ketinggian kontur yang lebih tinggi dan lebih rendah dari. adalah jarak antara kedua kontur da adalah jarak antara dan (Gambar 2.7). Gambar 2.8 Peta Kontur B. Metode Ruas Pada gambar rencana suatu proyek jalan, misalnya terdapat suatu garis yang disebut garis as jalan. Garis as jalan tersebut merupakan garis tengah suatu rencana jalan. Panjang garis as jalan menentukan panjang dari jalan yang dibuat. Untuk menghitung volume tanah galian dan timbunan pada area rencana jalan tersebut maka garis as jalan harus dibagi menjadi beberapa ruas yang sama panjang atau yang dikenal juga dengan istilah stasiun. Pada setiap titik pertemuan ruas diadakan survey lapangan mengenai ketinggian elevasi setiap sisi dari as jalan. Langkah selanjutnya adalah dengan menggambarkan hasil survey yang menunjukkan elevasi yang sebenarnya dan diinginkan pada titik tersebut. Gambar ini disebut sebagai Cross Section atau penampang melintang jalan (Gambar 2.8). Gambar 2.9 Penampang Melintang Jalan

18 Karena bentuk permukaan biasanya tidak beraturan maka bentuk permukaan tersebut dapat disederhanakan ke suatu bentuk lain seperti segitiga, trapezium, dan lain lain. Kemudian hitung luas daerah (secara vertikal) yang akan digali dan ditimbun. Dari hasil perhitungan, dengan mengalikan jarak antara titik maka didapat volume tanah galian dan timbunan. Jika diturunkan dalam bentuk rumus maka: Volume = Spasi x (...(2.22) n adalah jumlah potongan melintang atau stasiun (Sta). untuk mendapatkan hasil yang akurat, jumlah N dapat diperbanyak. adalah luas galian atau timbunan terakhir. C. Metode Diagram Massa (Mass Haul Diagram) Metode ini merupakan kurva yang menggambarkan akumulasi volume galian dan timbunan sepanjang jalan garis. Dengan metode diagram massa, maka dapat diketahui : 1. Panjang dan arah pemindahan dengan jarak yang seimbang. 2. Rata rata jarak pemindahan. 3. Lokasi dan jumlah tanah yang diambil dari sumber lain serta jumlah tanah buangan. Gambar 2.10 Diagram Massa Penjelasan dari gambar di atas adalah : a. Tiap ruas keseimbangan, seperti ruas 1 dibatasi oleh titik A dan B,

19 b. Tentukan titik C pada profil yang merupakan titik paling rendah dari diagram massa pada ruas 1 dan merupakan perubahaan dari fill ke cut, c. Arah pengangkutan dalam setiap ruas keseimbagan selalu dari cut ke fill, d. Ulangi langkah 2,3,4 pada tiap ruas, e. Antara titik D dan E mempunya nilai negatif yang berarti perlunya mengambil tanah dari luar, f. Perkiraan jarakk pengangkutan rata rata untuk ruas 1 adalah F G. 5. Alat Penggerak Alat penggerak pada alat berat dapat berupa crawler atau ban karet. Untuk beberapa jenis alat berat seperti truck, scraper, atau motor grader alat penggeraknya adalah ban karet. Untuk alat alat seperti backhoe, alat penggeraknya bisa salah satu dari kedua jenis di atas. Umumnya penggunaan ban karet dijadikan pilihan karena alat berat dengan ban karet mempunyai mobilitas lebih tinggi daripada alat berat yang menggunakan crawler. Alat penggerak ban karet juga menjadi pilihan untuk kondisi permukaan yang baik. Sedangkan pada permukaan tanah yang lembek, basah atau berpori umumnya menggunakan alat berat beroda crawler. Pada tabel berikut, terdapat faktor faktor yang menjadi dasar pemilihan alat dengan menggunakan roda ban dan roda crawler. Tabel 2.3 : Perbandingan antara traktor beroda ban dan beroda crawler Roda Ban Karet Roda Crawler Digunakan pada permukaan yang Untuk digunakan pada bemacam baik (misalnya beton) macam jenis permukaan Bekerja baik pada permukaan Dapat bekerja pada berbagai yang menurun dan datar permukaan Cuaca yang basah dapat Dapat bekerja pada tanah yang menyebabkan slip basah dan berlumpur Bekerja baik untuk jarak tempuh Mempunyai jarak tempuh yang yang panjang pendek Dipakai untuk mengatasi tanah Dapat dipakai untuk mengatasi

20 lepas tanah keras Kecepatan alat dalam keadaan Kecepatan alat dalam keadaan kosong tinggi kosong rendah Sumber : Ir. Susy Fatena Rostiyanti (2002) 2.4 Alat Berat (Rostyanti, 2008), menyatakan bahwa alat alat berat yang dikenal dalam ilmu Teknik Sipil adalah alat yang digunakan untuk membantu manusia dalam melakukan pekerjaan pembangunan suatu struktur. Alat berat merupakan faktor penting dalam proyek, terutama proyek proyek konstruksi dengan skala yang besar. Tujuan penggunaan alat alat berat tersebut untuk memudahkan manusia dalam mengerjakan pekerjaan sehingga hasil yang diharapkan dapat tercapai dengan lebih mudah pada waktu yang relative lebih singkat. Pada saat suatu proyek akan dimulai, kontraktor akan memilih alat berat yang akan digunakan di proyek tersebut. Pemilihan alat berat yang akan dipakai merupakan salah satu faktor penting dalam keberhasilan suatu proyek. Alat berat yang dipilih haruslah tepat sehingga proyek berjalan lancar. Alat alat berat dalam fungsinya pada suatu proyek memegang peranan penting. Dimana dalam setiap pengoperasiannya, alat berat ini membutuhkan biaya yang cukup besar, sehingga alat alat berat harus dimanfaatkan seoptimal mungkin. Faktor faktor yang menentukan dalam penggunaan alat berat adalah : a. Tenaga yang dibutuhkan (power required) b. Tenaga yang tersedia (power available) c. Tenaga yang dapat dimanfaatkan (power usable) 2.4.1 Klasifikasi Alat Berat Berdasarkan Fungsi Yang dimaksud dengan klasifikasi fungsional alat adalah pembagian alat tersebut berdasarkan fungsi fungsi utama alat. Berdasarkan fungsinya alat berat dapat dibagi sebagai berikut : 1. Alat Pematangan Lahan Kondisi lahan proyek kadang kadang masih merupakan lahan asli yang harus dipersiapkan sebelum lahan tersebut mulai diolah. Jika pada lahan

