PENDAHULUAN. Produktivitas ternak dipengaruhi oleh faktor lingkungan sebesar 70% dan genetik

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. sekitar 60% biaya produksi berasal dari pakan. Salah satu upaya untuk menekan

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini pengembangan di bidang peternakan dihadapkan pada masalah kebutuhan

I. PENDAHULUAN. atau sampai kesulitan mendapatkan hijauan makanan ternak (HMT) segar sebagai

I. PENDAHULUAN. Limbah industri gula tebu terdiri dari bagas (ampas tebu), molases, dan blotong.

I. PENDAHULUAN. menentukan keberhasilan dalam kegiatan budidaya ikan. Kebutuhan pakan ikan

BAB I PENDAHULUAN. Pada abad ke 21 perkembangan masyarakat di dunia menunjukkan adanya perubahan

I. PENDAHULUAN. dijumpai didaerah Indonesia terutama di daerah Sumatera Barat. Produksi kakao

HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sapi potong merupakan sumber utama sapi bakalan bagi usaha

BAB I PENDAHULUAN. Pakan sangat penting bagi kesuksesan peternakan unggas karena dalam

PENDAHULUAN. terhadap produktivitas, kualitas produk, dan keuntungan. Usaha peternakan akan

I. PENDAHULUAN. luas. Salah satu faktor yang mempengaruhi produksi ayam broiler adalah pakan

I. PENDAHULUAN. Pakan merupakan masalah yang mendasar dalam suatu usaha peternakan. Minat

I. PENDAHULUAN. Dalam menjalankan usaha peternakan pakan selalu menjadi permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. Statistik peternakan pada tahun 2013, menunjukkan bahwa populasi

I. PENDAHULUAN. Pakan merupakan salah satu faktor penentu utama yang mempengaruhi produksi

TINJAUAN PUSTAKA. dalam meningkatkan ketersediaan bahan baku penyusun ransum. Limbah

PENDAHULUAN. yaitu ekor menjadi ekor (BPS, 2016). Peningkatan

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap Kecernaan Protein Kasar

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Majalah INFO ISSN : Edisi XVI, Nomor 2, Juni 2014

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. kontinuitasnya terjamin, karena hampir 90% pakan ternak ruminansia berasal dari

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan masyarakat. Saat ini, perunggasan merupakan subsektor peternakan

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kondisi Umum Penelitian. Tabel 3. Pertumbuhan Aspergillus niger pada substrat wheat bran selama fermentasi Hari Fermentasi

I. PENDAHULUAN. Minat masyarakat yang tinggi terhadap produk hewani terutama, daging kambing,

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap Kecernaan Bahan Kering

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Perlakuan Terhadap Kecernaan Serat Kasar. Kecernaan serat suatu bahan pakan penyusun ransum akan mempengaruhi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Potensi Kambing sebagai Ternak Penghasil Daging

KADAR BIOETANOL LIMBAH TAPIOKA PADAT KERING DIHALUSKAN (TEPUNG) DENGAN PENAMBAHAN RAGI DAN LAMA FERMENTASI YANG BERBEDA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kedudukan taksonomi kapang Rhizopus oligosporus menurut Lendecker

I. PENDAHULUAN. membuat kita perlu mencari bahan ransum alternatif yang tersedia secara

I. PENDAHULUAN. dalam memenuhi kebutuhan protein hewani adalah kambing. Mengingat kambing

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tahu merupakan salah satu makanan yang digemari dan mudah dijumpai

I. PENDAHULUAN. dan diusahakan sebagai usaha sampingan maupun usaha peternakan. Puyuh

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pengembangan ternak ruminansia di negara-negara tropis seperti di. kemarau untuk memenuhi kebutuhan pakan ternak ruminansia yang memiliki

I. PENDAHULUAN. sangat besar untuk memenuhi kebutuhan daging di tingkat nasional. Kenyataan

SILASE TONGKOL JAGUNG UNTUK PAKAN TERNAK RUMINANSIA

PENDAHULUAN. sebagai penghasil telur dan daging sehingga banyak dibudidayakan oleh

