KETETAPAN MUSYAWARAH MAHASISWA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS AIRLANGGA NOMOR 02/PLENO II/ MUSMA FST UNAIR/XI/2017 TENTANG UNDANG UNDANG PENGKADERAN MAHASISWA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS AIRLANGGA TAHUN 2017 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang : a. bahwa Musyawarah Mahasiswa Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga merupakan organ tertinggi organisasi kemahasiswaan di Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga. b. bahwa Musyawarah Mahasiswa Fakultas Sains dan Teknologi telah ada, tetapi Ketetapan Musyawarah Mahasiswa Fakultas Sains dan Teknologi tentang Mekanisme Pemilihan Umum Raya belum ditetapkan. c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu ditetapkan Mekanisme Pemilihan Umum Raya Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga. Mengingat : Peraturan Rektor Universitas Airlangga Nomor 07/H3PR/2011 tentang organisasi kemahasiswaan di lingkungan Universitas Airlangga. Menetapkan : UNDANG UNDANG PENGKADERAN MAHASISWA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS AIRLANGGA TAHUN 2017
BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam undang undang ini yang dimaksud dengan : 1. Universitas Airlangga yang selanjutnya disebut UNAIR, adalah sebuah instansi pendidikan tinggi berbadan hukum yang mempunyai nilai dasar keunggulan yang bermoralitas. 2. Rektor UNAIR, yang selanjutnya disebut Rektor adalah pimpinan tertinggi UNAIR 3. Fakultas Sains dan Teknologi UNAIR, selanjutnya disebut FST UNAIR, merupakan salah satu fakultas yang menjadi bagian dari UNAIR. 4. Dekan FST UNAIR adalah pimpinan tertinggi FST UNAIR. 5. Mahasiswa tahun kedua dan seterusnya, yang selanjutnya disebut SENIOR FST adalah mahasiswa aktif yang secara resmi tercatat di FST UNAIR 6. Mahasiswa baru FST UNAIR untuk selanjutnya disebut maba FST UNAIR adalah mahasiswa FST UNAIR yang resmi dilantik oleh Rektor dan Dekan UNAIR serta tercatat sebagai mahasiswa tahun pertama FST UNAIR. 7. Civitas akademika adalah maba, SENIOR, karyawan, dosen & guru besar. 8. Organisasi Kemahasiswaan Intrakampus FST UNAIR, yang selanjutnya disebut ormawa, adalah sarana pengembangan diri mahasiswa ke arah perluasan wawasan serta peningkatan intelektualitas dan integritas & prasarana. 9. Ormawa FST UNAIR terdiri atas Badan Legislatif Mahasiswa, Badan Eksekutif Mahasiswa, Himpunan Mahasiswa, dan Badan Semi Otonom. 10. Badan Legislatif Mahasiswa FST UNAIR untuk selanjutnya disebut BLM FST UNAIR adalah lembaga legislatif kemahasiswaan tertinggi di FST UNAIR. 11. Badan Eksekutif Mahasiswa FST UNAIR untuk selanjutnya disebut BEM FST UNAIR adalah lembaga eksekutif kemahasiswaan tertinggi di FST UNAIR 12. Himpunan Mahasiswa FST UNAIR untuk selanjutnya disebut HIMA FST UNAIR adalah organisasi profesi sesuai dengan Departemen atau program studi masing-masing di bawah koordinasi BEM. 13. Badan Semi Otonom FST UNAIR untuk selanjutnya disebut BSO FST UNAIR adalah organisasi mahasiswa yang ada di FST UNAIR yang bersifat semi otonom bergerak di bidang khusus yang bertanggungjawab kapada BEM FST UNAIR.
