BAB III METDE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen B. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium Kimia Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Semarang Jalan Wonodri Sendang Raya 2-A Semarang. Penelitian ini dilaksanakan mulai Januari sampai April 2011, terdiri dari penyusunan proposal, pelaksanaan penelitian, pengolahan data, dan penyusunan laporan akhir. C. byek Penelitian Sampel penelitian ini berupa 3 buah nanas yang dibeli dari pasar Peterongan Semarang. Kemudian nanas dikupas, dicuci, diblender lalu diambil sarinya, dengan konsentrasi 25%, 50%, 100%, dan batu kalsium oksalat yang diperoleh dengan mereaksikan CaCl 2 1M dan H 2 C 2 4 0,1M. D. Kerangka konsep Berdasarkan prosedur kerja yang akan dilakukan, maka kerangka konsep yang digunakan yaitu : 17
18 Perendaman endapan kalsium oksalat oleh sari buah nanas dengan konsentrasi 100% Perendaman endapan kalsium oksalat oleh sari buah nanas dengan konsentrasi 50% Prosentase daya larut kalsium oksalat (CaC 2 4 ) Perendaman endapan kalsium oksalat oleh sari buah nanas dengan konsentrasi 25% E. Tabel Rancangan Kerja Hari Pengulangan I II III 1 A H 2 B I P 3 C J Q 4 D K R 5 E L S 6 F M T 7 G N U Keterangan : A, B, C,..., U adalah kadar kalsium oksalat terlarut pada perendaman dalam sari buah nanas dimulai hari ke-1 sampai hari ke-7 dengan pengulangan 3 kali. F. Hipotesa Hipotesa yang digunakan dalam penelitian ini adalah: Ha: Ada pengaruh perendaman sari buah nanas terhadap daya larut kalsium oksalat.
19 G. Bahan dan Alat Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah serbuk CaCl 2, H 2 C 2 4, 2H 2, aquades, kertas saring Whatman 42, dan sari buah nanas dengan konsentrasi 100%, 50% dan 25%. Peralatan yang digunakan dalam penelitian adalah neraca analitik Mettler model AE200, ph meter P-211, alat-alat gelas meliputi erlenmeyer 250 ml, labu ukur 100ml, pipet volume 50 ml, pipet volume 25ml, corong, cawan porselen, dan beker gelas 500ml. H. Prosedur Penelitian Prosedur penelitian ini terdiri dari: 1. Pembuatan sari buah nanas dengan konsentrasi 100%, 50%, dan 25% a. Nanas dikupas, dihilangkan matanya dan dicuci. Lalu diblender sampai halus kemudian disaring dan diambil sarinya (sari buah nanas konsentrasi 100%). b. Sari buah nanas (konsentrasi 100%) dipipet menggunakan pipet volume sebanyak 50 ml kemudian dimasukan ke dalam labu ukur 100 ml dan ditepatkan dengan aquades sampai tanda batas (sari buah nanas konsentrasi 50%). c. Sari buah nanas (konsentrasi 100%) dipipet menggunakan pipet volume sebanyak 25 ml kemudian dimasukan ke dalam labu ukur 100 ml dan ditepatkan dengan aquades sampai tanda batas (sari buah nanas konsentrasi 25%).
