SEKRETARIATPENGADILAN PAJAK. Putusan Nomor : PUT /2006/PP/M.VIIIB Tahun Jenis Pajak : PPN

dokumen-dokumen yang mirip
Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan banding terhadap :

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT /2014/PP/M.IIIA TAHUN 2018

bahwa yang menjadi sengketa dalam gugatan ini adalah Penerbitan Surat Keputusan Tergugat Nomor: KEP-00329/NKEB/WPJ.

Nomor Putusan Pengadilan Pajak. Put-4/PP/M.XIIA/99/2014. Jenis Pajak : Gugatan. Tahun Pajak : 2011

SEKRETARIATPENGADILAN PAJAK. Putusan Nomor : PUT /2014/PP/M.VIB Tahun Jenis Pajak : PPN. Tahun Pajak : 2014.

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put-60826/PP/M.IIIB/99/2015. Tahun Pajak : 2011

bahwa Pemohon Banding dan Terbanding melakukan Uji Bukti Dokumen Pendukung Pemohon Banding berupa:

bahwa Pemohon Banding dan Terbanding melakukan Uji Bukti Dokumen Pendukung Pemohon Banding berupa:

PPN (Rupiah) CV Lubrima Pratama Agust

bahwa Pemohon Banding dan Terbanding melakukan Uji Bukti Dokumen Pendukung Pemohon Banding berupa:

Putusan Nomor : Put-64936/PP/M.VIIIB/15/2015. Jenis Pajak : PPh Badan. Tahun Pajak : 2010

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT /2012/PP/M.IIIA Tahun 2018

Putusan : PUT-44259/PP/M.VI/16/2013 Pengadilan Pajak Nomor Jenis Pajak : Pertambahan Nilai Barang Dan Jasa Penyerahan BKP dan/atau JKP

SEKRETARIAT PENGADILAN PAJAK. Putusan Nomor : Put-73896/PP/M.XIB/16/2016. Jenis Pajak : PPN. Tahun Pajak : 2012

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

bahwa Terbanding melakukan Koreksi Positif atas Pajak Masukan Yang Dapat dikreditkan Masa Pajak Agustus 2011 a quo

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 7/PJ/2011 TENTANG TATA CARA PENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN PAJAK DIREKTUR JENDERAL PAJAK,

Nomor KEP-4949/WPJ.09/2015 tanggal 20 Oktober 2015;

bahwa menurut Tergugat sesuai dengan Pasal 12 Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-24/PJ/2012

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

: bahwa nilai sengketa terbukti dalam sengketa banding ini adalah Koreksi Dasar Pengenaan Pajak

bahwa Surat Tagihan Pajak Nomor 00097/107/12/029/15 tanggal 28 September 2015 tidak termasuk

Nomor Putusan Pengadilan Pajak. : Put-50255/PP/M.XVI/16/2014. Jenis Pajak : PPN. Tahun Pajak : 2009

Nomor Putusan Pengadilan Pajak : PUT /PP/M.XIII/16/2013. Jenis Pajak : PPN. Tahun Pajak : 2008

Koreksi Pajak Masukan yang berhubungan dengan kegiatan unit usaha/divisi kebun sebesar Rp ,00,

Tahun Pajak : 2012 Pokok Sengketa : bahwa dalam sengketa banding ini terdapat sengketa mengenai Tarif Pajak, dengan rincian sebagai berikut:

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

A. Dasar Hukum. Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.65755/PP/M.VIIIA/12/2015. Jenis Pajak : Pajak Penghasilan Pasal 23. Tahun Pajak : 2008

Nomor Putusan Pengadilan Pajak : PUT.59219/PP/M.XIIA/16/2015. Jenis Pajak : PPN. Tahun Pajak : 2006

BAB IV GAMBARAN SENGKETA FAKTUR PAJAK CACAT DAMPAKNYA BAGI PENGUSAHA KENA PAJAK DAN KERUAGIAN NEGARA

SEKRETARIATPENGADILAN PAJAK. Putusan Nomor : Put-86614/PP/M.XIVA/13/2017. Jenis Pajak : PPh Pasal 26

