Kandungan Nutrisi Tepung Isi Rumen Yang Difermentasi dengan Probiotik Starbio (Nutrition content of rumen content meal which fermented by Starbio Probiotic) Oleh Zasmeli Suhaemi 1 ) 1) Program studi Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Tamansiswa Padang ABSTRACT This research was conducted to examine the effect of fermentation rumen content meal by Starbio Probiotic. The research wast to looking for best fermentation of rumen by Starbio Probiotic with three level inoculum (1%, 2% and 3%) as factor A, and three long fermentation time (7, 9, and 11 days) as factor B, for gotten best crude protein of rumen meal s fermentation (RMF). Its used Completed Randomized Design in factorial 3 X 3 with two replications. There was three variabels on this research;1 Crude Protein content), 2)Crude Fiber content, and 3) Dry content.the best crude protein rumens fermentation meal found by using inoculum level on 1%, with time of fermentation seven days. It increse from 12,88% to 19,22 % or increase 49% from base. Key word : Starbio Probiotic, rumens fermentation meal, Crude Protein. PENDAHULUAN Beberapa alternatif mengurangi biaya pakan dalam pemeliharaan ternak saat ini adalah dengan memanfaatkan limbah yang masih memiliki nilai gizi. Salah satu bahan pakan yang tidak lazim yang merupakan limbah ternak yang masih melimpah dan cukup potensial adalah isi rumen ternak ruminansia, karena mengandung protein kasar berkisar antara 7.11 13.57 %. Namun salah satu kendala penggunaannya adalah kandungan serat kasarnya yang tinggi (24.0 35.8%), sehingga perlu upaya guna menurunkan serat kasarnya. Pemakaian tepung isi rumen sapi tanpa fermentasi sebagai bahan pakan alternatif masih belum memperoleh hasil yang memuaskan terhadap performa ayam broiler, meskipun telah dikombinasi dengan feed supplement Probiotik Starbio (Casdari, 2003). Namun pemanfaatan tepung isi rumen yang telah difermentasi perlu diteliti lebih jauh. Fermentasi merupakan teknologi sederhana yang banyak digunakan dalam upaya menurunkan serat kasar suatu bahan. Teknologi ini sudah banyak berkembang dengan menggunakan berbagai macam inokulum dan substrat yang diteliti pada berbagai bahan organik, baik sebagai pupuk organik maupun sebagai bahan pakan. Probiotik dapat memperbaiki daya cerna zat makanan, meningkatkan laju pertumbuhan, memperbaiki konsumsi dan lain-lain. Probiotik Starbio merupakan kumpulan mikroorganisme yang memiliki sifat-sifat lignolitik, selulolitik, lipolitik, amilolitik dan bakteri fiksasi nitrogen simbiotik. Mikroorganisme yang terdapat pada probiotik Starbio antara lain Lactobacillus acidophillus, Lactobacillus casei, Streptococcus lactis, Kandungan Nutrisi 50
Bifidobacterium bifisum, cellulomonas, Clostridium thermocellosa (Soeharto, 2001). Mikroorganisme yang terdapat pada probiotik Starbio antara lain Lactobacillus acidophillus, Lactobacillus casei, Streptococcus lactis, Bifidobacterium bifisum, cellulomonas, Clostridium thermocellosa (Soeharto, 2001). Erna (2004) melaporkan, fermentasi kulit buah coklat yang menggunakan inokulum Bacillus sp, 2%, 6 % dan 10 % didapatkan bahwa semakin meningkat inokulum yang digunakan akan semakin menurunkan serat kasar. Bakteri probiotik merupakan bakteri menguntungkan, fungsinya sama seperti Lactobacillus casei Shirota pada produk Yakult, yakni memperkuat ketahanan tubuh (Widanarni,2002). Selanjutnya Waspodo (2001), menjelaskan bahwa probiotik tidak hanya menjaga keseimbangan ekosistem, namun juga menyediakan enzim yang