BAB III METODE PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. A. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel. dalam penelitian ini adalah good corporate governance yang terdiri dari

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. membuktikan hubungan biasa (korelasi) antara variabel bebas (independent

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. untuk mengetahui pengaruh antara satu atau lebih variable bebas (independent

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dari penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan manufaktur yang

III.METODE PENELITIAN. go public yang melakukan pengungkapan informasi dalam annual report-nya dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di

BAB III METODE PENELITIAN. Indonesia (BEI) untuk tahun , sampel dalam penelitian ini adalah

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan keragaman data untuk penelitian yang akurat. Pemilihan sampel

BAB III METEDOLOGI PENELITIAN. hubungan antara suatu variabel dengan variabel lainnya (Ulum dan

BAB III METODE PENELITIAN. terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada Tahun Pemilihan

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam Penelitian ini sampel dan data penelitian diambil dari perusahaan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. efektif bagi peneliti untuk melakukan penelitian. Penelitian dilaksanakan dengan

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian yang menekankan pada pengujian teori-teori melalui. menguji hipotesis dan kemudian diambil kesimpulan.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. dengan pengujian hipotesis untuk menemukan bukti empiris mengenai pengaruh

BAB III METODE PENELITIAN. terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun Sampel. purposive sampling dengan beberapa kriteria.

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di Bursa

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. yang terdaftar di BEI (Bursa Efek Indonesia) selama periode yang

BAB III METODE PENELITIAN. untuk mengetahui pengaruh profitabilitas, likuiditas, grwoth, media

BAB III METODELOGI PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. yang mengacu pada indikator GRI (Global Reporting

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dimulai pada bulan September 2014 Januari Data

BAB III METODE PENELITIAN. manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode. laporan keuangan tahun 2013 sampai tahun 2015.

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III DESAIN PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN sampai tahun 2015, dengan jumlah sampel sebanyak 120 perusahaan

BAB III METODE PENELITIAN. Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah perusahaan pertambangan yang

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan yang terdaftar di

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. terdaftar di Bursa Efek Indonesia untuk dijadikan subjek penelitian dengan cara

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data-data

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODA PENELITIAN. manfaat, kajian pustaka, dan hipotesis penelitian. Langkah selanjutnya adalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN Data ini dipilih karena seperti pada data yang telah dikutip dari

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

pengerjaan audit sehingga audit fee yang didapatkannya akan semakin kecil. dalam laporan keuangan terlambat didapat oleh investor.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODA PENELITIAN. kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, proporsi dewan komisaris

penelitian menjelaskan dan hasil penelitian sedapat mungkin menjadi valid, objektif, tujuan, manfaat, kajian pustaka, dan hipotesis penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN. terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun

keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun kuantitatif berupa laporan keuangan dan annual report yang

BAB III METODE PENELITIAN. A. Populasi, Sampel dan Metode Pengambilan Sampel. manufaktur yang go public dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan

BAB III METODE PENELITIAN. dan 2015 dipilih karena merupakan data terbaru. menggunakan metode purposive sampling yaitu sampel yang dipilih tidak

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. mendefinisikan enterprise risk management adalah sebuah proses yang dipengaruhi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar didalam

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data

BAB III DESAIN PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Populasi dan Sampel Perusahaan go public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

BAB III METODE PENELITIAN. diterbitkan dan telah diaudit oleh akuntan publik. Peneliti melakukan

BAB III METODE PENELITIAN. diperoleh dari Pusat Referensi Pasar Modal Bursa Efek Indonesia, berupa laporan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian dan Definsi Operasional Variabel. yang dapat digunakan untuk membedakan atau merubah nilai.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. independen, variabel dependen, variabel moderasi dan variabel kontrol.

