Hanna Mutiara dkk Hubungan Mutu Pelayanan Dengan Kepuasan Pasien Peserta BPJS di Ruang Rawat Inap Penyakit Dalam RSUD dr.

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN MUTU PELAYANAN DENGAN KEPUASAN PASIEN DI INSTALASI RADIOLOGI RSUD TENGKU RAFI AN SIAK SRI INDRAPURA. Ahmad Satria Efendi

HUBUNGAN ANTARA MUTU PELAYANAN DENGAN PEMANFAATAN APOTEK RUMAH SAKIT PANCARAN KASIH GMIM MANADO Margreit I. Musak*

The Relationship between Inpatient Expectations of Staff Responsiveness and Empathy with Inpatient Satisfaction at Wangaya District Hospital Denpasar

: Dimensi Kualitas, Kepuasan Pasien, Askes Sosial, Pelayanan Rawat Jalan, Rumah Sakit

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi **Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sam Ratulangi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

HUBUNGAN ANTARA PELAYANAN DOKTER DENGAN KEPUASAN PASIEN DI INSTALASI RAWAT INAP A BADAN LAYANAN UMUM RUMAH SAKIT UMUM PUSAT PROF. DR. R. D. DR. R.

Studi Tingkat Kepuasan Pasien Rawat Inap Terhadap Mutu Pelayanan Kesehatan RSUD Takalar

BAB I PENDAHULUAN. nasional, mengakibatkan suatu perusahaan yang ingin berkembang atau paling tidak

Promotif, Vol.1 No.2 Apr 2012 Hal ANALISIS HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN DENGAN KEPUASAN PASIEN DI RUMAH BERSALIN NISA KOTA PALU

KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN DENGAN KEPUASAN PASIEN BPJS DI UNIT RAWAT INAP RSUD KOTA MAKASSAR

* Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang bermutu dan terjangkau bagi masyarakat. Pelayanan kesehatan yang

HUBUNGAN ANTARA BAURAN PEMASARAN DENGAN PEMANFAATAN PELAYANAN RAWAT INAP DI UPTD RUMAH SAKIT MATA PROVINSI SULAWESI UATARA

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan yang diberikan oleh pihak rumah sakit dengan harapan sebelum pasien

HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI BP.GIGI PUSKESMAS KELAYAN DALAM KOTA BANJARMASIN

Inpatient Satisfaction of Nursing Services in RSUP Dr. Kariadi Semarang

PENDAHULUAN INTISARI MUFLIH

Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: X

BAB I PENDAHULUAN. kepentingan masyarakat banyak, maka peranan pemerintah dalam pelayanan

HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN DENGAN MINAT PEMANFAATAN KEMBALI PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS JONGAYA KOTA MAKASSAR

BAB 1 : PENDAHULUAN. orang mempunyai hak yang sama dalam memperoleh akses atas sumber daya di bidang

ANALISA TINGKAT KEPUASAN PASIEN BPJS TERHADAP PELAYANAN KEFARMASIAN UNIT RAWAT JALAN DI IFRS SERANG

HUBUNGAN MUTU PELAYANAN KEPERAWATAN TERHADAP TINGKAT KEPUASAAN PASIEN DI RUANG RAWAT INAP INTERNE RSUD DR. RASIDIN PADANG TAHUN 2017

HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN DENGAN KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP DI RSUD AMPANA KABUPATEN TOJO UNA-UNA. Siti Nurhaida 1, Sudirman 2

VOLUME II No 1 Januari 2014 Halaman 74-84

HUBUNGAN ANTARA KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN DENGAN KEPUASAN PASIEN DI PUSKESMAS TEPUS I KABUPATEN GUNUNG KIDUL YOGYAKARTA

KEPUASAN PASIEN BPJS (BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL) TERHADAP PELAYANAN DI UNIT RAWAT JALAN (URJ) RUMAH SAKIT PERMATA MEDIKA SEMARANG TAHUN 2014

HUBUNGAN KARAKTERISTIK SOSIO DEMOGRAFI, STATUS KEPESERTAAN DENGAN KEPUASAAN PASIEN DALAM PELAYANAN KIA DI PUSKESMAS III DENPASAR SELATAN

TINGKAT KEPUASAN PASIEN UMUM RAWAT JALAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN INSTALASI FARMASI RSUD DR. DORIS SYLVANUS PALANGKA RAYA

