BAB I PENDAHULUAN. tingkat kemiskinan, kesenjangan pendapatan dan tingkat pengangguran

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. utama dari usaha-usaha pembangunan ekonomi selain menciptakan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan teknologi dan serta iklim perekonomian dunia.

BAB I PENDAHULUAN. dari definisi ini bahwa pembangunan ekonomi mempunyai tiga sifat penting

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi dalam proses pertumbuhan ekonomi tersebut. Salah satu indikasi yang

BAB I PENDAHULUAN. A. LATAR BELAKANG MASALAH Dinamika yang terjadi pada sektor perekonomian Indonesia pada masa lalu

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ketimpangan dan pengurangan kemiskinan yang absolut (Todaro, 2000).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pembangunan ekonomi sangat diperlukan oleh suatu Negara yang

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi. Pembangunan ekonomi pada hakekatnya bertujuan untuk

I. PENDAHULUAN. Pembangunan nasional jangka panjang secara bertahap dalam lima tahunan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. perkapita sebuah negara meningkat untuk periode jangka panjang dengan syarat, jumlah

BAB I PENDAHULUAN. karakteristik dan potensi daerah. Otonomi daerah memberikan peluang luas bagi

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Tabel 1 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun (juta rupiah)

I. PENDAHULUAN. jangka panjang (Sukirno, 2006). Pembangunan ekonomi juga didefinisikan

BAB I PENDAHULUAN. berbagai perubahan mendasar atas seluruh sistem sosial seperti politik, ekonomi,

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator yang penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. institusi nasional tanpa mengesampingkan tujuan awal yaitu pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kependudukan dan pertumbuhan ekonomi memiliki hubungan yang

BAB I PENDAHULUAN. dan perkembangan suatu perekonomian dalam satu periode ke periode

BAB I PENDAHULUAN. Isu mengenai ketimpangan ekonomi antar wilayah telah menjadi fenomena

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya setiap negara di dunia memiliki tujuan utama yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi dapat diartikan sebagai suatu proses untuk

BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI JAWA TIMUR. Provinsi Jawa Timur membentang antara BT BT dan

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mewujudkannya diperlukan syarat-syarat yang harus terpenuhi, laju pertumbuhan penduduknya. (Todaro, 2011)

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan rakyat dari berbagai aspek. meluasnya kesempatan kerja serta terangsangnya iklim ekonomi di wilayah

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia. Dalam konteks bernegara, pembangunan diartikan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan suatu proses yang terintgrasi dan komprehensif

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang berkembang, memiliki jumlah

I. PENDAHULUAN. dengan jalan mengolah sumberdaya ekonomi potensial menjadi ekonomi riil

BAB I PENDAHULUAN. namun jika dilihat potensi ekonomi dan karakteristik yang ada pada tiap-tiap daerah

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan di negara-negara berkembang saat ini lebih ditekankan pada

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembangunan ekonomi dapat diartikan sebagai suatu proses yang

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan pembangunan ekonomi. Pertumbuhan juga merupakan ukuran

I. PENDAHULUAN. menyebabkan GNP (Gross National Product) per kapita atau pendapatan

BAB I PENDAHULUAN. bawah garis kemiskinan (poverty line), kurangnya tingkat pendidikan,

I. PENDAHULUAN. pada hakekatnya pembangunan daerah merupakan bagian integral dari. serta kesejahteraan penduduk. Kesenjangan laju pertumbuhan ekonomi

I. PENDAHULUAN. Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan negara kepulauan. terbesar di dunia yang mempunyai lebih kurang pulau.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Pembangunan ekonomi adalah proses yang dapat menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan lapangan kerja dan merangsang perkembangan kegiatan ekonomi

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan kenaikan pendapatan riil per kapita penduduk suatu negara dalam

BAB I PENDAHULUAN. perkapita, dengan memperhitungkan adanya pertambahan penduduk dan juga

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. mengukur keberhasilan pembangunan ekonomi di daerah adalah pertumbuhan

I. PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan pada pengembangan dan peningkatan laju pertumbuhan

*) Bekerja di BPS Provinsi Kalimantan Tngah

BAB I PENDAHULUAN. dan distribusi pendapatan yang merata tanpa adanya disparitas. Selain untuk

ABSTRAK. ketimpangan distribusi pendapatan, IPM, biaya infrastruktur, investasi, pertumbuhan ekonomi.