BAB III METODE PENELITIAN. Pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. B. Teknik Pengambilan Sampel dan Populasi. manufaktur. Dengan menggunakan teknik purposive sampling, ada

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. website Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) dan

BAB III METODE PENELITIAN. mengungkapkan laporan keuangan (annual report) kepada publik periode 2013

BAB III METODE PENELITIAN. di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. laporan keuangan perusahaan transportation services yang terdaftar di Bursa

BAB III METODE PENELITIAN. sampel adalah mengunakan teknik purposive sampling. Adapun Kriteria yang

BAB III METODE PENELITIAN. korelasi) bisa berbentuk kausalitas dan korelasi. B. Variabel dan Definisi Operasional Variabel

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Variabel Penelitian Definisi Operasional Variabel

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bursa Efek Indonesia (disingkat BEI, atau Indonesia Stock Exchange

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada tahun 2015 dengan objek penelitian yaitu Good

BAB III OBJEK / DESAIN PENELITIAN. 10 besar CGPI dan juga terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Ada tiga kriteria yang

BAB III METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, berupa laporan

BAB III METODE PENELITIAN. Bursa Efek Indonesia melalui internet ( Perusahaan yang. Efek Indonesia periode tahun

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun

BAB III METODE PENELITIAN. Variabel-variabel penelitian yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah sebagai

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III DESAIN PENELITIAN. manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Dalam penelitian ini, peneliti

BAB III. berubahnya suatu variabel lain (variabel dependen). Variabel independen. dalam penelitian ini yaitu: Struktur Kepemilikan Manajerial (X 1 ),

BAB III METODE PENELITIAN. A. Metode Penelitian. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kausal komparatif

BAB III METODE PENELITIAN. Sampel yang digunakan berdasarkan purposive sampling method yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. variabel ukuran perusahaan, profitabilitas, leverage terhadap Corporate Social

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kuantitatif tidak terlalu menitik beratkan pada kedalaman data, yang penting dapat

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian studi empiris. Studi empiris merupakan penelitian terhadap fakta empiris yang telah ada dan diuji secara sistematis. Studi ini dilakukan untuk memberikan jawaban secara empiris atas pengujian yang telah dilakukan.jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian Asosiatif jenis penelitian asosiatif adalah jenis penelitian yang bertujuan untuk menganalissi hubungan antara variabel dengan variabel lainnya (Ulum dan Juanda, 2016) B. Populasi dan Sampel Populasi adalah seluruh kumpulan elemen yang menunjukkan ciri-ciri tertentu yang dapat digunakan untuk membuat kesimpulan (Sanusi,2011:87). Menurut Sekaran dan Bougie (2014:240), bahwa populasi mengacu pada seluruh kelompok orang, acara, atau hal-hal yang menarik keinginan para peneliti untuk menyelidiki. Berdasarkan definisi diatas, maka yang dimaksud dengan populasi dalam penelitian dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2011-2014. Alasan pemilihan perusahaan manufaktur karena perusahaan manufaktur memiliki basis investor yang lebih luas (Renders dan Gaeremynck, 2005 ). Prosedur yang digunakan untuk menentukan sampel penelitian adalah metode purposive sampling yaitu teknik penentuan 37

38 sampel dengan pertimbangan tertentu yang dinilai akan dapat memberikan data secara maksimal sesuai dengan tujuan penelitian. Berikut ini adalah kriteria-kriteria yang digunakan dalam memilih sampel penelitian: 1. Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2014-2015. 2. Perusahaan yang menerbitkan laporan tahunan lengkap selama periode 2014 dan 2015 di BEI 3. Perusahaan mempublikasikan laporan keuangan yang berakhir 31 Desember sebagai tanggal tutup tahun buku selama periode tahun 2014 sampai dengan tahun 2015. 4. Perusahaan yang melaporkan laporan keuangannya dalam mata uang rupiah. 5. Memiliki data yang lengkap terkait dengan variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian. 6. Perusahaan Yang laba selama periode 2014-2015. C. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel 1. Variabel Independen Variabel independen adalah tipe variabel yang dapat mempengaruhi atau menjadi sebab timbulnya variabel yang lain. Variabel independen dalam penelitian ini adalah good corporate governance yang terdiri dari Kepemilikan Institusional, Kepemilikan manajemen, Komite audit dan

39 Komisaris independen. Kepemilikan institusional merupakan kepemilikan saham perusahaan oleh institusi keuangan seperti perusahaan asuransi, bank, dana pensiun, dan investment banking (Siregar dan Utama 2005). Kepemilikan institusional diukur dengan skala rasio melalui jumlah saham yang dimiliki oleh investor institusional dibandingkan dengan total saham perusahaan. KI = SI SB x 100% Keterangan : KI : Kepemilikan Institusional SI : Jumlah saham yang dimiliki institusional SB : Jumlah saham yang beredar Kepemilikan manajemen merupakan persentase saham yang dimiliki oleh manajer, direksi atau dewan komisaris (Boediono, 2005; Ujiyantho dan Pramuka, 2007). Kepemilikan manajemen diukur menggunakan skala rasio melalui prosentase jumlah saham yang dimiliki pihak manajemen dari seluruh modal saham perusahaan yang beredar. KM = SM SB x 100% Keterangan : KM : Kepemilikan Manajemen SM : Jumlah saham yang dimiliki manajemen SB : Jumlah saham yang beredar Komite audit menurut Peraturan mematuhi peraturan BAPEPAM