HUBUNGAN ANTARA KUALITAS JASA PELAYANAN KESEHATAN DENGAN MINAT PEMANFAATAN KEMBALI DI PUSKESMAS SONDER

MUTU PELAYANAN DAN KOMUNIKASI TERAUPETIK YANG BAIK MENINGKATKAN KEPUASAN PASIEN PENGGUNA BPJS KESEHATAN DI RSI NU DEMAK

Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat

Jurnal Kesehatan Kartika 1

GAMBARAN TINGKAT KEPUASAN PESERTA BPJS NON PBI (PENERIMA BANTUAN IURAN) TERHADAP PELAYANAN TENAGA KESEHATAN DI RUMAH SAKIT LABUANG BAJI MAKASSAR

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi, sarana pelayanan kesehatan merupakan elemen

Correlation Analysis between Patient Characteristic with Patient Satisfactory Level in RSGMP UMY

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAYANAN KEPERAWATAN TERHADAP KEPUASAN PASIEN DI UNIT RAWAT JALAN DI RSUD dr. RASIDIN PADANG TAHUN 2013

HUBUNGAN PERSEPSI MUTU PELAYANAN LABORATORIUM PATOLOGI KLINIK DENGAN KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT SANGLAH DENPASAR TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam era globalisasi, persaingan bisnis menjadi sangat ketat baik di pasar

ANALISIS TINGKAT KEPENTINGAN DAN KINERJA LAYANAN: STUDI KASUS PADA BANK MANDIRI DAN BANK BCA

BAB I PENDAHULUAN. sangat berkaitan erat dengan pelayanan kesehatan. pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia untuk dapat

ABSTRAK KUALITAS PELAYANAN RESEP DI APOTEK RUMAH SAKIT UMUM DAERAH HADJI BOEDJASIN PELAIHARI

GAMBARAN TINGKAT KEPUASAN PESERTA BPJS NON PBI (PENERIMA BANTUAN IURAN) TERHADAP PELAYANAN TENAGA KESEHATAN DI RUMAH SAKIT LABUANG BAJI MAKASSAR

BAB I PENDAHULUAN. 269/Menkes/Per/III/2008 adalah tempat penyelenggaraan upaya pelayanan

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PASIEN YANG BEROBAT DIINSTALASI GAWAT DARURAT RUMAH SAKIT UMUM SANGATTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

HUBUNGAN MUTU PELAYANAN INSTALASI FARMASI DENGAN PENGAMBILAN OBAT PASIEN RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SURAKARTA TAHUN 2013

Hubungan Antara Persepsi Ibu Hamil Tentang Mutu Pelayanan Antenatal Dengan Kepuasan Ibu Hamil Di Puskesmas Krobokan Kota Semarang

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 1, April 2016 ISSN HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN ANTE NATAL CARE (ANC) DENGAN KEPUASAN PASIEN

KEPUASAN PASIEN DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH POLEWALI. Patien Satisfaction in the General Hospital Ward Regional Polewali

Tabel 1.1 Jumlah Kunjungan Rawat Jalan RSAB Harapan Kita. Tabel 1.2 Jumlah Konsultasi Kebidanan Eksekutif Dan Kebidanan Umum Di RSAB Harapan Kita

BAB 1 : PENDAHULUAN. dan swasta semakin menuntut pelayanan yang bermutu. Tidak dapat dipungkiri pada

BAB 1 PENDAHULUAN. menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang

BAB I PENDAHULUAN. bidang termasuk bidang Kesehatan yang semakin ketat. Untuk. mempertahankan eksistensinya, setiap organisasi pelayanan Kesehatan dan

GAMBARAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DIRUANG RAWAT INAP RSUD SULTANSYARIF MOHAMAD ALKADRIE KOTA PONTIANAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kepuasan pasien adalah suatu perasaan pasien yang timbul akibat kinerja

HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN DENGAN KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP DEWASA KELAS I DI RUMAH SAKIT DHARMAIS PUSAT KANKER NASIONAL ABSTRAK

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado ABSTRACT. Key word: Nurse Service, Patient Satisfaction, Service Dimension RINGKASAN

PERBEDAAN KEPUASAN PASIEN UMUM, ASKES, DAN JAMKESMAS TERHADAP PELAYANAN RAWAT INAP KASUS BEDAH TULANG DI RUMAH SAKIT ORTOPEDI PROF. DR.

GAMBARAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN TERHADAP PERAWATAN GIGI DAN MULUT DI PUSKESMAS BAHU

Promotif, Vol.2 No.2 April 2013 Hal 78-83

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

BAB I PENDAHULUAN. ini dikarenakan telah terjadi beberapa perubahan mendasar. Pada awal

DESKRIPSI MUTU PELAYANAN DAN KEPUASAN PASIEN HIPERTENSI PESERTA PROLANIS BPJS DI PUSKESMAS PATARUMAN III KOTA BANJAR

ANALISIS KUALITAS PELAYANAN JASA KESEHATAN (STUDI PASIEN RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM YARSI PONTIANAK)

Factors that Affect the Service Quality Toward Patient Satisfaction In Clinical Disease In Sunan Kalijaga Demak Period Of May 2015 Oktober 2015

Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 1, April 2014 ISSN

HIGEIA: JOURNAL OF PUBLIC HEALTH RESEARCH AND DEVELOPMENT

201 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes. ISSN (elektronik)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN UKDW. tersebut mempengaruhi kondisi perkembangan dunia bisnis. Setiap

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini kesehatan merupakan hal yang paling berharga dan telah. menjadi kebutuhan pokok. Semakin tinggi tingkat pendidikan, ilmu

BAB I PENDAHULUAN. dalam menerima pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan merupakan suatu aktivitas yang dalam

BAB I PENDAHULUAN. Peran utama pemerintah terhadap rakyat adalah memberikan. pelayanan dalam rangka memenuhi kebutuhan yang diinginkan oleh

ABSTRAK TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP BANGSAL BEDAH RUANG KUTILANG DAN MAWAR DI RUMAH SAKIT X DI BANDAR LAMPUNG 2010

HUBUNGAN PERSEPSI DAN HARAPAN TENTANG MUTU PELAYANAN MAKANAN DENGAN KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT KASIH IBU SURAKARTA

Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Pelanggan (Studi Kasus Pada IGD RSUD Larantuka)

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN INSTALASI FARMASI DI RSUD PARE MENGGUNAKAN METODE SERVQUAL

TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI APOTEK INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SRAGEN SKRIPSI

Keywords: health quality care, patient satisfaction

BAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO (2013), rumah sakit adalah bagian integral dari suatu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. dan mencegah penyakit dengan masyarakat sebagai sasaran utamanya. (1) Berdasarkan

HUBUNGAN MUTU PELAYANAN KESEHATAN DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN JAMKESMAS DI INSTALASI RAWAT INAP RSUD dr. RASIDIN KOTA PADANG TAHUN 2011

NASKAH PUBLIKASI PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN YANG MENGUNJUNGI SOLO GRAND MALL SURAKARTA

*Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi **Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 2, Oktober 2013 ISSN PERILAKU CARING PERAWAT DALAM MENINGKATKAN KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP

HUBUNGAN ANTARA PELAYANAN DOKTER DAN PELAYANAN PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANCARAN KASIH GMIM MANADO

BAB 1 : PENDAHULUAN. dan bermutu serta berorientasi pada kepuasan pasien. (2)

BAB I PENDAHULUAN. karena konsumen terdiri dari beberapa segmen, gaya hidup dan kepribadian yang

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan secara merata dengan mengutamakan penyembuhan penyakit serta pemulihan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ANALISIS LOYALITAS PASIEN BERDASARKAN KUALITAS PELAYANAN DI INSTALASI RAWAT INAP RS. BHAYANGKARA MAPPA OUDANG KOTA MAKASSAR TAHUN 2013

HUBUNGAN PELAYANAN KEPERAWATAN DENGAN KEPUASAN PASIEN BPJS RAWAT INAP DI RUANG HANA RSU PANCARAN KASIH GMIM MANADO

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PASIEN DI RUANG RAWAT INAP RSUD SYEKH YUSUF KABUPATEN GOWA

Transkripsi:

Hanna Mutiara dkk Hubungan Mutu Pelayanan Dengan Kepuasan Pasien Peserta BPJS di Ruang Rawat Inap Penyakit Dalam RSUD dr. H Abdul Moeloek Hubungan Mutu Pelayanan Dengan Kepuasan Pasien Peserta BPJS di Ruang Rawat Inap Penyakit Dalam RSUD dr. H Abdul Moeloek Hanna Mutiara 1, Diana Mayasari 2, Eliza Techa Fattima 2, Chyntia Saputri 3 1 Bagian Parasitologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung 2 Bagian Ilmu Kedokteran Komunitas dan Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung 3 Mahasiswa, Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung Abstrak Mutu pelayanan rumah sakit sangat penting karena mempengaruhi kepuasan pasien. Mutu pelayanan kesehatan yang baik dapat menimbulkan rasa puas pada diri setiap pasien. Kepuasan pelanggan yang rendah akan berdampak terhadap menurunnya jumlah kunjungan pasien yang akan mempengaruhi profitabilitas fasilitas kesehatan. Tujuan Penelitian untuk mengetahui hubungan mutu pelayanan kesehatan dengan kepuasan pasien BPJS pada ruang rawat inap penyakit dalam di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung. Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah pasien BPJS yang dirawat di ruang rawat inap penyakit dalam Rumah Sakit Umum Daerah Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung dengan jumlah sampel 60 orang menggunakan consecutive sampling. Analisis data menggunakan uji chi square. Hasil penelitian ada hubungan tangible (0,013), reliability (0,027), responsiveness (0,002), assurance (0,000) dan empathy (0,003) terhadap Dalam RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung. Kesimpulan, terdapat hubungan yang bermakna antara tangible, reliability, responsiveness, assurance dan empathy terhadap Dalam RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung. Kata Kunci : BPJS, Kepuasan Pasien, Mutu Pelayanan Relationship Of Service Quality With BPJS Patients Satisfaction In Internal Medicine Room Of Dr. H Abdul Moeloek Abstract The quality of hospital services is very important, because it affects the satisfaction of patients. The good quality of health services can lead to a sense of satisfaction in each patient. Low patients satisfaction will impact the declining number of patient visits that will affect the profitability of health facilities. Objectives to determine the relationship of health service quality with patient satisfaction of BPJS at inpatient wards of internal medicine room in Dr. H. Abdul Moeloek Lampung Province. The research method is quantitative with cross sectional approach and consecutive sampling. The population in this study were BPJS patients who were admitted to the inpatient ward of Dr. H. Abdul Moeloek Lampung Province with a sample size of 60 people. Data analysis using chi square test. There are tangible relationship (0,013), reliability (0,027), responsiveness (0,002), assurance (0,000) and empathy (0,003) to patient satisfaction at Inpatient Internal Medicine Room RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Lampung Province. Conclusion, there is tangible relationship, reliability, responsiveness, assurance and empathy to patient satisfaction in Inpatient Room Internal Medicine Dr. H. Abdul Moeloek Lampung Province. Keywords: BPJS, Patient Satisfaction, Quality of Service, Korespondensi: Hanna Mutiara, Alamat Jl. Prof. Dr. Ir. Sumantri Brojonegoro, Bandar Lampung, HP 08164869769, e-mail hanna_dr@yahoo.com. Pendahuluan Kepuasan mencerminkan penilaian seseorang tentang kinerja produk yang berkaitannya dengan ekspektasi. Jika kinerja produk tersebut tidak memenuhi ekspektasi, pelanggan tersebut tidak puas dan kecewa. Jika kinerja produk sesuai dengan ekspektasi, pelanggan tersebut puas. Dalam rangka menciptakan kepuasan pelanggan, produk yang ditawarkan harus bermutu. Mutu mencerminkan semua dimensi penawaran produk yang menghasilkan manfaat bagi pelanggan, termasuk salah satunya kepuasan pasien terhadap pelayanan yang diberikan oleh rumah sakit. 1 Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perseorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. 2 Rumah sakit pada era globalisasi ini berkembang menjadi sebuah industri padat karya, padat modal dan padat teknologi karena rumah sakit memanfaatkan sumber daya manusia (SDM) dalam jumlah yang besar. Dalam pengalaman sehari-hari ketidakpuasan pasien terhadap mutu JK Unila Volume 2 Nomor 1 Februari 2018 31

