Indonesia: Program Energi Berkelanjutan dan Inklusif (Subprogram 1)

dokumen-dokumen yang mirip
Indonesia: Akses Energi Berkelanjutan di Indonesia Timur-Program Pembangunan Jaringan Listrik

Lembar Data Proyek. Pembiayaan. Tanggal Pembuatan PDS. PDS Diperbarui 2 Apr 14. Nama Proyek

Peningkatan kapasitas Pertumbuhan ekonomi Kelestarian lingkungan Perubahan iklim

KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENGELOLAAN ENERGI NASIONAL

V. PENGEMBANGAN ENERGI INDONESIA DAN PELUANG

Materi Paparan Menteri ESDM Strategi dan Implementasi Program MW: Progres dan Tantangannya

KEBIJAKAN PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK

Versi 27 Februari 2017

KEBIJAKAN PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK DAN PEMANFAATAN ENERGI

PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR SEKTOR ESDM

2 MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG KEBIJAKAN ENERGI NASIONAL. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang di

EFEKTIVITAS KEBIJAKAN FIT (FEED IN TARIFF) ENERGI BARU DAN TERBARUKAN DI INDONESIA. Nanda Avianto Wicaksono dan Arfie Ikhsan Firmansyah

Pulau Ikonis Energi Terbarukan sebagai Pulau Percontohan Mandiri Energi Terbarukan di Indonesia

KEBIJAKAN ENERGI NASIONAL Berdasarkan PP KEN 79/2014

2 Di samping itu, terdapat pula sejumlah permasalahan yang dihadapi sektor Energi antara lain : 1. penggunaan Energi belum efisien; 2. subsidi Energi

I. PENDAHULUAN. optimal. Salah satu sumberdaya yang ada di Indonesia yaitu sumberdaya energi.

BAB 1 PENDAHULUAN. Besarnya konsumsi listrik di Indonesia semakin lama semakin meningkat.

PETA REGULASI KONSERVASI ENERGI

Ringkasan Eksekutif INDONESIA ENERGY OUTLOOK 2009

Kajian Tengah Waktu Strategi Menjawab Tantangan Transformasi Asia dan Pasifik

LAPORAN SINGKAT KOMISI VI DPR RI B I D A N G PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN, KOPERASI DAN UKM, BUMN, INVESTASI, BSN DAN KPPU

Disampaikan pada Seminar Nasional Optimalisasi Pengembangan Energi Baru dan Terbarukan Menuju Ketahanan Energi yang Berkelanjutan

INSTRUMEN KELEMBAGAAN KONDISI SAAT INI POTENSI DAN PEMANFAATAN SUMBER DAYA ENERGI INDIKASI PENYEBAB BELUM OPTIMALNYA PENGELOLAAN ENERGI

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN TEMUKAN PEMBOROSAN AIR BERSIH SENILAI Rp791 MILIAR

STRATEGI KEN DALAM MEWUJUDKAN KETAHANAN ENERGI NASIONAL

DEWAN ENERGI NASIONAL OUTLOOK ENERGI INDONESIA 2014

DEWAN ENERGI NASIONAL RANCANGAN RENCANA UMUM ENERGI NASIONAL

SISTEMATIKA PENYUSUNAN RENCANA UMUM ENERGI NASIONAL, RENCANA UMUM ENERGI DAERAH PROVINSI, DAN RENCANA UMUM ENERGI DAERAH KABUPATEN/KOTA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR : TENTANG KEBIJAKAN ENERGI NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR...TAHUN... TENTANG KEBIJAKAN ENERGI NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

- 2 - sistem keuangan dan sukses bisnis dalam jangka panjang dengan tetap berkontribusi pada pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan. Tujuan pemba

KEBIJAKAN PEMANFAATAN PANAS BUMI UNTUK KELISTRIKAN NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. Dalam memenuhi kebutuhan listrik nasional, penyediaan tenaga listrik di

Kebijakan Pemerintah Di Sektor Energi & Ketenagalistrikan

BAB I PENDAHULUAN. wilayah Indonesia dan terletak di pulau Jawa bagian tengah. Daerah Istimewa

Daya Mineral yang telah diupayakan Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah pada periode sebelumnya.