I. PENDAHULUAN. Tolok ukur keberhasilan pembangunan ekonomi dapat dilihat dari

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. wilayah telah dilaksanakan oleh beberapa peneliti yaitu :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan adalah suatu proses yang berkesinambungan dengan

BAB I PENDAHULUAN. (disparity) terjadi pada aspek pendapatan, spasial dan sektoral. Golongan kaya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. pertumbuhan ekonomi di suatu wilayah. Ketimpangan ekonomi antar wilayah

BAB I PENDAHULUAN. perbedaaan kondisi demografi yang terdapat pada daerah masing-masing.

BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI NTT. 4.1 Keadaan Geografis dan Administratif Provinsi NTT

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Faktor-faktor yang..., Yagi Sofiagy, FE UI, 2010.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pembangunan ekonomi merupakan perhatian utama semua negara terutama

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan penduduknya. Pembangunan dalam perspektif luas dapat dipandang

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. sebuah provinsi yang dulu dilakukan di Indonesia atau dahulu disebut Hindia

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. memuat arah kebijakan pembangunan daerah (regional development policies)

I. PENDAHULUAN. dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Dengan kata lain, perkembangannya

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah daerah itu sendiri maupun pemerintah pusat. Setiap Negara akan

I. PENDAHULUAN. yang menyebabkan GNP perkapita (Gross National Product) atau pendapatan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional, terlebih dahulu kita harus menganalisa potensi pada

I. PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi adalah suatu proses kenaikan pendapatan total dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan utama dari usaha-usaha pembangunan, selain menciptakan

dibandingkan dengan laju pertumbuhan penduduk (Todaro, 2011). pemerataan, akan terjadi Ketimpangan wilayah (regional disparity), terlihat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam rangka pembangunan nasional di Indonesia, pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. pokok utama suatu negara. Pertumbuhan ekonomi yang dihasilkan harus mampu memberi

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan usaha yang meliputi perubahan pada berbagai aspek

I. PENDAHULUAN. Jawa Barat merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki

III. METODE PENELITIAN. Pusat Statistik Provinsi Lampung ( time series ) pada jangka waktu 6 tahun. terakhir yakni pada tahun 2006 hingga tahun 2007.

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. kapita Kota Kupang sangat tinggi dibandingkan dengan kabupaten/kota lainnya

BAB I PENDAHULUAN. berkesinambungan dengan tujuan mencapai kehidupan yang lebih baik dari

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Isi pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 diantaranya menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. Kesejahteraan masyarakat berkaitan erat dengan peningkatan kualitas dan. buatan serta sumberdaya sosial (Maulidyah, 2014).

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, program pembangunan lebih menekankan pada penggunaan

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah melakukan upaya yang berfokus pada peran serta rakyat dengan

BAB I PENDAHULUAN. perubahan mendasar atas struktur sosial, sikap-sikap masyarakat dan institusiinstitusi

BAB I PENDAHULUAN. periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 5,61 persen.

KUALITAS PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. daerah, masalah pertumbuhan ekonomi masih menjadi perhatian yang penting. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pembangunan pada dasarnya merupakan suatu proses multidimensional

BAB V PENUTUP. Sebagai daerah yang miskin dengan sumber daya alam, desentralisasi

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. masyarakat, dan institusi-institusi nasional, di samping tetap mengejar akselerasi

BAB I PENDAHULUAN. yang berhubungan dengan warga negaranya. Terlebih pada negara-negara yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat menjadi meningkat (Atmanti, 2010). perekonomian. Secara lebih jelas, pengertian Produk Domestik Regional Bruto

BAB I PENDAHULUAN. pemerataan hasil-hasil pembangunan dengan jalan meningkatkan dan. memperluas usaha-usaha untuk memperbaiki penghasilan masyarakat.

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Otonomi daerah adalah hak dan wewenang daerah untuk mengatur dan