Penggantian ke 2 (dua) :

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT /2013/PP/M.IIIA Tahun 2018

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 242/PMK.03/2014 TENTANG TATA CARA PEMBAYARAN DAN PENYETORAN PAJAK

: bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan gugatan terhadap Surat

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 242/PMK.03/2014 TENTANG TATA CARA PEMBAYARAN DAN PENYETORAN PAJAK

Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah penerbitan Keputusan Tergugat Nomor KEP-3281/ WPJ.11/2015 tanggal 15 Oktober 2015;

SEKRETARIATPENGADILAN PAJAK. Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put-85809/PP/M.IIB/12/2017. Jenis Pajak : PPh Pasal 23. Tahun Pajak : 2012

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah Koreksi Penyesuaian Fiskal Negatif berupa Biaya Emisi sebesar Rp

Putusan Pengadilan Pajak : 39925/PP/M.II/99/2012. Jenis Pajak : Gugatan. Tahun Pajak : 2008

: PUT.38579/PP/M.XIII/16/2012. Nomor Putusan Pengadilan Pajak Jenis Pajak : Pajak Pertambahan Nilai. Tahun Pajak : 2007

dengan rincian sebagai berikut : dengan rincian sebagai berikut:

SEKRETARIATPENGADILAN PAJAK. Putusan : Put-87849/PP/M.XVA/99/2017. Jenis Pajak : Gugatan Masa Pajak : 2009 Pokok Sengketa

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10/PMK.03/2013 TENTANG

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Menurut Majelis : bahwa dasar hukum yang terkait dengan materi gugatan ini adalah :

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.39513/PP/M.IV/99/2012. Jenis Pajak : Pajak Penghasilan Pasal 26. Tahun Pajak : 2010

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.43733/PP/M.XIII/99/2013. Tahun Pajak : 2010

BAB 4. Pembahasan Hasil Penelitian

DIREKTUR JENDERAL PAJAK,

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 187/PMK.03/2015 TENTANG

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT /PP/M.VIB/12/2014. Jenis Pajak : Pajak Penghasilan Pasal 23. Tahun Pajak : 2010

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Mardiasmo (2001:118), Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara

SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE - 43/PJ/2010 TENTANG

sengketa mengenai pengenaan Sanksi Administrasi berupa Kenaikan Pasal 13 ayat (3) UU KUP sebesar 100% (Rp ,00);

SEKRETARIAT PENGADILAN PAJAK. Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.80439/PP/M.XIIA/12/2017. Jenis Pajak : PPh Pasal 23. Tahun Pajak : 2009

Nilai sengketa terbukti sampai dengan Surat Uraian Banding

BAB IV PEMBAHASAN. Dalam analisa penghitungan dan pelaporan Pajak Pertambahan Nilai, penulis

Peredaran Usaha Arus Piutang cfm Pemeriksa Rp DPP PPN yang belum dilaporkan WP dalam SPM PPN nya tahun 2012 Rp

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 16/PMK.03/2011 TENTANG TATA CARA PENGHITUNGAN DAN PENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN PAJAK

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 72/PMK.03/2010 TENTANG TATA CARA PENGEMBALIAN KELEBIHAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI ATAU PAJAK

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 136/PMK. 03/2012 TENTANG

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-44/PJ/2010 Tanggal 6 Oktober 2010

2011, No.35 2 sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

Faktur Pajak. Objek PPN Yang Harus Dibuatkan Faktur Pajak. Saat Faktur Pajak Harus Dibuat. Faktur Pajak Gabungan

Tabel Nilai Sengketa atas Objek Pajak sampai dengan Surat Banding N o. 1. Koreksi Positif Penyerahan yang PPN-nya harus dipungut Rp

SEKRETARIAT PENGADILAN PAJAK. Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.80435/PP/M.XIIA/12/2017. Tahun Pajak : 2009

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 16/PMK.03/2011 TENTANG TATA CARA PENGHITUNGAN DAN PENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN PAJAK

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR 15/PJ/2010 TENTANG

Objek PPN Yang Harus Dibuatkan Faktur Pajak. a. penyerahan BKP di dalam Daerah Pabean yang dilakukan oleh Pengusaha

