BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Upaya Pemerintah daerah dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat memerlukan sebuah strategi dan kebijakan ekonomi yang pas dengan keadaan dan potensi alam maupun manusia yang dimiliki oleh daerah tersebut. Didalam meningkatkan perkembangan ekonomi suatu daerah akan ada banyak faktor yang mempengaruhi, salah satu faktor tersebut adalah didalam mengelola keuangan daerah. Pengelolaan keuangan daerah memiliki pengaruh besar terhadap masa depan atau nasib suatu daerah baik jangka pendek maupun jangka panjang, karena suatu daerah akan menjadi daerah yang kuat dan mampu berkembang atau tidaknya tergantung pada cara daerah tersebut mengelola keuangannya. Jika Pengelolaan keuangan daerah baik maka hal tersebut akan berpengaruh terhadap kesejahteraan masyarakatnya. Untuk mewujudkan suatu daerah dengan pertumbuhan ekonomi yang tinggi, maka diperlukan strategi dan kebijakan ekonomi yang fokus terhadap pembangunan sektor-sektor strategis dan potensial yang ada pada daerah tersebut baik dari segi finansial, maupun infrastrukturnya. Pemerintah daerah sangat berperan dalam menentukan keberhasilan peningkatan pertumbuhan ekonominya. Otonomi daerah akan berhasil di suatu daerah jika kinerja Pemerintah Daerah dalam mengelola keuangannya dilakukan secara tertib, efektif, efisien, ekonomis, transparan bisa dipertanggung jawabkan serta taat pada peraturan perundang-undangan. Jumlah APBD yang setiap tahun ditetapkan dengan peraturan daerah haruslah dikelola dengan baik dan hal tersebut 1
2 akan memperlihatkan Kemampuan keuangan dalam penyelenggaraan suatu pemerintahan. Pemerintah daerah dalam mengatur dan mengurus rumahtangganya sendiri dan dalam fungsinya untuk memberikan pelayanan pembangunan yang efektif dan efisien tidak akan dapat terlaksana tanpa biaya yang cukup. Kemampuan keuangan daerah dalam era otonomi daerah dapat diukur dengan menggunakan analisis kinerja keuangan daerah. sangat penting melakukan pengukuran Kinerja Keuangan untuk menilai akuntabilitas pemerintah daerah. ketika melakukan pengelolaan keuangan daerah, Akuntabilitas bukan hanya sekedar kemampuan dalam menunjukkan bagaimana uang publik dibelanjakan, akan tetapi meliputi kemampuan yang menunjukkan bahwa uang publik tersebut telah dibelanjakan secara efektif, efisien, dan ekonomis. Efektif berarti penggunaan anggaran tersebut harus mencapai targettarget atau tujuan untuk kepentingan publik, efisien berarti penggunaan dana masyarakat tersebut menghasilkan output yang maksimal, dan ekonomis berkaitan dengan pemilihan dan penggunaan sumber daya dalam jumlah dan kualitas tertentu pada tingkat harga yang paling murah. Salah satu cara untuk menganalisa kinerja keuangan pemerintah daerah dalam pengelolaan keuangannya adalah dengan melakukan analisis rasio keuangan terhadap Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) yang telah ditetapkan dan dilaksanakan. Penilaian kinerja pemerintah berdasarkan berbagai rasio keuangan, diantaranya Kemandirian Keuangan Daerah, Efektivitas dan Efisiensi, Keserasian, dan Pertumbuhan.
3 Pengukuran kinerja pemerintah Kabupaten Sumedang yang diukur dengan menggunakan rasio keuangan dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 1.1 Pengukuran Keuangan Pemerintah Kabupaten Sumedang Tahun Kemandirian Efektivitas Efisiensi Keserasian Modal Pertumbuhan Pendapatan 2012 12.52 107.67 95.32 14.34-2013 12.70 111.05 95.66 15.45 17.04 2014 18.42 115.76 95.39 19.33 59.16 2015 16.99 102.77 94.45 25.02 8.47 2016 16.14 101.50 92.52 21.01 5.62 Dapat dilihat dari tabel diatas untuk rasio kemandirian pada tahun 2012 sampai tahun 2014 mengalami kenaikan yang tinggi, namun pada tahun 2014 sampai tahun 2016 rasio kemandirian mengalami penurunanan, sedangkan untuk rasio efektivitas untuk tahun 2012 sampai tahun 2014 mengalami kenaikan yang signifikan dan selanjutnya pada tahun 2015 sampai 2016 mengalami penurunan, untuk rasio efisiensi ditahun 2012 sampai tahun 2016 rasio efisiensi kurang dari 100%, untuk rasio keserasian modal pemerintah Kabupaten Sumedang untuk tahun 2012 sampai tahun 2015 mengalami peningkatan, namun pada tahun 2016 menurun. Dan untuk rasio pertumbuhan pendapatan untuk tahun 2012 sampai tahun 2014 mengalami peningkatan, namun dari tahun 2014 sampai tahun 2016 mengalami penurunan. Dari hasil pengukuran tersebut diatas hal ini menggambarkan kondisi keuangan yang dianalisis menggunakan rasio keuangan daerah tersebut mengalami fluktuasi. karena Semakin tinggi Kemandirian, mengandung arti bahwa tingkat ketergantungan daerah terhadap bantuan pihak
