BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pentingnya suatu pengendalian internal saat ini adalah hal yang wajib untuk dimiliki oleh setiap perusahaan, baik perusahaan swasta maupun negeri. Pengendalian internal yang dilakukan melalui audit internal adalah membantu perusahaan dalam memelihara suatu pengendalian internal yang efektif dengan cara mengevaluasi kecukupan, efisiensi, dan efektivitas pengendalian tersebut, serta mendorong peningkatan pengendalian secara berkesinambungan. Fungsi audit internal memastikan sejauh mana sasaran dan tujuan program serta kegiatan operasi telah ditetapkan dan dijalankan dengan sasaran dan tujuan perusahaan (Daniel Sutanto, 2013). Audit internal merupakan aktivitas independen yang memberikan jaminan objektif dan konsultasi yang dirancang untuk memberi nilai tambah dan meningkatkan operasi organisasi, aktifitas ini membantu organisasi mencapai tujuannya dengan membawa pendekatan yang sistematis dan disiplin untuk mengevaluasi dan meningkatkan efektifitas manajemen risiko, pengendalian, dan proses tata kelola (The IIA Research Foundation, 2011:2). Dengan adanya audit internal yang baik, segala kecurangan atau kesalahan dan tindakan-tindakan lain yang merugikan perusahaan dapat dikurangi seminimal mungkin. 1
2 Audit internal membantu dalam mendesain serta memelihara kecukupan dan efektifitas struktur pengendalian internal, audit internal juga bertanggungjawab untuk menilai kecukupan dan keefektifan dari masingmasing sistem pengendalian yang memberikan jaminan kualitas dan integritas dari proses pelaporan keuangan, di samping itu perlunya audit internal dalam membantu manajemen dalam pencegahan, pendeteksian dan penginvestigasian fraud yang terjadi di suatu organisasi, audit internal adalah pakar dalam tata kelola, manajemen risiko dan pengendalian internal (Dana et all, 2008, dalam Ony dan Rahman 2014). Perusahaan jasa seperti perusahaan asuransi merupakan perusahaan masa kini yang menjadi jaminan kesehatan bagi masyarakat luas. Salah satu tugas dari perusahaan asuransi adalah adalah menetapkan besarnya premi yang harus dibayarkan oleh setiap tertanggung atas resiko yang dialih-alihkan tersebut dan mengolah dana tersebut. Fenomena-fenomena yang terjadi seperti kecurangan akuntansi dalam perusahaan asuransi yang disebabkan karena adanya peluang untuk melakukan kecurangan, adanya tekanan yang diberikan seorang atasan dan adanya sikap atau rasionalisasi untuk membenarkan tindakan kecurangan yang dilakukan seorang atasan tersebut. Hal ini disebabkan juga karena lemahnya pengawasan internal yang membuka keleluasaan tindakan yang dapat merugikan perusahaan. Upaya pencegahan yang dilakukan dengan menerapkan program anti audit yang berupa pengendalian internal.
3 Pengendalian internal adalah representasi dari keseluruhan kegiatan di dalam organisasi yang harus dilaksanakan, dimana proses yang dijalankan oleh dewan komisaris ditujukan untuk memberikan keyakinan yang memadai tentang pencapaian tujuan pengendalian operasional yang efektif dan efisien, keandalan laporan keuangan, dan kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku (COSO, 1992 dalam Hiro Tugiman, 2004). Kecurangan (fraud) adalah suatu penyimpangan yang dilakukan secara sengaja dengan merugikan dan mengambil hak milik orang lain. Menurut Association of Certified Fraud Examiners/ACFE (2012), kecurangan (fraud) adalah suatu tindakan yang sengaja dilakukan oleh satu orang atau lebih untuk menggunakan sumber daya dari suatu organisasi secara tidak wajar (tindakan melawan hukum) dan salah menyajikan fakta (menyembunyikan fakta) untuk memperoleh keuntungan pribadi. ACFE s mendefinisikan fraud sebagai tindakan mengambil keuntungan secara sengaja dengan cara menyalahgunakan suatu pekerjaan/jabatan atau mencuri asset/sumberdaya dalam organisasi (Singleton, 2010). Secara umum kecurangan (fraud) memiliki banyak arti dimana dengan kepandaian manusia seseorang dapat merencanakan untuk memperoleh keuntungan melalui gambaran yang salah (Albrecht et all, 2006:7 dalam Ony dan Rahman, 2014). Kecurangan (fraud) dilakukan di organisasi, oleh organisasi atau untuk organisasi, tindakan ini dilakukan baik secara internal maupun eksternal, secara sengaja, dan disembunyikan (Vona, 2008:6).
