I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sungai sebagai sumber kehidupan yang ada di bumi yang memiliki banyak manfaat yang berguna bagi kehidupan manusia. Sungai merupakan perairan mengalir dari tingkatan lebih atas yang menunjukkan bagian hulu dan kemudian mengarah ke bawah yang menunjukkan bagian hilir. Di Indonesia terdapat sedikitnya 5.590 sungai utama dan 65.017 anak sungai, dari 5.590 sungai utama panjang totalnya mencapai 94.573 km dengan luas Daerah Aliran Sungai (DAS) mencapai 1.512.466 km 2. Sungai juga mempunyai peran dalam menjaga keanekaragaman hayati (biodiversity), nilai ekonomi budaya, transportasi, dan juga pariwisata 1. Walaupun luasannya tidak sebesar laut, tetapi sungai berperan penting dalam kehidupan. Ekosistem sungai sebagai habitat dari makhluk hidup, terdiri dari berbagai komponen abiotik dan biotik yang saling berkaitan dan saling berinteraksi satu sama lain sehingga membentuk suatu unit yang fungsional. Apabila fungsinya terganggu akan menyebabkan rusaknya keseimbangan alam. Saat ini pemanfaatan sungai dilakukan secara berlebihan tanpa memikirkan dampak dan akibatnya. Banyak sungai yang rusak dan tercemar akibat limbah oleh rumah tangga maupun oleh perusahaan perusahaan atau industri yang ada di sekitar sungai. Rusaknya ekosistem sungai berdampak negatif khususnya bagi masyarakat yang tinggal di sekitar sungai. Ekosistem sungai yang rusak menyebabkan menurunnya jumlah debit air secara fluktuatif pada musim hujan dan kemarau, penurunan cadangan air serta penurunan jasa lingkungan. 1 Alamendah.www.alamendah.wordpress.com. Diakses pada tanggal 20 Desember 2010
Sektor ekonomi juga ikut berimbas akibat rusaknya ekosistem sungai. Menurut perspektif ekonomi, Fauzi (2006) menyatakan pencemaran bukan saja dilihat dari hilangnya nilai ekonomi sumber daya akibat berkurangnya kemampuan sumberdaya namun juga dari dampak pencemaran tersebut terhadap masyarakat. Penelitian ini dilakukan pada salah satu sungai yang ada di Pulau Sumatera, yaitu Sungai Siak yang berada di Provinsi Riau, yang termasuk ke dalam sungai strategis secara nasional dengan Daerah Aliran Sungai (DAS) seluas 1.132.776,04 ha dengan panjang 572 km. Selain itu sungai ini juga ditetapkan sebagai sungai terdalam di Indonesia dengan kedalaman 8-12 m. Kondisi ekosistem Sungai Siak dahulu sangat baik. Seiring bertambahnya waktu mengalami banyak perubahan. Perkembangan penduduk dan ekonomi mempengaruhi perubahan ekosistem Sungai Siak secara signifikan yang kemudian mendorong berkembangnya kawasan industri dan permukiman. Masyarakat di bagian hulu sungai bergantung pada sektor pertanian yang lebih dominan terutama usaha tani tanaman semusim dan juga perkebunan rakyat seperti perkebunan kelapa sawit, karet, dan gambir. Di bagian hilir, kehidupan sosial ekonomi masyarakat lebih beragam, karena adanya kegiatan industri, pertambangan, dan pengangkutan atau jasa transportasi yang semakin memacu berkembangnya kegiatan perkotaan. Kota Pekanbaru sebagai ibukota provinsi dan pusat perdagangan regional, telah mendorong tumbuhnya pusat-pusat perdagangan di sepanjang bagian hilir Sungai Siak. 1.2. Perumusan Masalah Sungai Siak merupakan salah satu sungai besar di Indonesia yang melintasi Kota Pekanbaru Ibukota Provinsi Riau. Keberadaan sungai ini 2
menunjang sistem perekonomian di Kota Pekanbaru. Sungai Siak termasuk sungai yang cukup dalam sehingga dapat dilayari oleh kapal-kapal besar seperti kapal tengker pengangkut minyak maupun kapal peti kemas. Dahulunya Sungai Siak memiliki kedalaman sekitar 30 meter, tetapi akibat adanya sedimentasi kedalamannya menjadi sekitar 8-12 meter. Maraknya kegiatan penambangan pasir di sungai juga salah satu yang mengakibatkan sedimentasi. Menurut Fauzi (2006), kontribusi air terhadap pembangunan ekonomi dan sosial sangat vital. Awal peradaban manusia dan lahirnya pusat-pusat pertumbuhan ekonomi juga dimulai dari sumber-sumber air, seperti sungai dan mata air. Intinya sungai tidak lepas pengaruhnya dari perekonomian. Kerusakan Sungai Siak berdampak kepada kondisi sosial ekonomi masyarakat. Penduduk yang bermatapencaharian nelayan tidak bisa lagi menangkap ikan dan udang karena ikan dan udang yang hidup di Sungai Siak sudah banyak yang punah yang diakibatkan oleh limbah yang berasal dari pabrik-pabrik yang ada di sekitar sungai. Pencemaran menyebabkan turunnya kualitas air Sungai Siak. Sampahsampah buangan rumah tangga semakin merusak ekosistem sungai. Terlihat dari perubahan warna yang hitam kepekatan dan aroma yang tidak sedap. Meningkatnya kemajuan perekonomian, industri, dan juga teknologi berdampak bagi ekosistem Sungai Siak. Pertumbuhan ekonomi yang tidak berwawasan lingkungan semakin memperparah kerusakan ekosistem sungai tersebut. Jika dibiarkan lebih lama dan tanpa penanganan yang lebih lanjut maka ekosistem Sungai Siak akan mengalami kerusakan yang semakin parah. Hal ini tidak hanya akan merugikan masyarakat yang tinggal di ekosistem tetapi 3