mampu mencerna serat kasar, protein, lemak dan mendetoksifikasi zat racun atau metabolitnya. Dari hasil penelitian Jalal (2003), fermentasi isi rumen sapi dengan menggunakan ragi dan molases sebanyak 2 % dan lama pemeraman 5 hari berhasil meningkatkan kandungan protein kasar dari 12,57 % menjadi 16,97 %, dan menurunkan serat kasar dari 26,49 % menjadi 23 %. Penelitian ini bertujuan untuk mencari kandungan Nutrisi Tepung Isi Rumen Fermentasi (TIRF) yang terbaik, sebagai pedoman dilihat berdasarkan kandungan Protein Kasar (PK) dari TIRF. METODE PENELITIAN Penelitian dilaksanakan di laboratorium Kopertis Wilayah X, Penelitian menggunakan rancangan RAL pola Faktorial 3 X 3 yang masing-masing diulang dua kali. Sebagai faktor A, yaitu level penggunaan inokulum Probiotik Starbio 1%, 2% dan 3% dan faktor B, yaitu lama fermentasi 7, 9 dan 11 hari. Pengamatan pada penelitian tahap pertama dilakukan terhadap 1)kandungan Protein Kasar; 2) kandungan Serat Kasar; dan 3) kandungan Bahan Kering dari TIRF. PEMBAHASAN A.Kandungan Protein Kasar (PK)TIRF Kandungan Protein Kasar (PK) berkisar antara 14,18 ± 0,59 % sampai 19,22 ± 0,45 % seperti terlihat pada Tabel 1. Hasil sidik ragam terhadap rerata Protein Kasar TIRF menunjukkan pengaruh yang berbeda sangat nyata (P<0.01) pada faktor A dan interaksi faktor A dan B, serta faktor B. Hasil Uji lanjut DMRT menunjukkan bahwa masing-masing perlakuan memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (P<0,01). Hal ini disebabkan karena keberhasilan suatu fermentasi juga sangat dipengaruhi oleh dosis inokulum dan lama fermentasi, sesuai dengan pendapat (Sulaiman, 1988). Berdasarkan penelitian Lasmi (2007), yang menggunakan dosis inokulum probiotik Starbio lebih rendah (0,5%, 0,75% dan 1%), memberikan hasil PK yang terbaik pada dosis inokulum yang tertinggi (1%). Hal ini menunjukkan bahwa dosis 1% adalah dosis yang optimum untuk berkembangnya mikroorganism penghasil enzim protease dalam substrat isi rumen, dengan lama fermentasi 7 hari. Kandungan Nutrisi 51
Tabel 1. protein kasar (PK) TIRF (%). 1,0 19.22 a ± 0.45 17.12 b ± 0.12 15.37 de ± 0.09 17.23 A ± 1.73 2,0 16.80 bc ± 0.15 15.71 cd ± 0.21 15.31 de ± 0.56 15.94 B ± 0.74 3,0 14.91 de ± 0.15 14.18 e ± 0.59 15.96 bcd ± 0.15 15.02 C ± 0.85 16.98 A ± 0.42 15.67 B ± 1.35 15.55 B ± 0.42 16.06 ± 1.46 A,B,C Superskrip yang berbeda pada kolom yang sama menunjukan hasil yang berbeda nyata a,b,c,d,e Superskrip yang berbeda pada lajur dan kolom yang sama menunjukan hasil yang berbeda nyata Hasil penelitian menunjukkan semakin lama fermentasi, menyebabkan menurunnya nilai PK TIRF, hal ini terjadi disebabkan karena mikroorganisme yang tumbuh dan berkembang biak sudah mencapai stasioner. Hal ini sesuai dengan pendapat Fardiaz (1987), bahwa waktu fermentasi yang lebih lama memberi kesempatan bagi mikroorganisme untuk tumbuh dan berkembang biak sampai mencapai fase stasioner, dimana laju pertumbuhan sama dengan nol dan jumlah massa sel total pada fase tersebut menurun. B. Kandungan Serat Kasar (SK)TIRF Kandungan Serat Kasar (SK) berkisar antara 26,87±0,66 % sampai 29,04 ± 0,25 % seperti terlihat pada Tabel 2. Hasil sidik ragam terhadap rerata kandungan SK TIRF selama penelitian nyata (P<0.05) pada faktor A dan tidak menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata (P<0.05) pada interaksi dan faktor B. Tabel 2. Serat Kasar (SK) TIRF (%) 1,0 26.87 ± 0.66 27.32 ± 0.30 27.87 ± 0.76 27.35 a ± 0.65 2,0 28.07 ± 0.25 28.42 ± 0.67 28.87 ± 0.88 28.45 b ± 0.62 3,0 28.34 ± 0.74 29.04 ± 0.25 27.74 ± 0.17 28.37 b ± 0.68 27.76 ± 0.76 28.26 ± 0.86 28.16 ± 0.76 28.06 ± 0.80 a,b Superskrip yang berbeda pada kolom yang sama menunjukan hasil yang berbeda nyata C. Kandungan Bahan Kering (BK) TIRF. Kandungan Bahan Kering (BK) berkisar antara 29,27 ± 0,39 % sampai 32,96 ± 0,12 % seperti terlihat pada Tabel 3. Kandungan Nutrisi 52
