PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP GLOBALISASI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) Maretta Enggar Kusumaningtyas 1), Djaelani 2), Hadiyah 3) PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret Jalan Slamet Riyadi 449 Surakarta 57126 Email: maretta.kusuma@yahoo.com Abstract: The purpose of this research is to improve concept understanding of globalization appliying by cooperative learning model of Student Teams Achievement Division on the students in Grade IV of State Primary School Begalon 1 of the Surakarta in academic year 2014/2015.The type of this research is classroom action research (CAR), it consists of two cycles and each cycle was held in two-times learning. Each cycle consists of four phases: planning, action, observation and reflection. The subjects of this research are IV grade students of state primary school Begalon I of Surakarta academic year 2014/2015, which consists of 29 students. The data collection techniques are documentation, observation, interviews, and test. The data validaty is examined by using source triangulation and triangulation methods. The data analysis technique is the interactive analytic model (Miles & Huberman), which consists of three elements: data reduction, data display, and conclusion (verification).therefore, it can be conclude that the application of the cooperative learning model (STAD) can improve students concept comprehension on the IV grade students of state primary school Begalon 1 of Surakarta in academic year 2014/2015. Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah Untuk meningkatkan pemahaman konsep globalisasi dalam mata pelajaran PKn dengan menggunakan model kooperatif Student Teams Achievement Division pada siswa kelas IV SD Negeri Begalon 1 Surakarta tahun pelajaran 2014/2015. Bentuk penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) sebanyak dua siklus dan tiap siklus berlangsung selama dua pertemuan. Tiap siklus terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri Begalon I Surakarta Tahun Pelajaran 2014/2015 yang berjumlah 29 siswa. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dokumentasi, observasi, wawancara, dan tes. Uji validasi menggunakan triangulasi sumber dan triangulasi metode. Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif (Miles&Huberman) yang terdiri dari tiga komponen yaitu reduksi data, sajian data, dan penarikan kesimpulan (verifikasi). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran STAD dapat meningkatkan pemahaman konsep globalisasi siswa kelas IV SD Negeri begalon I Surakarta tahun pelajaran 2014/2015. Kata Kunci : Pemahaman Konsep Globalisasi, Model Pembelajaran STAD. Pembelajaran di SD pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) memiliki peranan yang strategis dalam membentuk sikap dan karakter siswa dalam kehidupan sehari hari. Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaran merupakan mata pelajaran yang sangat penting dalam pembentukan moral, memiliki mental yang kuat sehingga dapat mengatasi permasalahan yang akan di hadapi. Dalam pembelajaran PKn, siswa harus dilibatkan secara mental, fisik, dan sosial untuk memahami tentang konsep yang di pelajari. Jika hal ini tidak tercakup dalam proses pembelajaran dapat mengakibatkan penguasaan konsep PKn pada siswa kurang dikuasai dan akan menyebabkan rendahnya pemahaman siswa yang akan mengakibatkan rendahnya mutu pendidikan. Pemahaman menurut Bloom dalam Wiggins dan McTighe (2012: 66) yaitu kemampuan untuk mengumpulkan keterampilan dan fakta fakta secara bijaksana dan tepat, melalui aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi yang tepat. Menurut Munir (2008: 55) pemahaman setingkat lebih tinggi dari pada pengetahuan. Pemahaman menunjukkan kemampuan memahami materi pembelajaran. Dengan dari pengertian pemahaman dari para ahli tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa pemahaman adalah kemampuan untuk mengerti. 1) Mahasiswa 2,3) Dosen PGSD FKIP UNS