4 eksternal semakin rendah. Sedangkan untuk rasio keserasian menunjukkan bahwa dengan rasio belanja modal yang relatif masih kecil perlu ditingkatkan sesuai dengan kebutuhan pembangunan di daerah. Semakin tinggi rasio efektivitas menggambarkan kemampuan daerah yang semakin efektif. Semakin kecil rasio efisien berarti kinerja pemerintah daerah semakin baik. pertumbuhan bermanfaat untuk mengatahui apakah pemerintah daerah dalam tahun anggaran bersangkutan atau selama beberapa periode anggaran, kinerja anggarannya mengalami pertumbuhan pendapatan atau belanja secara positif atau negatif. Pengukuran kinerja sangat penting untuk menilai akuntabilitas organisasi dan manajer dalam pelayanan publik yang lebih banyak, yaitu bukan sekedar kemampuan menunjukan bahwa uang publik tersebut telah dibelanjakan, akan tetapi meliputi kemampuan menunjukan bahwa uang publik tersebut telah dibelanjakan secara efisien dan efektif. Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul : ANALISIS KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH KABUPATEN SUMEDANG TAHUN 2012-2016. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka peneliti mengidentifikasi masalah sebagai berikut : 1.2.1 presentase keuangan daerah mengalami fluktuasi yang cukup signifikan 1.2.2 belanja modal yang relatif masih kecil dibandingkan dengan belanja operasi
5 1.2.3 kemandirian pada tahun 2014 sampai tahun 2016 mengalami penurunanan. 1.2.4 efektivitas tahun 2015 sampai 2016 mengalami penurunan. 1.2.5 keserasian modal pada tahun 2016 menurun. Dan 1.2.6 pertumbuhan pendapatan dari tahun 2014 sampai tahun 2016 mengalami penurunan. 1.3 Batasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka peneliti membatasi masalah pada Kinerja keuangan yang diukur menggunakan Keuangan Daerah di Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Sumedang (BPKAD) pada tahun 2012 sampai dengan 2016. 1.4 Rumusan Masalah Berdasarkan batasan masalah diatas, maka peneliti mencoba merumuskan masalah penelitian tersebut sebagai berikut : 1.4.1 Bagaimana kinerja keuangan Pemerintah Kabupaten Sumedang yang diukur dengan menggunakan rasio keuangan daerah? 1.5 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dalam penelitian ini yaitu Untuk mengetahui : 1.5.1 Kinerja keuangan Pemerintah Kabupaten Sumedang yang diukur dengan menggunakan rasio keuangan daerah. Yang diharapkan akan dapat memperbaiki kinerja pemerintah, yang dimaksudkan untuk membantu pemerintah berfokus pada tujuan dan sasaran program unit kerja dan dalam Sehingga dalam mengalokasikan sumber daya dan pembuatan
6 keputusan akan diambil secara tepat. sehingga pada akhirnya akan meningkatkan efektivitas dalam memberi pelayanan publik. 1.6 Manfaat Penelitian Adapun manfaat dalam penelitian ini adalah : 1.6.1 Bagi peneliti Dapat menambah pengetahuan dalam bidang keuangan daerah serta meningkatkan kemampuan analisis tentang kinerja keuangan anggaran pendapatan dan belanja daerah selama periode yang ditentukan. 1.6.2 Bagi Pemerintah Kabupaten Sumedang diharapkan dapat memberikan sumbangan pikiran didalam menentukan kebijakan pengelolaan dalam anggaran pendapatan dan belanja daerah. 1.6.3 Bagi peneliti selanjutnya Dapat dijadikan sebagai bahan refrensi dalam penelitian selanjutnya yang ada keterkaitan dengan objek penelitian. 1.7 Kerangka Pemikiran Didalam Menganalisis Kinerja Keuangan Daerah Kabupaten Sumedang Keberhasilan otonomi daerah tidak terlepas dari kinerja Pemerintah Daerah dalam mengelola keuangannya secara tertib, taat pada peraturan perundangundangan efisien, ekonomis, efektif, transparan dan bertanggung jawab. Hal ini merupakan suatu proses penilaian mengenai tingkat kemajuan pencapaian, pelaksanaan pekerjaan atau kegiatan BPKAD Kabupaten Sumedang dalam bidang keuangan untuk kurun waktu tertentu. Di bawah ini ada lima macam rasio yang digunakan oleh peneliti dalam menganalisis Kinerja Keuangan Daerah Kabupaten Sumedang a. Efektivitas PAD b. Efisiensi Keuangan Daerah
7 c. Keserasian d. Pertumbuhan e. Kemandirian Keuangan Daerah Dengan menggunakan beberapa rasio di atas dapat diketahui Kinerja Keuangan Daerah Kabupaten Sumedang. Jika semua rasio di atas menunjukkan hasil angka yang sesuai target, maka Kinerja Keuangan Pemerintah Kabupaten Sumedang dapat dikatakan baik. kerangka pemikirannya sebagai berikut : Kinerja keuangan Pemerintah Kabupaten Sumedang yang diukur dengan menggunakan rasio keuangan daerah, agar pemerintah berfokus pada tujuan dan sasaran program unit kerja Sehingga dalam mengalokasikan sumber daya dan pembuatan keputusan akan diambil secara tepat. dan pada akhirnya akan meningkatkan efektivitas dalam memberikan pelayanan. Kerangka Pemikiran Penelitian Laporan Keuangan Realisasi Anggaran Daerah Kabupaten Sumedang Tahun 2012-2016. Keuangan Daerah Dimensinya : 1. Kemandirian 2. Keserasian 3. Efektivitas 4. Efesiensi 5. Pertumbuhan (Halim L-5 2005) Kinerja Keuangan Pemerintah Kabupaten Sumedang Tahun 2012-2016