40 dan LK Nomor: Kep-643/BL/2012 yang menyatakan bahwa komite audit paling kurang terdiri dari 3 (tiga) orang anggota yang berasal dari komisaris independen dan pihak dari luar emiten atau perusahaan public Komite audit yang mempunyai tanggung jawab untuk memastikan bahwa pelaporan keuangan dilakukan dengan standar akuntansi yaitu dalam hal ini International Financial Reporting Standard. Komite audit dalam penelitian ini diukur menggunakan skala rasio melalui prosentase anggota komite audit yang berasal dari luar komite audit terhadap seluruh anggota komite audit (Isnanta 2008). KAL KA = x 100% TKA Keterangan : KA : Komite Audit KAL : Jumlah komite audit dari luar perusahaan TKA : Jumlah seluruh komite audit Komisaris independen adalah anggota komisaris yang tidak terafiliasi dengan manajemen, anggota dewan komisaris lainnya dan pemegang saham pengendali, serta bebas dari hubungan bisnis dan hubungan lainnya yang dapat mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak independen atau bertindak semata-mata demi kepentingan perusahaan (KNKG, 2006). Peraturan BAPEPAM No.Kep-305/BEJ/07-2004 mensyaratkan proporsi komisaris independen dalam perusahaan

41 sekurang-kurangnya 30% dari jumlah keseluruhan dewan komisaris yang ada. Komisaris independen diukur dengan menggunakan skala rasio melalui prosentase anggota dewan komisaris independen terhadap seluruh anggota dewan komisaris (Marra et. al, 2011). DKL KIN = x 100% TDK Keterangan : KIN : Komisaris Independen DKL : Jumlah anggota dewan komisaris dari luar perusahaan TKL : Seluruh anggota dewan komisaris perusahaan Informasi mengenai Corporate Social Responsibility (X5) Variabel independen dalam penelitian ini adalah tingkat pengungkapan CSR pada Laporan Tahunan Perusahaan yang dinyatakan dalam Corporate Social Responsibilty. Pengungkapan sosial yang dilakukan oleh perusahaan dalam laporan tahunan dapat diukur dengan cara menghitung indeks pengungkapan sosial. Global reporting initiative (GRI) yang akan dinilai dengan membandingkan jumlah pengungkapan yang dilakukan perusahaan dengan jumlah pengungkapan yang disyaratkan GRI meliputi 79 item pengungkapan yang meliputi fokus pengungkapan CSR terdiri dari tiga indikator kinerja yaitu indikator kinerja ekonomi,lingkungan dan sosial. Pada indikator kinerja sosial, dikategorikan lebih lanjut ke dalam tiga kategori yaitu hak asasi manusia,masyarakat dan tanggung jawab produk. Sehingga total ada enam indikator, indikator menghasilkan perbandingan informasi mengenai kinerja organisasi dalam hal ekonomi, lingkungan dan sosial. Organisasi didorong untuk mengikuti struktur ini dalam mengkompilasi laporan mereka, namun demikian