Konsep menurut Hamalik (2009: 162) adalah suatu kelas atau kategori stimuli yang memiliki ciri-ciri umum. Stimuli yang dimaksud adalah objek-objek atau orang. Ruminiati (2007:28) menjelaskan bahwa konsep adalah suatu pernyataan yang masih bersifat abstrak atau pemikiran untuk mengelompokkan ide-ide atau peristiwa yang masih dalam angan-angan seseorang. Dengan demikian dapat di tarik kesimpulan bahwa konsep adalah penguasaan ide dasar yang masih bersifat abstrak untuk menggolongkan berbagai objek dan peristiwa umum ke khusus. Flavel dalam Syaiful Sagala (2006: 72-73) menyatakan bahwa pemahaman terhadap konsep-konsep dapat dibedakan dalam tujuh dimensi yaitu: 1) Atribut, setiap konsep memiliki atribut yang berbeda-beda, contohcontoh konsep harus mempunyai atributatribut yang relevan, termasuk juga atribut yang tidak relevan, 2) struktur, menyangkut cara terkaitnya atau tergabungnya atributatribut itu, 3) keabstrakan, yaitu konsepkonsep yang dapat dilihat dan konkret, atau konsep itu sendiri terdiri dari konsep-konsep lain, 4) keinklusifan (inclusiveness), yaitu ditunjukkan pada jumlah contoh-contoh yang terlibat dalam konsep itu, 5) Generalitas atau keumuman, yaitu apabila diklasifikasikan, konsep-konsep yang berbeda dalam posisi superordinat atau subordinatnya, 6) ketepatan, yaitu suatu konsep menyangkut apakah ada sekumpulan aturan-aturan untuk membedakan contoh-contoh dari noncontoh-noncontoh suatu konsep, 7) kekuatan (power) yaitu kekuatan suatu konsep oleh sejauh mana orang setuju bahwa konsep itu penting. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan penulis pada awal Bulan Januari 2015 dapat disimpulkan bahwa pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di SD Negeri Begalon I Surakarta masih bersifat monoton dan guru belum menggunakan model yang inovatif. Selain itu dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan menghadapi kendala, kendala yang dimaksud adalah proses pembelajaran di kelas masih berpusat pada guru (Teacher Center). Guru masih menggunakan metode yang di dominasi dengan metode ceramah, sehingga partisipasi siswa dalam pembelajaran tidak muncul. Sebagai akibatnya, kegiatan belajar mengajar lebih menekankan pada pengajaran daripada pembelajaran. Hal tersebut diperkuat dengan adanya hasil pretest sebelum diadakan tindakan menyatakan bahwa nilai dari kelas IV yang berjumlah 29 siswa dengan rincian 9 siswa mendapat nilai diatas KKM dan 20 siswa mendapat nilai di bawah KKM. Nilai tertinggi yang diperoleh siswa adalah 90 dan nilai terendah adalah 40 serta nilai rata-rata kelas adalah 60. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa 68,97% siswa kelas IV mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan materi globalisasi mendapatkan nilai di bawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) sedangkan nilai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang harus dicapai siswa adalah 70. Untuk mengatasi semua permasalahan di atas dapat dilakukan dengan cara penggunaan model pembelajaran yang inovatif dan tepat. Karena, pembelajaran bukan hanya sekedar menyampaikan materi pelajaran untuk mencapai keberhasilan ujian. STAD merupakan tipe pembelajaran dalam model pembelajaran kooperatif yang akan mendorong siswa untuk saling berdiskusi, saling membantu menyelesaikan tugas, menguasai dan pada akhirnya menerapkan keterampilan yang di berikan. Slavin (2005: 12) memaparkan bahwa gagasan utama dari STAD adalah memotivasi siswa supaya dapat saling mendukung dan membantu satu sama lain dalam menguasai kemampuan yang diajarkan oleh guru. Dengan menggunakan model kooperatif STAD siswa dapat berperan aktif sebagai tutor sebaya untuk lebih meningkatkan keberhasilan kelompok, sehingga proses pembelajaran yang berjalan lebih bermakna. Berdasarkan latar belakang diatas, dapat dibuat suatu rumusan masalah sebagai berikut : Apakah dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif Student Teams Achievement Division dapat meningkatkan pemahaman konsep globalisasi dalam mata pelajaran PKn pada siswa kelas IV SD Negeri Begalon 1 Surakarta tahun pelajaran 2014/2015? Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu : Untuk meningkatkan pemahaman konsep globalisasi dalam mata pelajaran PKn dengan menggunakan model