14. Undang-Undang Kaderisasi FST UNAIR yang selanjutnya disebut UU Kaderisasi adalah landasan hukum yang di gunakan dalam pelaksanaan kaderisasi mahasiswa di lingkungan FST UNAIR. 15. Kaderisasi mahasiswa adalah rangkaian kegiatan pembinaan yang mengedepankan aspek budi pekerti tinggi, persaudaraan universal, loyalitas almamater, dan kepemimpinan untuk mewujudkan Fakultas Sains dan Teknologi sebagai Fakultas yang the best science with morality. 16. Sistem kaderisasi adalah aspek pembinaan unsur mahasiswa di FST UNAIR yang melibatkan seluruh elemen mahasiswa yang dilaksanakan secara sadar dan sistematis, yang selanjutnya disusun secara terperinci dalam Pedoman Umum Kaderisasi Mahasiswa FST UNAIR. 17. Pedoman Umum Kaderisasi Mahasiswa yang selanjutnya disebut PUKM adalah konsep dan teknis pelaksanaan kaderisasi di FST UNAIR. 18. Elemen utama yang terlibat dalam Kaderisasi mahasiswa adalah seluruh civitas akademika dari unsur mahasiswa yaitu BLM, BEM, HIMA, dan BSO yang dapat dilakukan dengan berbagai bentuk sistem pembinaan yang disesuaikan berdasarkan PUKM dan kondisi dari masing- masing elemen utama tersebut. 19. Pengkaderan dilaksanakan di lingkungan FST UNAIR dan tempat lain yang telah disepakati. 20. Departemen Pengembangan Sumber Daya Mahasiswa yang selanjutnya disebut PSDM atau departemen sejenis yang bertanggung jawab dalam melaksanakan proses kaderisasi di FST UNAIR. 21. Kaderisasi Fakultas adalah kaderisasi mahasiswa aktif ditingkat fakultas. 22. Kaderisasi Prodi adalah kaderisasi mahasiswa aktif tingkat program studi. 23. Panitia Pengontrol (Controling Committee) yang selanjutnya disebut CC adalah panitia yang bertugas untuk mengontrol jalannya kaderisasi. 24. Panitia Pengarah (Steering Committee) yang selanjutnya disebut SC adalah panitia yang bertugas untuk mengarahkan di setiap proses kaderisasi yang dibentuk oleh Ketua BEM melalui rapat Badan Pengurus Harian (BPH) BEM. 25. Panitia Pelaksana (Organizing Committee) yang selanjutnya disebut OC adalah panitia yang bertugas untuk melaksanakan setiap proses kaderisasi. 26. Pengawas kaderisasi FST Unair adalah BLM FST Unair
BAB II VISI, MISI DAN CAPAIAN Pasal 2 Visi Kaderisasi Terciptanya mahasiswa FST Unair yang terampil dan berdedikasi untuk mengembangkan potensi demi mewujudkan cita cita the best science with morality dengan mengedepankan tri darma perguruan tinggi yang berlandaskan Pancasila. 1. Pengenalan kehidupan kampus. Pasal 3 Misi Kaderisasi 2. Penumbuhan minat berorganisasi. 3. Peningkatan semangat berprestasi. 4. Pengembangan softskill dan moral. Capaian Kaderisasi adalah meliputi: Pasal 4 Capaian Kaderisasi a. Mahasiswa mampu mengenal kehidupan kampus FST UNAIR. b. Mahasiswa mampu memahami dan mengaplikasikan fungsi mahasiswa sebagai the agent of change, social control dan iron stock. c. Mahasiswa mampu memahami dan mengaplikasikan Tri Dharma Perguruan Tinggi. BAB III SISTEM DAN SIFAT KADERISASI MAHASISWA Pasal 5 Sistem Kaderisasi 1. Jenjang kaderisasi mahasiswa di tingkat Universitas adalah Kaderisasi Universitas yang kemudian disebut PKKMB. 2. Jenjang kaderisasi tingkat Fakultas adalah Kaderisasi Fakultas. 3. Kederisasi Fakultas terdiri dari serangkaian pembinaan yang meliputi: a. Pembinaan keorganisasian dan soft skill. b. Pembinaan minat bakat dan keilmuan.
c. Pembinaan agama oleh ormawa khusus yang membidanginya. d. Pembinaan pengabdian masyarakat. 4. Jenjang kaderisasi tingkat HIMA adalah Kaderisasi Program Studi. 5. Nama dari setiap jenjang kaderisasi tersebut ditentukan oleh SC dan OC kaderisasi yang bersangkutan. 6. Penjelasan tentang konsep dan teknis kaderisasi diatur dalam PUKM FST UNAIR. Pasal 6 Skema Alur Kaderisasi Kaderisasi Universitas Kaderisasi Fakultas Kaderisasi HIMA Pasal 7 Sifat Kaderisasi Kaderisasi Universitas, Kaderisasi Fakultas, dan Kaderisasi HIMA bersifat wajib, mengikat, dan tidak bisa diwakilkan. Sehingga bagi yang tidak mengikuti akan mendapatkan konsekuensi sesuai dengan ketentuan.
