Negeri
RESPON PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN MENTIMUN (Cucumis sativus L.) VARIETAS HERCULES DENGAN PEMBERIAN PUPUK ORGANIK adalah salah satu sayuran yang banyak dikukus dan disimpan sehari semalam dikonsumsi rakyat Indonesia dalam lalu didiamkan langsung berkhasiat bentuk segar. Nilai gizi mentimun mengurangi sakit tenggorokan dan cukup baik karena sayuran buah batuk-batuk. Mentimun juga dapat tersebut merupakan sumber vitamin dijual sebagai buah yaitu untuk dan mineral (Mardalena, 2007). lalapan, asinan dan acar. Produksi Mentimun dikenal dalam dunia mentimun dari tahun ke tahun Negeri * Desinur Aswin, Fitria S Bagu, Nikmah Musa **Mahasiswa Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Negeri Gorontalo Jln. Jend. Sudirman No.6 Kota Gorontalo 96128 ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respon pertumbuhan dan hasil tanaman mentimun (Cucumis sativus L) varietas Hercules dengan pemberian pupuk organik dan mengetahui dosis pupuk organik yang terbaik dalam mempengaruhi pertumbuhan dan hasil tanaman mentimun (Cucumis sativus L) Varietas Hercules. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Luwoo Kecamatan Tilango Kabupaten Gorontalo, yang mulai pada bulan April 2014 sampai bulan Juni 2014. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri dari 5 perlakuan dan diulang sebanyak 3 kali, sehingga terdapat 15 unit perlakuan yaitu E 0 = kontrol, E 1 = 48 kg/petak, E 2 =54 kg/petak, E 3 = 60 kg/petak dan E 4 = 66 kg/petak. Data hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan analisis of varians (ANOVA) dan dilanjutkan dengan uji BNT. Hasil penelitian ini menujukkan bahwa pemberian pupuk organik pada pertumbuhan dan hasil tanaman mentimun (Cucumis sativus L.) berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman mentimun pada tinggi tanaman 21 HST, jumlah daun 21 HST, umur berbunga, berat buah dan jumlah buah. Pemberian pupuk organik dengan dosis 48 kg/petak memberikan hasil yang terbaik pada jumlah buah tanaman mentimun di bandingkan tanpa pemupukan. Kata kunci : Pertumbuhan, hasil, mentimun, pupuk organik. PENDAHULUAN Mentimun (cucumis sativus L.) kesehatan sebagai obat batuk, penurun panas dalam, bahkan mentimun yang
mengalami penurunan. Hal ini berdasarkan laporan Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Gorontalo (2012) bahwa produksi mentimun pada tahun 2011 sebesar 8,9 kw/ha, sedangkan pada tahun 2012 produksinya turun hanya sebesar 8,8 kw/ha. Meskipun bukan tanaman Indonesia, tetapi mentimun sudah sangat dikenal oleh masyarakat Indonesia. Jenis sayuran ini dengan mudah ditemukan hampir diseluruh pelosok Indonesia. Di Indonesia sekaligus menjadi Daerah penyebaran yang menjadi pusat pertanaman mentimun adalah Propinsi Jawa Barat, daerah Istimewa Aceh, Bengkulu, Jawa Timur dan Jawa Tengah (Mardalena, 2007) Berdasarkan data tersebut, maka perlu dilakukan budidaya tanaman mentimun untuk meningkatkan produksi tanaman yang sesuai dengan teknik budidaya. Pada beberapa peneliti pupuk kandang ayam memberikan hasil yang lebih baik pada pertanaman pertama, karena pupuk kandang ayam mudah terdekomposisi dan mempunyai kandungan hara yang cukup dibandingkan dengan pupuk kandang yang lain. Selain itu pupuk organik perananya cukup besar terhadap perbaikan sifat fisika, kimia dan biologi tanah serta lingkungan (Hartatik dan Widowati, 2008). Dari uraian diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang respon pertumbuhan dan hasil tanaman mentimun (Cucumis sativus L.) varietas hercules dengan pemberian pupuk organik. METODE PENELITIAN Penelitian ini akan dilaksanakan di Desa Luwoo, Kecamatan Tilango, Kabupaten Di mulai dari bulan Maret sampai bulan April 2014. Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu cangkul, tugal, bambu, meteran, tali rapiah, timbangan, kamera (dokumentasi). Sedangkan Bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu benih mentimun Varietas Hercules, Negeri
pupuk organik dan pupuk (NPK). Penelitian ini menggunakan metode Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri dari 5 perlakuan dan 3 kali ulangan, sehingga terdapat 15 satuan petak percobaan yaitu E 0 = 0 (kontrol), E 1 = 8 ton/ha, E 2 = 9 ton/ha, E 3 = 10ton/ha, E 4 = 11ton/ha. Pupuk Organik diberikan 1 minggu sebelum tanam. Parameter yang diamati tinggi tanaman, jumlah daun, umur berbunga, jumlah buah, & berat buah. Data yang diperoleh dianalisis secara statistik dengan menggunakan sidik ragam. Apabila terdapat perlakuan yang berbeda nyata, maka dilanjutkan dengan uji BNT taraf 5%. HASIL DAN PEMBAHASAN Tinggi Tanaman Hasil analisis sidik ragam tinggi tanaman pada umur 14 HST dan 21 HST. Adapun rata-rata pertumbuhan tinggi tanaman mentimun pada umur 14 HST dan 21 HST disajikan pada Tabel 3. Tabel 3. Rata rata Tinggi Tanaman Mentimun (cm) Perlakuan Pupuk organik (kg/petak) E 0 = 0 E 1 = 48 E 2 = 54 E 3 = 60 E 4 = 66 BNT 5% KK ( %) Rataan Panjang tanaman(cm) 14 HST 21 HST 13.95 a 19.78 b 17.74 b 18.72 b 17.86 b 3.248 9.79 24.03 a 38.70 b 31.67 ab 33.63 b 30.80 ab 8.248 13.79 Keterangan : Angka angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada taraf uji 5 % terhadap tinggi tanaman mentimun. Berdasarkan uji BNT pada Tabel 3 dapat dilihat bahwa pada umur 14 HST (Pengamatan I) E 0 berbeda nyata dengan E 1, E 2, E 3, E 4, walaupun perlakuan E 1 sama dengan E 2, E 3, E 4. Demikian pula pada umur 21 HST (Pengamatan II) perlakuan E 2, E 3, E 4, sama dengan E 1 tetapi berbeda nyata dengan perlakuan E 0. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa perlakuan pupuk organik dapat dibandingkan dengan tanpa penggunaan pupuk organik. Hal ini disebabkan oleh adanya pemberian pupuk organik dari kotoran ayam yang Negeri
dapat member unsur hara tanah yang dibutuhkan oleh tanaman mentimun, sehingga terlihat pada bertambahnya tinggi tanaman. Menurut Supardi (2009) dalam Suleman (2013) pupuk kandang ayam merupakan sumber Nitrogen yang memberikan pengaruh paling cepat dan menyolok pada pertumbuhan tanaman dibandingkan unsur lainya karena Nitrogen yang tersedia di dalam tanah mampu mencukupi kebutuhan tanaman dan meningkatkan tinggi tanaman. Hal ini disebabkan bahwa unsur hara Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama Nitrogen pada pupuk organik padat pada kolom yang sama tidak berbeda nyata kotoran ayam memacu pertumbuhan terhadap jumlah daun tanaman, karena nitrogen membentuk pada taraf uji 5%. Berdasarkan uji BNT pada asam-asam amino menjadi protein. Tabel 4 dapat dilihat pada umur 14 Protein yang terbentuk digunakan