SEKRETARIAT PENGADILAN PAJAK. Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.80436/PP/M.XIIA/12/2017. Jenis Pajak : PPh Pasal 23. Tahun Pajak : 2009

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 38/PJ/2009 TENTANG BENTUK FORMULIR SURAT SETORAN PAJAK DIREKTUR JENDERAL PAJAK,

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR 15 /PJ/2010 TENTANG

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.49554/PP/M.XV/99/2013

Adjusment-Final Tree Up 2006 yang dicatat pada GL 2007 (Rp ,00) Adjusment-Final Tree Up 2007 yang dicatat pada GL 2008 Rp

BAB IV PEMBAHASAN. dan sesudah perubahan Undang-undang No.42 Tahun 2009, penulis melakukan

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR - 14/PJ/2010 TENTANG

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah koreksi Positif atas Peredaran Usaha Tahun Pajak 2008 sebesar Rp

BAB IV PEMBAHASAN. Analisis Mekanisme Pajak Pertambahan Nilai. Pengusaha Kena Pajak, maka PT. PP (Persero) Tbk mempunyai hak dan

Jumlah Barang Pcs. Negara Asal : China berdasarkan penetapan nilai pabean dengan menggunakan data Metode nilai transaksi barang serupa.

SKEMA KEMUNGKINAN PENGEMBALIAN PAJAK

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 5/PJ/2011 TENTANG

..., ) Yth. Kepala Kantor Pelayanan Pajak... 3) Di... 4) Dengan hormat,

Koreksi Pajak Masukan sebesar Rp ,00

Faktur pajak (tax invoice) merupakan sarana administrasi

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.50322/PP/M.X/16/2014

Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahin 1998, dengan ini kami : Nama Wajib Pajak : Alamat : N.P.W.P. :

..., ) Yth. Kepala Kantor Pelayanan Pajak... 3) Di... 4) Dengan hormat,

: PUT.62748/PP/M.XIIA/99/2015

Putusan : Put.46604/PP/M.X/16/2013 Pengadilan Pajak Nomor Jenis Pajak : Pajak Pertambahan Nilai. Tahun Pajak : 2005

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Resmi (2013:31) Surat Setoran Pajak (SSP) adalah surat yang oleh

KETENTUAN UMUM & TATA CARA PERPAJAKAN

Yth. Kepala Kantor Pelayanan Pajak. 3) Di.. 4)

Transkripsi:

Putusan Nomor : PUT-080772.16/2006/PP/M.VIIIB Tahun 2018 Jenis Pajak : PPN Tahun Pajak : 2006 Pokok Sengketa : bahwa dalam pemeriksaan terbukti yang menjadi pokok sengketa dalam sengketa banding ini adalah Koreksi Pajak Masukan yang dapat diperhitungkan sebesar Rp447.473.849,00 yang tidak disetujui oleh Pemohon Banding; Menurut Terbanding : bahwa Pemeriksa melakukan koreksi positif Pajak Masukan yang dapat diperhitungkan Masa Pajak April 2006 sebesar Rp447.473.849,00 karena Surat Setoran Pajak (SSP) PPN JLN/BKP Tidak Berwujud Dari Luar Daerah Pabean tersebut merupakan setoran atas pembayaran royalti yang dikoreksi pada PPh Badan menjadi sebagai pembayaran dividen. Sehingga SSP dimaksud tidak dapat ditetapkan sebagai Faktur Pajak sebagaimana diatur dalam Pasal 13 ayat (6) UU PPN beserta penjelasannya; Menurut Pemohon Banding Menurut Majelis : : bahwa sesuai dengan permohonan surat banding atas KEP- 1076/WPJ.07/2014 mengenai keberatan atas SKPKB PPh Badan Tahun Pajak 2006 Nomor : 00001/206/06/056/13 tertanggal 28 Februari 2013, Pemohon Banding tidak setuju dengan koreksi yang tetap dipertahankan oleh Terbanding sehubungan dengan pembayaran Biaya Royalti (Trademark) kepada Mead Johnson & Company USA (MJC US) dan Technical Information Service kepada Bristol Myers Squibb Company USA (BMC US); bahwa Terbanding dan Pemohon Banding menyampaikan Berita Acara Uji Bukti, pada pokoknya mengemukakan hal-hal sebagai berikut: Koreksi kredit pajak PPN JLN atas pembayaran Royalti Trademark dan Technical Information Service Masa Pajak April 2006 sebesar Rp447.473.849,00 bahwa bukti yang disampaikan Pemohon Banding adalah sebagai berikut: 1. Asli daftar invoice/tagihan dan SSP PPN JLN Masa Pajak April 2006 yang telah dimeteraikan kemudian(diperlihatkan); 2. Invoice/tagihan atas biaya Royalti dan Technical Information Service Masa Pajak April 2006; 3. Asli SSP PPN JLN Masa Pajak April 2006 (diperlihatkan); 4. Asli dan fotokopi rekening koran terkait pembayaran PPN JLN Masa Pajak April 2006 beserta payment advice dan rincian pembayaran (diperlihatkan); 5. Asli dan fotokopi SPT PPN Masa Pajak April 2006; Menurut Terbanding: bahwa Terbanding telah melihat kepada bukti asli yang disampaikan