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pembangunan ekonomi dapat diartikan sebagai suatu proses yang menyebabkan pendapatan perkapita penduduk suatu masyarakat meningkat. Dimana kenaikan pendapatan perkapita merupakan suatu pencerminan dari timbulnya perbaikan dalam kesejahteraan ekonomi masyarakat. Tujuan utama dari usaha-usaha pembangunan ekonomi selain menciptakan pertumbuhan ekonomi yang tinggi, seharusnya dapat pula menghapus atau mengurangi tingkat kemiskinan, kesenjangan pendapatan dan tingkat pengangguran (Todaro, 2004). Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dapat menggambarkan terciptanya suatu proses peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan kapasitas produksi output, peningkatan jumlah konsumsi, dan yang terpenting adalah peningkatan pendapatan. Pertumbuhan ekonomi pada umumnya diukur dengan menggunakan pertumbuhan PDRB, tetapi indikator ini tidak selalu tepat karena tidak mencerminkan makna pertumbuhan yang sebenarnya. Indikator lain yang digunakan yaitu pendapatan perkapita yang dapat digunakan untuk mengukur pertumbuhan ekonomi. Indikator ini lebih komprehensif dalam mengukur pertumbuhan ekonomi dikarenakan lebih menekankan pada kemampuan Negara/Daerah untuk meningkatkan PDRB agar dapat melebihi tingkat pertumbuhan penduduk.

2 Meningkatnya aktivitas perekonomian daerah memberikan implikasi pada peningkatan kesempatan kerja dan pendapatan perkapita masyarakat. Pertumbuhan ekonomi dan peningkatan pendapatan perkapita merupakan masalah yang berbeda dari masalah distribusi pendapatan. Apabila terjadi distribusi pendapatan yang sempurna (absolute equality) maka tiap orang akan menerima pendapatan yang sama besarnya, tetapi angka pendapatan per kapita yang ada selama ini merupakan angka rata-rata yang tidak mencerminkan pendapatan yang diterima oleh tiap-tiap penduduk. Seberapa yang diterima oleh tiap penduduk sangat berkaitan dengan masalah merata atau tidak meratanya distribusi pendapatan tersebut. Oleh karena itu pemerataan pendapatan adalah masalah yang penting dalam pembangunan. Pembangunan regional atau daerah merupakan bagian integral dari pembangunan nasional. Pembangunan yang dilakukan oleh wilayah selain bertujuan untuk meningkatkan pendapatan perkapita dan kesejahteraan masyarakat wilayah tersebut, tujuan wilayah melakukan pembangunan perekonomian ialah untuk mengejar ketertinggalan dan mensejajarkan diri dengan wilayah-wilayah yang sudah maju, baik dalam hal pendapatan, produktivitas, upah dan berbagai indikator ekonomi lainnya. Potensi yang dimiliki oleh suatu wilayah relatif berbeda dengan potensi yang dimiliki oleh wilayah lain. Hal tersebut disebabkan oleh perbedaan karakteristik sumber daya fisik dan non-fisiknya. Beragamnya potensi dan karakteristik suatu sumber daya tersebut menyebabkan tidak meratanya pembangunan antar daerah maupun antar sektor. Terjadinya ketimpangan antar

3 wilayah ini membawa implikasi terhadap tingkat kesejahteraan masyarakat antar wilayah. Oleh karena itu pembangunan daerah perlu dilaksanakan secara terpadu, selaras, serasi dan seimbang serta diarahkan agar pembangunan yang berlangsung disetiap daerah sesuai dengan prioritas dan potensi daerah. Pertumbuhan ekonomi menunjukkan proses pembangunan yang terjadi disuatu daerah. Pengukuran pertumbuhan ekonomi suatu daerah dapat dilihat pada besaran Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) karena PDRB merupakan ukuran yang menunjukkan nilai tambah produksi barang dan jasa dalam masyarakat. Daerah yang memiliki sumber-sumber input produksi seperti, tenaga kerja, modal, dan sumberdaya alam yang melimpah akan dapat menciptakan nilai tambah yang besar. Nilai tambah yang tercermin pada nilai PDRB tersebut merupakan pendapatan yang dapat dinikmati oleh masyarakat disuatu Daerah. Akan tetapi, setiap Daerah tidak memiliki sumber-sumber input produksi, sarana dan prasarana yang sama. Oleh karena itu, kemampuan Daerah dalam menghasilkan pendapatan berbeda satu dengan yang lainnya. Hal ini selanjutnya akan menimbulkan kesenjangan pendapatan antar Daerah. Kesenjangan tersebut dapat terjadi dalam ruang lingkup yang besar seperti antar negara, ataupun dalam ruang lingkup yang lebih kecil yaitu antar propinsi dalam suatu Negara atau antar Kabupaten/Kota dalam suatu propinsi. Kesenjangan atau ketimpangan pendapatan akan menimbulkan berbagai permasalahan. Permasalahan tersebut dapat berupa peningkatan migrasi dari Daerah yang miskin ke Daerah yang lebih maju, kriminalitas, konflik antar