21 masih terdapat semak atau pepohonan maka pembukaan lahan dapat dilakukan dengan menggunakan dozer. Untuk pengangkatan lapisan tanah paling atas dapat menggunakan scraper. Sedangkan untuk membentukan permukaan agar rata selain dozer dapat menggunakan motor grader. A. Dozer Dozer merupakan traktor yang dipasangkan blade di bagian depannya. Blade berfungsi untuk mendorong, atau memotong material yang ada di depannya. Jenis pekerjaan yang biasanyan menggunakan dozer atau buldozer adalah : a. Mengupas top soil dan pembersihan lahan dari pepohonan. b. Pembukaan jalan baru c. Pemindahan material pada jarak pendek sampai dengan 100 m d. Membantu mengisi material pada scraper e. Menyebarkan material f. Mengisi kembali saluran g. Membersihkan quarry Ada beberapa jenis blade yang dipasangkan pada dozer. Pemilihan jenis blade tergantung pada jenis pekerjaan yang akan dilakukan. Jenis blade yang umumnya digunakan adalah straight blade (S Blade), angle blade (A Blade), universal blade (U Blade) dan cushion blade (C- Blade). S blade biasanaya digunakan untuk pekerjaan pengupasan dan penimbunan lahan. Blade jenis ini dapat bekerja pada tanah keras. A blade mempunyai lebar yang lebih besar 0,3 0,6 m dari S blade. Blade jenis ini digunakan untuk menyinngkirkan material ke sisinya, penggalian saluran, dan pembukaan lahan. U blade juga memiliki ukuran yang lebih lebar dari S blade. U blade digunakan untuk reklamasi lahan. Blade jenis ini mempunyai kemampuan untuk mengangkut material dalam jumlah besar pada jarak tempuh yang relatif jauh. Umumnya material yang ditangani adalah material yang ringan seperti tanah lepas. C blade umumnya dipasang pada traktor yang besar yang digunakan untuk mendorong scraper. Blade jenis ini lebih pendek daripada S blade.

22 Tabel 2.4 Pisau Buldozer Ukuran Mesin (hp) 60 70 100 150 200 300 400 Berat Mesin (Ton) 5 8 10 12 16 25 35 Panjang Pisau (m) 3,0 3,5 4,0 4,5 5,0 Tinggi Pisau (m) 0,8 1,0 1,2 1,5 1,8 Sumber : Ir. Susy Fatena Rostiyanti (2002) Gambar 2.11 Buldozer dengan Roda Ban Sumber : Ir. Susy Fatena Rostiyanti (2002) Gambar 2.12 Macam Macam Blade Sumber : Construction Planning, Equipment, and Methods (1996) B. Scraper Scraper adalah alat berat yang berfungsi untuk mengeruk, mengangkut, dan menabur tanah hasil pengerukan secara berlapis. Scraper dapat digunakan sebagai alat pengangkutan untuk jarak yang relatif jauh (± 200 m) pada tanah datar dengan alat penggerak roda ban. Pemilihan scraper untuk pekerjaan ini tergantung pada : 1. Karakteristik material yang dioperasikan 2. Panjang jarak tempuh

23 3. Kondisi jalan 4. Alat bantu yang diperlukan Scraper umumnya digolongkan berdasarkan tipenya, scraper yang ditarik (towed scraper), scraper bermotor (motorized scraper), dan scraper yang mengisi sendiri (self loading scraper). Towed scraper umumnya ditarik crawler traktor dengan kekuatan mesin 300 hp atau lebih. Scraper jenis ini dapat menampung material sebanyak 8 30 m 3. Daya tamping motorized scraper adalah sebanyak 15 30 m 3. Motorized scraper mempunyai kekuatan 500 hp atau lebih dengan kecepatan mencapai 60 km/jam karena menggunakan alat penggerak ban. Akan tetapi daya cengkram ban terhadap tanah kurang sehingga scraper jenis tipe ini di dalam operasinya memerlukan bantuan crawler traktor yang dilengkapi blade atau scaper lain. Pengoperasian dengan alat bantu ini dilakukan dengan dua cara. a. Push Loaded : alat bantu dipakai hanya pada saat pengerukan dan pengisian. Pada saat bak penampung telah penuh, scraper dapat bekerja sendiri. Dengan demikian alat bantu dapat membantu tiga hingga lima scraper. Dengan adanya alat bantu, jarak tempuh scraper dapat mencapai 3 km. ukuran dozer yang dipakai tergantung dari daya muat scraper. b. Push Pull : dua buah scraper dioperasikan dengan cara keduanya saling membantu didalam pengerukan. Scraper yang belakang mendorong scraper di depannya pada saat pengerukan dan scraper di depannya menarik scraper dibelakangpada saat pengerukan. Karena kedua tipe scraper di atas tidak dapat memuat sendiri hasil pengerukannya, maka scraper tertentu dilengkapi semacam conveyor untuk memuat tanah. Scraper seperti ini dinamakan self loading scraper. Dengan adanya tambahan alat ini maka berat alat bertambah sekitar 10 15 %.

24 Gambar 2.13 Scraper Sumber : Ir. Susy Fatena Rostiyanti (2002) C. Motor Grader Pada permukaan tanah tempat suatu bangunan yang akan didirikan biasanya dibersihkan dari puing puing bangunan atau dari pohon dan semak semak. Setelah permukaan tanah dibersihkan, permukaan tersebut digali atau ditimbun oleh material hasil pemindahan. Pekerjaan selanjutnya setelah penimbunan adalah perataan permukaan tanah oleh suatu alat yang disebut motor grader. Alat ini juga berfungsi untuk membentuk permukaan sesuai dengan yang diinginkan. Setelah permukaan diratakan biasanya dilakukan pemadatan sampai kepadatan yang diinginkan. Alat yang digunakan adalah alat pemadatan atau compactor. Motor grader merupakan alat perata yang mempunyai bermacam macam kegunaan. Motor grader dapat digunakan untuk meratakan tanah dan membentuk permukaan tanah. Grader juga dapat dimanfaatkan untuk mencampurkan dan menebarkan tanah dan campuran aspal. Pada umumnya, grader digunakan dalam proyek dan perawatan jalan dan dengan kemampuannya dalam bergerak, motor grader sering digunakan dalam proyek lapangan terbang. Dalam pengoperasiannya, motor grader menggunakan blade yang disebut moldboard yang dapat digerakan sesuai dengan kebutuhan bentuk permukaan. Gerakan yang dilakukan oleh blade pada motor grader sama dengan blade pada dozer yaitu tilt, pitch, dan angle dengan fleksibelitas yang lebih besar. Panjang blade biasanya berkisar antara 3 5 meter.

25 Gambar 2.14 Motor Grader Sumber : Ir. Susy Fatena Rostiyanti (2002) Gambar 2.15 Cara Kerja Motor Grader Sumber : Ir. Susy Fatena Rostiyanti (2002) 2. Alat Penggali Jenis alat ini dikenal juga degan istilah excavator. Beberapa alat berat digunakan untuk menggali tanah dan batuan. Yang termasuk di dalam kategori ini adalah front shovel, backhoe, dragline, dan clamshell. A. Front Shovel Front shovel digunakan untuk menggali material yang letaknya di atas permukaan tempat alat tersebut berada. Alat ini mempunyai kemampuan untuk

26 menggali material yang keras. Jika material yang akan digali bersifat lunak, maka front shovel akan mengalami kesulitan. Dengan demikian waktu penggalian dapat menjadi lebih lama. Sama halnya dengan kondisi dimana permukaan material yang akan digali lebih tinggi dari ketinggian minimum yang diperbolehkan untuk mengisi bucket. Maka dari itu ada faktor pengali untuk ketinggian penggalian dan pengaruh sudut putaran yang harus diperhitungkan dalam menentukan produktivitas front shovel. Untuk material yang mudah digali seperti pasir dan kerikil ketinggian optimum kurang sedikit dari 40% ketinggian maksimum penggalian. Pada material yang sulit untuk dimuat seperti lempung dan batuan hasil peledakan ketinggian optimum penggalian berkisar 50% dari ketinggian maksimum penggalian. Gambar 2.16 Front Shovel Sumber : Construction Planning, Equipment, and Methods (1996) B. Backhoe Pengopersian backhoe umumnya untuk penggalian saluran terowongan, atau basement. Backhoe terdiri dari alat penggerak yang dapat berupa crawler atau ban, boom, stick, dan bucket. Backhoe beroda ban biasanya tidak digunakan untuk pengalian tetapi lebih sering digunakan untuk pekerjaan umum lainnya. Pemilihan kapasitas bucket backhoe harus sesuai dengan pekerjaan yang akan dilakukan. Backhoe sama seperti front shovel dimana jenis material mempengaruhi di dalam perhitungan produktivitas.

