BAB I PENDAHULUAN. Dalam mekanisme pelaporan keuangan, suatu audit dirancang untuk

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam mekanisme pelaporan keuangan, suatu audit dirancang untuk memberikan keyakinan bahwa laporan keuangan tidak dipengaruhi oleh salah saji (mistatement) yang material dan juga memberikan keyakinan yang memadai atas akuntabilitas manajemen atas aktiva perusahaan. Salah saji itu terdiri dari dua macam yaitu kekeliruan (error) dan kecurangan (fraud). Fraud diterjemahkan dengan kecurangan sesuai Pernyataan Standar Auditing (PSA) No. 70, demikian pula error dan irregularities masing-masing diterjemahkan sebagai kekeliruan dan ketidakberesan sesuai PSA sebelumnya yaitu PSA No. 32 (Koroy, 2008). Menurut standar pengauditan, faktor yang membedakan kecurangan dan kekeliruan adalah apakah tindakan yang mendasarinya, yang berakibat terjadinya salah saji dalam laporan keuangan, berupa tindakan yang sengaja atau tidak disengaja (IAI, 2001). Seluruh komunitas bisnis telah menjadi lebih sadar akan ancaman penipuan dan kebutuhan untuk bersikap waspada ketika mencari kasus penipuan setelah keruntuhan perusahaan baik dipublikasikan awal dekade ini. Bagi mereka organisasi dengan audit internal, parsial maupun penuh insourcing meningkatkan kemungkinan deteksi penipuan bila dibandingkan dengan organisasi yang melakukan outsourcing pada seluruh fungsi dalam perusahaan. Temuan ini sangat menarik karena menempatkan outsourcing dalam perspektif yang berbeda dari 1

2 2 penelitian sebelumnya, yang menemukan bahwa pengguna laporan keuangan tidak melihat perbedaan antara insourcing audit internal dan outsourcing (Lowe, Geiger dan Pany 1999; James 2003) dan penelitian dari Carey, Subramaniam, dan Ching pada tahun 2006 mengatakan perusahaan yang melakukan outsourcing percaya bahwa penyedia eksternal secara teknis lebih kompeten (Coram et al, 2006). Kecenderungan kecurangan akuntansi telah menarik banyak perhatian media dan menjadi isu yang menonjol serta penting di mata pemain bisnis dunia. Kecurangan merupakan bentuk penipuan yang sengaja dilakukan sehingga dapat menimbulkan kerugian tanpa disadari oleh pihak yang dirugikan tersebut dan memberikan keuntungan bagi pelaku kecurangan (Alison, 2006 dalam Rahmawati, 2012). Beberapa tahun terakhir, manajemen perusahaan banyak yang mengkhawatirkan timbulnya kecurangan (fraud) di lingkungan perusahaannya akibat dari krisis global. Krisis global telah menggerus laba BUMN dan menyebabkan konglomerat Indonesia kehilangan sekitar 60 % kekayaannya, dan juga telah mengakibatkan kurang lebih pekerja kehilangan pekerjaan/penghasilan (Purna, dkk, 2009). Kecurangan akuntansi dapat terjadi di berbagai sektor dan bidang seperti perusahaan BUMN, swasta, manufaktur, jasa, maupun perbankan sekalipun. Menurut Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan, Bank disebutkan sebagai badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit

3 3 dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat ( Strategic Indonesia mencatat, dalam kuartal I 2011 telah terjadi sembilan kasus pembobolan bank di berbagai industri perbankan. Jos Luhukay, pengamat Perbankan Strategic Indonesia, mengatakan, modus kejahatan perbankan bukan hanya soal penipuan (fraud), tetapi lemahnya pengawasan internal control bank terhadap sumber daya manusia juga menjadi titik celah kejahatan perbankan. Internal control inilah yang menjadi masalah utama perbankan (Kompas, 3 Mei 2011). Berikut merupakan beberapa kasus perbankan yang terjadi diantaranya pembobolan Kantor Kas Bank Rakyat Indonesia (BRI) Tamini Square. Melibatkan supervisor kantor kas tersebut dibantu empat tersangka dari luar bank. Modusnya, membuka rekening atas nama tersangka di luar bank. Uang ditransfer ke rekening tersebut sebesar 6 juta dollar AS. Kemudian uang ditukar dengan dollar hitam (dollar AS palsu berwarna hitam) menjadi 60 juta dollar AS (Kompas, 2011). The Institute of Internal Auditors mendefinisikan kecurangan (fraud) sebagai setiap tindakan ilegal yang ditandai dengan penipuan, penyembunyian, atau pelanggaran kepercayaan. Tindakan ini tidak tergantung pada ancaman kekerasan atau kekuatan fisik. penipuan yang dilakukan oleh partai dan organisasi untuk memperoleh uang, properti, atau jasa; untuk menghindari pembayaran atau kerugian jasa; atau untuk mengamankan keuntungan pribadi atau bisnis (Reding et al, 2009).

