ANALISA KEUANGAN DAERAH DALAM PENGELOLAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (STUDI DI KABUPATEN LOMBOK TENGAH)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH DALAM PRAKTEK

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI NOMOR 09 TAHUN 2011

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2010

WALIKOTA KUPANG PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA KUPANG NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG

BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BUPATI BANGLI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGLI NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2012

, ,00 10, , ,00 08,06

PERATURAN DAERAH KOTA BEKASI

SIKLUS ANGGARAN PEMERINTAH DAERAH

BUPATI KEPULAUAN MERANTI

2012, No NO NAMA PENERIMA ALAMAT PENERIMA JUMLAH (Rp) Dst

PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 5 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG

NOTA KESEPAKATAN ANTARA PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK BARAT DENGAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT

LAMPIRAN : PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 47 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KOTA TASIKMALAYA TAHUN ANGGARAN 2012

BUPATI BANGKA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGGARAN 2016

FORMAT SURAT LAPORAN RENCANA DEFISIT APBD KOP SURAT PEMERINTAH PROV/KAB/KOTA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN JEMBRANA TAHUN ANGGARAN 2011

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Hal. daerah, yang dikenal sebagai era otonomi daerah.

PERATURAN DAERAH PROPINSI LAMPUNG NOMOR 16 TAHUN 2009 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH PROVINSI LAMPUNG TAHUN ANGGARAN 2010

PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA B`ARAT NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2012

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBRANA,

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR 10 TAHUN 2014

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2014

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBA BARAT

BUPATI WONOGIRI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI NOMOR 6 TAHUN 2014 T E N T A N G

PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 13 TAHUN 2011

Revenue & Expenditure

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBA BARAT NOMOR 2 TAHUN 2007 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN SUMBA BARAT TAHUN ANGGARAN 2007

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MAGETAN

GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 12 TAHUN 2017 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2018

Kepala Badan Pengelola Keuangan Kota Ambon. R.SILOOY,SE.MSi PEMBINA TK I Nip

GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2016

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2010

PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 10 TAHUN 2007 TENTANG

BUPATI BANDUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2014

BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI

BUPATI JEPARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2013

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN KUDUS TAHUN ANGGARAN 2008

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PESISIR SELATAN NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2014

BUPATI WAJO PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN WAJO NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG

BAB V ANGGARAN PEMBANGUNAN DAERAH

BAB III Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah dan Kerangka Pendanaan

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAY KANAN TAHUN 2014 NOMOR 4 PERATURAN DAERAH KABUPATEN WAY KANAN NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN JEMBRANA TAHUN ANGGARAN 2014

GUBERNUR PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

PEMERINTAH KABUPATEN TEGAL

WALIKOTA JAMBI PROVINSI JAMBI

GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2017

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBA TIMUR ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN SUMBA TIMUR TAHUN ANGGARAN 2011

BUPATI BADUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 1 TAHUN 2007 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2007

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 18 TAHUN 2007 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2008

BUPATI PESISIR SELATAN PROVINSI SUMATERA BARAT

PEMERINTAH PROVINSI MALUKU PERATURAN DAERAH PROVINSI MALUKU NOMOR 08 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SAMBAS NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN SAMBAS TAHUN ANGGARAN 2011

c. Pembiayaan Anggaran dan realisasi pembiayaan daerah tahun anggaran dan proyeksi Tahun 2013 dapat dijabarkan dalam tabel sebagai berikut:

Lampiran 1 STRUKTUR ORGANISASI DPPKAD KABUPATEN GRESIK

PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

GUBERNUR JAWA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG

GUBERNUR JAWA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 17 TAHUN 2017 TENTANG

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR TAHUN 2014

3. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1985 tentang Pajak Bumi dan Bangunan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1985 Nomor 68, Tambahan Lembaran

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 16 TAHUN 2012 T E N T A N G PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2012

BAB VI PENUTUP. pada bab sebelumnya maka dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut: (1) ratarata

PECAPP. Revenue & Expenditure. Pengenalan tentang Keuangan Daerah. Syukriy Abdullah

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 16 TAHUN 2010 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (APBD) KOTA SERANG TAHUN ANGGARAN 2011

PEMERINTAH KABUPATEN BENGKULU TENGAH

PEMERINTAHAN KABUPATEN BINTAN

LEMBARAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 11 TAHUN 2015

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBA TIMUR ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN SUMBA TIMUR TAHUN ANGGARAN 2012

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2009

- 1 - PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG

GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH BAB - III Kinerja Keuangan Masa Lalu

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR NOMOR TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI WONOGIRI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI NOMOR 10 TAHUN 2017 T E N T A N G

PEMERINTAH KABUPATEN KENDAL PERATURAN DAERAH KABUPATEN KENDAL NOMOR 13 TAHUN 2010 T E N T A N G

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2012

Kabupaten Purwakarta dan Kabupaten Subang dengan Mengubah Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten Dalam

RENCANA KERJA SKPD JANGAN ASAL JADI

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2013

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBRANA,

BUPATI WONOGIRI PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBRANA,

Transkripsi:

ANALISA KEUANGAN DAERAH DALAM PENGELOLAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (STUDI DI KABUPATEN LOMBOK TENGAH) Rusdi Hidayat Nugroho Universitas Islam Al-Azhar - Mataram ABSTRAK Penelitian ini berjudul "Analisa Keuangan Daerah Dalam Pengelolaan Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah (studi di Kabupaten Lombok Tengah)". Bertujuan untuk mengetahui tingkat pengelolaan APBD. Kabupaten Lombok Tengah. Analisa data dengan membandingkan antara target dan realisasi, serta pembiayaan Pemerintah Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2006 sampai 2010. Analisa data menggunakan efektifitas dan efisiensi pajak daerah, efisiensi, kemampuan keuangan daerah serta perkembangan SILPA (Sisa Lebih Perhitungan Anggaran). Efisiensi yang dimaksud yaitu rasio antara realisasi dengan pendapatan daerah dalam persentase, efektifitas adalah rasio antara realisasi pendapatan daerah dengan target pendapatan. Hasil penelitian menunjukkan, tingkat efisiensi pengelolaan anggaran daerah Kabupaten Lombok Tengah berada pada tingkat kurang efisien yaitu 99,32%. Tingkat efektifitasnya pada kriteria efektif yaitu 99,13%. Sedangkan kemampuan keuangan daerah Kabupaten Lombok Tengah jika diukur dengan rasio antara total pendapatan daerah dan total daerah termasuk dalam kriteria sangat baik dengan angka 100,68% artinya mampu dalam membiayai pembangunan, namun jika diukur dari rasio antara PAD dan rutin maka kemampuan keuangan daerah termasuk kriteria sangat kurang, yaitu 8,88%. Pada pembiayaan, adanya perkembangan SILPA yang cenderung terus meningkat menunjukkan bahwa Pemerintah tidak tepat dalam menyajikan rencana anggarannya. Tahun 2006, realisasi SILPA sebesar Rp. 49.278.870.059,88, kemudian Tahun 2007 sampai 2010 mengalami fluktuasi. Kata kunci : APBD, efektifitas, efisiensi, pajak daerah, dan Pengelolaan Keuangan Daerah PENDAHULUAN Dalam pelaksanaan otonomi daerah dan desentralisasi fiskal, kenerja pemerintah sangat penting untuk dilihat dan diukur. Keberhasilan suatu pemerintahan di era otonomi daerah dapat dilihat dari berbagai ukuran kinerja yang telah dicapainya. Pengelolaan anggaran berdasarkan kinerja ini memberikan gambaran yang lebih khusus terkait dengan kemampuan suatu daerah untuk selalu 804 Prosiding Seminar Nasional Dan Call For Paper EP 2012

menggali potensi daerah guna meningkatkan anggaran pendapatan, yang akan berdampak pada kemampuan pembiayaan penyelenggaraan pemerintah dan kegiatan pembangunan daerah. Dalam anggaran berbasis kinerja secara struktur meliputi anggaran pendapatan, anggaran dan pembiayaan. Penekanan pada daerah menjadi titik perhatian terutama sisi membutuhkan kinerja yang lebih baik, transparan dan tepat sasaran. Kabupaten Lombok Tengah sebagai salah satu kabupaten di Nusa Tenggara Barat memiliki banyak potensi yang dapat digali untuk dapat dijadikan sumber pendapatan dari berbagai sektor. Namun pada kenyataannya sumber penerimaan/pendapatan terbesar Kabupaten Lombok Tengah adalah dana perimbangan dari pemerintah pusat dan PADnya masih sangat kecil. Secara umum realisasi APBD Kabupaten Lombok Tengah dilihat dari sisi pendapatan mengalami peningkatan. Pada Tahun 2006 sebesar Rp. 479,133,167,695.31 dan pada Tahun 2010 meningkat menjadi Rp. 790,826,580,683.98. Demikian juga dengan daerah secara umum mengalami peningkatan dimana pada Tahun 2006 sebesar Rp. 437,550,994,559.00 dan Tahun 2010 menjadi Rp. 767,492,461,981.00, dimana jika dilihat dari persentasenya terlihat bahwa realisasi lebih banyak dialokasikan untuk tidak langsung kecuali pada Tahun 2006. Untuk mendukung realisasi APBD, Pemerintah Daerah Kabupaten Lombok Tengah telah dan sedang berupaya meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Dari tabel target dan realisasi penerimaan PAD diketahui bahwa perkembangan target PAD Kabupaten Lombok Tengah selama periode Tahun 2006 sampai dengan 2010 mengalami peningkatan pada Tahun 2006 sebesar Rp. 21,073,660,507.00 dan meningkat menjadi Rp. 63,218,915,303.31 pada Tahun 2010, namun perkembangan tersebut jika dibandingkan antara target dan realisasi masih terdapat kesenjangan dimana realisasinya pada Tahun 2006 sebesar Rp. 19,197,319,445.00 dan pada Tahun 2010 sebesar Rp. 42,845,905,387.75. Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis mengadakan penelitian dengan judul "Analisa Keuangan Daerah Dalam Pengelolaan Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah (studi di Kabupaten Lombok Tengah)". Prosiding Seminar Nasional Dan Call For Paper EP 2012 805

Perumusan Masalah Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimana tingkat efesiensi pengelolaan anggaran daerah Kabupaten Lombok Tengah dalam membiayai kegiatan dari Tahun 2006 sampai dengan Tahun 2010? 2. Bagaimana tingkat efektifitas pengelolaan anggaran daerah Kabupaten Lombok Tengah dari Tahun 2006 sampai dengan Tahun 2010? TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Keuangan Daerah Berdasarkan PP Nomor 58 Tahun 2005, "Keuangan Daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah dalam rangka penyelenggaraan pemerintah daerah yang dapat dinilai dengan uang termasuk didalamnya segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak dan kewajiban tersebut". Hak dan kewajiban daerah tersebut perlu dikelola dalam suatu sistem pengelolaan keuangan daerah. Pengelolaan keuangan daerah merupakan sub sistem dari sistem pengelolaan keuangan negara dan merupakan elemen pokok dalam penyelenggaraan pemerintah daerah. Dalam ketentuan umum PP Nomor 58 Tahun 2005, "Pengelolaan keuangan daerah adalah keseluruhan kegiatan yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan dan pertanggungjawaban, pengawasan daerah". Pengelolaan keuangan daerah dalam hal ini mengandung beberapa kepengurusan dimana kepengurusan umum atau yang sering disebut pengurusan administrasi dan kepengurusan khusus atau juga sering disebut pengurusan bendaharawan. Pengertian APBD dan proses penyusunan APBD Pada Permendagri Nomor 13 Tahun 2006, "APBD merupakan dasar pengelolaan keuangan daerah dalam masa 1(satu) tahun anggaran terhitung 1 Januari sampai 31 Desember". Sedangkan menurut Bastian (2006), "APBD merupakan pengejawantahan rencana kerja Pemda dalam bentuk satuan uang untuk kurun waktu satu tahun dan berorientasi pada tujuan kesejahteraan publik". Proses penyusunan anggaran diawali dengan penetapan tujuan, target dan kebijakan. Kesamaan persepsi antar berbagai pihak tentang apa yang akan dicapai dan keterkaitan tujuan dengan berbagai program yang akan dilakukan, sangat 806 Prosiding Seminar Nasional Dan Call For Paper EP 2012