pelayanan rumah sakit yang paling sering dikaitkan dengan sikap dan perilaku petugas rumah sakit. 3 Mutu pelayanan kesehatan dinilai dari 5 dimensi yaitu reliability (kemampuan mewujudkan janji), responsiveness (ketanggapan dalam memberikan layanan), assurance (kemampuan memberi jaminan layanan), emphaty (kemampuan memahami keinginan pelanggan), dan tangibles (tampilan fisik layanan). Kelima dimensi mutu pelayanan ini merupakan konsep dari Service Quality yang merupakan alat ukur dari mutu pelayanan kesehatan. 3 Mutu pelayanan rumah sakit sangat penting, karena mempengaruhi kepuasan pasien. Mutu pelayanan kesehatan yang baik dapat menimbulkan rasa puas pada diri setiap pasien. Kepuasan pelanggan yang rendah akan berdampak terhadap menurunnya jumlah kunjungan pasien yang akan mempengaruhi profitabilitas fasilitas kesehatan. 4 Sejak tahun 2014 pemerintah melaksanakan program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan (BPJS Kesehatan) sebagai penyelenggara program kesehatan. Program pemerintah ini bertujuan meningkatkan pelayanan rumah sakit secara maksimal sehingga semestinya kepuasan pasien peserta BPJS dapat terpenuhi dengan baik. 5 Keberadaan BPJS Kesehatan diharapakan mampu mencapai target universal coverage pada tahun 2019. Paling lambat 1 Januari 2019, seluruh penduduk Indonesia memiliki jaminan kesehatan nasional untuk memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatannya yang diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan, sehingga kepuasan peserta BPJS terhadap mutu pelayanan rumah sakit sangat perlu dipantau. 6 Banyak keluhan di masyarakat mengenai pelayanan rumah sakit bagi pasien yang menggunakan BPJS. Berdasarkan hasil laporan rekapitulasi tingkat kepuasan pasien peserta BPJS terhadap mutu pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh manajemen RSUD dr. H. Abdul Moeloek pada tahun 2016 diketahui bahwa tingkat kepuasan pelanggan rumah sakit sebesar 62,53% namun survey ini tidak meliputi keseluruhan dari 5 aspek dimensi mutu pelayanan yang dianggap pasien belum memuaskan. Menurut Keputusan Menteri Kesehatan (2008), standar pelayanan rawat inap untuk kepuasan pelanggan adalah >90% sehingga RSUD dr. H. Abdul Moeloek belum mencapai target terhadap mutu pelayanan berdasarkan 5 dimensi tersebut, maka diharapkan dengan penelitian ini dapat diketahui faktor yang mempengaruhi aspek yang menjadi kelemahan dalam mencapai target yang ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan. Berdasarkan penelitian di Rumah Sakit Umum Daerah Sekayu, terhadap kualitas pelayanan instalasi rawat inap kelas II didapatkan 44,5% dari 65 responden menyatakan mutu pelayanan BPJS Kesehatan tidak baik dan 47,3% dari 69 responden menyatakan pasien tidak puas terhadap kualitas pelayanan Rumah Sakit Umum Daerah Sekayu. 7 Berdasarkan penelitian di ruang rawat inap RSUD dr. Rasidin Kota Padang didapatkan 82,7% menyatakan tingkat kehandalan petugas tidak baik, 80,2% menyatakan jaminan petugas tidak baik, 79% menyatakan empati petugas tidak baik, dan 85,2% menyatakan bukti fisik tidak baik. 8 Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar pasien menyatakan tidak puas terhadap pelayanan yang diberikan petugas kepada pasien Jamkesmas. Metode Jenis penelitian yang digunakan adalah kuantitatif berupa observasi analitik dengan menggunakan pendekatan cross sectional karena data penelitian dikumpulkan secara bersamaan pada waktu yang sama. 9 Penelitian ini dilakukan di ruang rawat inap penyakit dalam Rumah Sakit Umum Daerah Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung bulan Desember 2017 sampai Januari 2018. Populasi adalah keseluruhan objek atau individu yang akan diteliti. Populasi dalam penelitian ini adalah pasien peserta BPJS yang dirawat di ruang rawat inap penyakit dalam Rumah Sakit Umum Daerah Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung. Penelitian ini dilakukan di ruang rawat inap penyakit dalam dengan jumlah sampel yang didapatkan sebesar 60 sampel yaitu 30 sampel pria dan 30 sampel wanita. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kuisioner. Di mana kuisioner tersebut diisi oleh responden dan kuisioner yang dibuat menggunakan skala Likert. 32