BAB IV PERANGKAT KADERISASI Pasal 8 Perangkat Kaderisasi terdiri dari: 1. CC 2. SC 3. OC Pasal 9 Bagan Perangkat Kaderisasi CC SC OC BAB V PEDOMAN UMUM KADERISASI MAHASISWA (PUKM) Pasal 10 1. PUKM disusun oleh SC dan disetujui oleh CC. 2. PUKM berisi latar belakang, konsep dan teknis pelaksanaan setiap proses kaderisasi. 3. PUKM wajib dilaksanakan oleh semua mahasiswa yang terkait. 4. PUKM dapat dilakukan revisi apabila dianggap perlu. BAB VI RAPAT KOMITE Pasal 11 1. Rapat Komite adalah rapat khusus yang dihadiri oleh CC, SC, dan Ketua OC untuk membahas tentang sanksi terhadap pelanggaran oleh perangkat kaderisasi dan hal-hal lain yang terkait dengan kegiatan kaderisasi. 2. Rapat Komite dipimpin oleh Ketua CC. 3. Anggota Rapat Komite bertindak sebagai peserta Rapat Komite.
BAB VII PANITIA PENGONTROL (CC) Pasal 12 Komponen CC CC adalah ketua BEM. Pasal 13 Sifat dan Kedudukan 1. CC bersifat sementara, independen, dan tidak memihak. 2. CC berkedudukan lebih tinggi dibanding SC dan OC. 1. CC bertugas untuk : Pasal 14 Tugas dan Wewenang a. Menegakkan Undang-Undang Kaderisasi dan aturan lain yang berlaku selama kaderisasi dalam hal ini PUKM. b. Mengontrol proses kaderisasi mulai pra kaderisasi, saat kaderisasi berlangsung hingga pasca kaderisasi. 2. CC berwenang untuk: a. Sebagai pengontrol dalam setiap acara Pengkaderan dan rapat koordinasi panitia dan/atau sejenisnya tanpa terkecuali guna melakukan pengawasan secara menyeluruh. b. Mengadakan Rapat Komite jika diperlukan. c. Melakukan peringatan yang diperlukan untuk mencegah dan/atau mengurangi pelanggaran oleh panitia dan/atau peserta. d. Memberikan rekomendasi untuk menghentikan sebagian atau seluruh kegiatan Pengkaderan apabila dianggap perlu melalui Rapat Komite. e. Memberikan rekomendasi untuk memberhentikan panitia yang melakukan pelanggaran..
BAB VIII STEERING COMMITTE Pasal 15 Komponen SC SC merupakan ketua departemen PSDM seluruh ormawa di FST Pasal 16 Sifat dan Kedudukan 1. SC berlaku selama jenjang kaderisasi tersebut berlangsung. 2. SC berkedudukan lebih tinggi dari OC. Pasal 17 Tugas dan Wewenang 1. Setiap SC bertugas untuk: a. SC langsung bertanggung jawab pada CC. b. Membuat dan mengkaji PUKM di tingkat fakultas c. Memantau dan mengarahkan kinerja OC. d. Melaporkan dan/atau mempersilakan CC melakukan pengawasan secara menyeluruh pada setiap acara pengkaderan dan rapat koordinasi panitia dan/atau sejenisnya tanpa terkecuali. 2. Setiap SC berwenang untuk: a. Melakukan rapat koordinasi dan/atau sejenisnya dan upaya lain untuk menunjang kesuksesan Kaderisasi selama tidak bertentangan dengan Undang-Undang/peraturan lain yang telah disepakati. b. Memberikan tindakan lanjutan atas pelanggaran yang dilakukan OC yang telah disepakati di Rapat Komite. c. Menghentikan sebagian atau seluruh kegiatan Pengkaderan apabila dianggap perlu dengan pertimbangan yang dapat dipertanggungjawabkan kepada BEM FST UNAIR. d. Membuat peraturan internal SC dengan persetujuan SC diketahui oleh CC selama tidak bertentangan dengan Undang-undang/peraturan lain yang BAB IX ORGANIZING COMMITTE Pasal 18 Komponen OC 1. OC kaderisasi terdiri dari OC Kaderisasi Fakultas dan OC. 2. Setiap OC dipimpin oleh satu orang Ketua yang di pilih oleh ketua Ormawa FST dengan mekanisme yang telah ditentukan.