HST (Pengamatan I), terlihat bahwa untuk membentuk hormon perlakuan E 1, E 2, E 3, E 4, tidak berbeda pertumbuhan. nyata dengan E 0. Pada umur 21 HST Jumlah Daun (pengamatan II) terlihat bahwa Hasil analisis sidik ragam perlakuan E 1, E 2, E 3 berbeda nyata Jumlah Daun pada umur 14 HST dan dengan perlakuan E 0 tetapi tidak 21 HST. Adapun Rata-rata berbeda nyata dengan perlakuan E 4. pertumbuhan Jumlah Daun mentimun Menurut Wijaya (2008) dalam pada setiap pengamatan dijelaskan Muttaqiin, (2010), Nitrogen pada Tabel 4. mendorong pertumbuhan organ-organ Negeri Tabel 4. Rata-rata Jumlah Daun Tanaman Mentimun (helai) pada Umur 14 HST dan 21 HST. Perlakuan Pupuk Organik (kg/petak) E 0 = 0 E 1 = 48 E 2 = 54 E 3 = 60 E 4 = 66 Rataan Jumlah Daun (Helai) 14 HST 21HST 4.94 a 7.30 a 5.34 ab 9.13 c 5.39 ab 8.70bc 5.50 b 9.07bc 5.22 ab 7.83ab BNT5% 0.544 1.295 KK (%) 5.47 8.18
yang berkaitan dengan fotosintesis, yaitu daun. Pendapat ini diperkuat oleh Munir (2008) bahwa Nitrogen berfungi untuk merangsang pertumbuhan tanaman seperti batang, cabang, dan daun tanaman, pembentukan hijau daun serta membentuk protein, lemak dan berbagai persenyawaan organik lainnya. Penambahan pupuk organik pada perlakuan E 4 tidak lagi meningkatkan jumlah daun, karena tidak berbeda nyata dengan perlakuan pupuk lain. Umur Berbunga Berikut ini disajikan hasil analisis sidik ragam Umur Berbunga pada Tanaman Mentimun. Adapun Rata-rata pertumbuhan Umur Berbunga Mentimun disajikan pada Tabel 5. matahari bagi tanaman terlihat jelas Negeri Tabel 5. Rata-rata Umur Berbunga (hari) Perlakuan Pupuk Organik (kg/petak) E 0 = 0 E 1 = 48 E 2 = 54 E 3 = 60 E 4 = 63 Rataan Umur Berbunga (Hari) 30.00 a 30.00 a 31.00 b 30.00 a 29.33 a BNT 5% 0.876 KK (%) 1.55 Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata terhadap umur berbunga pada taraf uji 5%. Hasil analisis sidik ragam data umur berbunga, menunjukkan bahwa pemberian pupuk organik padat kotoran ayam 9 Ton/ha (54 kg/petak) berpengaruh nyata pada umur berbunga mentimun. Dari Tabel 5 diatas terlihat perlakuan yang paling cepat berbunga terdapat pada E 2 (31 hari) yang berbeda nyata dengan E 0, E 1, E 3, E 4. Menurut Simatupang, dkk (2006) dalam Sembiring, (2012) yang menyatakan bahwa peranan cahaya
dalam proses fotosintesis. Cahaya matahari akan ditangkap klorofil untuk menghasilkan bahan baku bagi pertumbuhan antara lain pada proses pembentukan bunga, perkecambahan biji dan fototropisme. Apabila lingkungan tanah subur, air tersedia dan suhu sesuai maka cahaya matahari merupakan faktor pembatas pertumbuhan dan hasil tanaman, karena terdapat hubungan antara radiasi dan hasil fotosintesis bersih. Munir dkk (2010) menyatakan ada dua faktor yang mempengaruhi kecepatan berbunga pada tanaman, pertama faktor eksternal (lingkungan), yaitu cahaya matahari yang berperan penting dalam berlangsungnya fotosintesis, apabila cahaya matahari sesuai maka akan mempengaruhi kecepatan berbunga suatu jenis tanaman dan ketersedian unsur hara di dalam tanah yang berhubungan dengan ketersediaan suplai energi dan bahan pembangun bagi proses pembentukan dan penrkembangan bunga. Kedua, faktor internal (genetik) apabila umur Negeri minimum sudah terpenuhi maka tanaman akan berbunga. Jumlah Buah. Berikut ini disajikan hasil