BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah IPA adalah usaha sadar manusia dalam mempelajari alam semesta melalui pengamatan yang tepat sasaran dengan menggunakan prosedur dan dapat dijelaskan menggunakan penalaran sehingga mendapat suatu kesimpulan (Susanto, 2013: 167). Untuk jenjang sekolah dasar, IPA merupakan mata pelajaran yang penting bagi siswa karena mempelajari alam di sekitar yang erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari siswa. Hasil belajar IPA meliputi pencapaian IPA sebagai produk, proses, dan sikap ilmiah. Seorang peserta didik yang belajar IPA diharapkan mampu memahami alam dan mampu memecahkan masalah yang mereka jumpai di alam sekitar. Seorang guru IPA diharapkan mampu membuat pembelajaran IPA menjadi menarik. Kriteria keberhasilan dalam mempelajari IPA dapat dilihat dari hasil belajar yang diperoleh oleh peserta didik di dalam pembelajaran. Peserta didik dapat dikatakan berhasil dalam pembelajaran IPA apabila hasil belajar yang diraih sesuai dengan standar kompetensi dan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dalam mata pelajaran IPA. Untuk mendapatkan nilai suatu kompetensi dasar atau hasil belajar dari kriteria ketuntasan indikator yang berbeda, guru dapat melihat profil peserta didik dari kecenderungan nilai setiap indikator. Untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa belajar dapat dilihat dari pencapaian nilai KKM mata pelajaran IPA yang telah ditentukan setiap sekolah/ guru kelas. Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh peneliti di kelas 4 SDN Candirejo 02, siswa kelas 4 terlihat diam saat mendengarkan penjelasan guru. Ketika siswa diminta untuk bertanya mengenai materi yang telah diajarkan, siswa 1
2 hanya diam. Jadi, guru tidak mengetahui apakah mereka sudah paham atau tidak memahami apa yang dipelajari. Bisa saja siswa tidak memahami materi. Banyak siswa yang pasif pada saat mengikuti pelajaran di kelas dan mereka mungkin malu atau takut bertanya kepada guru apabila ada yang kurang dimengerti oleh siswa itu sendiri. Keberanian siswa kelas 4 untuk berbicara dan mengemukakan pendapatnya masih belum terlihat, karena siswa tidak dibiasakan untuk berbicara. Siswa hanya cenderung mencatat, mendengarkan, membaca dan menghafal dalam aktivitas belajarnya. Padahal pendidikan itu berpusat kepada siswa, siswa sangat dituntut untuk aktif. Siswa sering mengalihkan kebosanan mereka dengan bercerita dengan teman sebangkunya, atau menggangu temannya yang sedang belajar. Akibatnya kelas menjadi ribut dan konsentrasi siswa menjadi kacau. Hasil dokumentasi awal menunjukkan bahwa hasil belajar mata pelajaran IPA masih rendah karena belum mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang ditetapkan sekolah yakni 70. Standar Ketuntasan Minimum untuk mata pelajaran IPA pada kelas 4 SDN Candirejo 02 adalah 70. Presentase ketuntasan nilai ulangan tengah semester (UTS) untuk mata pelajaran IPA hanya 47.37% dari jumlah siswa itu berarti ada 9 siswa yang mendapat nilai di atas KKM yaitu 70. Sedangkan sisanya 52,63% atau 10 siswa yang mendapatkan nilai di bawah KKM yaitu 70 dinyatakan tidak tuntas pada mata pelajaran IPA. Data hasil belajar disajikan dalam Tabel 1.1. Tabel 1.1. Data hasil belajar Nilai Jumlah Siswa Jumlah Siswa (%) Keterangan < 70 10 52,63 Tidak Tuntas 70 9 47,37 Tuntas Jumlah Siswa 19 Rata-rata Kelas 70.53 Hasil wawancara dengan Ibu Purwanti selaku guru kelas 4 SD Negeri Candirejo 02 Salatiga terkait dengan pembelajaran IPA dapat dijelaskan bahwa selama ini beliau cenderung menggunakan model pembelajaran ceramah dan
3 tanya jawab. Guru juga merasa sulit untuk menemukan media yang tepat sehingga hanya terbatas pada gambar dalam buku paket. Kendala yang ditemui guru ketika pembelajaran adalah siswa terlihat kurang tertarik dengan materi pelajaran dan sebagian besar siswa masih pasif. Penilaian dilakukan selama dan setelah proses pembelajaran untuk memantau hasil belajar siswa. Namun hasilnya belum memuaskan, ada beberapa siswa yang belum tuntas KKM sehingga masih perlu bimbingan. Berdasarkan permasalahan di atas, sangat diperlukan sebuah metode/ model yang tepat untuk mampu meningkatkan hasil belajar IPA siswa. Salah satu model yang dapat dijadikan alternatif untuk memecahkan permasalahan yaitu menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Time Token. Model pembelajaran kooperatif tipe Time Token merupakan salah satu contoh kecil dari penerapan pembelajaran yang demokratis di sekolah. Menurut Suprijono (2009: 133), tipe pembelajaran Time Token dimaksudkan sebagai alternatif untuk mengajarkan