20 2. Pembuatan endapan Ca ksalat 100mL CaCl 2 1M dituang ke dalam bekergelas ditambah larutan H 2 C 2 4 0,1M secara berlebihan sehingga terbentuk endapan Ca ksalat, kemudian disaring, filtrat dibuang dan endapan Ca ksalat dioven sampai kering sehingga berbentuk padat sebagai batu oksalat. 3. Menentukan konsentrasi sari buah nanas optimum yang dapat melarutkan Ca ksalat maksimum. Ditimbang 1 gram Ca ksalat (CaC 2 4 ) dimasukan dalam beker glass dan direndam dengan 100 ml sari buah nanas dengan konsentrasi 25 % selama 1 jam. Endapan Ca ksalat (CaC 2 4 ) disaring dengan kertas Whatman 42 dan dioven pada suhu 105 C selama 2 jam, kemudian didinginkan dalam desikator selama 10-15 menit. Berat endapan ditimbang sampai bobot konstan. Dihitung prosentase daya larut Ca ksalat dengan membandingkan selisih bobot Ca ksalat mula-mula dan bobot Ca ksalat akhir terhadap Ca ksalat mula-mula kemudian dikali 100%. Diulangi percobaan diatas dengan sari buah nanas yang konsentrasinya 50% dan 100%. 4. Menentukan berat Ca ksalat optimum yang mempunyai daya larut maksimum terhadap konsentrasi sari buah nanas hasil optimasi. Ditimbang 1,0 gram Ca ksalat (CaC 2 4 ) dimasukan dalam beker glass dan direndam dengan 100 ml sari buah nanas dengan konsentrasi hasil optimasi selama 1 jam. Endapan Ca ksalat disaring dengan kertas saring Whatman 42 dan dioven pada suhu 105 C selama 2 jam, kemudian
21 didinginkan dalam desikator 10-15 menit. Berat endapan ditimbang sampai bobot konstan. Daya larut Ca ksalat pada sari buah nanas dihitung dengan membandingkan selisih bobot Ca ksalat sebelum dengan bobot Ca ksalat sesudah reaksi terhadap bobot Ca ksalat sebelum reaksi dikali 100%. Diulangi percobaan di atas dengan berat Ca ksalat 2,0 gram dan 3,0 gram. 5. Mengetahui daya larut Ca ksalat dengan hasil optimasi yang direndam dalam sari buah nanas Ditimbang berat Ca ksalat (CaC 2 4 ) sesuai hasil optimasi dimasukan dalam beker glass, kemudian direndam dalam 100 ml sari buah nanas dengan konsentrasi hasil optimasi selama 1 jam. Endapan Ca ksalat (CaC 2 4 ) disaring dengan kertas saring Whatman 42 lalu dioven pada suhu 105 C selama 2 jam, kemudian didinginkan dalam desikator selama 10-15 menit. Berat endapan ditimbang sampai bobot konstan. Daya larut Ca ksalat pada sari buah nanas dihitung dengan membandingkan selisih bobot Ca ksalat sebelum dengan bobot Ca ksalat sesudah reaksi terhadap Ca ksalat sebelum reaksi dikali 100%. Pada prosedur ini dilakukan penggulangan sebanyak 5 kali. 6. Perhitungan prosentase daya larut kalsium oksalat oleh buah nanas Daya Larut batu kalsium oksalat (%) = (bobot CaC 2 4 awal bobot CaC 2 4 akhir) x 100% Bobot CaC 2 4 awal
22 I. Jenis data Jenis data yang digunakan adalah data primer yaitu prosentase daya larut Ca oksalat oleh kalium pada buah nanas ( Ananas Comosus (L) Merr ). J. Analisis data Semua data yang dikumpulkan disajikan dalam bentuk tabel (ditabulasikan). Datanya berupa data numerik dan bila data berdistribusi normal maka menggunakan uji statistik parametrik Uji ne-way Anova, jika datanya berdistribusi tidak normal maka menggunakan Uji Kruskal-Wallis H. Uji statistik tersebut dihitung menggunakan komputer dengan program SPSS. K. Definisi perasional 1. Nanas adalah salah satu tanaman buah yang menggandung kalium. Kandungan zat kimia lain yang terdapat pada buah nanas adalah vitamin (A dan C), kalsium, fosfor, magnesium, besi, natrium, sukrosa, dan enzim Bromelain. 2. Ca oksalat adalah penyusun utama batu ginjal yang sering ditemukan. Batu jenis kalsium ini paling banyak dijumpai, yaitu kurang lebih 70-80 % dari seluruh batu saluran kemih. Kalsium oksalat berupa batu endapan yang memiliki rumus kimia (CaC 2 4 ), BM 114, dengan struktur kimia sebagai berikut: C C Ca