4 Kecurangan akuntansi, banyak terjadi dalam level perusahaan baik perusahaan swasta maupun pemerintah. Pada 6 Desember 2012, diumumkan skor Indonesia dalam Corruption Perception Index (CPI) adalah 32 dan menempati urutan ke 118 dari 176 negara yang diukur tingkat korupsinya (Transparancy International, 2012). Kecurangan pada perusahaan asuransi atau secara luas di kenal dengan Insurance Fraud, dapat dilakukan oleh para pelaku asuransi (nasabah, tenaga pemasaran, maupun perusahaan asuransi). Banyak kecurangan yang dapat dilakukan, seperti pemalsuan identitas (usia) agar premi yang dikenakan lebih murah dan untuk memperkuat dokumen yang dipalsukan. Kecurangan yang terjadi saat ini sangat memperihatinkan mengingat semakin maraknya kecurangan yang telah terjadi. Banyak berita tentang fraud yang melibatkan banyak oknum-oknum dari masing-masing kalangan terutama pada kalangan perusahaan asuransi. Salah satu fenomena yang pernah terjadi yaitu kecurangan pada P.T Prudential Life Assurance (Prudential Indonesia). P.T Prudential Life Assurance (Prudential Indonesia) sebagai perusahaan asuransi terdepan di Indonesia memiliki nasabah yang tersebar hampir di seluruh wilayah Indonesia. Di wilayah-wilayah tertentu dimana fasilitas perbankan masih terbatas, pembayaran premi oleh nasabah dilakuan melalui penitipan pada agennya. Pada waktu sebelum jatuh tempo agen akan memungut premi dari nasabah-nasabahnya untuk kemudian menyetorkan langsung kepada kantor pusat atau melalui akses perbankan. Tujuan awal pembayaran premi secara titipan ini adalah untuk mempermudah
5 sekaligus memberikan pelayanan kepada nasabah. Yang kemudian menjadi permasalahan adalah ketika oknum agen ternyata menyalahgunakan kepercayaan nasabah tersebut dengan tidak menyetorkan premi atau hanya menyetorkan sebagian dari jumlah yang seharusnya atas nama nasabah. Akibatnya tentu saja setelah melampaui jangka waktu tertentu polis atas nama nasabah tersebut dinyatakan batal (Lapse). Kerugian bukan saja menimpa nasabah yang bersangkutan namun juga menimpa Prudential Indonesia sebagai perusahaan asuransi, terlebih jika ternyata nasabah yang dirugikan memuat keluhannya tersebut dalam media massa, melakukan pelaporan dugaan tindak pidana dan atau melakukan gugatan perdata untuk memperoleh ganti rugi. Akibatnya, bisa dipastikan membawa kerugian materiil serta dampak negatif terhadap reputasi Prudential Indonesia sebagai perusahan asuransi yang terpercaya (PRUgalaxy, diakses Tanggal 28 Mei 2013). Kemudian fenomena kasus dalam perusahaan asuransi juga bisa terjadi dalam motif lain yaitu pemalsuan tanda tangan oleh pihak-pihak yang tidak berwenang, biasanya terjadi untuk penandatanganan formulir-formulir yang seharusnya oleh nasabah langsung. Contoh yang paling sering terjadi adalah penandatanganan SPAJ, formulir perubahan polis seperti perubahan alamat, frekuensi pemabayaran, penambahan penerima manfaat dan lain sebagainya (PRUgalaxy, diakses Tanggal 28 Mei 2013). Fenomena mengenai kecurangan (fraud) sangatlah menarik, beberapa peneliti telah menguji tentang pencegahan kecurangan (fraud). Seperti penelitian Taufik (2011) yang berjudul pengaruh peran inspektorat daerah