Materi Paparan Menteri ESDM

I. PENDAHULUAN. alam. Meskipun minyak bumi dan gas alam merupakan sumber daya alam

RINGKASAN EKSEKUTIF INDONESIA ENERGY OUTLOOK 2008

FAKTOR SUPPLY-DEMAND DALAM PILIHAN NUKLIR TIDAK NUKLIR. Oleh: Prof. Dr. Ir. Prayoto, M.Sc. (Guru Besar Fakultas MIPA Universitas Gadjah Mada)

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. #Energi Berkeadilan. Disampaikan pada Pekan Pertambangan. Jakarta, 26 September 2017

2 Mengingat Peraturan Pemerintah Nomor 59 Tahun 2007 tentang Kegiatan Usaha Panas Bumi sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 70 T

2016, No Tahun 2004 tentang Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi sebagaimana telah dua kali diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nom

- 3 - Nomor 05 Tahun 2014 tentang Tata Cara Akreditasi dan

PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk. Lainnya: Keterbukaan Informasi - Press Release PGN Memenuhi Kebutuhan Gas Untuk Industri di Jawa Timur

EFISIENSI OPERASIONAL PEMBANGKIT LISTRIK DEMI PENINGKATAN RASIO ELEKTRIFIKASI DAERAH

POLA PENGEMBANGAN ENERGI PERDESAAN DENGAN SWADAYA MASYARAKAT

VI. SIMPULAN DAN SARAN

PERSIAPAN SUMATERA UTARA DALAM MENYUSUN RENCANA UMUM ENERGI DAERAH (RUED)

BAB 1 PENDAHULUAN. Oleh karena itu, berbagai upaya telah dilakukan oleh Pemerintah untuk

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 79 TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN ENERGI NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Kerangka Kerja Kemitraan Negara Indonesia

2015, No Sumber Daya Mineral tentang Ketentuan dan Tata Cara Penetapan Alokasi dan Pemanfaatan Serta Harga Gas Bumi; Mengingat : 1. Undang-Und

PERCEPATAN PENGEMBANGAN EBTKE DALAM RANGKA MENOPANG KEDAULATAN ENERGI NASIONAL

Sinergi antar Kementerian dan instansi pemerintah sebagai terobosan dalam pengembangan panasbumi mencapai 7000 MW di tahun 2025

KomUNIKASI SINgKAT: BAgAImANA NASIB ENERgI TERBARUKAN DI INDoNESIA PASCA TURUNNyA harga minyak DUNIA?

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 8 TAHUN 2009 SERI : E NOMOR : 2

BAB I PENDAHULUAN. manajemen baik dari sisi demand maupun sisi supply energi. Pada kondisi saat ini

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan yang dapat dinikmati secara merata oleh seluruh masyarakat. (Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, 2011).

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

PERCEPATAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR KETENAGALISTRIKAN

SISTEMATIKA PENYUSUNAN RENCANA UMUM ENERGI NASIONAL, RENCANA UMUM ENERGI DAERAH PROVINSI, DAN RENCANA UMUM ENERGI DAERAH KABUPATEN/KOTA

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DIREKTORAT JENDERAL ENERGI BARU, TERBARUKAN DAN KONSERVASI ENERGI. Disampaikan oleh

Implementasi Perpres 67/2005 di Daerah

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya energi adalah kekayaan alam yang bernilai strategis dan

BAB I PENDAHULUAN. listrik yang semakin meningkat sehingga diperlukan energy alternatif untuk energi

memberikan kepada peradaban manusia hidup berdampingan dengan

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2001 TENTANG MINYAK DAN GAS BUMI

PROGRAM KONSERVASI ENERGI

Menimbang ; a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 37

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

MEMASUKI ERA ENERGI BARU TERBARUKAN UNTUK KEDAULATAN ENERGI NASIONAL

KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN EBTKE UNTUK MEMENUHI TARGET KEBIJAKAN ENERGI NASIONAL

Brief RUU Minyak Bumi dan Gas Bumi versi Masyarakat Sipil

PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PEMBANGUNAN ENERGI

REKOMENDASI KEBIJAKAN Tim Reformasi Tata Kelola Migas. Jakarta, 13 Mei 2015

RINGKASAN EKSEKUTIF PERTEMUAN TAHUNAN PENGELOLAAN ENERGI NASIONAL 2010

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

LAPORAN LIAISON. Triwulan I Konsumsi rumah tangga pada triwulan I-2015 diperkirakan masih tumbuh