27 Gambar 2.17 Backhoe Sumber : Ir. Susy Fatena Rostiyanti (2002) C. Dragline Dragline merupakan alat gali yang dipakai untuk menggali material yang letaknya lebih tinggi dari permukaan tempat alat tersebut berada dengan jangkauan yang lebih jauh dari alat alat gali lainnya. Alat dasar dari dragline adalah bucket yang dipasangkan pada boom. Panjang boom dragline sama seperti crane akan tetapi lebih panjang daripada boom alat gali lain. Dengan boom yang cukup panjang maka stabilitas dragline harus diperhitungkan. Pada bagian ujung bucket dikaitkan kabel drag yang berfungsi untuk menarik bucket ke arah dragline pada saat penggalian. Dragline bekerja dari satu titik dimana alat tersebut ditempatkan. Jenis material yang digali sebaiknya material yang lunak sampai agak keras. Penggalian di dalam proyek pembuatan saluran yang tanahnya mengandung air, pemakaian dragline sangat menguntungkan. Gambar 2.18 Dragline Sumber : Ir. Susy Fatena Rostiyanti (2002)

28 D. Clamshell Pada umumnya clamshell digunakan untuk penggalian tanah lepas seperti pasir, kerikil, batuan pecah, dan lain lain. Clamshell mengangkat material secara vertical. Ukuran bucket pada clamshell bervariasi antara ringan sampai berat. Bucket yang ringan umumnya digunakan untuk memindahkan material, sedangkan bucket ukuran berat digunakan untuk menggali. Pada bucket yang berukuran berat umumnya dipasangkan gigi yang membantu alat dalam menggali material. Gambar 2.19 Clamshell Sumber : Ir. Susy Fatena Rostiyanti (2002) 3. Alat Pengangkut Material Crane termasuk di dalam kategori alat pengangkut material karena alat ini dapat mengangkut material secara vertikal dan kemudian memindahkannya secara horizontal pada jarak jangkau yang relatif kecil. Untuk pengangkutan material lepas (loose material) dengan jarak tempuh yang relatif jauh, alat yang digunakan dapat berupa belt, truck, dan wagon. Alat alat ini memerlukan alat lain yang membantu memuat material ke dalamnya. A. Crane Alat pengangkat yang biasa digunakan dalam proyek konstruksi adaa crane. Cara kerja crane adalah dengan mengangkat material yang akan dipindahkan, memindahkan secara horizontal, kemudian menurunkan material ditempat yang diinginkan. Crane mempunyai beberapa tipe yang di dalam pengoperasiannya

29 dipilih sesuai dengan kondisi suatu proyek. Tipe crane yang umum digunakan adalah : a. Crane beroda crawler (crawler crane) b. Truck crane, c. Truck crane untuk lokasi terbatas, d. Truck crane untuk segala jenis lokasi, e. Tower crane Pemilihan crane sebagai alat untuk memindahkan material didasarkan pada kondisi lapangan. Pemilihan harus direncanakan sebelum proyek dimulai. Gambar 2.20 Crawler Crane Sumber : Ir. Susy Fatena Rostiyanti (2002) B. Dump Truck Dump truck yang dipakai dalam proyek konstruksi umumnya digolongkan menjadi 5 yaitu sebagai berikut : a. Rear Dump Truck b. Side Dump Truck c. Rear Dump Tractor Wagon d. Side Dump Tractor Wagon e. Bottom Dump Tractor Wagon Pengeluaran material dari rear dump truck dan tractor wagon adalah dengan pengangkatan bagian depan bak. Rear dump truck dipakai untuk mengangkut berbagai jenis material. Akan tetapi, material lepas seperti tanah dan pasir kering merupakan material yang umumnya diangkut oleh dump truck.

30 Material seperti batuan dapat merusak truck yang dipakai, oleh karena itu pemuatan material oleh loader atau alat pemuat harus dilakukan secara hati hati atau bak truck dilapisi bahan yang tidak mudah rusak. Ukuran bak truck jenis ini berkisar antara 25 sampai 250 ton. Side dump truck dan tractor wagon mengeluarkan material yang diangkut dengan menaikkan salah satu sisi bak. Pada kondisi pembongkaran muatan dilakukan pada tempat yang sempit dan panjang maka pemakaian truck dan tractor wagon merupakan pilihan yang tepat. Material yang diangkut oleh botton dump tractor wagon dikeluarkan melalui bagian bawah bak yang dapat dibuka ditengah tengahnya. Bottom dump tractor wagon umumnya mengangkut material lepas seperti kerikil, pasir, batuan sedimen, lempung keras, dan lain lain. Pembongkaran material dilakukan pada saat kendaraan bergerak. Kelandaian permukaan tempat alat tersebut digunakan sebaiknya kurang dari 5% karena bentuk dari alat tersebut tidak memungkinkan untuk daerah yang terjal. Gambar 2.21 Perbandingan Truck dan Dump Truck Sumber : Ir. Susy Fatena Rostiyanti (2002) Kapasitas dari bak penampung truck dan tractor wagon terdiri dari struck capacity (kapasitas peres) dan heaped capacity (kapasitas munjung). Besarnya kapasitas truck tergantung pada waktu yang dibutuhkan untuk memuat material ke dalam truck terhadap waktu angkut truck. Pada umumnya besarnya kapasitas truck yang dipilih adalah empat sampai lima kali kapasitas alat gali yang memasukkan material ke dalam truck. Akan tetapi, peggunaan truck yang terlalu

31 besar sangat tidak ekonomis kecuali jika volume tanah yang akan diangkut sangat besar. Produktivitas suatu alat selalu tergantung dari waktu siklus. Waktu siklus truck terdiri dari waktu pemuatan, waktu pengangkutan, waktu pembongkaran muatan, waktu perjalanan kembali, dan waktu antri. Faktor faktor yang mempengaruhi waktu waktu tersebut adalah sebagai berikut : a. Waktu muat, tergantung pada : 1. Ukuran dan jenis alat pemuat, 2. Jenis dan kondisi material yang dimuat, 3. Kapasitas alat angkut, 4. Kemampuan operator alat pemuat dan alat angkut. b. Waktu berangkat atau pengangkutan tergantung pada : 1. Jarak tempuh alat angkut, 2. Kondisi jalan yang dilalui (kelandaian, rolling resistance, dan lain lain). c. Waktu pembongkaran pemuatan tergantung pada : 1. Jenis dan kondisi material, 2. Cara pembongkaran material, 3. Jenis alat pengangkutan. d. Waktu kembali juga dipengaruhi hal hal yang sama seperti waktu pengangkutan e. Waktu antri tergantung pada : 1. Jenis alat pemuat, 2. Posisi alat pemuat, 3. Kemampuan alat pengangkut untuk berputar. 4. Alat Pemindah Material Yang termasuk dalam kategori ini adalah alat yang biasanya tidak digunakan sebagai alat transportasi tetapi digunakan untuk memindahkan material dari satu alat ke alat yang lain. Loader dan dozer adalah alat pemindahan material.