4 4 Menurut teori fraud triangle, seseorang melakukan fraud karena tiga hal. Pertama, karena pressure (tekanan atau motif). Dalam hal ini fraud dilkaukan karena kebutuhan keuangan yang sangat mendesak, adanya keinginan yang tidak atau belum terpuaskan, adanya ketidakpuasaan terhadap organisasi/perusahaan/manajemen, serta adanya tekanan dari pihak lain atau atasan pelaku fraud. Kedua, opportunity (kesempatan). Lemahnya pengendalian internal dalam sebuah organisasi membuka peluang melakukan fraud. Yang terakhir adalah rationalization (pembenaran). Pada hal ini pelaku fraud merasa bahkan meyakini bahwa tindakannya bukan merupakan fraud (Albrect et al, 2012). Pengendalian internal yang baik dapat membantu dan memberikan manfaat besar bagi perusahaan dan mengefektifkan kegiatan yang yang sedang berlangsung di perusahaan. Pengendalian internal merupakan proses yang dipengaruhi oleh seluruh individu dalam perusahaan (direksi, manajer, pegawai, dll) yang dirancang untuk memberikan keyakinan memadai mengenai pencapaian tujuan perusahaan. Tujuan pengendalian internal dilakukan yaitu keandalan dalam pelaporan keuangan, efektivitas dan efisiensi proses kegiatan perusahaan, serta patuh pada hukum dan peraturan yang berlaku (Reding et al, 2009). Sistem pengendalian internal bukanlah hal baru bagi Pemerintah dan organisasi sektor swasta. Terdapat pemeriksaan dan keseimbangan sudah ada yang telah menjadi bagian dari hari normal hari kerja Kementerian Pemerintah dan Departemen. Dalam kedua sektor, akuntabilitas adalah sangat penting. (COSO, 2011)

5 5 Audit internal dapat diartikan sebagai aktivitas independen yang memberikan jaminan objektif dan konsultasi yang dirancang untuk memberi nilai tambah dan meningkatkan operasi organisasi. Aktifitas ini membantu organisasi mencapai tujuannya dengan membawa pendekatan yang sistematis dan disiplin untuk mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas manajemen risiko, pengendalian, dan proses tata kelola (IIA, 2011:2). Kasus lainnya yaitu pencairan deposito dan melarikan pembobolan tabungan nasabah Bank Mandiri. Melibatkan lima tersangka, salah satunya customer service bank tersebut. Modusnya memalsukan tanda tangan di slip penarikan, kemudian ditransfer ke rekening tersangka. Kasus yang dilaporkan 1 Februari 2011, dengan nilai kerugian Rp 18 miliar (Kompas, 2011). Adapun kasus pembobolan dana nasabah PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) sempat menghebohkan perbankan Indonesia. Kabar yang beredar, ada nasabah yang mengaku kehilangan dana, ada juga nasabah yang mengaku rekeningnya di Bank Mandiri terblokir. Isu itu terus berkembang luas hingga puncaknya pada Senin 12 Mei kartu ATM para nasabah terblokir ( Penelitian yang dilakukan oleh Paul Coram dkk (2006) yang meneliti nilai audit internal terhadap pendekteksian fraud (The Value of Internal Audit in Fraud Detection) pada responden dari Survey Penipuan KPMG 2004, menyatakan bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara sebuah organisasi yang

