diwujudkan apabila makanan yang dikonsumsi sehari-hari mengandung zat gizi lengkap sesuai

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Konsumsi yang berkualitas dapat diwujudkan apabila makanan yang. kesadaran terhadap pangan beragam, bergizi, seimbang dan aman.

BAB I PENDAHULUAN. pengukuran Indeks Pembangunan Manusia ( IPM ), kesehatan adalah salah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Makanan adalah segala yang kita makan atau masukkan kedalam tubuh yang

BAB I PENDAHULUAN. yang penting dilakukan sebelum mengisi aktivitas yang lain setiap hari. Sarapan dibutuhkan

KUESIONER SEKOLAH. 1. Nama Sekolah : 2. NSPN : 3. Alamat Sekolah :

BAB I PENDAHULUAN. mengandung zat gizi, yaitu karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral dan air. Jika tubuh tidak cukup mendapatkan zat-zat gizi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Makanan jajanan sekolah merupakan masalah yang perlu menjadi perhatian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. gangguan perkembangan ( 2013)

BAB I PENDAHULUAN. maka selera terhadap produk teknologi pangan tidak lagi bersifat lokal, tetapi menjadi

KONSUMSI MAKANAN ANAK BALITA DI DESA TANJUNG TANAH KECAMATAN DANAU KERINCI KABUPATEN KERINCI PROVINSI JAMBI

PENDAHULUAN Latar Belakang

Makanan Sehat Bergizi Seimbang Untuk Pertumbuhan dan Perkembangan Balita

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGARUH PEMBERIAN AIR SUSU IBU (ASI), KONSUMSI GIZI, DAN KELENGKAPAN KARTU MENUJU SEHAT (KMS) TERHADAP STATUS GIZI BAYI

BAB I PENDAHULUAN. Makanan jajanan (street food) sudah menjadi bagian yang. pedesaan. Salah satu alasan tingginya tingkat kesukaan pada makanan adalah

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. saja. Penyebab timbulnya masalah gizi disebabkan oleh beberapa faktor sehingga

UNIVERSITAS ESA UNGGUL KUESIONER PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Gizi Prof.DR.Dr.Poorwo Soedarmo melalui Lembaga Makanan Rakyat

BAB I PENDAHULUAN. berakhir pada usia 19 tahun (Proverawati, 2010) Remaja adalah kelompok yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Makanan selain untuk pemuas rasa lapar dan dahaga juga berfungsi

PENINGKATAN PENGETAHUAN GIZI MASYARAKAT MELALUI PENDIDIKAN DAN LATIHAN

BAB I PENDAHULUAN. beranekaragam, sehingga kebutuhan zat gizinya dapat terpenuhi.

BAB I PENDAHULUAN. Anak sekolah dasar adalah anak yang berusia 6-12 tahun, memiliki fisik

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pertumbuhan dan perkembangan fisik erat hubungannya dengan status

BAB 1 PENDAHULUAN. Berbagai permasalahan gizi yang dialami Indonesia saat ini, baik gizi kurang

BAB I PENDAHULUAN. demikian derajat kesehatan di Indonesia masih terhitung rendah apabila

BAB I PENDAHULUAN. Pisang ( Musa paradisiaca L) adalah salah satu buah yang digemari oleh

BAB II KERANGKA TEORI DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. Titik berat tujuan pembangunan Bangsa Indonesia dalam pembangunan jangka

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seseorang dengan tujuan tertentu pada waktu tertentu. Konsumsi pangan

PENYUSUNAN MENU MAKAN ANAK USIA DINI

BAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan suatu tahap antara masa kanak-kanak dengan masa dewasa.

KATA PENGANTAR. Lampiran 1. Angket Penelitian

Ingatlah bahwa pemberian MP ASI ini bertujuan mengenalkan variasi, tekstur serta rasa baru. Selera makan juga bervariasi setiap hari, hari ini dia men

SATUAN ACARA PENYULUHAN. : Gizi Seimbang Pada Lansia. : Wisma Dahlia di UPT PSLU Blitar di Tulungagung

2016, No Undang Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Neg

BAB I PENDAHULUAN. yang sehat memiliki status gizi yang baik, sehingga anak memiliki tinggi badan. pola makan yang seimbang dalam menu makanannya.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

BAB I PENDAHULUAN. status gizi masyarakat, karena status gizi adalah salah satu faktor yang. menentukan kualitas kehidupan masyarakat.

Dr. Ir. Ch. Wariyah,M.P.

BAB I PENDAHULUAN. makan. Selain itu anak sekolah umumnya tidak pernah lepas dari makanan jajanan, karena anak

KARYA TULIS ILMIAH Diajukan sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Gizi. Disusun oleh : AGUSTINA ITRIANI J

BAB I PENDAHULUAN. hari dalam jumlah tertentu sebagai sumber energy dan zat-zat gizi. Kekurangan

BAB 1 PENDAHULUAN. namun WHO menetapkan remaja (adolescent) berusia antara tahun.