REGULASI DAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR ENERGI UNTUK PENINGKATAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT. Pemerintah Provinsi Jawa Tengah

Inisiatif Kompor Bersih Indonesia Kasus Kompor Biomassa Bersih di Indonesia

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 74 TAHUN 2010 TENTANG KEBIJAKAN PENGEMBANGAN SUMBER ENERGI ALTERNATIF TERTENTU DI JAWA TIMUR

Jakarta, 10 Maret 2011

Benny Marbun Kepala Divisi Niaga PT PLN (Persero) Batam, 23 November 2012

Bab 1: Konteks Menganalisis Lingkungan Indonesia

2015, No d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Menteri Energi

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi telah mencakup pada prinsip pengembangan usaha kepada

2018, No Peraturan Pemerintah Nomor 67 Tahun 2002 tentang Badan Pengatur Penyediaan dan Pendistribusian Bahan Bakar Minyak dan Kegiatan Usah

OPSI NUKLIR DALAM BAURAN ENERGI NASIONAL

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DRAFT REKOMENDASI KEBIJAKAN

MATRIKS PROGRAM 100 HARI, 1 TAHUN DAN 5 TAHUN (Di Sempurnakan Sesuai dengan Usulan Kadin)

RENCANA USAHA PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK (RUPTL) DAN PROGRAM PEMBANGUNAN PEMBANGKIT MW. Arief Sugiyanto

Informasi Wajib Tersedia Setiap Saat Sekretariat Jenderal Kementerian Energi Dan Sumber Daya Mineral

ASIAN DEVELOPMENT BANK OPERASI SEKTOR SWASTA

RENCANA UMUM ENERGI DAERAH (RUED)

LAMPIRAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2012

BAB 6 P E N U T U P. Secara ringkas capaian kinerja dari masing-masing kategori dapat dilihat dalam uraian berikut ini.

PP NO. 70/2009 TENTANG KONSERVASI ENERGI DAN MANAGER/AUDITOR ENERGI

Transkripsi:

PDS terjemahan ini didasarkan pada versi Inggrisnya yang bertanggal 3 November. Indonesia: Program Energi Berkelann dan Inklusif (Subprogram 1) Nama Proyek Program Energi Berkelann dan Inklusif (Subprogram 1) Nomor Proyek 49043-001 Negara Indonesia Status Proyek Disetujui Jenis / Cara Bantuan Proyek Pinjaman Sumber Pendanaan / Nilainya Agenda Strategis Pendorong Perubahan Sektor / Subsektor Kesetaraan dan Pengarusutamaan Gender Pinjaman 3303-INO: Program Energi Berkelann dan Inklusif (Subprogram 1) Sumber daya modal biasa (OCR) US$ 400,00 Pinjaman 8293-INO: Program Energi Berkelann dan Inklusif (Subprogram 1) Dana Infrastruktur ASEAN (ASEAN Infrastructure Fund) Pinjaman: Program Energi Berkelann dan Inklusif (Subprogram 1) US$ 100,00 Bank Dunia US$ 500,00 KfW Bankengruppe US$ 200,00 Agence Francaise de Developpement US$ 113,00 Pertumbuhan yang menjaga kelestarian lingkungan Pertumbuhan ekonomi yang inklusif Peningkatan tata kelola dan kapasitas Solusi pengetahuan Kemitraan Pembangunan sektor swasta Energi - Pembangunan sektor energi dan reformasi kelembagaan Tidak ada elemen gender