4 masyarakat, dan dalam konteks kenegaraan, kesenjangan akan mengurangi kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah yang kemudian akan mengancam keutuhan suatu Negara. Hal ini tentu akan mengganggu proses produksi dan aktivitas ekonomi suatu Negara. Kabupaten Jember merupakan salah satu Pemerintah Daerah tingkat II yang berada di Provinsi Jawa Timur. Kabupaten Jember mulai berdiri sejak 1 Januari 1929 dan telah melalui sejarah yang cukup panjang. Pembangunan infrastruktur yang berupa sarana publik di Kabupaten Jember sebelum diberlakukannya otonomi daerah telah mengalami kemajuan yang cukup pesat. Kabupaten Jember terletak dibagian timur wilayah Provinsi Jawa Timur. Lokasinya sangat strategis, karena dilalui jalan arteri primer Surabaya- Banyuwangi. Kabupaten Jember berbatasan dengan Kabupaten Bondowoso dan Kabupaten Probolinggo disebelah utara, Kabupaten Lumajang disebelah barat, Kabupaten Banyuwangi di sebelah timur, dan di sebelah selatan dibatasi oleh Samudera Indonesia, yang terdapat Pulau Nusa Barong. Luas wilayah Kabupaten Jember 3.293,34 Km 2, dengan karakter topografi berbukit hingga pegunungan disisi utara dan timur serta dataran subur yang luas kearah selatan. Secara administratif wilayah Kabupaten Jember terbagi menjadi 31 kecamatan terdiri atas 28 kecamatan dengan 225 desa dan 3 kecamatan dengan 22 kelurahan. Dimana Kecamatan terluas adalah Tempurejo dengan luas 524,46 Km 2 atau 15,9% dari keseluruhan total luas wilayah Kabupaten Jember. Kecamatan yang terkecil adalah Kaliwates, dengan luas 24,94 Km 2 atau 0,76%. (sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/kabupaten Jember).

5. Dimana untuk jumlah penduduk di Kabupaten Jember pada tahun 2008 sampai dengan tahun 2011 dapat dilihat pada Gambar 1.1 dibawah ini: Gambar 1.1 Jumlah Penduduk Kabupaten Jember Tahun 2008-2011 (Jiwa) Sumber: Diolah dari BPS Provinsi Jatim, 2013. Perkembangan kondisi sosial ekonomi di Kabupaten Jember dapat dilihat melalui beberapa indikator makro ekonomi. Rata-rata pertumbuhan product domestik regional bruto (PDRB) atas dasar harga konstan pada tahun 2008 meningkat sebesar 6,99%. Pada tahun 2008 PDRB atas dasar harga Konstan 2000 sebesar Rp 10.398.230.741.000,00 dan hingga pada tahun 2011 meningkat sebesar Rp 12.105.095.418.000,00. Kondisi ini menggambarkan terjadi peningkatan sebesar 4,35% pada tahun 2011 dan nilai rata-rata pertumbuhan PDRB atas dasar harga konstan 5,57%. Dengan jumlah penduduk tahun 2011 sejumlah 2.330.534,21 jiwa, maka besarnya rata-rata PDRB perkapita pada tahun 2011 sebesar Rp 4.615.234,58. Selanjutnya pertumbuhan PDRB atas dasar harga konstan di Kabupaten Jember pada tahun 2008 sampai dengan tahun 2011 dapat dilihat pada Gambar 1.2 dibawah ini:

6 Gambar 1.2 Pertumbuhan PDRB ADHK Kabupaten Jember Tahun 2008-2011 Sumber: Diolah dari BPS Provinsi Jatim, 2013. Kondisi tersebut jika dibandingkan dengan capaian pertumbuhan ekonomi dan PDRB perkapita Kabupaten/Kota di Jawa Timur pada tahun 2004, maka Kabupaten Jember berada pada Kuadran IV yang artinya pada kelompok PDRB perkapita rendah dan pertumbuhan ekonominya rendah. Tetapi dari capaian pertumbuhan PDRB atas dasar harga konstan di Kabupaten Jember dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2011 pada Gambar 1.2 diatas menunjukkan pertumbuhan yang relatif menurun dari 6,99% pada tahun 2008 hingga mencapai angka pertumbuhan 4,35% pada tahun 2011. Bertitik tolak dari subtansi latar belakang diatas, maka secara spesifik akan dibahas dan ditinjau secara empiris mengenai kondisi pertumbuhan dan ketimpangan pembangunan ekonomi tersebut melalui penelitian ini dengan judul Analisis Pertumbuhan Ekonomi dan Disparitas Pendapatan Di Kabupaten Jember Tahun 2008-2011.