masyarakat Kota Pekanbaru yang selama ini juga ikut merasakan manfaat dari sungai tersebut. Untuk itu perlu dilakukan valuasi ekonomi terhadap ekosistem sungai untuk menghitung besarnya nilai ekonomi total atas manfaat barang dan jasa ekosistem sungai dan juga untuk mengetahui penilaian serta pandangan masyarakat mengenai keberadaan Sungai Siak. Dilakukan dengan metode valuasi karena terdapatnya sumberdaya yang memiliki manfaat tangible (manfaat yang sudah terukur) dan intangible (manfaat yang tidak terukur dengan jelas). Menurut Kementerian Lingkungan Hidup (2010) nilai ekonomi total dari ekosistem sungai merupakan nilai moneter sumber daya alam dan lingkungan yang mencerminkan nilai fungsi yang dimiliki sumberdaya alam dan lingkungan di ekosistem sungai. Pendekatan nilai ekonomi total sebagai dasar untuk menduga, dimana setiap individu memiliki beberapa nilai untuk ekosistem sungai. Penghitungan valuasi ekonomi dilakukan agar masyarakat dapat mengetahui fungsi dan manfaat dari ekosistem Sungai Siak yang sesungguhnya tidak hanya sebatas dari manfaat langsung saja. Masyarakat juga dapat memahami dampak serta kegiatan yang dilakukan menyangkut pemanfaatan ekosistem sungai. Disamping itu, digunakan sebagai pengambil keputusan untuk menentukan kebijakan serta pemanfaatan ekosistem sungai agar berkelanjutan dan untuk memotivasi pemerintah serta masyarakat turut berperan dalam mengurangi kerusakan ekosistem sungai. Berdasarkan uraian diatas, beberapa masalah dapat diidentifikasi sebagai berikut : 1. Bagaimana penilaian masyarakat di sekitar sungai terhadap keberadaan ekosistem Sungai Siak di Kota Pekanbaru? 4
2. Bagaimana preferensi masyarakat di sekitar sungai terhadap kelestarian ekosistem Sungai Siak di Kota Pekanbaru? 3. Berapa nilai ekonomi total (total economic value) ekosistem Sungai Siak di Kota Pekanbaru? 1.3. Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah tersebut di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Mengetahui penilaian masyarakat di sekitar sungai terhadap keberadaan ekosistem Sungai Siak di Kota Pekanbaru. 2. Mengetahui preferensi masyarakat di sekitar sungai terhadap kelestarian ekosistem Sungai Siak di Kota Pekanbaru. 3. Menghitung nilai ekonomi total (total economic value) ekosistem Sungai Siak di Kota Pekanbaru. 1.4. Manfaat Penelitian Berdasarkan tujuan tersebut, maka hasil penelitian bermanfaat bagi pihak yang terkait antara lain : 1. Penelitian bermanfaat sebagai media penerapan teknik penilaian ekonomi (economic valuation) terhadap pemanfaatan ekosistem sungai. 2. Penelitian ini merupakan suatu syarat bagi peneliti untuk meraih gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. 3. Bagi peneliti selanjutnya, dapat digunakan sebagai bahan rujukan terhadap aplikasi dan metode-metode kuantitatif dalam menilai manfaat yang bersifat tangible dan intangible. 5
1.5. Batasan Penelitian Batasan-batasan dan asumsi yang digunakan dalam penelitian : 1. Untuk manfaat langsung (direct use value) yang digunakan dalam penelitian ini adalah menghitung nilai tangkapan ikan dan udang, dan nilai air baku. 2. Untuk manfaat tidak langsung (indirect use value) yang digunakan dalam penelitian ini adalah manfaat wilayah atau sektor pengendali banjir. 3. Untuk nilai bukan kegunaan (non-use value) yang dihitung meliputi manfaat keberadaan (existence value) dan manfaat pilihan (option value). 4. Untuk manfaat keberadaan (existence value) yang digunakan dalam penelitian ini adalah nilai keberadaan dari ekosistem sungai. 5. Untuk manfaat pilihan (option value) yang digunakan dalam penelitian ini adalah nilai keanekaragaman hayati (biodiversity) dari ekosistem sungai. 6. Nilai sungai sebagai sarana transportasi tidak dihitung dalam penelitian karena cakupan penelitiannya sangat luas. 6