krusial bagi kesuksesan anggaran. Di tahap ini, proses distribusi sumber daya mulai dilakukan. Pencapaian konsensus alokasi sumber daya menjadi pintu pembuka bagi pelaksanaan anggaran. Proses panjang dari penentuan tujuan ke pelaksanaan anggaran seringkali melewati tahap yang melelahkan, sehingga perhatian terhadap tahap penilaian dan evaluasi sering diabaikan. Kondisi inilah yang nampaknya secara praktis sering terjadi (Bastian, 2006). Menurut Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003, proses penyusunan APBD dimulai dengan pemerintah daerah menyampaikan kebijakan umum APBD tahun anggaran berikutnya sejalan dengan rencana pemerintah daerah sebagai landasan penyusunan RAPBD kepada DPRD selambat-lambatnya pertengahan Juni tahun berjalan. Selanjutnya DPRD membahas kebijakan umum APBD yang diajukan oleh pemerintah daerah dalam pembicaraan pendahuluan RAPBD tahun anggaran berikutnya. Berdasarkan kebijakan umum APBD yang telah disepakati dengan DPRD, pemerintah daerah bersama DPRD membahas prioritas dan plafon anggaran sementara untuk dijadikan acuan bagi setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah (Anonim, 2003). Berdasarkan kebijakan umum APBD, prioritas dan plafon anggaran sementara yang telah ditetapkan pemerintah dan DPRD, kepala SKPD selaku pengguna anggaran menyusun Rencana Kerja dan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (RKA-SKPD) tahun berikutnya dengan pendekatan berdasarkan kinerja yang akan dicapai. RKA disertai dengan perkiraan untuk tahun berikutnya setelah tahun anggaran yang sudah disusun. RKA selanjutnya disampaikan kepada DPRD untuk dibahas dalam pembicaraan pendahuluan RAPBD. Hasil pembahasan RKA disampaikan kepada pejabat pengelola keuangan daerah sebagai bahan penyusunan rencana peraturan daerah tentang APBD tahun berikutnya. Setelah dokumen rancangan perda mengenai APBD tersusun, pemerintah daerah mengajukan rancangan peraturan daerah tentang APBD tersebut disertai penjelasan dan dokumen-dokumen pendukungnya kepada DPRD pada minggu pertama Bulan Oktober. Pembahasan rancangan peraturan daerah tentang APBD antara pemerintah daerah dan DPRD dilakukan sesuai dengan undang-undang yang mengatur susunan dan kedudukan DPRD. Dalam pembahasan Perda RAPBD, DPRD dapat mengajukan usul yang mengakibatkan perubahan jumlah Prosiding Seminar Nasional Dan Call For Paper EP 2012 807

penerimaan dan pengeluaran dalam rancangan peraturan daerah tentang APBD. Berdasarkan Pasal 186 UU Nomor 32/2004, rancangan Perda kabupaten/kota tentang APBD yang telah disetujui bersama dan rancangan peraturan bupati/walikota tentang penjabaran APBD sebelum ditetapkan oleh bupati/walikota dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) hari disampaikan kepada gubernur untuk dievaluasi. Hasil evaluasi disampaikan oleh gubernur kepada bupati/walikota paling lama 15 (lima belas) hari terhitung sejak diterimanya rancangan perda kabupaten/kota dan rancangan peraturan bupati/walikota tentang penjabaran APBD. Klasifikasi APBD Adapun stuktur APBD berdasarkan Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 terdiri dari 3 bagian yaitu pendapatan daerah, daerah dan pembiayaan daerah. 1. Pendapatan Daerah, di kelompokkan menjadi a. Pendapatan Asli Daerah (PAD) terdiri dari : - Pajak Daerah - Retribusi Daerah - Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan - Lain-lain Pendapatan asli daerah yang sah b. Dana Perimbangan, terdiri atas : - Dana Bagi hasil - Dana Alokasi Umum (DAU) - Dana Alokasi Khusus (DAK) c. Lain-lain Pendapatan daerah yang sah 2. Belanja Daerah Berdasarkan Permendagri Nomor 13 Tahun 2006, menurut kelompok terdiri dari : a. Belanja tidak langsung terdiri dari : - Belanja pegawai - Bunga - Subsidi - Hibah - Bantuan sosial 808 Prosiding Seminar Nasional Dan Call For Paper EP 2012

- Belanja bagi hasil - Bantuan keuangan - Belanja tidak terduga b. Belanja langsung, terdiri dari : - Belanja pegawai, dimaksudkan untuk pengeluaran honorarium/ upah dalam melaksanakan program dan kegiatan pemerintah daerah - Belanja barang dan jasa - Belanja modal 3. Pembiayaan daerah Pembiayaan disediakan untuk menganggarkan setiap penerimaan yang perlu dibayar kembali dan/atau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun pada tahun-tahun anggaran berikutnya, yang terdiri atas : a. Penerimaan pembiayaan, yang mencakup : 1) Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Lalu (SiLPA) 2) Pencairan dana cadangan 3) Penerimaan pinjaman daerah 4) Hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan 5) Penerimaan kembali pemberian pinjaman 6) Penerimaan piutang daerah b. Pengeluaran pembiayaan, mencakup : 1) Pembentukan dana cadangan 2) Penyertaan modal (investasi) pemerintah daerah 3) Pembayaran pokok utang 4) Pemberian pinjaman daerah c. Sisa lebih perhitungan anggaran tahun berkenaan (SILPA) 1) SILPA digunakan untuk menganggarkan sisa lebih antara pembiayaan neto dengan surplus/defisit APBD. Pembiayaan neto merupakan selisih antara penerimaan pembiayaan dengan pengeluaran pembiayaan yang harus dapat menutup defisit anggaran yang direncanakan. Prosiding Seminar Nasional Dan Call For Paper EP 2012 809