HUBUNGAN ANTARA UMUR PERTAMA PEMBERIAN MP ASI DENGAN STATUS GIZI BAYI USIA 6 12 BULAN DI DESA JATIMULYO KECAMATAN PEDAN KABUPATEN KLATEN

Lampiran 1: Kuesioner Penelitian KUESIONER A. DATA RESPONDEN

BAB 1 PENDAHULUAN. yang banyak terjadi dan tersebar di seluruh dunia terutama di negara

BAB I PENDAHULUAN. Usia sekolah dasar disebut juga sebagai masa pengembangan. intelektual, dikarenakan pada masa itu anak memiliki keinginan dan

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi maka selera terhadap produk teknologi pangan

BAB I PENDAHULUAN. Pada kelompok anak usia sekolah, termasuk remaja usia 16-18

Written by Dr. Brotosari Saturday, 19 September :24 - Last Updated Sunday, 06 August :16

BAB I PENDAHULUAN. kandungan gizinya belum sesuai dengan kebutuhan balita. zat-zat gizi yang terkandung dalam makanan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia adalah Negara beriklim tropis dengan sumber daya alam yang

TINJAUAN PUSTAKA Beastudi Etos Karakteristik Individu Umur dan Jenis Kelamin

BAB I PENDAHULUAN. Masalah gizi khususnya balita stunting dapat menghambat proses

BAB I PENDAHULUAN. untuk jangka waktu tertentu yang akan dipenuhi dari penghasilannya. Dalam

PROGRAM STUDI ILMU GIZI UNIVERSITAS ESA UNGGUL

BAB 1 : PENDAHULUAN. pada anak-anak hingga usia dewasa. Gizi lebih disebabkan oleh ketidakseimbangan

GIZI DAUR HIDUP. Rizqie Auliana, M.Kes

KUESIONER PENELITIAN

memerlukan makanan yang harus dikonsumsi setiap hari, karena makanan merupakan sumber energi dan berbagai zat bergizi untuk mendukung hidup

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. iklim dan aktivitas fisik (Almatsier 2004). pangan untuk dikonsumsi. Selain dari faktor pengetahuan dan faktor

Sikap ibu rumah tangga terhadap penyuluhan gizi dalam pemenuhan gizi balita di wilayah binaan puskesmas I Gatak kecamatan Gatak kabupaten Sukoharjo

LAMPIRAN 1. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Konsumsi rata-rata kue kering di kota dan di pedesaan di Indonesia 0,40

PENDAHULUAN. Pangan merupakan bahan-bahan yang dimakan sehari-hari untuk memenuhi

II. TINAJUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Pangan merupakan kebutuhan mendasar bagi setiap makhluk hidup

BAB I PENDAHULUAN. perubahan kematangan fisiologis sehubungan dengan adanya pubertas

LAMPIRAN 1 KUESIONER

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Remaja merupakan golongan yang paling mudah terkena pengaruh budaya

BAB I PENDAHULUAN. Santri merupakan sebutan untuk murid yang bertempat tinggal di suatu

FORMAT PERSETUJUAN RESPONDEN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masalah kekurangan gizi muncul karena tidak seimbangnya asupan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. fast food maupun health food yang popular di Amerika dan Eropa. Budaya makan

LAMPIRAN 1 FORMULIR FOOD RECALL 24 JAM

LembarObservasi Penelitian Pola Makan. Yang berhubungan dengan kadar gula darah pada Lansia

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG KADARZI DENGAN ASUPAN ENERGI DAN STATUS GIZI ANAK BALITA DI DESA JAGAN KECAMATAN BENDOSARI KABUPATEN SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. akhirnya diserap oleh sel dan dioksidasi untuk menghasilkan energi. Bahan

No.Responden FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS INDONESIA

GIZI IBU HAMIL TRIMESTER 1

BAB I PENDAHULUAN. secara eksklusif selama 6 bulan kehidupan pertama bayi. Hal ini dikarenakan ASI

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu faktor yang memegang peranan penting dalam peningkatan kualitas

PENGETAHUAN, SIKAP, PRAKTEK KONSUMSI SUSU DAN STATUS GIZI IBU HAMIL

NAMA : UMUR : KELAS : No. Telpon : Alamat lengkap : Untuk pertanyaan di bawah ini, beri tanda X untuk jawaban yang kamu pilih

sebagai vector/ agen penyakit yang ditularkan melalui makanan (food and milk

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA SILABUS ILMU GIZI

BAB I PENDAHULUAN. adanya makanan maka manusia tidak dapat melangsungkan hidupnya. Makanan

DAFTAR ISI PERNYATAAN...