7 B. PERUMUSAN MASALAH Perumusan masalah penelitian merupakan pernyataan yang lengkap dan terperinci mengenai ruang lingkup masalah yang akan diteliti berdasarkan identifikasi dan kajian masalah. Terkait dengan hal ini, maka masalah dalam penelitian ini dapat diformulasikan sebagai berikut: Dengan memperhatikan latar belakang diatas tentang pentingnya pertumbuhan ekonomi dan disparitas pendapatan atau kesenjangan pendapatan di Kabupaten Jember, maka yang menjadi pokok permasalahan dalam Penelitian ini adalah: 1. Bagaimana pertumbuhan ekonomi pada tingkat Kecamatan di Kabupaten Jember? 2. Seberapa besar kontribusi sektoral masing-masing Kecamatan di Kabupaten Jember terhadap PDRB? 3. Bagaimana klasifikasi berdasarkan Tipologi Klassen antar Kecamatan di Kabupaten Jember! 4. Seberapa besar disparitas atau tingkat kesenjangan pendapatan antar kecamatan di Kabupaten Jember? C. BATASAN MASALAH Penelitian ini terdapat benchmark (tolak ukur) yang menjadi indikator tujuan dalam penelitian. Berdasarkan perumusan masalah penelitian ini, maka ruang lingkup pembahasan difokuskan menganalisis tingkat pertumbuhan ekonomi dan disparitas pendapatan atau kesenjangan pendapatan antar Kecamatan di Kabupaten Jember Tahun 2008 sampai dengan tahun 2011.

8 D. TUJUAN DAN KEGUNAAN PENELITIAN 1. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian mengimplikasikan tentang sasaran yang ingin dicapai dengan dilakukannya orientasi penelitian terhadap suatu masalah yang telah dikemukakan pada bagian sebelumnya. Tujuan dalam penelitian mengacu pada isi dan rumusan masalah penelitian. Bertolak dari rumusan masalah diatas, maka tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah: 1. Mengidentifikasi pertumbuhan ekonomi antar Kecamatan di Kabupaten Jember? 2. Menganalisa kontribusi sektoral masing-masing Kecamatan di Kabupaten Jember terhadap PDRB? 3. Mengetahui klasifikasi antar Kecamatan di Kabupaten Jember berdasarkan Tipologi Klassen! 4. Menganalisa besarnya disparitas atau tingkat kesenjangan pendapatan antar Kecamatan di Kabupaten Jember? 2. Kegunaan Penelitian Setiap penelitian tentu mempunyai kegunaan (manfaat) penelitian yang berguna bagi lembaga pendidikan, bagi perusahaan yang dijadikan objek penelitian dan juga dapat berguna bagi peneliti itu sendiri. Adapun kegunaan (manfaat) penelitian ini adalah: a. Bagi Pemerintah Kabupaten 1. Sebagai kontribusi pemikiran dan saran untuk bahan evaluasi yang bermanfaat dalam melakukan reftifikasi perencanaan pembangunan

9 perekonomian dan dalam hal penentuan formulasi kebijakan alternatif dalam mengembangkan sasaran pembangunan, serta meningkatkan koordinasi urgensi perencanaan pembangunan sektor ekonomi dalam mewujudkan prinsip good governance birokrasi secara inklusif. 2. Memberikan manfaat informasi kepada Pemerintah Daerah Kabupaten dan Pemerintah Daerah Provinsi serta Instansi terkait dalam strategi penyusunan perencanaan dan kebijakan pembangunan perekonomian Daerah. b. Bagi Universitas Muhammadiyah Malang Dapat menambah referensi dan koleksi literatur penelitian diperpustakaan Universitas Muhammadiyah Malang, sehingga dapat digunakan oleh mahasiswa sebagai kontribusi acuan dan bahan referensi untuk pengembangan penelitian berikutnya. c. Bagi peneliti Penelitian ini digunakan peneliti sebagai salah satu syarat dan ketentuan wajib yang harus dipenuhi untuk memperoleh gelar sarjana dan pengembangan orientasi pemikiran dan pengetahuan melalui aspek eksplorasi dan mengidentifikasi realita masalah untuk menentukan dan mengadopsi apresiasi solusi yang inventif dalam menyelesaikan masalah perencanaan dan pembangunan sektor ekonomi bagi perekonomian daerah maupun nasional.