32 5. Alat Pemadat Jika pada suatu lahan dilakukan penimbunan maka pada lahan tersebut perlu dilakukan pemadatan. Pemadatan juga dilakukan untuk pembuatan jalan, baik itu jalan tanah dan jalan dengan perkerasan lentur maupun perkerasan kaku. Yang termasuk sebagai alat pemadatan adalah tamping roller, pneumatic tired roller, compactor, dan lain lain. A. Tampping Roller Pemadatan tanah merupakan proses untuk mengurangi adanya rongga antar partikel tanah sehingga volume tanah menjadi lebih kecil. Pada umumnya proses ini dilakukan oleh alat pemadat khusus yang berupa roller. Akan tetapi, dengan adanya lalu lintas di atas suatu permukaan maka secara tidak langsung material di permukaan tersebut menjadi lebih padat, apalagi jika yang melewati permukaan tersebut alat berat. Terdapat tiga faktor yang mempengaruhi proses pemadatan yakni sebagai berikut. a. Gradasi material yang akan dipadatkan b. Kadar air dari material (moisture content) c. Usaha pemadatan (compactive effort) Dengan menggunakan alat vibrating compactor, jenis material seperti pasir, kerikil, dan batuan pecah dapat dipadatkan dengan lebih baik karena alat ini memberikan tekanan dan getaran terhadap material di bawahnya. Dengan adanya getaran maka partakel yang lebih kecil mengisi rongga di antara partikel partikel yang lebih besar. Jenis alat ini yang dikenal adalah : a. Vibrating padded drum roller b. Vibrating steel drum roller c. Vibrating pneumatic tired roller Gambar 2.22 Tamping Roller Sumber : Andi Tenrisukki Tenriajeng (2003)

33 Alat yang mempunyai roda depan besi dan roda belakang karet digunakan untuk pemadatan tanah. Pada roda karet terdapat kembang yang berfungsi untuk menjaga agar alat tidak mengalami slip. Sedangkan alat dengan roda depan dan belakang yang berbuat dari besi (vibrating steel drum roller) digunakan untuk pemadatan aspal. Alat ini mampu untuk memadatkan lapisan berkisar pada kedalaman antara 7,5 15 cm. Akan tetapi, steel drum vibratory roller yang besar dapat mencapai kedalaman 1 meter. Untuk mendapatkan produktivitas alat pemadatan yang efektif, ketebalan lapisan yang akan dipadatkan haruslah kecil. Untuk semua roller kecuali vibratory dan pneumatic roller yang besar, ketebalan pemadatan yang disarankan berkisar antara 15 20 cm. untuk pneumatic roller ketebalan tergantung pada jenis tanah dan berat alat. Untuk tanah berbutir, ketebalan yang efektif berkisar antara 20 122 cm tergantung dari berat alat. Sedangkan untuk batuan ketebalannya bisa mencapai 2,1 m. B. Pneumatic Tired Roller Umumnya alat ini digunakan untuk pemadatan aspal hotmix. Proses pemadatan alat ini menggunakan gabungan antara metode kneading action dan static weight. Alat ini ada yang kecil dengan jumlah as roda tandem dua buah yang terdiri dari empat sampai Sembilan roda pada setiap asnya. Roda belakang dan roda yang sangat besar serta alat berat dari alat yang cukup besar membuat alat ini mampu memadatkan tanah sampai ke kedalaman berkisar antara 10 sampai 20 cm, sedangkan alat yang besar dapat mencapai kedalaman 60 cm. 6. Alat Pemproses Material Alat ini dipakai untuk mengubah batuan dan mineral alam menjadisuatu bentuk dan ukuran yang diinginkan. Hasil dari alat ini misalnya adalah batuan bergradasi, semen, beton, dan aspal. Yang termasuk di dalam alat ini adalah crusher. Alat yang dapat mencampur material material di atas juga dikategorikan ke dalam alat pemroses material seperti concrete batch. A. Crusher Crusher terdiri dari beberapa bagian yaitu crusher primer, crusher sekunder, dan crusher tersier. Setelah batuan diledakkan, batuan dimasukkan ke dalam

34 crusher primer. Hasil dari crusher primer dimasukkan ke dalam crusher sekunder untuk mendapatkan hasil yang diinginkan. Bila hasil crusher sekunder belum memenuhi spesifikasi yang ditetapkan maka batuan diolah kembali di crusher tersier dan seterusnya. Crusher dibagi juga berdasarkan cara alat tersebut dalam memecahkan batuan. Crusher yang memecahkan batuan dengan memberikan tekanan pada batuan antara lain adalah jaw, gyratory, dan roll crusher. Impact crusher menghancurkan batuan dengan tumbukan pada kecepatan yang tinggi. Pada umumnya jaw crusher digunakan sebagai crusher primer, sedangkan crusher tipe lainnya dimanfaatkan sebagai crusher sekunder. B. Concrete Batch Agregat pada batching plant diletakkan pada staple material atau storage bin. Baik storage bin maupun pada staple material, agregat dipisahkan menjadi empat bagian yaitu butir kasar (split), butir menengah, butir halus, dan pasir. Sedangkan semen diletakkan pada suatu tabung yang disebut cement silo. Tabung ini tertutup rapat sehingga semen dalam keadaan tetap kering. Pada saat pencampuran, agregat dikeluarkan dari pintu pada bagian bawah storage bin. Sedangkan batching plant yang menggunakan staple material sebagai pemisah agregat, agregat dipindahkan dengan menggunakan dragline. Agregat dari storage bin maupun dari staple material kemudian ditakar dengan menggunakan timbangan. Semen juga dikeluarkan dari silo dari pintu ada bagian bawah tabung dan di takar. Penakaran ini bertujuan agar diperoleh proporsi setiap bahan sesuai dengan yang diinginkan guna mencapai kekuatan beton tertentu. Gambar 2.23 Batching Plant Sumber : Ir. Susy Fatena Rostiyanti (2002)