42 format lainnya tetap dapat dipilih. Berikut ini penjelasan ke enam indikator menurut Lako (2011;68), yaitu : 1. Indikator kinerja ekonomi Keprihatinan dimensi ekonomis keberlanjutan yang terjadi akibat dampak organisasi terhadap kondisi perekonomian para pemegang kepentingan di tigkat system ekonomi local, national dan global. 2. Indikator kinerja lingkungan Dimensi lingkungan dari keberlanjutan yang mempengaruhi dampak organisasi terhadap system alami hidup dan tidak hidup, termasuk ekosistem tanah, air dan udara. Indikator lingkungan meliputi kinerja yang berhubungan dengan input, keanekaragaman hayati, dan kepatuhan lingkungan. 3. Indikator sosial Indicator social GRI menunjukan aspek kinerja penting yang berhubungan dengan ketenagakerjaan, hak asasi manusia, masyarakat dan tanggung jawab produk. 4. Indikator hak asasi manusia Indikator ini meliputi pelatihan mengenai hak asasi manusia bagi karyawan dan aparat keamanan, sebagaimana juga bagi nondiskrimasi, kebebasan berserikat dan tenaga kerja anak. 5. Indikator masyarakat Indicator kinerja masyarakat memperhatikan dampak organisasi terhadap masyarakat dimana mereka beroperasi. 6. Indikator tanggung jawab produk Membahas aspek produksi dari oranisasi pelopor dan serta jasa yang diberikan yang memperngaruhi pelanggan, terutama kesehatan dan keselamatan, pemasaran dan privasi.

43 Perhitungan Index Luas Pengungkapan CSR melalui (GRI) dirumuskan sebagai berikut: GRI = Item yang Diungkapkan Oleh Perusahaan 79 Item 100% Pengukuran Indeks pengungkapan CSR dilakukan metode analisis isi (content analysis) yaitu suatu metode pengkodifikasian teks dengan ciri-ciri yang sama ditulis dalam berbagai kelompok atau kategori berdasar pada kinerja yang ditentukan ( Weber, 1998 dalam (Sembiring, 2005) 2. Variabel Dependen Variabel dependen atau variabel tergantung adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel independen. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Nilai Perusahaan (Y) Nilai Perusahaan adalah nilai kapitalisasi pasar atau nilai pasar ekuitas suatu perusahaan. Nilai perusahaan diukur dengan menggunakan Tobins q yang dikembangkan oleh (Klapper & Love, 2004) diukur dengan. Tobin s Q dihitung dengan rumus: Q = ( EMV + D ) / T Keterangan:

44 Q EMV = Nilai Perusahaan = Nilai Pasar Ekuitas D ( Debt ) = Nilai buku dari total hutang T = Nilai buku dari total aktiva D. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu informasi yang dikumpulkan dari data yang sudah ada misalnya dari catatan perusahaan, publikasi pemerintah, analisis industri yang tersedia di media, website, internet dan sebagainya (Sekaran dan Bougie, 2014:113) data ini berupa laporan keuangan tahunan Perusahaan Manufaktur yang dipublikasikan di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2014-2015. Data diperoleh melalui berbagai sumber meliputi BEI, Indonesia Capital Market Directory (ICMD) dan berbagai dari situs www.idx.co.id dan www.google.com. E. Teknik Pengumpulan Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Hal ini karena metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode dokumentasi. Dokumentasi merupakan barang-barang tertulis seperti buku, majalah, dokumentasi, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian dan sebagainya (Arikunto, 2002:135). Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data laporan tahunan serta dokumen-dokumen lainnya. Data laporan tahunan yang digunakan adalah annual report perusahaan manufaktur yang listing di BEI tahun

45 2011-2014 melalui website Bursa Efek Indonesia Indonesia (www.idx.co.id) atau Indonesian capital market directory (ICMD). F. Teknik analisis Data Tekhnik analisis data pada penelitian ini adalah teknik analisis regresi linier berganda (multiple regretion analysis). Pengujian dilakukan menggunakan bantuan program aplikasi komputer statistik komputer, yaitu SPSS. Analisis regresi ini digunakan untuk mengetahui apakah hipotesis penelitian terbukti signifikan atau tidak signifikan. Analisis regresi dianggap lebih tepat, menentukan besarnya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Sesuai dengan syarat penggunaan metode regresi linier berganda maka sebelumnya terlebih dahulu dilakukan: 1. Statistik Deskriptif Statistik deskriptif digunakan untuk memberikan gambaran atau deskripsi dilihat dari frekuensi data dari masing-masing variabel. Statistik deskriptif memberikan gambar mengenai suatu variabel-variabel dalam penelitian yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, nilai maksimum dan minimum (Ghozali, 2011). 2. Uji Asumsi Klasik Dalam penelitian ini akan dilakukan pengujian asumsi klasik terlebih dahulu sebelum melakukan pengujian atas hipotesis. Pengujian asumsi klasik ini bertujuan untuk mengetahui dan menguji kelayakan atas model regresi yang digunakan dalam penelitian ini (Ghozali, 2011).