2) Jumlah yang dianggarkan pada SILPA pada APBD induk merupakan angka estimasi berhubung jumlah SiLPA yang juga masih angka estimasi. 3) Dalam perubahan APBD tahun berjalan, SILPA tersebut dianggarkan sepenuhnya untuk mendanai program dan kegiatan penyelenggaraan pemerintahan daerah sehingga jumlahnya menjadi sama dengan nol. Kemampuan Keuangan Daerah Konsekuensi dari pelaksanaan UU No. 33 Tahun 2004 dan UU No. 17 Tahun 2003 adalah bahwa daerah harus mampu mengembangkan daerahnya sendiri secara luas dan bertanggung jawab. Di sisi lain, saat ini kemampuan keuangan beberapa pemerintah daerah masih sangat tergantung pada penerimaan yang berasal dari pemerintah pusat. Kemampuan keuangan daerah dan anggaran daerah pada dasarnya adalah kemampuan dari pemerintah daerah dalam meningkatkan penerimaan pendapat asli daerahnya. Untuk mengukur kemampuan keuangan daerah, berbagai alat ukur dapat digunakan antara lain sebagai berikut. Widodo dalam Dasril Munir (2004) menjelaskan bahwa analisa kemampuan keuangan daerah dimaksudkan untuk mengetahui seberapa jauh kondisi keuangan daerah kabupaten atau kota dapat didukung otonomi daerah sebagai berikut : a. Ratio antara total pendapatan daerah dan total daerah dengan rumus : KKD t = x 100% Keterangan : KKD t : Kemampuan keuangan daerah tahun t TPD t : Total pendapatan daerah tahun t TBDt : Total daerah tahun t b. Ratio antara total pendapatan Asli daerah dan total rutin daerah, dengan rumus : KRD = x 100% Keterangan : KRD : Kemampuan keuangan rutin daerah 810 Prosiding Seminar Nasional Dan Call For Paper EP 2012

TPAD : Total pendapatan asli daerah TBRD : Total rutin daerah Dalam penelitian pengukuran kemampuan keuangan daerah akan mengacu kepada pengukuran yang dilakukan atau disarankan oleh Widodo yaitu rasio antara total pendapatan daerah dengan total daerah dan total Pendapatan Asli Daerah (PAD) dengan total rutin daerah. METODE PENELITIAN Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di kabupaten Lombok Tengah Propinsi Nusa Tenggara barat pada priode tahun 2006 sampai dengaan 2010 dengan pertimbangan kabupaten Lombok Tengah merupakan Kabupaten yang sebelumnya pernah sebagai daerah uji coba otonomi daerah. Responden pada penlitian ini adalah Kepala Sub Bagian Anggaran dan Kepala Sub Bagian Pembukuan Bagian Keuangan Setda Kabupaten Lombok Tengah. Dalam penelitian ini penulis tidak menggunakan sample karena penulis meneliti kasus mengenai APBD kabupaten Lombok Tengah, dimana yang di teliti bukanlah individu melainkan system keuangan daerah. HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi Data Pada bagian ini akan dibahas dan dianalisis berbagai hal yang berkaitan dengan pengelolaan keuangan daerah, yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Lombok Tengah dalam upaya pencapaian tingkat efisiensi dan efektifitas pengelolaan APBD, khususnya hal yang berkaitan dengan pengeluaran daerah dalam melakukan pembangunan di Kabupaten Lombok Tengah. Perkembangan Penerimaan APBD Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2006 Sampai Dengan 2010 a. Pendapatan Selama kurun waktu lima Tahun, yakni dari Tahun 2006 sampai dengan 2010 pendapatan daerah Kabupaten Lombok Tengah terus mengalami peningkatan. Keadaan selengkapnya dapat dilihat dari tabel berikut : Prosiding Seminar Nasional Dan Call For Paper EP 2012 811

Tabel 1. Target Anggaran Pendapatan Daerah Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2006 Sampai Dengan 2010 Dalam Rupiah (Rp) Tahun PAD % Dana Perimbangan Pendapatan Daerah % Lain lain Pendapatan yang Sah % Total Pendapatan Daerah 2006 21,073,660,507.00 4.40 458,105,990,303.81 95.60 - - 479,179,650,910.81 2007 22,480,000,000.00 3.93 549,356,849,624.80 96.07 - - 571,836,849,724.80 2008 22,480,000,000,00 3.47 623,087,110,255.00 96.07 3,000,000,000.00 0.46 648,567,110,354.54 2009 43,887,014,434.92 6.30 633,883,501,431.22 90.97 19,017,003,969.00 2.73 696,787,519,932.41 2010 63,2 18,915,303,31 7.68 760,163,465,386.66 92.31 100,000,000.00 0.01 823,482,380,789.96 Sumber : Bagian Keuangan SETDA Kabupaten Lombok Tengah Secara keseluruhan target PAD Kabupaten Lombok Tengah mengalami peningkatan dari Tahun 2006 sampai dengan Tahun 2010, yakni dari Rp. 21,073,660,507.00 pada Tahun 2006 dan Rp. 63,218,915,303.31 pada Tahun 2010. Demikian pula yang terjadi pada target dana perimbangan daerah Kabupaten Lombok Tengah yang terdiri dari bagi hasil pajak dan bukan pajak, DAU, dan DAK juga mengalami peningkatan tiap Tahunnya yaitu sebesar Rp. 458,105,990,303.81 pada Tahun 2006 dan sebesar Rp. 760,163,465,386.66 pada Tahun 2010. Hal ini disebabkan oleh adanya peningkatan (pengeluaran) daerah Kabupaten Lombok Tengah Sedangkan untuk lain-lain pendapatan daerah yang sah kemudian Tahun 2008 sejumlah Rp. 3,000,000,000.00, meningkat menjadi Rp. 19,017,003,969.00 pada Tahun 2009 dan menurun sebesar Rp. 100,000,000.00 pada Tahun 2010. Dana ini berasal dari dana bagi hasil pajak dari provinsi dan pemerintah daerah lainnya, dana penyesuaian dan otonomi khusus, serta bantuan keuangan dari provinsi atau pemerintah daerah lainnya. Jika dilihat dari jumlah persentase maka terlihat bahwa total target pendapatan daerah Kabupaten Lombok Tengah lebih banyak bersumber dari dana perimbangan, dibandingkan dengan PAD maupun lain-lain pendapatan daerah yang sah. Selain dari sisi target kita juga melihat dari kenyataan yang diperoleh atau realisasi anggaran pendapatan daerah Kabupaten Lombok Tengah tersebut. Keadaan selengkapnya dapat kita lihat pada tabel 2 berikut: 812 Prosiding Seminar Nasional Dan Call For Paper EP 2012