oleh Pemohon Banding dalam uji bukti; bahwa koreksi Pajak Masukan yang dapat dikreditkan untuk Masa Pajak April 2006 sebesar Rp447.473.849,00 terkait dengan koreksi positif atas biaya royalty (yang dikoreksi menjadi pembayaran dividen) di PPh Badan Tahun Pajak 2006; bahwa pembayaran dividen bukan merupakan pembayaran terkait dengan pemanfaatan Barang Kena Pajak (BKP) tidak berwujud dari luar Daerah Pabean di dalam Daerah Pabean dan/atau pemanfaatan Jasa Kena Pajak (JKP) dari Luar Daerah Pabean di dalam Daerah Pabean, atau dengan istilah lain bahwa dividen bukan merupakan objek PPN; bahwa dengan tidak adanya pemanfaatan BKP tidak berwujud dan/atau JKP dari Luar Daerah Pabean di dalam Daerah Pabean atau tidak terdapat objek pajak, maka Surat Setoran Pajak (SSP) bukan merupakan pembayaran PPN atas pemanfaatan BKP tidak berwujud dan/atau JKP dari Luar Daerah Pabean; bahwa berdasarkan Pasal 1 Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-522/PJ./2000 tanggal 6 Desember 2000 tentang Dokumen- Dokumen Tertentu yang Diperlakukan Sebagai Faktur Pajak Standar sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-312/PJ./2001 tanggal 23 April 2001, diatur: Pasal 1 Dokumen-dokumen tertentu yang diperlakukan sebagai Faktur Pajak Standar paling sedikit harus memuat: a. Identitas yang berwenang menerbitkan dokumen; b. Nama dan alamat penerima dokumen; c. Nomor Pokok Wajib Pajak dalam hal penerima dokumen adalah sebagai Wajib Pajak dalam negeri; d. Jumlah satuan barang apabila ada; e. Dasar Pengenaan Pajak; f. Jumlah pajak yang terutang kecuali dalam hal ekspor; Pasal 2 huruf g Dokumen-dokumen tersebut di bawah ini sepanjang memenuhi persyaratan sebagaimana tersebut dalam Pasal 1 diperlakukan sebagai Faktur Pajak Standar, yaitu: g. Surat Setoran Pajak untuk pembayaran Pajak Pertambahan Nilai atas pemanfaatan Barang Kena Pajak tidak berwujud atau Jasa Kena Pajak dari luar Daerah Pabean; bahwa berdasarkan penelitian terhadap fisik SSP dimaksud, diketahui bahwa di dalam SSP tidak mencantumkan atau tidak memuat berapa nilai Dasar Pengenaan Pajak (DPP)-nya sebagaimana disyaratkan pada Pasal 1 Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-522/PJ./2000 sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-312/PJ./2001;

