BAB 1BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Vesikolithiasis merupakan batu yang terdapat pada kandung kemih yang terdiri atas substans yang membentuk kristal seperti kalisum oksalat, fosfat kalisum, asam urat dan magnesium. Batu dapat menyebabkan obstruksi, infeksi atau edema pada saluran perkemihan (Copernito, 1990). Vesikolithiasis lebih sering dijumpai di Afrika dan Asia (terutama Indonesia), sedangkan di Amerika (baik kulit putih maupun kulit hitam) dan Eropa jarang. Penyakit ini penyebarannya merata di seluruh dunia akan tetapi utama di daerah yang dikenal dengan stone belt atau lingkaran batu (sabuk batu). Di Amerika Serikat dan Eropa hanya 2-10% dari populasi pendudukan yang dapat mengalami penyakit ini. Tingkat kekambuhan setelah serangan pertama adalah 14%, 39%, dan 52% pada tahun ke 1, 5, dan 10 secara berurutan. Peningkatan insiden telah dicatat di Amerika Serikat bagian Tenggara yaitu suatu daerah yang dilalui sabuk batu, internasional : Insiden batu kandung kemih lebih rendah di negara bukan industri. Di Indonesia merupakan negara yang dilalui sabuk batu, namun beberapa prevalensi batu urine terdapat di Indonesia masih belum jelas (Probo, 2004). Rifki Muslim pada penelitian tahun 1983 di RSUP dr. Kariyadi Semarang menemukan 156 penderita batu saluran kemih, yang terbanyak adalah batu 1
kandung kemih (58,97%), diikuti oleh batu ginjal (23,72%), batu ureter (8,97%), dan batu urethra (2,04%) (Djoko Rahardjo, 2003). Prevalensi batu kandung kemih pada pria dan wanita di RSUP dr. Karyadi Semarang, dari 105 penderita didapatan hasil jumlah penderita pria dibandingkan wanita 4 : 1 (Harry Purwanto, 2004). Salah satu penyebab dari batu kandung kemih kira-kira 75% dari semua batu yang terbentuk terdiri atas kalisum. Penyebab lain seperti masukan diit tinggi purin, batu asam urat yang menyebabkan ph air kemih rendah, batu struvit yang menyebabkan infeksi saluran kemih dengan organisme yang memproduksi urease. Tanda dan gejala batu kandung kemih adalah nyeri yang ditandai dengan gejala tiba-tiba dan cukup hebat, nyeri bersifat kolik dan menjalar ke perut bagian bawah (Engram, 1999). Kencing lancar tiba-tiba terhenti, terasa sakit, kalau terjadi infeksi ditemukan tanda sistitis, kadang-kadang terjadi hematuri, adanya nyeri infeksi ditemukan suprasimpisis, teraba adanya urine yang banyak dan rasa terbakar. Akibanya akan menimbulkan komplikasi seperti infeksi saluran kemih (ISK), hidronefrosis, hipertensi, dan gagal ginjal. Upaya pengobatan batu kandung kemih diantaranya pengangkatan/pembedahan, terapi nutrisi, dan medikasi ESWL, pelarutan batu, Uretroskopi, metode Endourologi, dll. Sehingga diperlukan peran seorang perawat, dokter dan tenaga kesehatan lain dalam memberikan asuhan keperawatan pada vesikolithiasis tidak hanya perawatan fisik tetapi juga keadaan psikologis pasien. 2
B. Tujuan Penulisan Tujuan penulisan karya tulis ilmiah ini adalah : a. Tujuan umum Mampu menerapkan asuhan keperawatan pada pasien vesikolithiasis dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan yang utuh dan komprehensif. b. Tujuan khusus 1. Mampu melakukan pengkajian selama memberikan asuhan keperawatan pada pasien Vesikolithiasis. 2. Mampu mengidentifikasi permasalahan yang muncul selama memberikan asuhan keperawatan pada pasien Vesikolithiasis. 3. Mampu melakukan upaya penyelesaian masalah yang ada pada kasus asuhan keperawatan dengan pendekatan proses keperawatan. 4. Mampu mengevaluasi tindakan yang telah diberikan serta mengevaluasi faktor yang menghambat dan mendukung pada saat pelaksanaan asuhan keperawatan pada pasien Vesikolithiasis C. Metode Penulisan Penyusunan karya tulis ilmiah ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan keperawatan guna mengumpulkan data, analisa data dan menarik kesimpulan untuk memperoleh bahan atau materi yang dibutuhkan dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini. Adapun teknik yang digunakan dalam pengumpulan adalah sebagai berikut : 3
1. Studi keperpustakaan Adalah cara penelitian dengan mengumpulkan data secara komprehensif untuk mendapatkan data-data atau bahan yang berhubungan dengan vesikolithiasis (batu kandung kemih) dalam rangka mendapatkan dasar teoritis dengan jalan membaca buku, catatan kuliah, makalah literal referensi. 2. Studi dokumentasi Adalah pengambilan data dari catatan medis untuk menyesuaikan antara melaksanakan kegiatan teori dengan teknik studi dokumentasi dengan cara lain sebagai data yang diperoleh lebih dipercaya. 3. Komunikasi atau wawancara Yaitu mengadakan wawancara dengan penderita maupun keluarganya dalam rangka mengumpulkan data mengenai riwayat kesehatan pasien tersebut. 4. Observasi pasien Yaitu observasi dan pengelolaan langsung pasien yang dirawat di Rumah Sakit Kariyadi Semarang yang ada hubungannya dengan judul di atas. D. Sistematika Penulisan Adapun sistematika penulisan karya tulis ilmiah ini adalah : Bab I Pendahuluan, berisi tentang : latar belakang, tujuan penulisan, metode penulisan dan sistematika penulisan. Bab II Konsep Dasar, berisi tentang : pengertian, anatomi dan fisiologi, etiologi/presipitasi, patofisiologi, manifestasi klinik, komplikasi, 4
penatalaksanaan, pengkajian fokus (termasuk juga pemeriksaan penunjang), pathways keperawatan, fokus intervensi dan rasional. Bab III Tinjauan Kasus berisi tentang : pengkajian, pathway kasus, intervensi keperawatan,implementasi dan evaluasi. Bab IV Pembahasan Bab V Penutup berisi tentang : Kesimpulan dan Saran 5