kooperatif Student Teams Achievement Division pada siswa kelas IV SD Negeri Begalon 1 Surakarta tahun pelajaran 2014/2015. Penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan yaitu di mulai sejak bulan Januari 2015. Penelitian dilakukan dalam dua siklus, dan setiap siklus terdiri dari 4 tahapan, yaitu: perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Sumber data penelitian berasal dari guru kelas IV, observasi aktivitas siswa dalam pembelajaran dan dokumen. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dokumentasi, observasi, wawancara dan tes. Uji validitas data dalam penelitian ini menggunakan triangulasi sumber dan metode. Untuk teknik analisis data menggunakan model interaktif yang terdiri dari reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. HASIL Berdasarkan dari hasil observasi pemahaman konsep siswa dalam pembelajaran PKn kelas IV SD Negeri Begalon I Surakarta yang ditunjukkan sebelum tindakan masih rendah, hal ini ditunjukkan dengan nilai pretest. Nilai pemahaman konsep PKn prasiklus dapat dilihat pada tabel 1 berikut ini. Tabel 1. Distribusi Frekuensi Nilai PKn Kelas IV pada kondisi awal 40-46 4 13,79 47-53 7 24,14 54-60 7 24,14 61-67 2 6,89 68-74 3 10,34 75-81 6 20,70 Jumlah 29 100,00 Nilai Tertinggi 80 Nilai Terendah 40 Jumlah Siswa Tuntas 9 Siswa Tidak Tuntas 20 Berdasarkan tabel 1 tersebut dapat dijelaskan bahwa pada prasiklus, hanya ada 9 siswa (31,03%) yang memenuhi nilai KKM dengan dengan nilai 70, sisanya yaitu sebanyak 20 siswa (68,97%) yang nilainya dibawah KKM. Nilai tertinggi 80 dan nilai terendah adalah 40 dan nilai rata-rata kelas sebesar 60. Pada siklus I menunjukkan adanya peningkatan nilai pada pemahaman konsep PKn pada materi globalisasi siswa kelas IV jika dibandingkan dengan hasil sebelum diterapkannya tindakan. Peningkatan yang terjadi pada siklus I tersebut dapat dilihat pada tabel 2 berikut. Tabel 2. Distrubusi Frekuensi Nilai Pemahaman Konsep Globalisasi pa-da Siklus I 47-53 2 6,90 54-60 7 24,13 61-67 1 3,44 68-74 13 44,83 75-81 4 13,79 82-88 2 6,90 Jumlah 29 100,00 Nilai Tertinggi 85 Nilai Terendah 47,5 Jumlah Siswa Tuntas 19 Jumlah Siswa Tidak Tuntas 10 Dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) mata pelajaran PKn yang ditetapkan yaitu 70, maka berdasarkan data diatas dapat dilihat bahwa setelah dilaksanakan tindakan pada siklus I, dapat diketahui bahwa nilai terendah adalah 47,5, nilai tertinggi 85, siswa yang tuntas sebanyak 19 siswa dan presentase ketuntasanya 65,52%, sedangkan siswa yang belum tuntas pada siklus I sebesar 34,48%. Pada siklus II ini terjadi peningkatan nilai dari nilai rata-rata pemahaman konsep glo-balisasi siswa kelas IV SDN Begalon 1 Su-rakarta. Hasil yang diperoleh pada siklus
II ini meningkat jika dibandingkan dengan hasil yang didapat pada siklus I. Nilai pada siklus II dapat dilihat pada tabel 3 sebagai berikut ini. Tabel 3. Daftar Distribusi Frekuensi Nilai Pemahaman Konsep Globalisasi Siklus II 57-63 1 3,45 64-70 2 6,90 71-77 13 44,83 78-84 10 34,48 85-91 0 0 92-98 3 10,34 Jumlah 19 100,00 Nilai terendah 57,5 Nilai tertinggi 97,5 Nilai rata-rata 76,90 Jumlah siswa belajar tuntas 27 Presentase ketuntasan 93,10% Presentase belum tuntas 6,90% Pada siklus II, dari 29 siswa ada 27 siswa (93,10%) yang memenuhi KKM, sisanya sebanyak 2 siswa (6,90%) yang nilainya masih dibawah KKM. Nilai tertinggi adalah 97,5, nilai terendah 57,5 dan nilai rata-rata kelasnya 76,90. Hasil nilai rata-rata kelas pada siklus II meningkat daripada siklus I dan telah mencapai indikator kinerja yang ditetapkan peneliti. Maka dari itu penelitian dapat diakhiri pada siklus II. PEMBAHASAN Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan disimpulkan bahwa model pembelajaran konsep globalisasi pada siswa. Hal ini terlihat pada prasiklus. Nilai rata-rata pemahaman konsep globalisasi pada kondisi awal adalah 60 Tingkat ketuntasan belajar siswa pada pemahaman konsep globalisasi pada saat prasiklus yang tuntas sebanyak 9 siswa (31,03) Berdasarkan hasil analisis dari tes tersebut tersebut maka dilakukan tindakan, yaitu penelitian tindakan kelas dengan tujuan untuk meningkatkan meningkatkan pemahaman konsep globalisasi pada siswa siswa kelas IV menggunakan model pembelajaran kooperatif STAD Pembelajaran PKn materi globalisasi menggunakan model