35 7. Alat Penempatan Akhir Material Alat digolongkan pada kategori ini karena fungsinya yaitu untuk menempatkan material pada tempat yang telah ditentukan. Di tempat atau lokasi ini material disebarkan secara merata dan dipadatkan sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan. Yang termasuk di dalam kategori ini adalah motor grader, dan alat pemadat. 2.4.2 Klasifikasi Operasional Alat Berat Alat alat berat dalam pengoperasiannya dapat dipindahkan dari satu tempat ke tempat lain atau tidak dapat digerakkan atau statis. Jadi klasifikasi alat berdasarkan pergerakannya dibagi sebagai berikut : 1. Alat Dengan Penggerak Alat penggerak merupakan bagian dari alat berat yang menerjemahan hasil dari mesin menjadi kerja. Bentuk dari alat penggerak adalah crawler atau roda kelabang dan ban karet. Sedangkan belt merupakan alat penggerak pada conveyor belt. 2. Alat Statis Yang termasuk dalam kategori ini adalah tower crane, batching plant, baik untuk beton maupun untuk aspal serta crusher plant. 2.4.3 Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Pemilihan Alat Berat Pemilihan alat berat dilakukan pada tahap perencanaan, dimana jenis, jumlah, dan kapasitas alat merupakan faktor faktor penentu. Tidak setiap alat berat dapat dipakai untuk setiap proyek konstruksi, oleh karena itu pemilihan alat berat yang tepat sangatlah diperlukan. Apabila terjadi kesalahan dalam pemilihan alat berat maka akan terjadi keterlambatan di dalam pelaksanaan, biaya proyek yang membengkak, dan hasil yang tidak sesuai dengan rencana. Di dalam pemilihan alat berat, ada beberapa faktor yang harus diperhatikan sehingga kesalahan dalam pemilihan alat dapat dihindari. Faktor faktor tersebut antara lain sebagai berikut :

36 a. Fungsi yang harus dilaksanakan. Alat berat dikelompokkan berdasarkan fungsinya, seperti untu menggali, mengangkut, meratakan permukaan, dan lain lain. b. Kapasitas peralatan. Pemilihan alat berat didasarkan pada volume total atau beat material yang harus diangkut atau dikerjakan. Kapasitas alat yang dipilih harus sesuai sehingga pekerjaan dapat diselesaikan pada waktu yang telah ditentukan. c. Cara operasi. Alat berat dipilih berdasarkan arah (horizontal maupun vertikal) dan jarak gerakan, kecepatan, frekuensi gerakan, dan lain lain. d. Pembatasan dari metode yang dipakai. Pembatasan yang mempengaruhi pemilihan alat berat antara lain peraturan lalu lintas, biaya, dan pembongkaran. Selain itu metode konstruksi yang dipakai dapat membuat pemilihan alat dapat berubah. e. Ekonomi. Selain biaya investasi atau biaya sewa peralatan, biaya operasi dan pemeliharan merupakan faktor penting di dalam pemilihan alat berat. f. Jenis proyek. Ada beberapa jenis proyek yang umumnya menggunakan alat berat. Proyek proyek tersebut antara lain proyek gedung, pelabuhan, jalan, jembatan, irigasi, pembukaan hutan, dam, dan sebagainya. g. Lokasi proyek. Lokasi proyek juga merupakan hal lain yang harus diperhatikan dalam pemilihan alat berat. Sebagai contoh lokasi proyek di dataran tinggi memerlukan alat berat yang berbeda dengan lokasi proyek di dataran rendah. h. Jenis dan daya dukung tanah. Jenis tanah di lokasi proyek dan jenis material yang akan dikerjakan dapat mempengaruhi alat berat yang akan dipakai. Tanah dapat dalam kondisi padat, lepas, keras, atau lembek. i. Kondisi lapangan. Kondisi dengan medan yang sulit dan medan yang baik merupakan faktor lain yang mempengaruhi pemilihan alat berat. 2.4.4 Alat Berat Pada Macam Macam Proyek Konstruksi Pada setiap proyek ada keunikan dimana tidak semua alat digunakan di proyek tersebut. Jenis jenis proyek ada yang pada umumnya menggunakan alat berat adalah proyek gedung, pelabuhan, jalan, dam, irigasi, dan lain lain.

37 1. Proyek Gedung Alat berat yang umumnya digunakan dalam proyek gedung adalah alat berat pemancang tiang pondasi (pile driving), alat penggali (backhoe) yang digunakan untuk penggalian basement, crane untuk pemindahan vertikal, truck untuk pengangkutan horizontal, concrete mixer, dan lain lain. Concrete mixer digunakan sebagai pencampur adukan beton and concrete mixer truck sebagai pengangkut campuran beton. Alat pemadat juga sering digunakan untuk memadatkan tanah di sekitar basement. 2. Proyek Jalan Proyek jalan pada umumnya menggunakan alat gali, truck, dozer, grader, alat pemadat, loader, dan lain lain. Alat gali digunakan untuk menggali saluran di sekitar badan jalan. Buldozer berfungsi untuk mengupas tanah dan grader untuk membentuk permukaan tanah. Loader digunakan sebagai pemuat tanah ke dalam truck. Untuk jalan dengan perkerasan lentur digunakan asphalt mixing plant yang berfungsi untuk mencampurkan bahan campuran aspal yang kemudian disebarkan, diratakan, dan dipadatkan dengan menggunakan asphalt finisher. Sedangkan untuk perkerasan kaku beton diolah dengan menggunakan concete batching plant yang kemudian dipindahkan dengan menggunakan truck mixer. 3. Proyek Jembatan Alat berat yang digunakan untuk proyek jembatan antara lain adalah alat pemancang tiang pondasi, alat penggali, crane, truck, concrete mixer atau concrete mixer truck, alat pemadat, dan lain lain. 4. Proyek Dam Proyek dam pada umumnya menggunaka alat penggali tanah, crane, truck, concrete mixer atau concrete mixer truck, alat pemadat anah, loader, bulldozer, grader. Alat penggali tanah yang umum digunakan pada proyek dam berupa backhoe atau front shovel. Concrete mixer digunakan untuk mencampurkan bahan pembuatan beton yang dipakai untuk pembuatan dinding penahan tanah.

38 2.5 Metode Perhitungan Produksi Alat Berat Metode perhitungan produksi alat berat merupakan suatu cara atau langkah langkah yang digunakan untuk mengetahui kapasitas produksi suatu alat berat yang akan digunakan. Berikut ini macam macam metode perhitungan produktivitas alat berat. 2.5.1 Alat Pembersihan Lahan (Dozer) Produktivitas dozer sangat tergantung pada ukuran blade, ukuran traktor dan jarak tempuh. Perhitungan produktivitas ditentukan dari volume tanah yang dipindahkan dalam 1 siklus dan jumlah siklus dalam 1 jam pengoperasian. A. Kapasitas Blade Kapasitas blade dapat dicari dari data pada tabel atau melalui perhitungan. Rumus dari kapasitas blade (dalam cm) adalah : V l = (2.23) Gambar 2.24 Dimensi Blade untuk Menghitung Produktivitas Sumber : Ir. Susy Fatena Rostiyanti (2002) Nilai W = 1,5 1,67 H (dalam satuan meter) untuk sudut α antara 30-33.