analisis sidik ragam Jumlah Buah pada Tanaman Mentimun pada Tabel 8. Tabel 8. Rata-rata Jumlah Buah Mentimun (petak) Perlakuan Pupuk Organik (kg/petak) E 0 = 0 E 1 = 48 E 2 = 54 E 3 = 60 E 4 = 66 Rata-rata Jumlah Buah 3.61 a 6.30 ab 4.22 b 4.61 b 5.50 b BNT5% 3.352 KK (%) 36.31 Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata terhadap jumlah buah tanaman mentimun pada taraf uji 5%. Hasil analisis sidik ragam pada jumlah buah mentimun menunjukkan bahwa pemberian pupuk organik pada perlakuan E 1 (48 kg/petak) berpengaruh nyata pada jumlah buah mentimun. Dari Tabel 8 diatas terlihat
pada perlakuan E 1 (48 kg/petak) menghasilkan jumlah buah yang terbanyak. Pada perlakuan E 1 berbeda nyata dengan perlakuan E 0 E 2 E 3 E 4.. Tanaman yang menghasilkan buah yang banyak, membutuhkan asimilat yang banyak pula untuk dipartisikan keseluruh bagian buah yang terbentuk. Syarief (1986) dalam Bertua (2012) menyatakan bahwa tersedianya unsur hara yang cukup pada saat pertumbuhan menyebabkan metabolisme tanaman lebih aktif sehingga proses pemanjangan, pembelahan dan diferensiasi sel akan lebih baik yang akhirya dapat mendorong meningkatkan bobot buah. Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya oleh Rafly dan Yusmanidas (2008) dengan judul pertumbuhan hasil mentimun akibat pemberian pupuk kandang ayam dan gandasil B, menunjukkan bahwa pemberian pupuk kandang ayam berbeda tidak berpengaruh dalam menghasilkan perplot dan perhektar tidak hanya di pengaruhi oleh pemberian pupuk kandang yang diberikan, tetapi juga di pengaruhi sifat genesis tanaman itu sendiri dan faktor lingkungan sebagai mana menurut Sutejo (1990) dalam Rafly (2008) pertumbuhan dan hasil tanaman di pengaruhi oleh genesis tanaman dan faktor lingkungan. E. Berat Buah Hasil analisis sidik ragam Berat Buah tanaman mentimun ditampilkan pada Tabel 7. Tabel 7. Rata-rata Berat Buah Mentimun (g) Perlakuan Pupuk Organik (kg/petak) E 0 = 0 E 1 = 48 E 2 = 54 E 3 = 60 E 4 = 66 Rata-rata Berat Buah (g) 42.22 a 102.78 b 69.44 b 40.00 b 120.00 c BNT 5% 42.380 KK (%) 26.48 Keterangan :Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata terhadap berat buah pada taraf uji 5%. Negeri
Hasil analisis sidik ragam data berat buah, dengan berbagai pemberian dosis pupuk organik padat kotoran ayam menunjukkan bahwa tidak semuanya memberikan pengaruh nyata, tetapi hanya pada perlakuan E 4 (63 kg/petak) dan E 1 (48 kg/petak) mengatakan bahwa perkembangan Ahmad, M., 2013. Pertumbuhan Dan buah dipengaruhi oleh hormon Auksin Produksi Tanaman Mentimun dan Giberelin. Pertumbuhan buah (Cucumis sativus L.) Pada menuntut nutrea mineral yang banyak Pemberian Pupuk Nitrogen. Negeri berpengaruh nyata pada berat buah mentimun. Dari Tabel 7 diatas terlihat bahwa pada perlakuan E 4 (120.00 buah) dan E 1 (102.78) menghasilkan jumlah buah yang banyak berdasarkan hasil uji BNT 5%. Bertua dkk (2012) Pemberian pupuk kotoran ayam dapat menambah unsur hara dalam tanah. ketika (N, P, dan K) dalam pupuk kandang ayam dengan jumlah besar akan menyebabkan pembentukan sel secara tepat, tentunya hasil fotosintesis yang juga semakin besar, sehingga hasil fotosintesis yang ditranslokasikan keseluruh bagian tanaman semakin banyak termakud pada pembentukan buah. Menurut Muttaqiin (2010) yang