pembelajaran kooperatif STAD pada tahap siklus I, menunjukkan adanya peningkatan apabila dibandingkan dengan hasil dari pretest yang telah dilakukan sebelumnya. Hasil analisis dari data yang diperoleh berdasarkan tindakan pada siklus I ini menunjukkan bahwa persentase ketuntasan telah mengalami peningkatan menjadi 65,52% dari tahap prasiklus yang hanya 31,03%. Namun, peningkatan dalam siklus I tersebut belum mencapai indikator kinerja yang ditetapkan yaitu 80% siswa tuntas. Hal tersebut terjadi karena ada beberapa kendala yang dihadapi pada siklus I. Perbaikan yang telah dilakukan berdasarkan refleksi dari siklus I mendapatkan hasil yang lebih baik. Hal ini terbukti dengan peningkatan rata-rata nilai pemahaman konsep globalisasi mata pelajaran PKn dari siklus I ke siklus II yang meningkat dari 65,52% meningkat menjadi 93,10%. Peningkatan yang terjadi pada siklus II sudah memenuhi target dari indikator kinerja yang ditetapkan oleh peneliti yaitu 80% siswa tuntas, maka penelitian ini dapat dihentikan pada siklus II. Untuk lebih jelasnya perbandingan peningkatan yang terjadi dalam penelitian ini dari prasiklus sampai dengan siklus II dapat dilihat pada tabel 4 berikut ini. Tabel 4. Perbandingan Nilai Rata-rata Prasiklus, Siklus I dan Siklus II Kriteria Kondisi Awal Siklus I Siklus II Nilai Terendah 40 47,5 57,5 Nilai Tertinggi 80 85 97,5 Nilai Rata-rata 60 67,41 76,90 Jumlah Siswa 9 19 27 Belajar Tuntas Presentase ketuntasan 31,03 % 65,52% 93,10%
Berdasarkan tabel 4 tersebut dapat diambil kesimpulan, yaitu nilai terendah yang diperoleh peserta didik pada tes awal adalah 40, meningkat pada tes siklus I dengan nilai 47,5 kemudian meningkat lagi pada siklus II menjadi 57,5, nilai tertinggi yang diperoleh peserta didik pada tes awal adalah 80, meningkat pada tes siklus I dengan nilai 85 kemudian meningkat lagi pada siklus II menjadi 97,5, nilai rata-rata yang diperoleh peserta didik pada tes awal adalah 60 meningkat pada tes siklus I dengan nilai 67,41 kemudian meningkat lagi pada siklus II menjadi 76,90. Ketercapaian peningkatan nilai evaluasi pada tes awal 31,03% meningkat pada siklus I dengan presentase ketuntasan 65,52%, kemudian meningkat lagi pada siklus II menjadi 93,10%. Dari data diatas, dapat di lihat nilai evaluasi pemahaman konsep globalisasi siswa kelas IV SD Negeri Begalon I Surakarta dari kondisi awal, siklus I, dan siklus II mengalami peningkatan. Hasil penelitian tersebut sesuai dengan pendapat dari Slavin (2005: 143) yang menyatakan bahwa STAD merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif yang paling sederhana, dan model yang paling baik untuk permulaan untuk para guru yang baru menggunakan pendekatan kooperatif. Hal ini juga diperkuat oleh pendapat Isjoni (2010: 51) yang me-nyatakan bahwa STAD merupakan salah satu tipe kooperatif yang menekankan pada ada-nya aktivitas dan interaksi diantara siswa untuk saling memotivasi dan saling mem-bantu dalam menguasai materi pelajaran guna mencapai prestasi yang maksimal. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif konsep globalisasi pada mata pelajaran PKn di SDN Begalon 1 Surakarta. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan di SD Negeri Begalon 1 Surakarta yang dilaksanakan dalam dua siklus dapat ditarik kesimpulan bahwa penggunaan model pembelajaran kooperatif konsep siswa terbukti dengan hasil evaluasi pemahaman konsep siswa kelas IV materi globalisasi dapat mencapai nilai yang baik dan meningkat dari siklus awal hingga siklus akhir. DAFTAR PUSTAKA.Wiggins, G. & McTighe, J. (2012). Pengajaran Pemahaman Melalui Desain. Jakarta: Indeks. Munir. (2008). Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Bandung: Alfabeta. Hamalik, O. (2009). Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Jakarta: PT Bumi Aksara. Isjoni. (2010). Pembelajaran Kooperatif Meningkatkann Kecerdasan Komunikasi antar Peserta Didik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Ruminiati. (2007). Pengembangan Pendidikan Kewarganegaraan SD. Jakarta: DIKTI. Sagala, S. (2006). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Slavin, R.E. (2005). Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik. Bandung: Nusa Media