Tabel 2. Realisasi Anggaran Pendapatan Daerah Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2006 Sampai Dengan 2010 Dalam Rupiah (Rp) Tahun PAD % Dana Perimbangan Pendapatan Daerah % Lain-lain Pendapatan yang Sah % Total Pendapatan Daerah 2006 19,197,319,445.87 4.01 459,935,848,250.37 95.99 - - 479,133,167,796.18 2007 21,291,118,020.11 3.70 554,687,428,780.72 96.30 - - 575,978,546,900.83 2008 26,862,832,044.00 4.13 620,750,204,337.69 95.41 3,000,000,000.00 0.46 650,513,036,481.23 2009 36,232,745,742.00 5.21 658,979,663,131.52 94.79 - - 695,212,408,973.52 2010 42,845,905,387.75 5.42 747,980,675,296.23 94.58 - - 790,826,580,783.98 Sumber : Bagian Keuangan Setda Kabupaten Lombok Tengah Pada tabel 2 diatas secara keseluruhan realisasi PAD Kabupaten Lombok Tengah mengalami peningkatan dari Tahun 2006 sampai dengan Tahun 2010, yakni dari Rp. 19,197,319,445.87 pada Tahun 2006 dan Rp. 42,845,905,387.75 pada Tahun 2010. Pada tabel sebelumnya, tampak bahwa realisasi PAD belum mencapai target yang ditetapkan oleh pemerintah daerah Kabupaten Lombok Tengah. Pada Tahun 2006 target yang ditetapkan adalah sebesar Rp. 21,073,660,507.00 dan baru dapat direalisasikan hanya sebesar Rp. 19,197,319,445.87 atau sebesar 91,09 persen dari target yang ditetapkan. Demikian pula pada Tahun 2007 realisasi penerimaan PAD tidak berbeda jauh dengan tahun sebelumnya yaitu sebesar Rp. 21,291,118,020.11 atau sebesar 94,71 persen dari target yang ditetapkan. Hal ini disamping kurang intensifnya pemerintah daerah dalam menggali sumber-sumber pendapatan daerahnya, sehingga hal ini berakibat pada besarnya penerimaan PAD. Pada Tahun 2008, besarnya PAD Kabupaten Lombok Tengah mampu direalisasikan sebesar Rp. 26,862,832,044.00 atau sebesar 119,49% dari yang ditargetkan. Walaupun penerimaan PAD Kabupaten Lombok Tengah pada Tahun 2007 tidak mencapai target namun realisasinya menggalami peningkatan dari tahun berikutnya, hal ini disebabkan oleh makin intensifnya Pemerintah Daerah Kabupaten Lombok Tengah dalam menggali sumber-sumber PAD melalui usaha intensifikasi sumber-sumber keuangan daerah. Namun untuk Tahun 2009 dan Tahun 2010, pada Tahun 2009 target yang ditetapkan Rp. 43,887,014,434.92 dan barn dapat direalisasikan sebesar Rp. 36,232,745,742.00 atau sebesar 82,56 persen dari yang ditargetkan. Sedangkan Tahun 2010 Pemerintah Kabupaten Lombok Prosiding Seminar Nasional Dan Call For Paper EP 2012 813

Tengah menargetkan sebesar Rp. 63,218,915,303.31 dan barn direalisasikan sebesar Rp. 42,845,905,387.75 atau sebesar 67,77% dari yang ditargetkan. Sedangkan untuk realisasi dana perimbangan daerah Kabupaten Lombok Tengah mengalami peningkatan tiap tahunnya yaitu Rp. 459,935,848,250.31 pada Tahun 2006 dan Rp. 747,980,675,296.23 pada Tahun 2010. Hal ini terjadi karena besarnya dana yang dibutuhkan oleh daerah Kabupaten Lombok Tengah dalam rangka desentralisasi. Sedangkan realisasi pendapatan daerah yang bersumber dari lain-lain pendapatan dearah yang sah hanya terjadi pada Tahun 2008 sebesar Rp. 3,000,000,000.00. Dana lain-lain pendapatan yang sah ini bersumber dari dana bagi hasil pajak dari provinsi dan pemerintah daerah lainnya, dana penyesuaian dan otonomi khusus, serta bantuan keuangan dari provinsi atau pemerintah daerah lainnya yang diterima daerah Kabupaten Lombok Tengah. Jika dilihat dari jumlah persentase maka terlihat bahwa total realisasi pendapatan daerah Kabupaten Lombok Tengah juga lebih banyak bersumber dari dana perimbangan, dibandingkan dengan PAD maupun lain-lain pendapatan daerah yang sah. Peningkatan pendapatan daerah yang terus meningkat dari upaya-upaya peningkatan pendapatan yang dilakukan Pemerintah Daerah Kabupaten Lombok Tengah melalui kebijakan intensifikasi pajak dan retribusi daerah, disamping itu semakin kembali sektor pariwisata sebagai penunjang pendapatan daerah. Jika dibandingkan antara target dan realisasi maka dari Tahun 2006 sampai dengan 2010 realisasi pendapatan daerah Kabupaten Lombok Tengah masih dibawah target yaitu rata-rata 99.13 persen dari target pendapatan yang ditetapkan oleh Pemerintah Kabupaten Lombok Tengah. A. Belanja Dalam pos (pengeluaran) terdiri dari tidak langsung dan langsung. Selama kurun waktu lima tahun yakni dari Tahun 2006 sampai dengan 2010 anggaran daerah Kabupaten Lombok Tengah terus mengalami peningkatan dimana total pengeluaran daerah adalah sebesar Rp. 3.349.180.939.189,31 dengan rata-rata peningkatan sebesar Rp. 82.146.091.951,29. Keadaan selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut : 814 Prosiding Seminar Nasional Dan Call For Paper EP 2012