46 a. Uji Normalitas Pengujian normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel dependen maupun independen atau keduanya terdistribusi secara normal atau tidak. Pengujian data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan kolmogorov-smirnov (KS )dengan kriteria pengujian α = 0,05 dimana : 1. Jika sig > α berarti residual terdistribusi normal 2. Jika sig < α berarti residual tidak terdistribusi normal b. Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. (Ghozali, 2011). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas, dapat dilihat dari nilai tolerance dan lawannya variance inflation factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Tolerance mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya (Ghozali, 2011) Untuk menguji multikolinearitas di dalam model regeresi adalah sebagai berikut : Adanya gejala multikolinearitas dapat dilihat dari tolerance value atau nilai Variance Infation Factor (VIF). Batas tolerance value adalah 0,1 dan batas VIF

47 adalah 10. Apabila tolerance value < 0,1 atau VIF >10 maka terjadi multikolinearitas. Sebaliknya apabila tolerance value >0,1 atau VIF < 10 maka tidak terjadi multikolinearitas. c. Uji Heterokedastisitas Uji heterokedasitas bertujuan untuk menguji model apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas. Untuk mendeteksi heteroskedastisitas dapat menggunakan uji Glejser. Apabila sig > 0.05 maka tidak terdapat gejala heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadinya homoskedasitisitas dan heterokedasitisitas. Cara untuk menganalisis ada atau tidaknya heterokedastisitas : c.1) Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedasitistas. c.2) Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2011). d. Uji Autokorelasi

48 Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linier ada korelasi antara kesalahan penganggu pada periode t dengan kesalahan penganggu pada periode t-1. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi salah satunya dengan uji Durbin-Watson (DW test). Dasar pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi dengan menggunakan tabel Durbin-Watson (Ghozali, 2011): d.1) Bila nilai DW terletak antara batas atas (du) dan (4-du), maka koefisien autokorelasi sama dengan nol berarti tidak ada autokorelasi. d.2) Bila nilai DW lebih rendah dari pada batas bawah (di), maka koefisien autokorelasi lebih dari nol berarti ada autokorelasi positif. d.3) Bila nilai DW lebih dari pada (4-dl), maka maka koefisien autokorelasi lebih kecil dari nol berarti ada autokorelasi negatif. d.4) Bila nilai DW terletak antara batas atas (du) dan batas bawah (dl) atau DW terletak antara (4-du) dan (dl), maka hasilnya tidak dapat disimpulkan. 3. Melakukan Analisis regresi berganda terhadap pengaruh corporate governance dan Corporate Social Responsibilty terhadap Nilai Perusahaan (H1, H2, H3,H4 dan H5) digunakan alat analisis regresi berganda. Model persamaan regresi tersebut sebagai berikut :

49 y = ß0 + ß1X1 + ß2X2 + ß3X3 +ß4X4 + ß4X5 + ε Keterangan: y = Nilai Perusahaan X1 = Kepemilikan manajerial X2 = Kepemilikan institutional X3 = Komite Audit X4 = Komisaris Independen X5 = Corporate social Responsibilty ß = Koefisien Regresi Berganda ε = Eroor Uji Hipotesis a. Uji Koefisien Determinasi Koefisien determinasi (R 2 ) adalah menguji seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara 0 dan 1. b. Uji Simultan (Omnibus Test) Pengujian ini dilakukan untuk menguji apakah variabel-variabel independen secara simultan berpengaruh terhadap variabel dependen. Pengujian hipotesis dilakukan dengan cara membandingkan antara nilai probabilitas (sig) dengan tingkat signifikansi (α). Untuk menentukan penerimaan atau penolakan Ha yaitu adanya pengaruh variabel independen terhadap dependen didasarkan pada tingkat signifikansi (α) 5% dengan kriteria :

50 a.1) Ha diterima apabila statistik chi-square hitung > chi-square tabel, atau nilai probabilitas (sig) < tingkat signifikansi (α). a.2) Ha gagal diterima apabila statistik chi-square hitung < chi-square tabel, atau nilai probabilitas (sig) > tingkat signifikansi (α). c. Uji Parsial Pengujian parsial dilihat dari nilai signifikansi dari setiap variabel bebas menggunakan p-value (probability value) dengan tingkat signifikansi sebesar 5% (0,05). Apabila nilai signifikansi kurang dari 0,05 hipotesis diterima.