BAB I PENDAHULUAN. Setiap orang memerlukan zat gizi untuk hidup, tumbuh, berkembang, Energi dibutuhkan oleh setiap orang untuk mempertahankan hidup,

POLA PANGAN HARAPAN (PPH)

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu upaya untuk menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas adalah dengan memperbaiki kualitas konsumsi pangan masyarakat. Konsumsi yang berkualitas dapat diwujudkan apabila makanan yang dikonsumsi sehari-hari mengandung zat gizi lengkap sesuai dengan kebutuhan tubuh dengan jumlah yang berimbang berdasarkan cita rasa, daya cerna, dan daya beli masyarakat. Salah satu faktor yang mempengaruhi status gizi adalah pengetahuan pangan dan gizi, selain faktor kesediaan pangan, produksi pangan, dan pengeluaran pangan. Sehingga diperlukan pendidikan gizi secara formal dan non formal. Masalah kekurangan gizi masih tersebar luas di negara-negara berkembang, termasuk di Indonesia. Pada sisi lain, masalah kelebihan gizi adalah masalah gizi di negara maju yang juga mulai terlihat di negara berkembang, termasuk di Indonesia sebagai dampak keberhasilan di bidang ekonomi. Penyuluhan gizi secara luas perlu digerakkan bagi masyarakat guna perubahan perilaku untuk meningkatkan keadaan gizinya. Pengolahan makanan yang sehat bagi tubuh adalah pengetahuan mendasar mengenai kebaikan dan keburukan terhadap metode pengolahan makanan. Jika salah dalam mengolah bahan makanan, bisa jadi bahan makanan tersebut yang tadinya menyehatkan secara sempurna sebaliknya menjadi serangan bagi kesehatan tubuh. Dalam proses pengolahan makanan yang sehat, sebaiknya menggunakan alat masak yang berbeda setiap kalinya pada saat mempersiapkan bahan mentah. Makanan sehari-hari yang dipilih dengan baik akan memberikan semua zat gizi yang dibutuhkan untuk fungsi normal tubuh. Sebaliknya, bila makanan tidak dipilih dengan baik tubuh akan mengalami kekurangan zat-zat gizi esensial tertentu. Zat gizi esensial adalah zat-zat yang berasal dari makanan( Sunita Almatier 2002 ).

Zat gizi dapat dibagi menjadi kelompok makronutrien yang terdiri atas karbohidrat, lemak serta protein, dan kelompok mikronutrien yang terdiri atas vitamin dan mineral (Hartono, 2006). Kebutuhan gizi antara individu bervariasi, ditentukan atau dipengaruhi oleh jenis kelamin, umur, ukuran tubuh (berat badan dan tinggi badan), keadaan fisiologis (hamil dan menyusui), aktivitas fisik serta metabolisme tubuh. Oleh karena itu, jumlah zat gizi yang diperoleh melalui konsumsi pangan harus mencukupi kebutuhan tubuh untuk melakukan kegiatan fisik internal dan eksternal, pertumbuhan bagi usia bayi, balita, anak, dan remaja, atau untuk aktivitas dan pemeliharaan tubuh bagi orang dewasa dan lanjut usia. Dalam tubuh manusia energi dapat dihasilkan karena adanya proses pembakaran karbohidrat, protein dan lemak sehingga manusia sangat membutuhkan makanan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan energinya. Kebutuhan energi manusia tergantung pada tinggi dan berat badannya sehingga perlu adanya perhitungan untuk mencapai kebutuhan energinya. Status gizi seseorang tersebut dapat diukur dan dinilai. Dengan menilai status gizi seseorang atau sekelompok orang maka dapat diketahui apakah seseorang atau sekelompok orang tersebut status gizinya baik ataukah tidak baik. Kebiasaan makan ibu pedagang bahan makanan penting untuk diperhatikan, karena kebiasaan makan mempengaruhi pemilihan dan penggunaan pangan dan selanjutnya mempengaruhi tinggi rendahnya mutu makanan ibu-ibu tersebut. Kebiasaan makan yang terbentuk sejak kecil dapat dipengaruhi oleh berbagai hal antara lain perbedaan etnis, tingkat sosial ekonomi, geografi, iklim, agama dan kepercayaan serta tingkat kemajuan teknologi (Wardiatmo, 1989). Menurut den Hartog (1995) kebiasaan makan dapat dibentuk oleh lingkungan sekitar dimana seseorang hidup. Adapun beberapa hal yang berpengaruh terhadap kebiasaan makan suatu masyarakat adalah lingkungan hidup yang meliputi keadaan tanah, iklim,