39 Tabel 2.5 Perkiraan Kapasitas Blade Sumber : Ir. Susy Fatena Rostiyanti (2002) B. Waktu Siklus Pengisian blade umumnya dilakukan pada 40 50 feet (13 17 m) pertama dari jarak tempuh. Pada saat kembali, blade dalam keadaan kosong. Waktu angkut dan kembali buldozer dapat ditentukan dari jarak dibagi kecepatan untuk setiap variabel. Perhitungan waktu siklus ditentukan juga oleh suatu waktu yang konsisten yaitu waktu tempuh (T1) dan waktu kembali (T2) yang merupakan waktu yang dibutuhkan buldozer untuk mempercepat dan memperlambat laju kendaraan. Waktu yang diperlukan oleh dozer untuk melakukan 1 siklus adalah : CT = T1 + T2....(2.24) Keterangan : CT = Cycle Time (menit) T1 = Waktu Gusur = (l x 60) : (Vf x 1000) (menit) T2 = Waktu Kembali = (l x 60) : (Vr x 1000) (menit) T3 = Waktu Lain Lain (menit) Vf = Kecepatan Mengupas (km/jam) Vr = Kecepatan Mundur (km/jam)

40 C. Produktivitas Perhitungan maksimum produktivitas buldozer dapat dicari dengan menggunakan rumus : Prod (Q)= (2.25) Keterangan : Q = Kapasitas untuk mengupas, m 2 /jam q = kapasitas pisau q = L x H 2 (m 3 ) (Lebar pisau, L : Tinggi Pisau, H) Q ~ (5,2 5,6) ; m 3 Fb = Faktor Pisau (blade) (umumnya diambil 1) Fm = Faktor Kemiringan Pisau (grade) Fa = Faktor Efisiensi Kerja Bulldozer CT = Waktu Siklus (menit) 2.5.2 Alat Galian dan Timbunan (Backhoe) Penentuan waktu siklus backhoe didasarkan pada pemilihan kapasitas bucket. Rumus yang dipakai untuk menhitung produktivitas backhoe adalah : Produktivitas =. (2.26) Keterangan : Produktivitas = Produktivitas (m 3 / jam) V = Kapasitas Bucket m 3 Fb = Faktor Bucket Fa = Faktor Efisiensi Alat CT = waktu siklus (menit) Fv = Faktor Konversi (kedalaman <40% = 0,7) Tabel 2.6 Waktu Siklus Backhoe Beroda Crawler (menit) Jenis Material Ukuran Alat < 0,76 m 3 0,94 1,72 m 3 > 1,72 m 3 Kerikil, Pasir, Tanah Organik 0,24 0,30 0,40 Tanah, Lempung Lunak 0,30 0,375 0,50

41 Batuan, Lempung Keras 0,375 0,462 0,60 Sumber : Ir. Susy Fatena Rostiyanti (2002) Tabel 2.7 Faktor Koreksi untuk Kedalaman dan Sudut Putar (menit) Kedalaman Penggalian Sudut Putar ( ) (% dari Maks) 45 60 75 90 120 180 30 1,33 1,26 1,21 1,15 1,08 0,95 50 1,28 1,21 1,16 1,10 1,03 0,91 70 1,16 1,10 1,05 1,00 0,94 0,83 90 1,04 1,00 0,95 0,90 0,85 0,75 Sumber : Ir. Susy Fatena Rostiyanti (2002) Tabel 2.8 Faktor Koreksi (BFF) untuk Alat Gali Material BFF (%) Tanah dan Tanah Organik 80 110 Pasir dan Kerikil 90 100 Lempung Keras 65 95 Lempung Basah 50 90 Batuan dengan Peledakan Buruk 40 70 Batuan dengan Peledakan Baik 70 90 Sumber : Ir. Susy Fatena Rostiyanti (2002) 2.5.3 Alat Pengangkut Tanah (Dump Truck) Alat pengangkut tanah atau dump truck memilih perhitungan produktivtas. Rumus yang dipakai untuk menghitung produktivitas truck adalah : Produktivitas =.. (2.27) Keterangan : Produktivitas = Produktivitas (m 3 / jam) V = Kapasitas Bak (m 3 ) Fa = Faktor Efisiensi Alat D = Jarak Muat (m)

42 V1 V2 CT Qexc = Kecepatan Rata Rata Bermuatan (15-25 Km/jam) = Kecepatan Rata Rata Kosong (25-35 Km/jam) = Cycle Time (menit) = Produksi Excavator (m 3 / jam) Perhitungan waktu berangkat dan waktu kembali dilakukan dengan menggunakan grafik pada lampiran yang pembacaannya sama dengan grafik untuk scraper. Tabel 2.9 Kapasitas dan Berat Truck Tipe Truck Heaped Capacity m 3 (yd 3 ) Truck Capacity m 3 (yd 3 ) Berat Kosong kg (lb) Berat Maksimal kg (lb) 769 C 23,6 (30,9) 17,5 (22,9) 31178 (68750) 67586 (149000) 773 C 34,1 (44,6) 26,0 (34,0) 39396 (86869) 92534 (204000) 777 C 51,3 (67,1) 36,4 (47,6) 60055 (132442) 146966 (324000) Sumber : Ir. Susy Fatena Rostiyanti (2002) 2.5.4 Alat Pemadat (Tamping Roller) Pada alat pemadat tamping roller, Perhitungan produktivitas alat pemadat dapat dilakukan dengan menggunakan rumus berikut ini. Prod = (2.28) Keterangan : be = lebar efektif pemadatan = b bo (overlap) (m) b = lebar efektif pemadatan (m) bo = lebar overlap (m) v = kecepatan rata rata alat (km/jam) t = tebal pemadatan (m) n = jumlah lintasan (lintasan) Fa = faktor efisiensi alat

43 Jumlah pass yang diperlukan untuk mencapai kepadatan tertent tergantung dari jenis tanah dan densitas atau kepadatan (g/cm 3, lb/cuft) tertentu. Pada grafik dibawah dapat dilihat berapa pass yang diperlukan untuk mencapai kepadatan yang diinginkan. Gambar 2.25 Jumlah Pass Versus Kepadatan Sumber : Ir. Susy Fatena Rostiyanti (2002) 2.6 Biaya Kepemilikan dan Pengoperasian Alat Berat Di dalam suatu proyek konstruksi alat alat berat yang dipakai dapat berasal dari bermacam macam sumber, antara lain alat berat yang dibeli oleh kontraktor, alat berat yang disewa beli oleh kontraktor, dan alat berat yang disewa oleh kontraktor. 2.6.1 Alat Berat yang Dibeli oleh Kontraktor Kontraktor dapat saja membeli alat berat. Keuntungan dari pembelian ini adalah biaya pemakaian per jam yang sangat kecil jika alat tersebut dipergunakan secara optimal. Dilihat dari segi keuntungan perusahaan, kepemilikan alat berat merupakan suatu faktor yang penting karena kadang kadang pemilik proyek melihat kemampuan suatu kontraktor berdasarkan alat yang dimilikinya.

44 2.6.2 Alat Berat yang Disewa Beli oleh Kontraktor Alat dapat disewa dari perusahaan penyewaan alat berat. Sewa beli alat umumnya dilakukan jika pemakaian alat tersebut berlangsung dalam jangka waktu yang lama. Yang dimaksud dengan sewa beli adalah karena jangka waktu penyewaan yang lama maka pada akhir masa penyewaan alat tersebut dapat dibeli oleh pihak penyewa. Biaya pemakaian umumnya lebih tinggi daripada memiliki alat tersebut, namun terhindar dari risikp biaya kepemilikan alat. 2.6.3 Alat Berat yang Disewa oleh Kontraktor Perbedaan dari alat berat yang disewa dengan sewa beli adalah dari lamanya penyewaan. Alat berat yang disewa umumnya dalam jangka waktu yang tidak lama. Biaya pemakaian alat berat sewa adalah yang tertinggi, akan tetapi tidak akan berlangsung lama karena penyewaan dilakukan pada waktu yang singkat. 2.7 Biaya Alat Berat Biaya alat berat dapat dibagi di dalam dua kategori, biaya kepemilikan alat dan biaya pengoperasian alat. Kontraktor yang memiliki alat berat harus menanggung biaya yang disebut biaya kepemilikan alat berat (Ownership Cost). Pada saat suatu alat berat dioperasikan maka aka nada biaya pengoperasian (Operation Cost). 2.7.1 Biaya Kepemilikan Alat Berat Biaya kepemilikan alat berat terdiri dari beberapa faktor. Faktor pertama adalah biaya dalam jumlah yang besar yang dikeluarkan karena membeli alat tersebut. Jika pemilik meminjam uang dari bank untuk membeli alat tersebut maka aka nada biaya terhadap bunga pinjaman. Faktor kedua adalah depresiasi alat. Sejalan dengan bertambahnya umur alat maka aka nada penurunan nilai alat. Faktor ketiga yang juga harus dikeluarkan pemilik untuk membayar asuransi alat. Dan faktor terakhir adalah biaya yang harus dikeluarkan untuk menyediakan tempat menyimpan alat.