Tabel 3. Target Anggaran Belanja Daerah Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2006 Sampai Dengan 2010 Dalam Rupiah (Rp) Belanja daerah Tahun 2006 2007 2009 2009 2010 pegawai 98,837,837,030.00 284,671,976,100.67 362,454,481,936.79 358,540,668,698.07 499,899,645,660.24 bunga - - - - Belanja Subsidi - - - - - 3,312,420,800.00 4,873,500,000,00 23,891,891,637.00 hibah Belanja tidak bantuan - 19,404,413,579.98 18,999,094,200.00 54,440,404,021.15 44,097,8 15,678.92 langsung social belania bagi hasil 45,955,569,351.00 1,606,689,827.00 703,400,000 00 1,323,678,576.00 1,323,678,576.00 bantuan - 23,597,564,200.00 25,190,985,176.11 27,415,785,176.11 27,363,185,176.11 keuangan tidak terduga 1,113,784,265. 00 1,094,000,000.00 1,000,000,000.00 500,000,000.00 2,027,764,550.00 Total 1 145,907,189,646.00 330,374,643,707,65 411,660,382,112.90 447,094,036,471.13 598,603,981,278.27 Belanja Belanja langsung Pegawai 177,276,0S9,16S.00 S6,8S7,033,902.90 56,885,60l,600.00 53,661,641,823.00 35,210,482,650.00 Belanja barang 87,323,665,111.81 70,703,009,842.01 72,018,098,43758 76,060,127,163.00 58,715,5'73,446.71 dan jasa Belanja 77,558,931,228.00 156,448,035,232.99 163,257,626,270.10 149,444,644,519.08 124,120,175,580.98 Modal Total 2 342,158,655,.`04.81 284,008,078,977.90 292,161326,307.68 279,166,413,505.08 218,046,231,677.69 Total Kaeluruhan 488,065,845,150.81 614,382,722,685.55 703,821,708,420.58 726,260,449,976.41 816,650,212,955.96 Sumber : Bagian Keuangan Setda Kabupaten Lombok Tengah Tabel 3 diatas menunjukkan bahwa secara keseluruhan terjadi peningkatan terhadap target anggaran daerah selama lima tahun dari Tahun 2006 sampai dengan Tahun 2010. Pada sisi tidak langsung Kabupaten Lombok Tengah pada Tahun 2006 target tidak langsung adalah sebesar Rp. 145,907,189,646.00 dan meningkat sebesar Rp. 598,603,981,278.27 pada Tahun 2010. Untuk langsung Rp. 342,158,655,504.81 pada Tahun 2006 turun menjadi Rp. 284,008,078,977.90 pada Tahun 2007 dan semakin menurun menjadi Rp. 218,046,231,677.69 pada Tahun 2010. Selain dari sisi target kita juga melihat dari kenyataan yang diperoleh atau realisasi dari anggaran (pengeluaran) daerah Kabupaten Lombok Tengah tersebut. Keadaan selengkapnya dapat dilihat pada tabel 4 berikut : Prosiding Seminar Nasional Dan Call For Paper EP 2012 815

Tabel.4. Realisasi Anggaran Belanja Daerah Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2006 Sampai Dengan 2010 Dalam Rupiah (Rp) Belanja daerah pegawai bunga subsidi hibah Belanja tidak bantuan langsung social belania bagi hasil bantuan keuangan tidak terduga Total 1 Tahun 2006 2007 2009 2009 2010 80,422,140,318.00 278,436,350,385.00 426,341,384,437.00 409,840,654,089.00 506,573,654,247.00 - - - - - - - - - - - - 3,023,700,000.00 4,566,298,090.00 22,293,908,706.00-16,534,270,000.00 16,342,474,263.00 35,624,296,077.67 38,818,836,420.00 44,193,783,774.00 733,241,100.00 616,165,888.00 1,013,363,500.00 794,220,000.00-23,258,122,390.00 24,906,602050.00 27,262,950,801.00 26,183,979,168.00 311,334,800.00 137,000,000.00 83,685,592.00 370,308,150.00 1,327,277,000.00 124,927,258,892.00 319,098,983,875.00 471,314,012,230,00 478,677,870,707.67 595,991,875,541.00 Belanja langsung Total 2 pegawai Belanja barang dan jasa Belanja Modal 163,643,218,623.00 49,724,390,159.00 52,079,169,082.00 50,088,553,701.00 33,618,973,190.00 80,314,275,1S6.00 60,095,127,191.00 64,144,709,770.00 68,301,745,078.00 54,082,528,248.00 68,666,241,888.00 136,598,191,231.00 141,216,759,906.00 125,743,518,847.00 83,799,085,002.00 12,623,735,667.00 246,417,708,581.00 257,460,638,758.00 244,133,847,626.00 171,500,586,440.00 Total Kaeluruhan 437,550,994,559.00 565,516,692,456.00 728,774,650,988.00 722,811,718,333.67 767,492,461,98 Sumber : Bagian Keuangan Setda Kabupaten Lombok Tengah Tabel 4 diatas menunjukkan bahwa secara keseluruhan terjadi fluktuasi terhadap realisasi anggaran daerah selama lima tahun dari Tahun 2006 sampai dengan Tahun 2010. Pada sisi tidak langsung Kabupaten Lombok Tengah, pada Tahun 2006 realisasi tidak langsung adalah sebesar Rp. 124,927,258,892.00 dan menjadi Rp. 319,098,983,875.00 pada Tahun 2007, kemudian meningkat sebesar Rp. 595,991,875,541.00 pada Tahun 2010. Hal ini terjadi karena semakin meningkatnya kebutuhan terutama kebutuhan untuk membiayai pegawai dalam pemerintahan daerah Kabupaten Lombok Tengah. Untuk langsung Rp. 312,623,735,667.00 pada Tahun 2006 turun menjadi Rp. 246,417,708,581.00 pada Tahun 2007 dan kemudian menjadi Rp. 171,500,586,440.00 pada Tahun 2010. Hal ini disebabkan karena daerah lebih banyak diserap guna membiayai tidak langsung terutama 816 Prosiding Seminar Nasional Dan Call For Paper EP 2012