dan flora, lingkungan budaya (sistem produksi pertanian) dan populasi (kelahiran, kematian, migrasi, pertambahan penduduk, umur dan jenis kelamin). Berdasarkan hasil survey observasi lapangan berkait tentang kebiasaan makan ibu pedagang bahan makanan adalah waktu bekerja ibu dari hari Senin sampai dengan Sabtu adalah dari jam 06.00 pagi 18.00 sore, sedangkan pada hari Minggu ibu bekerja dari jam 06.00 pagi - 16.00 sore. Hasil wawancara penulis dengan ibu pedagang bahan makan tersebut beberapa ibu tersebut tidak makan pagi. Hal ini diakibatkan karena banyak pembeli di pagi hari. Sehingga ibu tersebut hanya minum kopi atau teh manis. Beberapa ibu pedagang bahan makanan tersebut memanfaatkan makan pagi pada jam 10.00 wib pada saat berkurangnya pembeli. Pada saat makan siang beberapa ibu tersebut mengkonsumsi makanan yang disiapkan dari rumah dan beberapa ibu membeli makanan (nasi bungkus, bakso, dan mie) dari pasar tersebut. Makanan yang dibeli di pasar tersebut belum tentu kebersihannya, contohnya penjual mie. Karena penjual mie tersebut menghidangkan mie dengan menggunakan tangan tanpa mencuci tangan terlebih dahulu dan kebiasaan ibu pedagang bahan makanan yang membeli minuman dingin yang menggunakan sari gula yang tidak baik bagi kesehatan tubuh. Dari hasil wawancara penulis Beberapa ibu pedagang bahan makanan tersebut bentuk kebiasaan makan yang tidak baik yaitu ada beberapa ibu yang menyukai makanan tertentu (mengikuti selera makan), makan tidak teratur. Dan makan berlebihan yaitu ibu tersebut kebanyakan membeli jajanan sampai merasa kenyang. Sebagian ibu pedagang bahan makanan tidak memilih makanan jajanan yang dikonsumsi setiap harinya. Makan dan merasa kenyang sudah cukup bagi ibu tersebut. Berdasarkan penjelasan diatas, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul HUBUNGAN KEBIASAAN MAKAN IBU

PEDAGANG BAHAN MAKANAN DENGAN STATUS GIZI DI PASAR TRADISIONAL PUSAT PASAR MEDAN. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah ditemukan sebelumnya, maka identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimana kebiasaan makan ibu-ibu pedagang bahan makanan? 2. Bagaimana pemahaman ibu-ibu pedagang bahan makanan tentang status gizi? 3. Bagaimana cara ibu-ibu pedagang bahan makanan mengatur pola makan sehari-hari? 4. Apakah dalam mengkonsumsi makanan ibu-ibu pedagang bahan makanan memperhatikan kebutuhan gizi? 5. Apakah dalam mengkonsumsi makanan sehari-hari ibu-ibu pedagang bahan makanan hanya mengikuti selera makan? C. Pembatasan Masalah Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah maka agar penelitian ini dapat lebih terarah dan mencapai sasaran yang diinginkan, penulis melakukan pembatasan masalah pada : 1. Kebiasaan makan ibu pedagang bahan makanan sehari-hari 2. Ibu pedagang bahan makanan yang dimaksud adalah ibu pedagang yang berjualan sayursayuran,bumbu-bumbu masakan, dan penjual buah yang berada di pasar tradisional pusat pasar Medan. D. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan pembatasan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka masalah dalam penelitian dirumuskan sebagai berikut : 1. Bagaimana kebiasaan makan ibu pedagang bahan makanan di pasar tradisional pusat pasar Medan? 2. Bagaimana status gizi ibu pedagag bahan makanan di pasar tradisional pusat pasar Medan? 3. Apakah ada hubungan antara kebiasasaan makan ibu pedagang bahan makanan dengan status gizi di pasar tradisional pusat pasar Medan? E.Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui kebiasaan makan ibu pedagang bahan makanan di pasar tradisional pusat pasar Medan. 2. Untuk mengetahui status gizi ibu pedagang bahan makanan di pasar tradisional pusat pasar Medan. 3. Untuk mengetahui hubungan kebiasaan makan ibu pedagang bahan makanan dengan status gizi di pasar tradisional pusat pasar Medan. F. Manfaat penelitian bermanfaat : Sejalan dengan tujuan penelitian diatas, diharapkan dapat memberikan informasi yang

1. Secara teoritis, penelitian ini dapat memberikan masukan pada ibu pedagang bahan makanan supaya kebiasaan makan disesuaikan dengan kebiasaan makan yang baik supaya status gizi terpenuhi. 2. Sebagai bahan masukan untuk penelitian selanjutnya yang lebih relevan.