45 Depresiasi alat adalah penurunan nilai alat yang dikarenakan adanya kerusakan pengurangan, dan harga pasaran alat. Perhitungan depresiasi diperlukan untuk mengetahui nilai alat setelah pemakaian alat tersebut selama suatu masa tertentu. Selain itu bagi pemilik alat dengan menghitung depresiasi alat tersebut maka pemilik dapat memperhitungkan modal yang akan dikeluarkan di masa alat sudah tidak dapat digunakan dan alat baru harus dibeli. Dalam pelaksanaannya depresiasi alat juga dipakai untuk menghitung biaya perawatan alat berat. Ada beberapa cara yang dipakai untuk menghitung depresiasi alat. Cara cara tersebut adaalh sebagai berikut : a) Metode Garis Lurus (Straight Line Method) b) Metode Penjumlahan Tahun (Sum Of The Years Method) c) Metode Penurunan Seimbang (Declining Balance Method) A. Metode Garis Lurus (Straigh Line Method) Metode ini merupakan metode termudah dalam perhitungan depresiasi. Hampir semua perhtungan depresiasi menggunakan metode ini. Untuk menghitung depresiasi per tahun digunakan rumus seperti berikut ini. D k...(2.29) D k adalah depresiasi per tahun yang tergantung pada harga alat pada saat pembelian (P, Present Value), nilai sisa alat (F, Future Value), dan umur ekonomis alat (n). nilai Dk, pada metode ini selalu konstan. Nilai buku (Book Value (B)) dari alat dihitung dengan rumus : B k = P - kd k... (2.30) B. Metode Penjumlahan Tahun (Sum Of The Years Method) Metode ini merupakan metode percepatan sehingga nilai depresiasinya akan lebih besar daripada depresiasi yang dihitung dengan metode garis lurus. Pertama tama yang harus dihitung adalah nilai SOY dengan menggunakan rumus :

46 SOY = (2.31) Depresiasi tahunan dihitung dengan cara : D k =.....(2.32) Nilai buku pada akhir tahun ke k adalah : B k =..(2.33) C. Metode Penurunan Seimbang (Declining Balance Method) Metode menghitung depresiasi per tahun dengan mengalihkan nilai buku pada akhir tahun dengan suatu faktor. Nilai depresiasi dengan cara ini lebih besar daripada dengan dua metode sebelumnya. Faktor percepatan (R) tersebut berkisar antara 1,25 per umur alat sampai 2,00 per umur alat. Metode ini disebut sebagai metode penurunan seimbang ganda (double declining balance method) jika R =..(2.34) Depresiasi tahunan dengan metode ini dihitung dengan rumus : D k = R (1-R) k-1 x P..(2.35) Pada awal umur alat, nilai buku dengan metode ini berkurang dengan cepat. Nilai buku diakhir tahun ke k dihitung dengan rumus : B k = (1-R) k x P...(2.36) 2.7.2 Biaya Pengoperasian Alat Berat Biaya pengoperasian alat akan timbul setiap saat alat berat dipakai. Biaya pengoperasian alat berat meliputi biaya bahan bakar, gemuk, pelumas, perawatan dan perbaikan, serta alat penggerak atau roda. Operator yang menggerakkan alat juga termasuk dalam biaya pengoperasian alat.

47 A. Bahan Bakar (A) Banyaknya bahan bakar per jam yang digunakan oleh mesin penggerak dan tergantung pada besarnya kapasitas tenaga mesin, biasanya diukur dengan satuan HP (Horse Power). H = (12,00 s/d 15,00)% x HP (2.37) Keterangan : H HP adalah banyaknya bahan bakar yang dipergunakan dalam 1 (satu) jam dengan satuan liter/jam adalah Horse Power, kapasitas tenaga mesin penggerak 12,00% adalah untuk alat yang bertugas ringan 15,00% adalah untuk alat yang bertugas berat B. Pelumas (B) Banyaknya minyak pelumas (termasuk pemakaian minyak yang lain serta grease) yang dipergunakan oleh peralatan yang bersangkutan dihitung dengan rumus dan berdasarkan kapasitas tenaga mesin l = (2,5 s/d 3)% x HP.. (2.38) Keterangan : l HP adalah banyaknya minyak pelumas yang dipakai dalam 1 (satu) jam dengan satuan liter / jam adalah kapasitas tenaga mesin (Horse Power) 2,5 % adalah untuk pemakaian ringan 3 % adalah untuk pemakaian berat

48 C. Biaya Bengkel (C) Perhitungan depresiasi alat berat beroda ban dengan alat berat beroda crawler berbeda. Umumnya crawler mempunyai depresiasi sama dengan depresiasi alat sedangkan ban mempunyai depresiasi yang lebih pendek daripada umur alat. Besarnya biaya bengkel (workshop) tiap jam dihitung sebagai berikut : J = (6,25 s/d 8,75)% x B/W...(2.39) Keterangan: B W adalah harga pokok alat setempat adalah jumlah jam kerja alat dalam satu tahun 6,25% adalah untuk pemakaian ringan 8,75% adalah untuk pemakaian berat D. Biaya Perbaikan (D) Untuk menghitung biaya perbaikan termasuk penggantian suku cadang yang aus dipakai rumus : K = (12,5 s/d 17,5)% x B/W..(2.40) Keterangan: B adalah harga pokok alat setempat W adalah jumlah jam kerja alat dalam satu tahun 12,5% adalah untuk pemakaian ringan 17,5% adalah untuk pemakaian berat E. Upah Operator/Driver (E) dan pembantu Operator (F) Upah Operatordan Pembantu operator atau driver, dihitung :

49 Operator, L = 1 orang/jam x U1..(2.41) Pembantu Operator: M = 1 orang/jam x U2..(2.42) Keterangan : U1 U2 adalah upah Operator adalah upah Pembantu Operator f) Biaya operasi (G) Keterangan: Biaya operasi : G = A+ B + C + D + E + F.(2.43) A B C D E F adalah banyaknya bahan bakar yang dipergunakan dalam 1 (satu) jam dengan satuan liter/jam adalah banyaknya minyak pelumas yang dipakai dalam 1 (satu) jam dengan satuan liter/jam adalah besarnya biaya bengkel (workshop) tiap jam adalah biaya perbaikan termasuk penggantian suku cadang yang aus adalah upah operator atau driver adalah upah pembantu operator atau pembantu driver