Analisis data yang digunakan adalah analisis univariat dan bivariat. Analisis univariat digunakan untuk mencari distribusi frekuensi dan presentase dari karakteristik responden, kualitas pelayanan berdasarkan 5 dimensi mutu pelayanan, dan kepuasan pasien. Analisis bivariat merupakan dua variabel yang diduga berhubungan atau berkorelasi. Analisis bivariat pada penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan mutu pelayanan dengan kepuasan pasien BPJS di ruang rawat inap penyakit dalam RSUD dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung. Kedua variabel menggunakan uji statistik Chi- Square dan uji alternatif menggunakan Uji Fisher. Hasil Tabel 1. Hubungan Mutu Pelayanan dengan Kepuasan Pasien BPJS Pada Ruang Rawat Inap Penyakit Dalam di RSUD dr. H Abdul Moeloek. Variabel Kepuasan Total Tidak Puas puas n % n % n % OR (CI 95%) Tangible 4,643 Baik 26 78,8 7 21,2 33 100 (1,503- Kurang baik 12 44,4 15 55,6 27 100 14,346) Reliability Baik 23 79,3 6 20,7 29 100 Kurang baik 15 48,4 16 51,6 31 100 4,089 (1,305-12,807) Responsiveness Baik Kurang baik 26 12 83,9 41,4 5 17 16,1 58,6 31 29 100 100 7,367 (2,199-24,684) Assurance 8,133 Baik 32 86,5 5 13,5 37 100 (4,822- Kurang baik 6 26,1 17 73,9 23 100 16,193) Empathy 6,545 Baik 27 81,8 6 18,2 33 100 (2,029- Kurang baik 11 40,7 16 59,3 27 100 21,116) Berdasarkan tabel diketahui dapat disimpulkan bahwa dari semua variabel independent yaitu tangible, responsiveness, assurance, empathy memiliki hubungan dengan variabel dependent yaitu kepuasan peserta BPJS di ruang rawat inap penyakit dalam di RSUD dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung karena hasil uji chi-square menunjukkan seluruh nilai p-value berada dibawah 0,05. Dari 60 responden ada sejumlah 38 responden (63,3%) yang merasa puas dan 22 responden (36,7%) merasa tidak puas. Pembahasan dilakukan pada 60 responden didapatkan 26 responden yang menyatakan tangible baik dan puas terhadap pelayanan rawat inap (78,8%) sedangkan responden yang menyatakan tangible kurang baik dan tidak puas terhadap pelayanan rawat inap sebanyak 15 orang (55,6%). Hasil uji statistik diperoleh p-value= 0,013 yang berarti bahwa ada hubungan yang bermakna antara tangible dengan kepuasan pasien di Ruang Rawat Inap Penyakit Dalam RSUD dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung. Kemudian diperoleh OR= 4,643 yang berarti bahwa responden yang menyatakan tangible baik mempunyai peluang sebanyak 4,643 kali akan merasa puas dengan pelayanan rawat inap dibandingkan dengan responden yang menyatakan tangible kurang baik. Hasil penelitian ini juga sejalan dengan hasil penelitian di RSUD Kota Makassar yang Tangible= 0,000 (p<0,05) dengan kepuasan pasien BPJS di unit rawat inap RSUD Kota p- value Makassar. 10 baik dan puas terhadap aspek Tangible yang 0,013 0,027 kebersihan dan kerapihan penampilan para petugas, kenyamanan ruang rawat inap serta fasilitas yang ada diruang rawat inap sudah memadai, namun masih ada beberapa responden mengeluhkan kebersihan toilet 0,002 0,000 rawat inap masih kurang baik. Pelayanan yang baik akan mempengaruhi kepuasan pasien karena dimensi tangibles ini akan menumbuhkan image penyedia jasa terutama bagi konsumen baru dalam mengevaluasi kualitas jasa. 11 dilakukan pada 60 responden didapatkan 23 responden yang menyatakan reliability baik dan puas terhadap pelayanan rawat inap (79,3%) sedangkan responden yang menyatakan reliability kurang baik dan tidak puas terhadap pelayanan rawat inap sebanyak 16 orang (51,6%). Hasil uji statistik diperoleh p-value= 0,027 yang berarti bahwa ada hubungan reliability terhadap kepuasan pasien di Ruang Rawat Inap Penyakit Dalam RSUD dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung. Kemudian diperoleh OR= 4,089 yang berarti bahwa responden yang menyatakan reliability baik mempunyai 0,003 33