Uraian Dasar Pemikiran Proyek dan Kaitan dengan Strategi Negara/Regional Rancangan Program Energi yang Berkelann dan Inklusif (Sustainable and Inclusive Energy Program, SIEP). SIEP selaras dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) -2019, yang mencakup sejumlah sasaran seperti: (i) perluasan akses listrik bagi semua penduduk Indonesia dan peningkatan konsumsi listrik per kapita dari 843 kilowatt-jam menjadi 1.200 kilowatt-jam per tahun sebagai sasaran penting; (ii) penguatan ketahanan energi domestik melalui peningkatan produksi gas, keamanan yang lebih baik bagi minyak dan produk minyak di hilir, serta peningkatan pemanfaatan energi terbarukan; dan (iii) peningkatan skala efisiensi energi. Program ini juga dirancang untuk mendukung PLN dalam melaksanakan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) -2024. Untuk mewujudkan sasaran tersebut diperlukan upaya berkelann dan bertahun tahun. SIEP akan menjadi operasi ADB pertama yang berbasis kebijakan di Indonesia, yang sepenuhnya difokuskan pada sektor energi. Program yang diusulkan menggunakan pendekatan kronologis selama 5 tahun periode RPJMN dengan tiga subprogram. Indonesia di bawah presiden dan tim eksekutif yang baru menetapkan target tingkat pertumbuhan ekonomi tahunan sebesar 8% pada 2019. Pencapaian target ini akan sangat bergantung pada kemampuan pemerintah untuk membangkitkan kembali sektor energi yang kinerjanya saat ini masih jauh dari harapan. Sejak beralih dari eksportir bersih energi menjadi importir energi yang cukup besar, Indonesia sampai baru-baru ini belum berhasil membuat kerangka kebijakan yang tepat agar dapat beradaptasi dengan keadaan ini. Pada akhir 2014 sampai awal, pemerintah mengurangi subsidi bahan bakar minyak dan meningkatkan harga diesel hingga hampir 30%. Pada periode yang sama, pemerintah juga menghapus subsidi tarif listrik dan menjalankan penyesuaian harga otomatis bagi hampir semua kategori konsumen. Selama -2019, pemerintah berupaya mengadakan serangkaian reformasi subsektor dengan tujuan (i) memperluas produksi energi melalui investasi sektor swasta yang lebih besar dan investasi sektor pemerintah yang lebih efektif, (ii) memperkuat keberlann sektor energi dengan semakin mengandalkan gas dan energi terbarukan domestik, serta meningkatkan efisiensi energi, dan (iii) memperluas akses energi bagi semua penduduk Indonesia. Program Energi yang Berkelann dan Inklusif (SIEP) yang diusulkan ini selaras dengan prioritas strategi kemitraan negara ADB -2019 untuk Indonesia serta rancangan

dokumen kajian, strategi, dan peta langkah sektor energi,. Kedua dokumen tersebut sedang difinalisasikan. Program tersebut juga selaras dengan kajian tengah waktu (midterm review) ADB mengenai Strategi 2020, yang menekankan perlunya pertumbuhan ekonomi yang inklusif, pembangunan infrastruktur, dan keterlibatan berbasis kebijakan di negaranegara berpenghasilan menengah. Dengan berfokus pada serangkaian reformasi subsektor, Program Energi yang Berkelann dan Inklusif meneruskan agenda yang belum selesai, yaitu menerjemahkan reformasi regulasi sektor tingkat tinggi, yang dijalankan selama Program Pembangunan Sektor Reformasi Infrastruktur ADB 2006-2010, menjadi tindakan subsektor berkelann. Program ini dimasukkan dalam draf Country Operations Business Plan -2019. Investasi yang tidak memadai pada sektor energi. Subsidi yang meluas dan ketidakmampuan untuk memulihkan biaya (cost recovery) menyebabkan kurangnya investasi oleh sektor pemerintah. Tarif dan harga pasar yang rendah, serta berbagai tantangan dalam perizinan, pengadaan tanah, persetujuan lingkungan, dan persepsi mengenai risiko keuangan akibat pembeli dari sektor pemerintah yang cenderung memonopoli dan disubsidi, telah menyebabkan rendahnya investasi sektor swasta. Sebagai contoh, rendahnya harga domestik, pembangkit yang sudah menua, dan tidak pastinya kerangka peraturan sehingga menghambat investasi sektor swasta, menjadi kendala investasi pada pasar gas hulu maupun hilir. Pada subsektor kelistrikan, investasi yang relatif rendah semakin diperparah dengan keterlambatan penyelesaian sejumlah proyek pembangkit listrik berbahan bakar minyak, panas bumi, dan tenaga air, skala besar maupun kecil, yang dimulai dalam beberapa tahun belakangan. Hambatan dalam meningkatkan skala energi terbarukan dan efisiensi energi. Pemanfaatan energi terbarukan masih tertinggal, meskipun berbagai bentuk energi terbarukan tersedia secara melimpah dan telah ada target nasional untuk meningkatkan bentuk energi terbarukan dalam bauran energi primer Indonesia, dari hanya 5% menjadi 25% pada 2025. Kementerian ESDM berupaya menarik investasi sektor swasta ke subsektor energi terbarukan dengan menerbitkan feed-in tariff untuk berbagai pembangkit listrik tenaga air skala kecil, biomassa, dan sistem limbah-menjadi-energi, serta harga plafon untuk listrik tenaga surya. Namun, tingkat tarifnya tidak selalu sesuai dan pengembang proyek masih