pegawai yaitu gaji dan tunjangan aparat pemerintah dibandingkan untuk membangun fasilitas mericapai kesejahteraan masyarakat. Jika dibandingkan antara target dan realisasi (pengeluaran) daerah Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2006 sampal dengan Tahun 2010 yaitu ratarata 94.65 % dari target (pengeluaran) daerah Kabupaten Lombok Tengah. Hal ini disebabkan karena rata-rata capaian target PAD hanya sebesar 84.57 % dalam kurun waktu lima tahun sehingga diperlukan langkah efisiensi perlu diberlakukan serta adanya beberapa kegiatan yang bersifat lanjutan. B. Pembiayaan Pembiayaan daerah meliputi semua transaksi keuangan untuk menutup defisit atau untuk memanfaatkan surplus. Pembiayaan disediakan untuk menganggarkan setiap penerimaan yang perlu dibayar kembali dan/atau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun pada tahun-tahun anggaran berikutnya, yang terdiri atas penerimaan dan pengeluaran pembiayaan. Penerimaan pembiayaan terdiri dari sisa lebih perhitungan anggaran tahun anggaran sebelumnya (SILPA), pencairan dana cadangan, hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan, penerimaan pinjaman daerah, penerimaan kembali pemberian pinjaman dan penerimaan piutang daerah. Pengeluaran pembiayaan terdiri dari pembentukan dana cadangan, penyertaan modal (investasi) pemerintah daerah, pembayaran pokok utang dan pemberian pinjaman daerah. Berikut ini adalah ringkasan tabel realisasi dan target APBD Kabupaten Lombok Tengah. Tabel 5. Realisasi APBD Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2006 Sampai Dengan 2010 Dalam Rupiah (Rp) No APBD 2006 2007 2008 2009 2010 1 Pendapatan 479,133,167,695.31 575,978,546,800.83 650,613,036,381.69 695,212,408,873.52 790,826,580,683.98 2 Belanja 437,550,997,559.00 565,516,692,456.00 676,695,481,906.00 722,811,718,833.67 767,492,461,981.00 A. Surplus/ (defisit) =1-2 (8,866,194,340.00) 10,461,854,344.83 (26,082,445,524.31) (27,599,309,460.15) 23,334,118,70298 3 Pembiayaan a. Penerimaan pembiayaan 14,914,992,203.57 51,204,926,560.71 53,987,658,905.58 29,634,950,161.27 1,846,799,981.12 b. Pengeluaran pembiayaan 7,218,292,280.00 7,913,000,000.00 18,282,283,240.00 355,191,490.00 9,246,042,000.00 B.Pembiayaan neto = a b 7,696,699,923.57 43,291,9Z6,560 75 35,705,375,665.58 29,279,758,671.27 (7,399,242,018.88) SILPA = A + B 49,278,870,059,88 53,753,780,905,58 9,622,930,141.27 1,680,449,211.12 15,934,876,684.10 Sumber: Bagian Keuangan SETDA Kabupaten Lombok Tengah Prosiding Seminar Nasional Dan Call For Paper EP 2012 817

Tabel 6 Target APBD Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2006 Sampai Dengan 2010 Dalam Rupiah (Rp) No APBD 2006 2007 2008 2009 2010 1 Pendapatan 479,179,650,810,81 571,836,849,624.80 648,567,110,255.00 696,787,519,835.14 823,482,380,689.97 2 Belanja 488,065,845,150.81 614,382,722,685.55 703,821,708,420.58 726,260,449,976.41 816,650,212,955.96 A. Surplus/ (defisit) =1-2 (8,885,194,340.00) (42,545,873,060.75) (55,254,598,165.58) (29,472,930,141.27) 6,832,167,734.01 3 Pembiayaan a. Penerimaan pembiayaan 16,099,194,340.00 51,838,873,060.75 73,753,780,905.58 29,828,385,584.27 2,734,690,257.99 b. Pengeluaran pembiayaan 7,213,000,000.00 9,293,000,000.00 18,499,182,740.00 355,455,443.00 9,566,857,992.00 B.Pembiayaan neto = a b 8,886,194,340.00 42,545,873,060.75 55,254,598,165.58 29,472,930,141.27 (6,832,167,734.01) SILPA = A + B 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 Sumber: Bagian Keuangan SETDA Kabupaten Lombok Tengah SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Efisiensi terjadi apabila realisasi pendapatan lebih besar daripada realisasi. Tingkat efesiensi pengelolaan anggaran daerah Kabupaten Lombok Tengah selama lima tahun yakni dari Tahun 2006 sampai dengan Tahun 2010 berada pada tingkat kurang efesien yaitu 99,32%. Dimana pada Tahun 2006 dan 2007 berada pada angka 91,32% dan 98,18% yang menunjukkan kurang efesiennya sedangkan Tahun 2008 dan 2009 berada pada angka 104,01% dan 103,97% yang menunjukan tidak efesiennya anggaran, kemudian Tahun 2010 menjadi kurang efisien dengan angka 97,05%. Namun demikian tingkat efesien mengalarni peningkatan yang disebabkan oleh semakin intensifilya pemerintah daerah Kabupaten Lombok Tengah dalam meningkatkan pendapatan daerah dan mengurangi pengeluaran daerah yang tidak perlu sehingga pemanfaatan uang sebaik mungkin dapat menghasilkan perbaikan pelayanan bagi masyarakat. 2. Efektifitas terjadi apabila realisasi pendapatan lebih besar daripada target pendapatan. Tingkat efektifitasnya pengelolaan anggaran daerah Kabupaten Lombok Tengah selama lima tahun yakni dari Tahun 2006 sampai dengan Tahun 2010 berada pada tingkat efektif yaitu 99,13%. Dimana pada Tahun 2006 berada pada angka 99,99% yang menunjukan kriteria efektif sedangkan 818 Prosiding Seminar Nasional Dan Call For Paper EP 2012

