BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan semua usaha kesehatan masyarakat baik dalam bidang preventif, kuratif maupun rehabilitasi ialah agar setiap warganegara mendapatkan derajat kesehatan yang setinggi tingginya baik jasmani, rohani maupun sosialnya. Dewasa ini, salah satu faktor yang mempengaruhi penurunan derajat kesehatan yang banyak dilakukan oleh masyarakat adalah kebiasaan merokok. Merokok dapat menurunkan derajat kesehatan karena rokok mengandung salah satu zat adiktif yaitu nikotin dan zat yang bersifat karsinogenik yaitu tar. Seseorang akan menjadi perokok melalui dorongan psikologis dan dorongan fisiolagis. Dorongan psikologis yaitu untuk menunjukkan kejantanan, untuk tampak lebih dewasa dan untuk mengalihkan kecemasan. Dorongan fisiologis dengan adanya nikotin didalam rokok dapat mengakibatkan ketagihan (adiksi) sehingga orang ingin terus merokok, dan alasan utama merokok adalah menghilangkan rasa jenuh, kecemasan dan karena ajakan teman yang sukar ditolak (Sitepoe, Mangku, 2000). Berdasarkan legalitasnya rokok dibagi menjadi dua yaitu rokok berpita cukai dan rokok tanpa pita cukai. Pembagian ini berdasar atas ada tidaknya pita cukai yang ditempelkan pada pembungkus rokok. Penempelan pita cukaipun harus sesuai dengan peraturan perundangan yaitu UU no.11 tahun 1995 tentang barang kena cukai. 1
2 Berbagai penyakit muncul sebagai akibat dari merokok dianggap sebagai faktor resiko penting adalah batuk menahun, penyakit paru, ulkus peptikum, infertility, gangguan kehamilan dan janin, artherosklerosis dan juga kanker. Dalam beberapa dekade belakangan ini semakin banyak bukti yang menyatakan bahwa menghisap rokok adalah salah satu penyebab utama seorang menderita penyakit kardiovaskuler (Knight John F, 1989). Gangguan kesehatan akibat rokok tidak hanya ditentukan oleh tinggi rendahnya kadar nikoktin didalam rokok tetapi ditentukan juga oleh jumlah batang rokok yang dirokok, volume asap yang dihisap, dalamnya asap rokok yang dihisap dan banyaknya hisapan saat merokok. Jumlah kematian perokok menurut penelitian organisasi kesehatan dunia (WHO), setiap satu jam tembakau rokok membunuh 560 orang di seluruh dunia. Kalau dihitung satu tahun terdapat 4,9 juta kematian penduduk di dunia yang disebabkan oleh tembakau rokok. Kematian tersebut tidak terlepas dari 3800 zat kimia, yang sebagian besar merupakan racun dan karsinogen (zat pemicu kanker), selain itu juga asap dari rokok memiliki benzopyrene yaitu partikel-partikel karbon yang halus yang dihasilkan akibat pembakaran tidak sempurna arang, minyak, kayu atau bahan bakar lainnya yang merupakan penyebab langsung mutasi gen. Hal ini berbanding terbalik dengan sifat out-put rokok sendiri terhadap manusia yang bersifat abstrak serta berbeda dengan makanan dan minuman yang bersifat nyata dalam tubuh dan dapat diukur secara kuantitatif. Kandungan nikotin didalam rokok bersifat toksik terhadap jaringan syaraf, juga menyebabkan tekanan darah sistolik dan diastolik meningkat, denyut jantung bertambah, kontraksi otot jantung seperti dipaksa, pemakaian oksigen bertambah,
3 aliran darah pada pembuluh koroner bertambah, dan vasokontriksi pembuluh darah perifer (Fox,J,Dewit. 1975). Dari 1.420 merk rokok yang telah diuji di laboratorium hanya 40% atau sekitar 528 merk yang mencantumkan kadar nikotin dan tar pada kemasannya (Gelora Djaja website). Sekitar 60% merk rokok yang tidak mencantumkan kadar nikotin dan tar dalam kemasannya pada umumnya merupakan industri kecil dan menengah sedangkan untuk industri skala besar sudah mencantumkan kadar nikotin, kadarnya pun telah sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan oleh pemerintah melalui SNI no. 0766-1989-A yaitu maksimum 2 %. Pada industri rokok yang tidak berpita cukai belum melakukan hal tesebut. Mungkin mereka tidak mencatumkan karena ingin menghindari pajak atau bisa juga karena tidak tahu tentang kewajibannya, sehingga diperlukan penelitian untuk mengetahui kandungan nikotin dalam rokok tidak berpita cukai. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas maka timbul permasalahan: Bagaimanakah perbandingan kadar nikotin pada rokok kretek berpita cukai dengan rokok kretek tidak berpita cukai?.
4 C. Tujuan Penelitian Tujuan Umum: 1. Untuk membandingkan kadar nikotin pada rokok kretek berpita cukai dengan kadar nikotin rokok kretek tidak berpita cukai. Tujuan Khusus: 1. Menetapkan kadar nikotin pada rokok kretek yang berpita cukai dan pada rokok kretek yang tidak berpita cukai. 2. Membandingkan hasil penelitian dengan SNI no.0766-1989-a tentang kadar nikotin pada rokok kretek berpita cukai dengan rokok kretek tidak berpita cukai. 3. Membandingkan kadar nikotin pada rokok kretek berpita cukai dengan kadar nikotin rokok kretek tidak berpita cukai D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Penulis Menambah wawasan dan ilmu pengetahuan serta dapat mengetahui kadar nikotin pada rokok. 2. Bagi Universitas Dapat menambah perbendaharaan bahan bacaan di perpustakaan Universitas Muhammadiyah Semarang. 3. Bagi Masyarakat. Memberikan informasi kepada masyarakat konsumen tentang kadar nikotin pada rokok yang berpita cukai maupun yang tidak berpita cukai.
5