HASIL DAN PEMBAHASAN

KANDUNGAN DAN NILAI KECERNAAN IN VITRO BAHAN KERING, BAHAN ORGANIK DAN PROTEIN KASAR CASSAPRO DENGAN LAMA FERMENTASI YANG BERBEDA

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. baik oleh industri atau rumah tangga, sedangkan kapasitas produksi tepung terigu

II. TINJAUAN PUSTAKA. Limbah kota pada umumnya didominasi oleh sampah organik ± 70% sebagai

I. PENDAHULUAN. perunggasan merupakan salah satu penyumbang sumber pangan hewani yang

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap Kecernaan Bahan Kering

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Ikan merupakan salah satu hewan yang banyak dibudidayakan oleh

I. PENDAHULUAN. pakan ternak. Produksi limbah perkebunan berlimpah, harganya murah, serta tidak

BAB I PENDAHULUAN. nutrisi makanan. Sehingga faktor pakan yang diberikan pada ternak perlu

I. PENDAHULUAN.. Kulit pisangmerupakan limbah dari industri pengolahan pisang yang belum

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman Singkong (Manihot utilissima) adalah komoditas tanaman pangan yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur an surat Al-Mu minun ayat 21 yang

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap Kecernaan Protein Kasar. Kecernaan adalah bagian zat makanan dari pakan/ransum yang tidak

PENDAHULUAN. Domba adalah salah satu ternak ruminansia kecil yang banyak. Indonesia populasi domba pada tahun 2015 yaitu ekor, dan populasi

II. TINJAUAN PUSTAKA. dan banyak tumbuh di Indonesia, diantaranya di Pulau Jawa, Madura, Sulawesi,

HASIL DAN PEMBAHASAN. Konsumsi Nutrien

I. PENDAHULUAN. peternakan, karena lebih dari separuh biaya produksi digunakan untuk memenuhi

PENDAHULUAN. Latar Belakang. peternak dengan sistem pemeliharaan yang masih tradisional (Hoddi et al.,

PENDAHULUAN. Sapi perah merupakan sumber penghasil susu terbanyak dibandingkan

KADAR BIOETANOL LIMBAH TAPIOKA PADAT KERING DENGAN PENAMBAHAN RAGI DAN LAMA FERMENTASI YANG BERBEDA

HASIL DAN PEMBAHASAN

PERLAKUAN PENYEDUHAN AIR PANAS PADA PROSES FERMENTASI SINGKONG DENGAN ASPERGILLUS NIGER

I. PENDAHULUAN. Ikan Patin jenis Pangasius hypopthalmus merupakan ikan air tawar yang mempunyai

PEMANFAATAN LIMBAH PADAT TAPIOKA ( ONGGOK ) SEBAGAI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. persilangan antara sapi Jawa dengan sapi Bali (Rokhana, 2008). Sapi Madura

I. PENDAHULUAN. patin (Pangasius hypophthalmus). Peningkatan produksi patin dapat dilakukan

I. PENDAHULUAN. Jumlah pasar tradisional yang cukup banyak menjadikan salah satu pendukung

BAB I. PENDAHULUAN. pertanian atau sisa hasil pertanian yang bernilai gizi rendah sebagai bahan pakan

BAB I PENDAHULUAN. Optimalisasi pemanfaatan gulma tanaman pangan sebagai pakan ternak. peternakan. Gulma tanaman pangan mempunyai potensi untuk dapat

I. PENDAHULUAN. Ketersediaan pakan khususnya pakan hijauan baik kualitas, kuantitas

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Peternakan di Indonesia setiap tahunnya mengalami peningkatan, sehingga

1. PENDAHULUAN. kelapa sawit terbesar di dunia. Luas perkebunan sawit di Indonesia dari tahun ke

I. PENDAHULUAN. dilakukan sejak tahun 1995, meliputi pengolahan dan tingkat penggunaan dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Makanan pendamping ASI (MP-ASI) adalah makanan atau minuman yang

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian

I. PENDAHULUAN. hijauan serta dapat mengurangi ketergantungan pada rumput. seperti jerami padi di pandang dapat memenuhi kriteria tersebut.