Berdasarkan Tabel 3 dapat digambarkan bahwa pemakaian dosis inokulum probiotik Starbio pada level 1% dan lama fermentasi 7 hari memberikan hasil yang terbaik. Tabel 3. Bahan Kering (BK) TIRF (%) 1,0 31.70 ± 0.52 32.04 ± 1.03 32.96 ± 0.12 32.23 a ± 0.78 2,0 29.51 ± 0.54 29.88 ± 0.42 31.09 ± 0.78 30.16 b ± 0.87 3,0 30.49 ± 0.22 29.32 ± 0.79 29.27 ± 0.39 29.69 b ± 0.74 30.56 ± 1.70 30.41 ± 1.42 31.11 ± 1.70 30.69 ± 1.36 a,b Superskrip yang berbeda pada kolom yang sama menunjukan hasil yang berbeda nyata Hasil sidik ragam terhadap rerata kandungan BK TIRF selama penelitian nyata (P<0.05) pada faktor A dan tidak nyata (P<0.05) pada interaksi dan faktor B. Hal ini menunjukkan bahwa dosis inokulum yang optimal adalah 1%, sedangkan lama fermentasi 7 hari sudah memberikan hasil yang optimal, sehingga jika lama fermentasi ditingkatkan tidak akan mempengaruhi kandungan BK dari TIRF. Jika dilihat secara angka, maka terlihat adanya kecenderungan kandungan BK yang semakin meningkat dengan meningkatnya lama fermentasi. Menurut Fardiaz (1988) saat fermentasi, mikroorganisme menggunakan karbohidrat sebagai sumber energi setelah dipecah menjadi glukosa, pemecahan glukosa selanjutnya dilakukan melalui jalur glikolisis sampai akhirnya dapat dihasilkan energi, molekul-molekul air dan CO 2. Sebagian air akan dikeluarkan dari produk sehingga setelah difermentasi berlangsung, bahan kering produk cenderung meningkat. KESIMPULAN Dari sembilan kombinasi perlakuan yang ada, ransum yang paling optimal dan paling baik kandungan nutrisinya adalah perlakuan A1B1, yaitu pemakaian inokulum 1% dengan lama fermentasi 7 hari. Kandungan PK TIRF meningkat dari 12,88% menjadi 19,22 % atau terjadi peningkatan 49% dari sebelum difermentasi. DAFTAR PUSTAKA Amrullah, Ibnu Katsir. 2004. Nutrisi Ayam Broiler. Lembaga Satu Gunungbudi. Bogor. Casdari, 2003. Pengaruh pemberian tepung Isi Rumen dan Probiotik Starbio dalam ransom terhadap Performa dan Nilai Ekonomis Ayam Broiler. Skripsi. Fakultas Pertanian, Universitas Tamansiswa. Erna. 2004. Pengaruh Dosis Bacillus sp. Dan lama Fermentasi Kulit Buah Coklat Terhadap Kandungan Bahan Kering, Serat Kasar, dan Kandungan Nutrisi 53
Protein Kasar. Skripsi. Fakultas Pertanian, Universitas Tamansiswa. Fardiaz, S. 1987. Fisiologi Fermentasi. PAU IPB-USU. IPB. Bogor.. 1988. Fermentasi. PAM, IPB dengan ISI. IPB. Bogor Jalal, S. 2003. Perubahan Kandungan Zatzat Makanan Fermentasi Isi Rumen Sapi Akibat Penambahan Urea dan Berbagai jenis Substrat Gula. Skripsi. Fakultas Pertanian, Universitas Tamansiswa. Lasmi, Yetti. 2007. Pengaruh fermentasi isi rumen sapi yang menggunakan probiotik Starbio terhadap PK, SK dan BK. Skripsi. Fakultas Pertanian. Universitas Tamansiswa. Mardi. 2005. Rujukan Nota Khusus Pemrosesan Bahan-bahan Makanan Ternakan. Internet by Google. Wahju, J. 1992. Ilmu Nutrisi Unggas. Cetakan ke-3. Gajah Mada University Press. Yogyakarta. Waspodo, IS. 2001. Efek probiotik, prebiotik dan synbiotik bagi kesehatan. http//www.kompas.com/compascetak/0109/30/iptek/efek. Widanarni. 2002. Bakteri Probiotik "SKT-b" Tingkatkan Ketahanan Udang. Pikiran Rakyat Cyber Media. Kandungan Nutrisi 54