Tahun 2007 dan 2008 berkisar pada angka 100,72% dan 100,32% menunjukan pengelolaan anggaran sangat efektif, kemudian pada Tahun 2009 dan 2010 menjadi efektif kembali dengan angka 99,77% dau 96,03%. Hal ini disebabkan oleh tingkat realisasi pendapatan daerah cukup mendekati dari target yang telah ditetapkan dalam APBD Kabupaten Lombok Tengah, 3. Suatu daerah dianggap mampu apabila total realisasi pendapatan lebih besar daripada total realisasi dan total realisasi PAD lebih besar daripada total realisasi rutin. Tingkat kemampuan keuangan dalam membiayai pembangunan di Daerah Kabupaten Lombok Tengah selama periode lima tahun yakni dari Tahun 2006 sampai dengan Tahun 2010, jika diukur dengan rasio antara total pendapatan daerah dan total daerah termasuk dalam kriteria sangat baik yaitu rata-rata 100,68% atau dengan kata lain dikatakan mampu dalam membiayai pembangunan. Namun jika diukur dengan rasio antara PAD dan rutin daerah ( pegawai), Kabupaten Lombok Tengah termasuk dalam kriteria sangat kurang atau dapat dikatakan tidak mampu. Dimana angka dari Tahun 2006 sampai dengan Tahun 2010 yaitu 8,88%. Hal ini terlihat dari kecilnya kontribusi PAD terhadap APBD Kabupaten Lombok Tengah. 4. Kemampuan keuangan, ratio antara total pendapatan daerah dengan total daerah dan ratio antara total PAD dan total rutin daerah serta perkembangan SILPA (analisa pembiayaan). Makin besar SILPA yang diperoleh maka penyajian rencana anggaran tidak tepat. Kabupaten Lombok Tengah tidak tepat dalam menyajikan suatu rencana anggaran yang mana SILPAnya dalam realisasi lebih tinggi dari anggarannya. Hal ini disebabkan karena adanya penghematan dan adanya kegiatan yang bersifat lanjutan. Saran Berdasarkan hasil penelitian ini, peneliti mencoba memberikan saran sebagai berikut : 1. Pemerintah Daerah Kabupaten Lombok Tengah diharapkan agar tidak melakukan rasionalisasi SKPD untuk menutupi tidak tercapainya target PAD, akan tetapi Pemerintah Kabupaten Lombok Tengah harus Prosiding Seminar Nasional Dan Call For Paper EP 2012 819

semakin mengoptimalisasikan penerimaan PADnya agar target dapat tercapai sehingga setiap tahun anggaran Pemerintah Daerah tidak perlu lagi melakukan rasionalisasi atau penghematan dengan memotong anggaran setiap SKPD. 2. Pemerintah Daerah Kabupaten Lombok Tengah diharapkan dapat lebih menggali sumber-sumber pendapatan daerahnya, agar nantinya pengeluaran dalam bentuk dapat sebanding dengan pendapatan yang diperoleh oleh daerah sehingga dinilai efisiensi lebih tinggi, minimal berada pada ukuran efisiensi jika diukur dengan kriteria kinerja anggaran. DAFTAR PUSTAKA Anonim, 2003, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 No. 1-160, Sekretariat Negara Republik Indonesia. Halaman 599 sampai dengan 616, 2004, Lembaran Negara Republiklndonesia Tahun 2004 Nomor 1-170, Sekretariat Negara Republik Indonesia. Halaman 1987 sampai dengan 2121, 2005, Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, Deputi Menteri Sekretaris Negara Bidang Perundang- Undangan. Halaman 1 sampai dengan 105, 2006, Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, Departemen Dalam Negeri Republik Indonesia. Halaman 1 sampai dengan 79, 2007, Peraturan Daerah Kabupaten Lombok Tengah Nomor 13 Tahun 2007 Tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2006, Bagian Keuangan Sekretariat Daerah Kabupaten Lombok Tengah, 2007, Peraluran Mentcri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 lentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 Tentarzg Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, Departemen Dalam Negeri Republik Indonesia. Halaman 1 sampai dengan 30, 2008, Peraturan Daerah Kabupaten Lombok Tengah Nomor 6 Tahun 2008 Terltang Pertartggungjawabun Pelaksunaun Anggaran Pendapalan Dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2007, Bagian Keuangan Sekretariat Daerah Kabupaten Lombok Tengah, 2009, Peraturan Daerah Kabupaten Lombok Tengah Nomor 8 Tahun 2009 Tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan Anggaran Pendapatan Dan 820 Prosiding Seminar Nasional Dan Call For Paper EP 2012

Belunja Daerah Tahun Anggaran 2008, Bagian Keuangan Sekretariat Daerah Kabupaten Lombok Tengah, 2010, Peraturan Daerah Kabupaten Lombok Tengah Nomor 13 Tahun 2010 Tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2009, Bagian Keuangan Sekretariat Daerah Kabupaten Lombok Tengah, 2011, Peraturan Daerah Kabupaten Lombok Tengah Nomor 3 Tahun 2011 Tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2010, Bagian Keuangan Sekretariat Daerah Kabupaten Lombok Tengah Bastian, Indra, 2006, Akuntansi Sektor Publik : Suatu Pengantar, Erlangga, Jakarta. Halaman 188 sampai dengan 189 Chairunnisa, 2007, Analisis Kinerja Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Lombok Tengah Ditinjau Dari Efesiensi dan Efektifitas, Universitas Mataram, Mataram. Halaman 1 sampai dengan 53 Dasril, H. Munir, dkk, 2004, Kebijakan dan Manajemen Keuangan Daerah, YPAPI, Yogyakarta. Halaman 4 sampai dengan 51 Marizka, Addina, 2009, Analisis Kinerja Pengelolaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Pemerintah Kota ILiedan, Universitas Sumatera Utara, Medan. Halaman I sampai dengan 63 Prosiding Seminar Nasional Dan Call For Paper EP 2012 821