bahwa berdasarkan penelitian formal dan material tersebut di atas, maka atas SSP tersebut tidak memenuhi ketentuan sebagai dokumen tertentu yang diperlakukan sebagai Faktur Pajak Standar sesuai dengan ketentuan Pasal 13 ayat (6) UU PPN Tahun 2000 jo. Pasal 1 dan Pasal 2 huruf g Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-522/PJ./2000 sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-312/PJ./2001; bahwa dengan demikian maka atas SSP tersebut tidak dapat dikreditkan sesuai dengan ketentuan Pasal 9 ayat (8) huruf g UU PPN Tahun 2000, yang mengatur: Pajak Masukan tidak dapat dikreditkan menurut cara sebagaimana diatur dalam ayat (2) bagi pengeluaran untuk: g. pemanfaatan Barang Kena Pajak tidak berwujud atau pemanfaatan Jasa Kena Pajak dari luar Daerah Pabean yang Faktur Pajaknya tidak memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (6); Menurut Pemohon Banding: bahwa Terbanding telah memeriksa bukti pendukung terkait Koreksi kredit pajak PPN JLN atas pembayaran Royalti Trademark dan Technical Information Service Masa Pajak April 2006 sebesar Rp447.473.849,00 saat uji bukti materi; bahwa dalam proses uji bukti tersebut di atas, Pemohon Banding telah dapat membuktikan bahwa telah menyetorkan 10% PPN JLN Masa Pajak April 2006 sesuai dengan tagihan/ invoice atas biaya royalti dan technical information service dengan menggunakan SSP PPN JLN ke Kas Negara dan telah dilaporkan pada SPT PPN Masa Pajak April 2006. Sehingga SSP PPN JLN yang disetorkan tersebut dapat diperlakukan sebagai Faktur Pajak dan dapat dikreditkan sebagai Pajak Masukan; bahwa Pemohon Banding berpendapat bahwa baik dalam proses pemeriksaan sampai dengan proses persidangan banding saat ini, Terbanding tidak pernah menyatakan bahwa SSP PPN JLN yang disengketakan tidak memenuhi persyaratan sebagai Faktur Pajak, oleh karena itu SSP PPN JLN tersebut seharusnya dapat diperlakukan sebagai Faktur Pajak dan PPN yang tercantum di dalam Faktur Pajak tersebut dapat dikreditkan sebagai Pajak Masukan; bahwa Pemohon Banding telah memperhitungkan SSP PPN JLN yang disengketakan tersebut seluruhnya sebagai kredit pajak dalam menghitung PPN Dalam Negeri yang harus dibayar sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku dan hal ini telah dipertegas dalam beberapa peraturan pelaksanaan, antara lain: 1. Pasal 5.2 dan Pasal 5.3 Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-08/PJ.5/1995; 2. Pasal 2 huruf (g) Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP- 522/PJ/2000;

3. Pasal 1 huruf (j) dan Pasal 5 Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor 10/PJ/2010; bahwa sebagai tambahan referensi, Majelis Hakim Pengadilan Pajak dalam Putusan Pengadilan Pajak Nomor Put.44246/PP/M.VIII/16/2013 telah mengabulkan seluruhnya permohonan Pemohon Banding atas sengketa PPN yang sama untuk tahun pajak 2008 dan dalam putusan tersebut pula, Majelis Hakim menyatakan pendapat yang sama seperti yang telah Pemohon Banding sampaikan di atas; bahwa berdasarkan penjelasan Pemohon Banding di atas, maka koreksi kredit pajak PPN JLN atas pembayaran Royalti Trademark dan Technical Information Service Masa Pajak April 2006 sebesar Rp447.473.849,00 seharusnya dapat dibatalkan; Pendapat Majelis bahwa koreksi negatif DPP PPN atas pemanfaatan BKP tidak berwujud dari Luar Daerah Pabean terkait dengan koreksi biaya Royalty dan Jasa Technical Information Service dimana dalam PPh Badan, Pemohon Banding juga mengajukan keberatan dan Banding atas SKPKB PPh Badan Tahun Pajak 2006 tersebut. Dimana koreksi PPh Badan Tahun 2006 dapat dirinci sebagai berikut : Koreksi pada PPh Badan 2006 yaitu : a. Biaya Royalty (Trademark) Rp 21.435.159.713,00 b. Biaya Technical Information Service Rp 26.198.528.517,00 Jumlah Rp 47.633.688.230,00 sebagai hasil pemeriksaan atas SPT PPh Badan tahun 2006 yang tidak disetujui oleh Pemohon Banding; bahwa terkait dengan koreksi atas PPh Badan Tahun 2006 tersebut dilakukan juga koreksi atas DPP PPN atas pemanfaatan BKP tidak berwujud dari Luar Daerah Pabean untuk Masa Pajak Januari s.d. Desember 2006, dengan perincian : a. Royalty (Trademark) Rp 21.776.461.998,00 b. Technical Information Service Rp 26.615.675.725,00 Jumlah Rp 48.392.137.7 23,00 bahwa perbedaan jumlah (Rp48.392.137.723,00 - Rp47.633.688.230,00 = Rp.758.449.493,00) antara koreksi di PPh Badan dengan koreksi di DPP PPN JLN berasal dari perbedaan waktu pelaporan/pengakuan dan