menghadapi negosiasi yang sulit dan keterlambatan akibat masalah perizinan. Demikian pula dengan target efisiensi energi yang ditetapkan pemerintah dan diterbitkan sebagai Rencana Induk Konservasi Energi Nasional pada 2005, tetapi hingga saat ini belum diterbitkan pedoman untuk, misalnya, mendorong standar peralatan atau perkakas yang hemat energi dan pelabelannya pada sektor rumah tangga dan komersial. Berbagai persoalan tersebut, ditambah dengan rendahnya biaya energi dalam keseluruhan ekonomi Indonesia, menyebabkan langkah-langkah efisiensi energi dipandang tidak layak secara keuangan. Hambatan dalam mencapai akses energi modern 100%. Rasio elektrifikasi nasional Indonesia sebesar 84% pada 2014 masih relatif rendah dibandingkan dengan negara-negara tetangganya di Asia Tenggara. Di sejumlah pasar kelistrikan yang kecil dan berbagai bagian Indonesia timur, pasokan listrik masih terbatas hanya beberapa jam dalam sehari. Tingginya biaya mengirimkan bahan bakar fosil ke pulaupulau kecil dan daerah terpencil, dikombinasikan dengan rendahnya beban kelistrikan, terbatasnya kemampuan rumah tangga untuk membayar, kurangnya jaringan interkoneksi yang mampu mendukung unit pembangkit listrik lebih besar, serta lingkungan kebijakan yang penuh kendala, menyebabkan PLN enggan menambah pelanggan baru. Namun, potensi energi terbarukan yang kaya di kawasankawasan tersebut dapat mendukung berbagai sistem yang terhubung dengan jaringan, sistem jaringan mini, dan sistem rumah tangga. Secara keseluruhan, upaya elektrifikasi pemerintah belum memiliki kerangka peraturan menyeluruh yang mencakup sektor swasta, program nasional, kerangka kelembagaan, dan sumber daya anggaran yang diperlukan. Keterlibatan ADB pada sektor energi. Program Energi yang Berkelann dan Inklusif akan memanfaatkan keterlibatan ADB baru-baru ini secara luas di sektor yang berfokus pada tiga bidang: (i) pengetahuan dan kesadaran, (ii) kebijakan dan pengarusutamaan praktik terbaik, dan (iii) pembiayaan infrastruktur energi. ADB mendukung pengembangan (i) rezim tarif baru untuk panas bumi, photovoltaic surya di atap, dan sistem angin; (ii) peraturan bagi perusahaan layanan energi; dan (iii) kerangka perencanaan dan peraturan untuk perluasan akses kelistrikan. Kegiatan lainnya terkait pengetahuan termasuk uji coba penyerapan dan penyimpan karbon pertama di Indonesia, dan analisis mengenai prospek penguatan jaringan transmisi di Kalimantan dan interkoneksi