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan studi kasus mengenai analisa produktivitas alat berat yang akan digunakan untuk pembangunan lahan parkir yang berlokasi di area Gedung Direktorat Politeknik Negeri Balikpapan agar dapat dimanfaatkan. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Gambar 3.1 Lokasi Politeknik Negeri Balikpapan Sumber : Google Map Lokasi penelitian dilaksanakan di area lahan parkir Gedung Direktorat Politeknik Negeri Balikpapan, Jalan Soekarno Hatta Km. 8 Balikpapan Kalimantan Timur. Waktu Penelitian dan penyusunan dilakukan mulai dari bulan Januari 2017 sampai bulan Juni 2017. Waktu penelitian dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 3.1 Rencana Waktu Kegiatan Penelitian Waktu Kegiatan No Nama Kegiatan Januari Februari Maret April Mei Juni 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 Asistensi 2 Studi Literatur 3 Seminar Proposal 4 Perhitungan Produktivitas Alat Berat 5 Biaya Operasional Kedaraan 6 Sidang Tugas Akhir 50

51 3.3 Pengumpulan Data Penelitian tentang analisa produktivitas alat berat pada area lahan parkir di Gedung Direktorat Politeknik Negeri Balikpapan membutuhkansebagai berikut : 1. Survey Lokasi Survey lokasi yang dilakukan di area lahan parkir Gedung Direktorat Politeknik Negeri Balikpapan oleh peneliti berguna untuk mengetahui keadaan area penelitian tersebut sehingga peneliti memiliki gambaran awal mengenai area tersebut. 2. Data Gambar Data gambar yang dimaksud adalah merupakan gambar layout mengenai Proyek Pembangunan Lahan Parkir di area Gedung Rektorat Politeknik Negeri Balikpapan. Adapun data gambar tersebut diperoleh dari hasil desain perencanaan pada proyek tersebut. 3. Data Alat Berat Data ini dibutuhhkan unuk menghitung produktivitas alat berat yang telah direncanakan dan untuk mengetahui spesifikasi jenis alat berat yang nantinya akan digunakan dalam perhitungan. Data alat berat tersebut diperoleh dari Katalog Alat Berat Tahun 2013 oleh Kementrian Pekerja Umum 4. Daftar Standarisasi Harga Satuan Upah Tahun 2016 Data ini dibutuhkan dalam segala jenis perhitungan biaya dimana dalam pokok pokok pekerjaan konstruksi dikerjakan oleh Sumber Daya Manudsia (SDM). Untuk lebih lengkapnya, data harga satuan upah tersebut diperoleh dari Departemen Pekerjaan Umum (DPU) Kota Balikpapan. 5. Daftar Standarisasi Analisa Harga Satuan Umum (AHSU) Data ini dibutuhkan setiap instansi dalam kegiatan proyek. Karena dengan adanya data data tersebut, setiap instansi dapat mengetahui jumlah harga bahan bangunan dan alat alat, upah yang akan diperlukan. Maka penulis memperoleh data tersebut dari Permen PU No. 11 Tahun 2013. Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kota Balikpapan.

52 3.4 Metodologi Penelitian Dibawah ini adalah flow chart atau diagram alur dari proyek penelitian : Mulai Rumusan Masalah Studi Literatur Pengumpulan Data - Gambar Lokasi - Data Lokasi (Topografi, Jenis Tanah, Luas Area) - Katalog Alat Berat Thn. 2013 - Permen PU No. 11 Thn. 2013 Bidang Umum DPU - Harga Satuan Pokok Kerja Thn. 2016 DPU Tahap Persiapan Analisa Produktivitas Alat Berat Menentukan Jenis Alat Berat Perhitungan Produktivitas Alat Berat Perhitungan Biaya Sewa & Biaya Operasional Kendaraan (Permen PU No.11 Thn. 2013) Tahap Proses Kesimpulan Selesai Tahap Akhir Gambar 3.2 Flow Chart Metodologi Penelitian

53 3.5 Tahap dan Prosedur Penelitian Tahap dalam analisis data merupakan urutan langkah yang dilaksanakan secara sistematis dan logis sesuai dengan dasar teori permasalahan sehingga didapat analisis yang akurat untuk mencapai tujuan penulisan. Adapun tahap dan prosedur penelitian yang akan dilakukan adalah sebagai berikut : A. Tahap Persiapan Langkah yang akan dilakukan pada tahap ini adalah sebagai berikut : 1. merumuskan penelitian, tujuan penelitian, menentukan metode yang akan digunakan dan menggali kepustakaan. Melakukan studi pustaka dengan membaca materi kuliah, buku buku referensi, jurnal penelitian dan buku buku Tugas Akhir yang berhubungan dengan pembuatan laporan penelitian. 2. Mengumpulkan data data proyek yang akan dijadikan objek penelitian, berupa data lapangan dari kontraktor, instansi terkait, dan pihak yang bersangkutan. Dari observasi, diperoleh data sebagai berikut : - Gambar kondisi Area Proyek Pembangunan Lahan Parkir Gedung Direktorat. - Data data katalog alat berat tahun 2013 dari Dinas Pekerja Umum. - Analisa Harga Satuan Umum dari Dinas Pekerja Umum No. 11 Tahun 2013. 3. Untuk mendukung penelitian dilakukan wawancara dengan pihak yang terkait dengan proyek tersebut. B. Tahap Proses Adapun langkah langkah yang dilakukan adalah : 1. Menganalisa jenis alat berat yang akan digunakan berdasarkan tahap pekerjaan yang dilakukan. 2. Melakukan perhitungan produktivitas alat berat pada masing masing tahapan pekerjaan. 3. Melakukan analisa perhitungan biaya sewa alat dan biaya operasional kendaraan untuk mengetahui kebutuhan biaya alat berat dan tenaga kerja yang digunakan pada masing masing tahapan pekerjaan.

54 C. Tahap Akhir Adapun langkah langkah yang dilakukan adalah : 1. Melakukan pembahasan dari hasil analisa biaya dan produktivitas alat berat.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Latar Belakang Proyek Proyek Lahan Parkir di Area Gedung Direktorat Politeknik Negeri Balikpapan akan dilaksanakan pekerjaan persiapan tanah yang meliputi pekerjaan pembersihan lahan, pekerjaan galian dan timbunan tanah dan pekerjaan pemadatan tanah. Pekerjaan ini memerlukan alat berat yang sesuai dalam pekerjaan. Dalam analisa ini hanya menghitung produktivitas alat berat dan menghitung biaya alat berat pada masing masing tahapan pekerjaan berdasarkan hasil pengukuran dan perhitungan yang telah dikerjakan pada tugas akhir dengan luas area sebesar 8512 m 2 (Helmi Pratama, 2017). Gambar 4.1 Layout Perencanaan Lahan Parkir Gedung Direktorat Politeknik Negeri Balikpapan 4.2 Data Volume Pekerjaan Membahas mengenai analisa data volume pekerjaan, dimana hasil pengukuran dan perhitungan yang telah dikerjakan pada tugas akhir (Helmi Pratama, 2017) dan diperoleh hasil dari masing masing pekerjaan dengah hasil sebagai berikut : a. Volume Pekerjaan Pembersihan Lahan Luas Lahan = 8512 m 2 55