ketrampilan sosial, yang bertujuan untuk menghindari siswa mendominasi atau siswa diam sama sekali, dan menghendaki siswa saling membantu dalam kelompok kecil, dan lebih dicirikan pada penghargaan kooperatif dari pada individu. Model pembelajaran kooperatif tipe Time Token telah digunakan oleh beberapa peneliti sebelumnya dan terbukti penggunaan model kooperatif time token dapat meningkatkan hasil belajar. Penelitian yang telah dilakukan oleh Rochmawati (2013) menunjukan bahwa model pembelajaran Time Token dapat meningkatkan hasil belajar pendidikan kewarganegaraan di SDN Karangtengah 01. Selanjutnya, penelitian yang telah dilakukan oleh Sendiko (2012) juga membuktikan bahwa hasil belajar yang diajar dengan menggunakan Model Pembelajaran Time Token berpengaruh terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran PKN kelas 4 SDN Tlogo kecamatan Tuntang kabupaten Semarang tahun pelajaran 2011/2012. Sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Siragema (2013) juga menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar melalui
4 penerapan model Time Token. Hal ini dibuktikan dengan ketuntasan klasikal mencapai 68% pada siklus 1. Dan meningkat menjadi 100% pada siklus 2. Berbagai temuan penelitian terdahulu menunjukkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Time Token dapat membantu guru dan siswa mencapai tujuan pembelajaran. Alasan inilah yang mendorong peneliti untuk memilih pembelajaran model kooperatif tipe Time Token sebagai model pembelajaran yang hendak diujikan, melalui penelitian tindakan kelas (PTK). Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, penulis tertarik untuk mengadakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan judul Peningkatan hasil belajar IPA menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Time Token pada siswa kelas 4 SDN Candirejo 02 Tuntang semester II tahun ajaran 2016. 1.2 Identifikasi masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan tersebut, dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut: a) Model pembelajaran kurang tepat untuk mata pelajaran IPA, yaitu ceramah dan tanya jawab sehingga siswa pasif dalam mengikuti pembelajaran. b) Hasil belajar IPA siswa di bawah KKM 70. 1.3 Rumusan masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : Apakah dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Time Token dapat meningkatkan hasil belajar mata pelajaran IPA pada siswa kelas 4 semester II SD Negeri Candirejo 02 tahun ajaran 2015/2016? 1.4 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian merupakan jawaban dari rumusan masalah agar suatu penelitian dapat lebih terarah dan ada batasan-batasannya tentang obyek yang diteliti. Adapun tujuan umum penelitian ini adalah untuk memperbaiki/ meningkatkan kualitas proses pembelajaran di kelas. Sedangkan, tujuan khusus penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa mata pelajaran Ilmu
5 Pengetahuan Alam melalui model pembelajaran kooperatif tipe Time Token di kelas 4 Sekolah Dasar Negeri Candirejo 02 Kecamatan Tuntang semester genap Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2015/2016. 1.5 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memiliki kegunaan baik secara teoritis maupun praktis. Adapun manfaat tersebut yaitu: 1.5.1 Manfaat teoritis Model pembelajaran Time Token sangat penting bagi guru untuk mengatasi kondisi kelas yang siswanya mengalami masalah terhadap keterampilan sosial yang mencakup tentang pendominasian, pendiam dan tidak berani mengutarakan pendapat saat diskusi kelompok. Model ini dapat melatih dan mengembangkan keterampilan sosial agar siswa tidak mendominasi pembicaraan atau diam sama sekali. 1.5.2 Manfaat praktis Hasil penelitian tindakan kelas ini diharapkan juga dapat memberikan manfaat bagi : a) Siswa Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA melalui model pembelajaran Kooperatif Time Token, membantu siswa agar dapat mengatasi masalah yang berkaitan dengan pembelajaran. b) Guru Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi guru sebagai bahan masukan bahwa model koopertif Time Token dapat digunakan dalam proses pembelajaran IPA. 1. Membantu guru dalam mengembangkan dan menerapkan model pembeljaran kooperatif Time Token dalam pembelajaran IPA. 2. Menghilangkan kejenuhan guru dalam proses pembelajaran yang pada umumnya relatif sama yaitu menggunakan metode ceramah saja.
6 c) Sekolah Hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan yang baik bagi sekolah dalam rangka memperbaiki model pembelajaran IPA dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Time Token.