6 terhadap pencegahan kecurangan menemukan bahwa peran inspektorat daerah memiliki pengaruh yang cukup tinggi terhadap pencegahan kecurangan. Dimana semakin baik peran Inspektorat Daerah maka akan semakin tinggi pencegahan kecurangan. Sedangkan menurut Gusnardi (2009) dalam penelitiannya yang berjudul pengaruh peran komite audit, pengendalian internal, audit internal dan pelaksanaan tata kelola perusahaan terhadap pencegahan kecurangan menemukan bahwa secara parsial, variabel pelaksanaan tata kelola perusahaan mempunyai pengaruh terbesar terhadap pencegahan kecurangan. Besarnya pengaruh peran komite audit, pengendalian internal, audit internal dan pelaksanaan tata kelola perusahaan secara simultan, mengindikasikan bahwa kecurangan dapat dicegah jika komite audit, penerapan pengendalian internal, audit internal serta pelaksanaan tata kelola perusahaan dapat berperan secara bersama-sama. Penelitian Ony dan Rahman (2014) yang berjudul pengaruh audit internal terhadap risiko fraud menunjukkan bahwa audit internal berpengaruh signifikan terhadap terhadap resiko fraud. Penelitian Theresia, Andreas dan Riska (2014) yang berjudul pengaruh peran audit internal terhadap pencegahan kecurangan (fraud) menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikandari peran audit internal terhadap pencegahan kecurangan (fraud). Berdasarkan beberapa fenomena tersebut di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian pada bidang yang sejenis, maka penelitian ini penulis beri judul Pengaruh Peran Audit Internal Terhadap Pencegahan Kecurangan (fraud) Pada Perusahaan Jasa Asuransi di Palembang.
7 B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian dari latar belakang yang dikembangkan di atas, maka masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah sebagai berikut apakah peran audit internal berpengaruh terhadap pencegahan kecurangan (fraud) pada perusahaan jasa asuransi di kota Palembang? C. Tujuan Penelitian Tujuan yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah untuk melihat apakah peran audit internal berpengaruh terhadap pencegahan kecurangan (fraud) pada perusahaan jasa asuransi di kota Palembang. D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Auditor Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi auditor, terutama dalam hal pencegahan kecurangan (fraud), agar dalam kedepannya para auditor internal dapat lebih baik dalam pencegahan kecurangan. 2. Bagi perusahaan Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dalam hal pencegahan kecurangan, agar menjadi pembelajaran kedepannya tentang bagaimana cara mencegah kecurangan.
8 3. Bagi Penulis Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan keilmuan mengenai pengaruh audit internal dalam mencegah terjadinya kecurangan (fraud). E. Sistematika Penulisan Pada bagian ini, peneliti akan menguraikan secara garis besar mengenai isi dari kelima bab penelitian yaitu sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini, peneliti akan mengemukakan latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. BAB II LANDASAN TEORI Bab ini akan menjabarkan mengenai teori - teori yang mendukung penggunaan variabel variabel yang akan diteliti, serta perumusan hipotesis penelitian. BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini, peneliti akan menguraikan langkah-langkah yang akan dilakukan peneliti dalam menentukan jenis penelitian, populasi dan sampel, data penelitian, definisi operasional dan pengukuran variabel, serta teknik analisis data.
9 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Bagian bab ini menjelaskan mengenai hasil pengumpulan data penelitian, pemaparan analisis data, dan pembahasan menyeluruh mengenai pokok permasalahan yang sesuai dengan rumusan masalah yang dihubungkan dengan teori-teori yang relevan dengan masalah penelitian. BAB V PENUTUP Bab ini menjelaskan tentang kesimpulan dari hasil penelitian, keterbatasan penelitian, dan saran peneliti untuk peneliti selanjutnya yang ingin melakukan penelitian sejenis.