Dampak Hasil Proyek Uraian Hasil Kemajuan Menuju Hasil Sumatera dengan Malaysia. ADB juga terlibat dalam pembiayaan sejumlah pembangkit listrik panas bumi berukuran besar dan jalur transmisi listrik antara Jawa dan Bali, serta antara Sarawak (Malaysia) dan Kalimantan, sekaligus mendukung pinjaman berbasis penghematan energi melalui bank milik pemerintah. Sektor energi yang lebih berkelann dan inklusif di Indonesia. Dampak program akan selaras dengan: (i) Penguatan ketersediaan energi primer untuk penggunaan domestik melalui peningkatan produksi gas (RPJMN - 2019). (ii) Peningkatan jangkauan infrastruktur energi domestik untuk penyediaan kelistrikan dan gas (RPJMN -2019). (iii) Peningkatan akses ke bentuk-bentuk energi modern bagi berbagai kalangan masyarakat yang masih kurang terlayani (RPJMN -2019). Meningkatnya pasokan dari opsi energi yang berkelann dan lebih mudah diakses

Kemajuan Pelaksanaan Uraian Keluaran Proyek Status Kemajuan Pelaksanaan (Keluaran, Kegiatan, dan Persoalan) Lokasi Geografis Ringkasan Aspek Lingkungan dan Sosial Aspek Lingkungan Pemindahan Bukan dengan Sukarela Masyarakat Adat 1. Meningkatnya tata kelola sektor 2. Dimungkinkannya pasar untuk partisipasi swasta 3. Meningkatnya akses ke energi bersih Komunikasi, Partisipasi, dan Konsultasi dengan Pemangku Kepentingan Selama Rancangan Proyek Selama Pelaksanaan Proyek Pejabat ADB yang Bertanggung Jawab Departemen ADB yang Bertanggung Jawab Divisi ADB yang Bertanggung Jawab Lembaga Pelaksana Jadwal Pradeep Tharakan Departemen Asia Tenggara (Southeast Asia Department) Divisi Energi, SERD (Energy Division, SERD) Kementerian Koordinator Bidang Ekonomi WIDJANARDO@KIMPRASWIL.GO.ID Lantai 2, Jl LapanganBanteng Timur 2-4, Jakarta Pusat 10710 Persetujuan Konsep - Pencarian Fakta - MRM - Persetujuan - Misi Kajian Terakhir - PDS Terakhir Diperbarui 03 Jul

Pinjaman 3303-INO Persetujuan Tanggal Penandatanganan 30 Sep - - Tonggak Tanggal Efektif Orisinal 31 Des Selesai Direvisi Aktual - - Rencana Pembiayaan Pemanfaatan Pinjaman Total (Nilai dalam US$ Tanggal ADB Lainnya Persentase ) Bersih Biaya Proyek 900,00 Pemberian Kontrak Kumulatif 30 Sep ADB 400,00 0,00 0,00 0% Pendamping 0,00 Pencairan Kumulatif Pembiayaan 30 Sep 500,00 0,00 0,00 0% bersama Pinjaman 8293-INO Persetujuan Tanggal Penandatanganan 30 Sep - - Biaya Proyek ADB Pendamping Pembiayaan bersama Rencana Pembiayaan Tonggak Tanggal Efektif Orisinal 31 Des Selesai Direvisi Aktual - - Pemanfaatan Pinjaman Total (Nilai dalam US$ Tanggal ADB Lainnya Persentase ) Bersih 100,00 Pemberian Kontrak Kumulatif 30 Sep 0,00 0,00 0,00 0% 0,00 Pencairan Kumulatif 30 Sep 100,00 0,00 0,00 0% Lembar Data Proyek (Project Data Sheets/PDS) berisi informasi ringkas mengenai proyek atau program: Karena PDS merupakan pekerjaan yang sedang berjalan, beberapa informasi mungkin tidak disertakan dalam versi awal, tetapi akan ditambahkan setelah informasi tersedia. Informasi mengenai proyek yang diusulkan bersifat tentatif dan indikatif. ADB memberikan informasi yang terkandung dalam lembar data proyek (PDS) ini semata-mata sebagai sumber daya bagi penggunanya, tanpa jaminan apa pun. Meskipun ADB berupaya menyediakan konten bermutu tinggi, informasi ini diberikan "sebagaimana adanya" tanpa

jaminan apa pun, baik tersurat maupun tersirat, termasuk tanpa batasan, jaminan mengenai kelayakan jual, kecocokan bagi tujuan tertentu, dan non-pelanggaran. ADB secara khusus tidak memberikan jaminan atau pernyataan mengenai keakuratan atau kelengkapan informasi yang bersangkutan.