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kandungan Zat Makanan Biomineral Dienkapsulasi

PENDAHULUAN. terhadap lingkungan tinggi, dan bersifat prolifik. Populasi domba di Indonesia pada

II. TINJAUAN PUSTAKA. Devendra dan Burns (1994) menyatakan bahwa kambing menyukai pakan

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat pesat. Populasi ayam pedaging meningkat dari 1,24 milyar ekor pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tempe merupakan makanan khas Indonesia yang cukup populer dan

I. PENDAHULUAN. Pakan merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan usaha peternakan,

PENDAHULUAN. kebutuhan zat makanan ternak selama 24 jam. Ransum menjadi sangat penting

I. PENDAHULUAN. masyarakat meningkat pula. Namun, perlu dipikirkan efek samping yang

I.PENDAHULUAN. dan tidak bersaing dengan kebutuhan manusia. diikuti dengan meningkatnya limbah pelepah sawit.mathius et al.,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. berpengaruh terhadap peningkatan produksi ternak. Namun biaya pakan

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Usaha peternakan ayam saat ini cukup berkembang pesat. Peredaran daging ayam cukup besar di pasaran sehingga menyebabkan

TINJAUAN PUSTAKA. baik dalam bentuk segar maupun kering, pemanfaatan jerami jagung adalah sebagai

BAB I PENDAHULUAN. tercatat sebesar 237 juta jiwa dan diperkirakan bertambah 2 kali lipat jumlahnya. ayam sebagai salah satu sumber protein hewani.

Uji Nilai Nutrisi Kulit Ubi Kayu yang Difermentasi dengan Aspergillus niger (Nutrient Value Test of Cassava Tuber Skin Fermented by Aspergillus niger)

I. PENDAHULUAN. nutrien pakan dan juga produk mikroba rumen. Untuk memaksimalkan

I. PENDAHULUAN. Keberhasilan usaha peternakan sangat ditentukan oleh kualitas, kuantitas,

I. PENDAHULUAN. yang diberikan kepada ternak untuk memenuhi kebutuhan zat makanan yang

BAB I PENDAHULUAN. rumen dalam menghasilkan produk metabiolit rumen (VFA, N-NH3 maupun protein

BAB I PENDAHULUAN. mengalami peningkatan pada tiap tahunnya dari ekor pada tahun

Transkripsi:

1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Produktivitas ternak dipengaruhi oleh faktor lingkungan sebesar 70% dan genetik sekitar 30%. Aspek pakan merupakan salah satu faktor lingkungan yang mempunyai pengaruh sekitar 60%. Faktor pakan juga merupakan biaya produksi yang terbesar dalam usaha peternakan. Biaya pakan ini dapat mencapai 60-80% dari keseluruhan biaya produksi. Hal ini menunjukkan bahwa walaupun potensi genetik ternak tinggi, namun apabila pemberian pakan tidak memenuhi persyaratan kuantitas dan kualitas, maka produksi yang tinggi tidak akan tercapai. Pengaruhnya lainnya yang besar terhadap produktivitas ternak, Onggok merupakan hasil samping atau limbah padat dari pembuatan tapioka ubi kayu. Limbah onggok ini memiliki kelemahan dan kelebihan. Kelemahannya mempunyai kandungan protein yang rendah dan kelebihannya mempunyai kualitas BETN yang relatif besar yaitu 83%. Limbah pembutan tapioka ini belum dimanfatkan orang secara maksimal. Namun demikian teknik fermentasi akan meningkatkan kandungan proteinnya. Onggok terfermentasi tersebut dapat digunakan sebagai bahan baku pakan ternak. Proses fermentasi pada onggok ini merupakan proses pemecahan bahan organik dengan bantuan enzim kapang dan memberikan kesempatan pada enzim untuk merubah serat kasar untuk