perbedaan kurs yang dipakai dalam menghitung biaya dalam Laporan Rugi-Laba dengan kurs yang dipakai untuk menghitung PPN JLN yang terhutang; bahwa mengacu pada putusan Pengadilan Pajak untuk sengketa PPN Jasa Luar Negeri Nomor : PUT-080768.16/2006/PP/M.VIIIB Tahun 2018, yang telah diucapkan pada tanggal : 7 Februari 2018, dimana Majelis memutuskan terhadap pembayaran biaya Royalty dan Technical Information Service tersebut adalah bukan Dasar Pengenaan Pajak (DPP) PPN Jasa Luar Negeri sehingga tidak terutang PPn Jasa Luar Negeri, dan terhadap setoran SSP PPN Jasa Luar Negeri tersebut tidak perlu dikembalikan (Restitusi/Pemindahbukuan); bahwa permasalahan yang menjadi sengketa disini adalah Setoran PPN JLN untuk Masa Pajak April 2006 oleh Pemohon Banding sebesar Rp447.473.849,00 yang dikoreksi dan tidak diakui oleh Terbanding dengan alasan karena tidak adanya pemanfaatan BKP tidak berwujud dan/atau JKP dari Luar Daerah Pabean ke dalam Daerah Pabean atau tidak terdapat objek pajak (di PPh Badan di lakukan koreksi atas Royalty Trademark dan Technical Information Service), maka Surat Setoran Pajak (SSP) bukan merupakan pembayaran PPN atas pemanfaatan BKP tidak berwujud dan/atau JKP dari Luar Daerah Pabean; bahwa berdasarkan Pajak Masukan terkait pemanfaatan BKP tidak berwujud dari Luar Daerah Pabean untuk Masa Pajak April 2006 yang telah dikreditkan oleh Pemohon Banding dan dilakukan koreksi oleh Terbanding yaitu sebesar Rp447.473.849,00, dengan perincian yaitu : Pajak Masukan atas Royalty Trademark 201.363.232,00 Pajak Masukan atas Technical Information Service 246.110.617,00 Jumlah Rp 447.473.849,00 bahwa Majelis telah membaca peraturan terkait SSP JLN yang diperlakukan sebagai Faktur Pajak yaitu sebagai berikut : bahwa Peraturan perundang-undangan terkait dengan pembayaran pajak beserta bukti-buktinya antara lain adalah Undang-undang tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (KUP) Pasal 1 ayat (14) yang berbunyi : Surat Setoran Pajak adalah bukti pembayaran atau penyetoran pajak yang telah dilakukan dengan menggunakan formulir atau telah dilakukan dengan cara lain ke kas negara melalui tempat pembayaran yang ditunjuk oleh Menteri Keuangan ; Peraturan Menteri Keuangan No: 99/PMK.06/2006, tentang Modul Penerimaan Negara : Rp Rp