Pasal 19 Sifat dan Kedudukan 1. OC bersifat sementara dan berlaku sejak ditetapkan sampai dengan saat dibubarkannya oleh SC. 2. OC berkedudukan di bawah SC. Pasal 20 Tugas dan Wewenang 1. Setiap OC bertugas untuk: a. Bertanggung jawab kepada SC dan CC. b. Mengaplikasikan konsep dari SC ke dalam bentuk teknis yang konkret sesuai dengan PUKM FST UNAIR. c. Melaporkan dan/atau mempersilakan CC melakukan pengawasan secara menyeluruh pada setiap acara Pengkaderan dan rapat koordinasi panitia dan/atau sejenisnya tanpa terkecuali 2. Setiap OC berwenang untuk : a. Ketua OC berwenang untuk memilih dan memberhentikan anggotanya dengan persetujuan SC sesuai mekanisme yang telah ditetapkan. b. Melakukan rapat koordinasi dan/atau sejenisnya dan upaya lain untuk menunjang kesuksesan Kaderisasi selama tidak bertentangan dengan Undang-Undang/peraturan lain yang telah disepakati. c. Membuat peraturan internal bidang-bidang yang ada dalam OC dengan persetujuan Ketua OC dan Ketua SC selama tidak bertentangan dengan Undang-Undang/peraturan lain yang
1. Peserta Kaderisasi meliputi : BAB X PESERTA KADERISASI Pasal 21 Komponen Peserta a. Peserta Kaderisasi Universitas adalah mahasiswa UNAIR. b. Peserta Kaderisasi Fakultas adalah mahasiswa FST UNAIR. c. Peserta Kaderisasi HIMA adalah mahasiswa masing-masing program studi di FST UNAIR. 2. Peserta Kaderisasi Fakultas dan Kaderisasi HIMA masing-masing dipimpin oleh seorang Komisaris Tingkat (Komting) yang dipilih berdasarkan kesepakatan peserta. Pasal 22 Kewajiban dan Hak Peserta wajib untuk : a. Mengikuti rangkaian kaderisasi. b. Menaati seluruh Undang-Undang dan/atau aturan lain yang berlaku. c. Peserta berhak untuk melaporkan segala bentuk pelanggaran terhadap aturan kepada CC sesuai etika. BAB XI PENINDAKAN PELANGGARAN dan SANKSI Pasal 23 Pelanggaran Pelanggaran adalah hal-hal yang menyimpang dari Undang Undang Kaderisasi dan/atau aturan lain yang telah disepakati. Pasal 24 Pelaporan dan Penindakan 1. Pelanggaran yang dilakukan SC dilaporkan kepada dan ditindak oleh CC. 2. Pelanggaran yang dilakukan OC dilaporkan kepada dan ditindak oleh SC. 3. Pelanggaran yang dilakukan peserta dilaporkan kepada dan ditindak oleh OC.