peluang sebanyak 4,089 kali akan puas dengan pelayanan rawat inap dibandingkan dengan responden yang menyatakan reliability kurang baik. Hasil penelitian ini juga sejalan dengan hasil penelitian di RSUD Kota Makassar yang reliability = 0,001 (p<0,05) dengan kepuasan pasien BPJS di unit rawat inap RSUD Kota Makassar. 10 baik dan puas terhadap aspek Reliability yang kemudahan dan kecepatan prosedur pelayanan yang ada diruang rawat inap penyakit dalam, namun ada beberapa aspek yang dikeluhkan yaitu keberadaan dokter saat dibutuhkan masih belum sesuai keinginan karena pasien terkadang terlalu lama menunggu. Komponen atau unsur dimensi reliability ini merupakan kemampuan perusahaan dalam menyampaikan jasa secara tepat dan pembebanan biaya secara tepat. Dalam bidang kesehatan contohnya adalah janji ditepati sesuai jadwal dan diagnosis terbukti. 11 dilakukan pada 60 responden didapatkan 26 responden yang menyatakan responsiveness baik dan puas terhadap pelayanan rawat inap (83,9%) sedangkan responden yang menyatakan responsiveness kurang baik dan tidak puas terhadap pelayanan rawat inap sebanyak 17 orang (58,6%). Hasil uji statistik diperoleh p-value= 0,002 yang berarti bahwa ada hubungan responsiveness terhadap kepuasan pasien di Ruang Rawat Inap Penyakit Dalam RSUD dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung. Kemudian diperoleh OR = 7,367 yang berarti bahwa responden yang menyatakan responsiveness baik mempunyai peluang sebanyak 7,367 kali akan puas dengan pelayanan rawat inap dibandingkan dengan responden yang menyatakan responsiveness kurang baik. Hasil penelitian ini juga sejalan dengan hasil penelitian di RSUD Kota Makassar yang responsiveness= 0,001 (p<0,05) dengan kepuasan pasien BPJS di unit rawat inap RSUD Kota Makassar. 10 baik dan puas terhadap aspek Responsiveness yang kecepatan dokter dalam memberikan tindakan medis dan menghadapi keluhan pasien serta tanggapnya dokter dalam memberikan informasi kepada pasien saat dibutuhkan. Dimensi ini menekankan pada perhatian dan kecepatan karyawan yang terlibat untuk menanggapi permintaan, pertanyaan, dan keluhan konsumen. Jadi komponen atau unsur dimensi ini terdiri dari kesigapan karyawan dalam melayani pelanggan dan penanganan keluhan pelanggan. 12 dilakukan pada 60 responden didapatkan 32 responden yang menyatakan assurance baik dan puas terhadap pelayanan rawat inap (86,5%) sedangkan responden yang menyatakan assurance kurang baik dan tidak puas terhadap pelayanan rawat inap sebanyak 17 orang (73,9%). Hasil uji statistik diperoleh p-value= 0,000 yang berarti bahwa ada hubungan assurance terhadap kepuasan pasien di Ruang Rawat Inap Penyakit Dalam RSUD dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung. Kemudian diperoleh OR = 8,133 yang berarti bahwa responden yang menyatakan assurance baik mempunyai peluang sebanyak 8,133 kali akan puas dengan pelayanan rawat inap dibandingkan dengan responden yang menyatakan assurance kurang baik. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan hasil penelitian Sri Siswati di RSUD Kota Makassar yang mengatakan bahwa tidak ada hubungan antara assurance = 0,491 (p<0,05) dengan kepuasan pasien BPJS di unit rawat inap RSUD Kota Makassar. 10 Perbedaan ini menurut pendapat peneliti bisa disebabkan karena perbedaan karakteristik sampel penelitian yang diteliti. Dimensi ini merupakan perilaku para petugas yang mampu menumbuhkan kepercayaan pelanggan terhadap perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa para petugas harus selalu bersikap sopan dan menguasai pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk menangani setiap pertanyaan atau masalah pelanggan. 13 34