menyebabkan terjadinya mobilisasi dan transport dari bagian vegetatif ke tempat perkembangan buah dan biji. Itulah sebabnya, pada pengamatan tanaman mentimun yang tumbuh subur akan menghasilkan buah yang baik. Demikian pula sebaliknya, pada tanaman yang kerdil bunga tidak membentuk buah karena kekurangan nutria. Kesimpulan 1. Pupuk organik memberi pengaruh pada parameter yaitu : pada tinggi tanaman 21 HST, jumlah daun 21 HST, umur berbunga, berat buah dan jumlah buah. 2. Pemberian pupuk organik dengan dosis 48 kg/petak memberikan hasil yang terbaik pada jumlah buah tanaman mentimun di bandingkan tanpa pemupukan. DAFTAR PUSTAKA
Skripsi. Fakultas Pertanian Universitas Negeri Hal: 6-7 [21 Februari 2014] Adamy I, Husnain, dan Rosmimik. 2011. Pengaruh Pupuk Organik Dari Berbgai Sumber Bahan Baku Terhadap Pertumbuhan Jagung (Zea mays). Jurnal penelitian. Badan Litbang Pertanian di Balai Penelitian Tanah. Bogor Admin. 2006. Kumpulan Jurnal Tanah dan Iklim. Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian. Bogor. Bertua, Irianto, Ardiyaningsih. 2012. Pengaruh Dosis Pupuk Kandang Ayam Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Mentimun ( Cucumis sativus L.) Pada tanah ultisol. Fakultas Pertanian Universitas Jambi. Jurnal Penelitian Vol 1 No.4. Program Studi Agroekoteknologi. Cahyono, B., 2006. Timun. CV. Aneka Ilmu, Anggota IKAPI. Semarang Hal: 8-14 Dinas Pertanian dan Perkebunan Gorontalo 2012. Luas Panen dan Produksi Tanaman Sayuran Menurut Jenis Sayuran. Kabupaten gorontalo [10 Maret 2014] Hasibuan, S. Y. 2013. Aplikasi SP36 Dan Pupuk Kandang Ayam Terhadap Ketersediaan Dan Serapan Fosfor Serta Pertumbuhuhan Tanaman Jagung (zea mays L) Pada Ultisol Kwala Bekala. Skripsi. Fakultas Universitas Sumatera Utara Medan. Hartatik, W dan L. R.Widowati Pupuk Kandang http:// balittanah. litbang. deptan. go.id/dokumentasi/buku/pupuk/ pupuk 4.pdf. Bogor. 2008. Hadie, J. Raharjo dan Aglia Kemni. 2012. Respon Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.) Terhadap Kombinasi Takaran Pupuk Kotoran Ayam Dan Pupuk Kotoran Sapi. Jurnal. Fakultas Negeri
Pertanian Universitas Achmad Yani Banjarmasin. Kasno. A. 2009. Jenis Dan Sifat Pupuk Anorganik. Balai Penelitian Tanah. Bank Pengetahuan Padi Indonesia.jakarta Laili. 2011. Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Dan Perkembangan Tumbuhan. Pusat Pembukuan Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta. Mardalena. 2007. Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Mentimun (Cucmis sativus L.) Terhadap Urine Sapi Yang Telah Mengalami Perbedaan Lama Fermentasi. Skripsi. Fakultas Pertanian Sumatra Utara Medan. Mutaqqin Z. 2010. Pengaruh Kombinasi Pupuk Kandang Dengan Pupuk Organik Cair Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.) Skripsi. Fakultas Sains Dan Teknologi Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang. Munir, R. Yusmanidar A. 2010. Pertumbuhan Dan Hasil Mentimun (Cucumis sativus L.) Akibat Pemberian Pupuk Kandang Ayam Dan Gandasil B. Jurnal. Peneliti Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP). Sumatera Barat. Negeri
12 1 Desinur Aswin, NIM : 613410049, Jurusan Agroteknologi, Fakultas Ilmu-Ilmu Pertanian. Pembimbing 1 : Dr. Ir. Hj. Fitria S Bagu M.si Pembimbing 2 : Dra. Hj. Nikmah Musa M.si