6 6 memiliki fungsi audit internal dan jumlah dan nilai penipuan yang dilaporkan sendiri. Penelitian yang dilakukan oleh Oguda Ndege Joseph dkk (2015) yang meneliti pengaruh pengendalian internal dalam mendeteksi fraud dan pencegahannya dalam kas sub-county di Kakamega County (Effect of Internal Control on Fraud Detection and Prevention in District Treasuries of Kakamega County), menyatakan bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara sistem pengendalian internal dan pendeteksian fraud dan pencegahan dalam kas subcounty di Kakamega County. Penelitian yang dilakukan oleh Olowojalu Monisula (2013) yang meneliti pengaruh audit intern pada pencegahan fraud, kesalahan dan penyimpangan dalam perusahaan (Effect of Internal Audit On Prevention of Frauds, Errors And Irregularities In Corporate Organisation), menyatakan bahwa keberadaan departemen audit internal memiliki dampak positif dalam mengendalikan fraud dan penyimpangan dalam kebanyakan organisasi. Berdasarkan fenomena, gambaran teori dan penelitian terdahulu maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut pada bank di wilayah kota Bandung dengan judul: Pengaruh Pelaksanaan Audit Internal, Efektivitas Pengendalian Internal Terhadap Pendeteksian Kecurangan (Fraud) (Studi Pada Bank Woori Saudara).

7 7 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian, masalah yang akan diidentifikasi dalam penilitian ini adalah: 1. Bagaimana pelaksanaan audit internal dan efektivitas pengendalian internal pada Bank Woori Saudara 2. Seberapa besar pengaruh pelaksanaan audit internal, efektivitas pengendalian internal secara parsial terhadap pendeteksian kecurangan pada Bank Woori Saudara 3. Seberapa besar pengaruh pelaksanaan audit internal, efektivitas pengendalian internal secara simultan terhadap pendeteksian kecurangan pada Bank Woori Saudara 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan uraian latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka maksud dari penelitian ini adalah untuk mengetahui fakta, data, dan hal-hal yang berkaitan dengan bagaimana dan seberapa besar pengaruh pelaksanaan audit internal dan efektivitas pengendalian internal dalam mendeteksi kecurangan (fraud), serta hubungan antara ketiga variabel tersebut. Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui pelaksanaan audit internal dan efektivitas pengendalian internal pada Bank Woori Saudara

8 8 2. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pelaksanaan audit internal, efektivitas pengendalian internal secara parsial terhadap pendeteksian kecurangan pada Bank Woori Saudara 3. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pelaksanaan audit internal, efektivitas pengendalian internal secara simultan terhadap pendeteksian kecurangan pada Bank Woori Saudara 1.4 Kegunaan Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk memberikan gambaran yang dapat bermanfaat secara langsung maupun tidak langsung bagi berbagai pihak, anatra lain: 1. Bagi Penulis a. Untuk menambah wawasan dan pengetahuan mengenai efektivitas pengendalian internal, pelaksanaan audit internal, dan pendeteksian fraud serta dapat menerapkan teori dan pembelajaran yang diperoleh dalam kegiatan perkulian dengan kenyataan atau praktik yang ada di lapangan. b. Untuk memenuhi salah satu syarat dalam menempuh ujian untuk meraih gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Akuntansi di Fakultas Ekonomi Universitas Widyatama Bandung. 2. Bagi Perusahaan Hasil dari penelitian ini dapat merupakan sumbangan pemikiran sehingga dapat semakin menyempurnakan pengendalian internal dan

9 9 audit internal yang terdapat dalam perusahaan, khususnya untuk mempermudah dalam pendeteksian fraud atau kecurangan. 3. Bagi Institusi Pendidikan Memperoleh masukkan tentang informasi mengenai kualifikasi sarjana yang dibutuhkan dunia kerja dalam rangka meningkatkan mutu lulusannya, serta sebagai alat evaluasi terhadap sistem pembelajaran yang digunakan saat ini. 4. Bagi Pihak Lain Diharapkan penelitian ini dapat memperluas wawasan pengetahuan dan dapat dipergunakan sebagai bahan referensi dalam melakukan penelitian selanjutnya.