baik dan puas terhadap aspek assurance yang keramahan, kesopanan, keahlian dan keseriusan dokter serta paramedis RSAM terhadap pasien. dilakukan pada 60 responden didapatkan 27 responden yang menyatakan empathy baik dan puas terhadap pelayanan rawat inap (81,8%) sedangkan responden yang menyatakan assurance kurang baik dan tidak puas terhadap pelayanan rawat inap sebanyak 16 orang (59,3%). Hasil uji statistik diperoleh p-value= 0,003 yang berarti bahwa ada hubungan empathy terhadap kepuasan pasien di Ruang Rawat Inap Penyakit Dalam RSUD dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung. Kemudian diperoleh OR= 6,545 yang berarti bahwa responden yang menyatakan empathy baik mempunyai peluang sebanyak 6,545 kali akan puas dengan pelayanan rawat inap dibandingkan dengan responden yang menyatakan empathy kurang baik. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian di RSUD Kota Makassar yang empathy = 0,001 (p<0,05) dengan kepuasan pasien BPJS di unit rawat inap RSUD Kota Makassar. 10 baik dan puas terhadap aspek empathy yang terciptanya hubungan baik antara dokter dan pasien serta para dokter yang selalu mengutamakan kepentingan pasien. Suatu perusahaan memahami masalah para pelanggannya dan bertindak demi kepentingan pelanggan serta memberikan perhatian personal kepada para pelanggan dan memiliki jam operasi yang nyaman. Dalam bidang kesehatan contohnya adalah mengenal pasien dengan baik dan menjadi pendengar yang baik dalam menangani keluhan pasien. 14 Simpulan Angka presentase peserta BPJS menyatakan puas akan pelayanan rawat inap di Ruang Rawat Inap Penyakit Dalam RSUD dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung yaitu sebanyak 38 orang (63,3%). Ada hubungan tangible terhadap kepuasan pasien di Ruang Rawat Inap Penyakit Dalam RSUD dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung dengan nilai p-value 0,013. Ada hubungan reliability terhadap Lampung dengan nilai p-value 0,027. Ada hubungan responsiveness terhadap Lampung dengan nilai p-value 0,002. Ada hubungan assurance terhadap Lampung dengan nilai p-value 0,000. Ada hubungan empathy terhadap Lampung dengan nilai p-value 0,003. Daftar Pustaka 1. Kotler P. Manajemen pemasaran. Edisi 13. Jakarta: Erlangga; 2008. 2. Kemenkes RI. Undang-Undang Republik Indonesia No.44 tahun 2009 rumah sakit. 28 Oktober 2009. Lembaran negara republik indonesia tahun 2009 nomor 153. Jakarta. 3. Muninjaya. Manajemen mutu pelayanan kesehatan. Jakarta: EGC; 2011 4. Azwar A. Menjaga mutu pelayanan kesehatan Aplikasi prinsip lingkaran pemecahan masalah. Jakarta: Pustaka sinar harapan; 2007. 5. Kemenkes RI. Undang-Undang Republik Indonesia No.40 tahun 2004 sistem jaminan sosial nasional. 19 Oktober 2004. Lembaran negara republik indonesia tahun 2004 nomor 150. Jakarta. 6. Yustisia V. Panduan resmi memperoleh jaminan kesehatan dari BPJS. Edisi I. Jakarta: Visimedia; 2004. 7. Syaputra AD. Hubungan mutu pelayanan kesehatan BPJS kesehatan dengan kepuasan pasien di instalasi rawat inap kelas II rumah sakit umum daerah sekayu 35

[Skripsi]; 2015. 8. Sandi RA. Hubungan mutu pelayanan kesehatan dengan tingkat kepuasan pasien jamkesnas di ruang rawat inap RSUD dr. rasidun kota padang tahun 2011. [Skripsi]. Program studi ilmu kesehatan masyarakat fakultas kedokteran universitas andalas; 2011. 9. Notoatmodjo S. Metodologi penelitian kesehatan. Edisi revisi. Jakarta: Rineka cipta; 2012. 10. Siswati S. Hubungan kualitas pelayanan kesehatan dengan kepuasan pasien BPJS di unit rawat inap RSUD kota makassar. [Skripsi]. Program studi ilmu kesehatan masyarakat universitas hasanudin; 2015. 11. John J. Patient Satisfaction the impact of past experience. Journal of health care marketing. 2002; (2):56-64. 12. Irawan H. 10 Prinsip kepuasan pelanggan. Edisi 8. Jakarta: Elex media komputindo; 2007. 13. Supranto. Pengukuran tingkat kepuasan pelanggan untuk menaikkan pangsa pasar. Jakarta: Rineka Cipta; 2011. 14. Parasuraman A, Zeithaml V dan Berny LL. Delivering quality service: Balancing customer perception and expectations. The free press: New york; 2000. 36