2 menghasilkan bahan organik menjadi lebih meningkat. Oleh karena itu pada penelitian ini menggunakan jenis kapang dan lama waktu yang berbeda dalam menghasilkan kualitas nutrisi yang lebih baik. Jenis - jenis kapang yang digunakan merupakan jenis kapang yang biasa dipakai disetiap penelitian yaitu Aspergillus sp, Penicillium sp. Kapang-kapang tersebut merupakan jenis kapang yang baik untuk meningkatkan kecernaan bahan kering dan bahan organik karena dapat menghasilkan enzim-enzim yang aktif sebagai pengurai serat serta merupakan molekul kompleks atau senyawa-senyawa organik seperti protein, karbohidrat, dan lemak menjadi molekul-molekul yang lebih sederhana. B. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : 1. Pengaruh interaksi jenis kapang dan waktu fermentasi untuk mendapatkan kualitas zat makanan terbaik 2. Pengaruh jenis kapang sebagai agen fermentasi terbaik untuk mendapatkan kualitas kadar zat makanan terbaik 3. Waktu fermentasi optimum untuk mendapatkan kualitas zat makanan terbaik C. Kegunaan Penelitian

3 Kegunaan penelitian ini adalah memberikan informasi kepada para peternak serta pihak-pihak terkait mengenai jenis kapang dan waktu optimum terbaik sebagai agen fermentasi onggok untuk bahan pakan ternak. D. Kerangka Pemikiran Keterbatasan pengetahuan yang dimiliki peternak sapi potong rakyat. menyebabkan rendahnya pemakaian konsentrat sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas ransum. Oleh karena itu, perlua adanya usaha untuk menghasilkan suatu pakan yang mampu menggantikan sebagian dari bahan-bahan penyusun konsentrat. Bahan tersebut harus mempunyai kriteria sebagai berikut, yaitu mudah dibuat, murah harganya dan mengandung protein yang cukup tinggi. Salah satu pakan yang terbukti memenuhi kriteria adalah cassapro. Cassapro adalah pakan ternak hasil fermentrasi dari limbah pertanian yang mengandung karbohidrat ( seperti onggok) dan mengandung protein yang cukup tinggi 18-24%, lebih tinggi dari bahan asalnya ubikayu, yang hanya mencapai 3% sehingga berfungsi sebagai pengganti sebagian pemberian konsentrat ternak. Selain mampu meningkatkan kandungan protein kasar ransum ternak, cassapro juga mampu meningkatkan nilai kecernaan dan meningkatkan efisiensi penggunaan ransum. Selama fermentasi berlangsung, kapang mampu membentuk berbagai enzim yang mampu membantu proses pencernaan (Kompiang et al., 1995). Enzim yang dimaksud adalah pectinase, lipase, amylase, cellulase dan protease (Kusmiati,2009). Kompiang (1993) melaporkan bahwa kandungan protein sejati dari cassapro adalah bervariasi (tergantung pada bahan baku yang digunakan), yaitu antara 18%

4 untuk onggok. Sekitar 50 % dari kandungan protein sejati cassapro tersebut, diketahui berupa asam amino (Anonimous, 1996). Fermentasi merupakan suatu perubahan kimia dari senyawa organik dalam keadaan aerob atau anaerob melalui kerja enzim yang dihasilkan oleh mikroba. Prinsip yang digunakan pada fermentasi adalah pengaturan kondisi pertumbuhan mikroba sehingga dicapai sutau keadaan yang menghasilkan laju pertumbuhan spesifik yang optimum (Judoamidjojo et al., 1992). Fermentasi merupakan cara yang paling mudah, murah, praktis dan aman untuk meningkatkan kualitas pakan. Selain itu fermentasi juga berfungsi dalam proses pengawetan pakan yang akan membawa pengaruh pada bentuk, sifat dan nilai nutrisi bahan pakan yang akan membawa pengaruh pada bentuk, sifat dan nilai nutrisi bahan pakan yang dihasilkan menjadi lebih baik. Akan tetapi, pemaksimalan fermentasi sebaiknya menggunakan urea karena dapat memaksimalkan kerja kapang. Berdasarkan pemikiran-pemikiran diatas, maka diharapkan proses fermentasi onggok dengan berbagai jenis kapang dan kualitas nutrisi onggok serta lama waktu fermentasi dapat diketahui hasil terbaik. E. Hipotesis Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah : 1. Ada pengaruh interaksi antara jenis kapang dan waktu fermentasi terhadap kadar zat makanan onggok hasil fermentasi 2. Jenis kapang berpengaruh terhadap kadar zat makanan onggok hasil fermentasi

5 3. Waktu fermentasi berpengaruh terhadap kadar zat makanan onggok hasil fermentasi.