Pasal 25 Sanksi kepada Perangkat Kaderisasi 1. Berat sanksi disesuaikan dengan berat pelanggaran yang dilakukan. 2. Jenis sanksi yang diberikan dapat berupa: a. Teguran; b. Peringatan; c. Pencabutan jabatan secara sementara; d. Pencabutan jabatan secara tetap; e. Hal lain yang dianggap perlu. Pasal 26 Sanksi kepada Peserta 1. Berat sanksi disesuaikan dengan berat pelanggaran. 2. Sanksi diberikan melalui rapat OC yg disepakati oleh SC. 3. Jenis sanksi yang diberikan dapat berupa: a. Teguran; b. Pengulangan dan/atau penambahan tugas; c. Hal lain yang dianggap perlu. Pasal 27 Penanggalan Jabatan Perangkat Kaderisasi 1. Status panitia ditanggalkan jika telah dikenakan pencabutan jabatan secara tetap melalui Rapat Komite. 2. Mahasiswa yang telah kehilangan jabatan Panitia Kaderisasi tidak diperkenankan untuk: a. menghadiri, mengintervensi, dan mengganggu pelaksanaan kaderisasi; b. menyebar berita tidak benar dan/atau yang bisa memperburuk citra Peserta Kaderisasi, Perangkat Kaderisasi, baik sebagian atau seluruhnya dan citra FST UNAIR melalui lisan dan/atau media apapun. 3. Mahasiswa yang telah kehilangan jabatan panitia dan bila melakukan sebagaimana ayat 2 (a) dan (b) di atas, ditindak sebagaimana mestinya oleh perangkat kaderisasi.
BAB XII SISTEM PENILAIAN Pasal 28 Sistem Penilaian 1. Sistem penilaian adalah sistem yang digunakan untuk menentukan kelulusan peserta. 2. Sistem penilaian Kaderisasi bersifat objektif, adil, terbuka, dan bertanggung jawab. 3. Penilaian dilakukan dengan metode kuantitatif dan/atau kualitatif. 4. Sistem penilaian diatur lebih lanjut di PUKM. BAB XIII KELULUSAN Pasal 29 Pengertian Kelulusan adalah status yang menyatakan peserta telah mengikuti dan lulus di kaderisasi tingkat fakultas. Pasal 30 Kriteria Lulus 1. Peserta dinyatakan lulus jika telah mencapai nilai minimal yang ditentukan dalam sistem penilaian. Pasal 31 Konsekuensi Tidak Mengikuti atau Tidak Lulus 1. Peserta yang dinyatakan tidak mengikuti atau dinyatakan tidak lulus pada Kaderisasi tidak dapat: a. Mengikuti LKMM-TD, LKMM-TM dan LKMM-TL UNAIR. b. Menjadi panitia kaderisasi FST UNAIR. c. Menjadi pengurus BEM FST UNAIR dan Anggota BLM FST UNAIR. d. Menjadi panitia acara Ormawa di FST UNAIR. e. Menggunakan hak pilih di lingkungan FST 2. Peserta yang tidak mengikuti atau dinyatakan tidak lulus kaderisasi diwajibkan mengikuti lagi di tahun berikutnya.
BAB XIV PENGHENTIAN KADERISASI Pasal 32 1. Penghentian Kaderisasi adalah penghentian semua/sebagian kegiatan Kaderisasi dalam jangka waktu tertentu oleh Ketua Rapat Komite. 2. Penghentian dilakukan jika: a. Masa kaderisasi berakhir; b. Mempertimbangkan SK Rektorat/SK Dekanat; c. Terdapat ancaman keselamatan; d. Terdapat hal-hal lain yang mengharuskannya. BAB XV KETENTUAN TAMBAHAN Pasal 33 1. Hal-hal yang belum diatur dalam Undang-Undang ini ditetapkan dalam PUKM. 2. Hal-hal yang belum diatur secara tertulis dalam ketentuan-ketentuan dan tata tertib yang ada akan diputuskan dalam Rapat Komite selama tidak bertentangan dengan Undang-Undang. BAB XVI PENUTUP Pasal 34 Undang-Undang ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di : Ruang 101 FST UNAIR Hari : Kamis Tanggal : 09 November 2017 Pukul : 19.59 WIB Mengetahui, Presidium Sidang I Presidium Sidang II Presidium Sidang III (Andri Wahyu) (Aldipsa Juli B.) (Ivana Saumi S.) NIM. 081311633027 NIM. 081511633013 NIM. 081611133034