Pasal 6 (1) Dokumen sumber..; (2) Dokumen sumber sebagai dasar pencatatan penerimaan negara antara lain meliputi Surat Setoran Pajak (SSP), Surat Setoran Bukan Pajak (SSBP), Surat Setoran Pabean, Cukai, dan Pajak (SSPCP), ; (3) Seluruh dokumen sumber penerimaan negara dinyatakan sah setelah mendapat Nomor Transaksi Penerimaan Negara (NTPN) dan Nomor Transaksi Bank (NTB) / Nomor Transaksi Pos (NTP)/Nomor Penerimaan Potongan (NPP); Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor : Per-01/PJ./2006 tentang : BENTUK SURAT SETORAN PAJAK : Pasal 1 (2). Surat Setoran Pajak (SSP) adalah surat yang oleh Wajib Pajak digunakan untuk melakukan pembayaran atau penyetoran pajak yang terutang ke kas negara melalui Kantor Penerima Pembayaran; (3). SSP Standar adalah surat yang oleh Wajib Pajak digunakan atau berfungsi untuk melakukan pembayaran atau penyetoran pajak yang terutang ke Kantor Penerima Pembayaran dan digunakan sebagai bukti pembayaran dengan bentuk, ukuran dan isi sebagaimana ditetapkan dalam lampiran I Peraturan Direktur Jenderal Pajak ini; bahwa sebagaimana ditegaskan dalam Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor : SE - 08/PJ.5/1995:..Surat Setoran Pajak Pajak Pertambahan Nilai atas pemanfaatan Barang Kena Pajak Tidak Berwujud atau Jasa Kena Pajak dari luar Daerah Pabean diperlakukan sebagai Faktur Pajak sepanjang memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-54/PJ/1994 tanggal 29 Desember 1994 dan PPN yang tercantum didalam Faktur Pajak tersebut dapat dikreditkan sebagai Pajak Masukan sesuai ketentuan yang berlaku ; bahwa baik dalam pemeriksaan sampai pada proses persidangan banding ini Terbanding tidak menyatakan bahwa SSP yang disengketakan tidak memenuhi persyaratan dimaksud, oleh karenanya SSP tersebut harus dapat diperlakukan sebagai Faktur Pajak dan PPN yang tercantum di dalam Faktur Pajak tersebut dapat dikreditkan sebagai Pajak Masukan sesuai ketentuan yang berlaku; bahwa terkait dengan putusan Pengadilan Pajak untuk sengketa PPN Jasa Luar Negeri Nomor: PUT-080768.16/2006/PP/M.VIIIB Tahun 2018,

yang telah diucapkan pada tanggal : 7 Februari 2018 dimana Majelis telah melihat konstruksi/posisi dari perkara sengketa ini, sehingga Majelis berpendapat SSP atas Jasa Luar Negeri yang telah disetorkan ini karena kehati-hatian Pemohon Banding agar tidak salah dalam kedudukannya sebagai pemungut pajak, maka Pemohon Banding memungut PPN Jasa Luar Negeri (menggunakan SSP) tersebut adalah sebagai Faktur Pajak Masukan yang dapat dikreditkan di SPT Masa PPN Dalam Negeri-nya; bahwa dengan demikian dengan mempertimbangkan niat baik Pemohon Banding dan mengedepankan unsur keadilan serta penyelesaian administrasi yang sederhana dan tidak merugikan para pihak, Majelis memutuskan terhadap SSP PPN Jasa Luar Negeri yang telah terlanjur dipungut dan disetor oleh Pemohon Banding, tidak perlu dikembalikan kepada Pemohon Banding (Restitusi atau Pemindahbukuan), tetapi konsekuensinya adalah SSP PPN Jasa Luar Negeri tersebut tetap diakui sebagai Faktur Pajak Masukan yang dapat dikreditkan oleh Pemohon Banding dalam SPT Masa PPN Dalam Negeri-nya; bahwa dilihat dari SPT PPN-nya, Pemohon Banding telah memperhitungkan SSP PPN Jasa Luar Negeri yang disengketakan tersebut seluruhnya sebagai kredit pajak dalam menghitung PPN Dalam Negeri yang harus dibayarnya. Perlakuan terhadap SSP PPN Jasa Luar Negeri tersebut telah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan yang dipertegas dengan beberapa peraturan pelaksanaan yang dibuat oleh Terbanding, antara lain : KEPUTUSAN JENDERAL PAJAK NOMOR KEP-54/PJ/1994 tanggal 29 Desember 1994 tentang Dokumen-Dokumen Tertentu Yang Diperlakukan Sebagai Faktur Pajak Standar : Pasal 1 Dokumen-dokumen tertentu yang dapat diperlakukan sebagai Faktur Pajak Standar harus memuat sekurang-kurangnya : 1) Identitas yang berwenang menerbitkan dokumen; 2) Nama, Alamat dan Nomor Pokok Wajib Pajak penerima dokumen; 3) Jumlah satuan apabila ada; 4) Dasar Pengenaan Pajak; 5) Jumlah pajak yang terutang; Pasal 2 Dokumen-dokumen tersebut di bawah ini sepanjang memenuhi persyaratan sebagaimana tercantum dalam Pasal 1 dapat diperlakukan sebagai Faktur Pajak Standar : Surat Setoran Pajak untuk pembayaran Pajak Pertambahan Nilai atas pemanfaatan Barang Kena Pajak tidak berwujud atau Jasa Kena Pajak dari luar daerah pabean;

SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK No : SE-08/PJ.5/1995 5.2. Pajak Pertambahan Nilai yang dipungut harus disetorkan oleh pihak yang memanfaatkan Barang Kena Pajak Tidak Berwujud atau Jasa Kena Pajak dari luar Daerah Pabean dengan menggunakan Surat Setoran Pajak atas nama Wajib Pajak Luar Negeri yang menyerahkan Barang Kena Pajak Tidak Berwujud atau Jasa Kena Pajak dari luar Daerah Pabean. Surat Setoran Pajak Pajak Pertambahan Nilai atas pemanfaatan Barang Kena Pajak Tidak Berwujud atau Jasa Kena Pajak dari luar Daerah Pabean diperlakukan sebagai Faktur Pajak sepanjang memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-54/PJ/1994 tanggal 29 Desember 1994 dan PPN yang tercantum didalam Faktur Pajak tersebut dapat dikreditkan sebagai Pajak Masukan sesuai ketentuan yang berlaku; 5.3. Bagi Pengusaha Kena Pajak, Pajak Pertambahan Nilai yang telah dipungut dan disetor harus dilaporkan dalam Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai untuk Masa Pajak terjadinya penyetoran. Dalam hal pembayaran PPN tersebut berkaitan dengan kegiatan usaha yang terutang PPN, maka PPN tersebut merupakan Pajak Masukan yang dapat dikreditkan. Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai tersebut diperlakukan sebagai laporan pemungutan Pajak Pertambahan Nilai atas pemanfaatan Barang Kena Pajak Tidak Berwujud atau Jasa Kena Pajak dari luar Daerah Pabean; KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NO: KEP - 522/PJ/2000 Pasal 2 Dokumen-dokumen tersebut di bawah ini sepanjang memenuhi persyaratan sebagaimana tersebut dalam Pasal 1 diperlakukan sebagai Faktur Pajak Standar, yaitu: g. Surat Setoran Pajak untuk pembayaran Pajak Pertambahan Nilai atas pemanfaatan Barang Kena Pajak tidak berwujud atau Jasa Kena Pajak dari luar Daerah Pabean; PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK Nomor : 10/PJ/2010 Pasal 1 Dokumen tertentu yang kedudukannya dipersamakan dengan Faktur Pajak adalah : J. Surat Setoran Pajak untuk pembayaran Pajak Pertambahan Nilai atas pemanfaatan Barang Kena Pajak tidak berwujud atau Jasa Kena Pajak dari luar daerah Pabean;

Pasal 3 ( 1) Pasal 5 Dokumen tertentu memenuhi persyaratan formal apabila diisi lengkap, jelas, dan benar sesuai ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2; Pajak Pertambahan Nilai yang tercantum dalam dokumen tertentu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 merupakan Pajak Masukan yang dapat dikreditkan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku sepanjang dokumen tertentu tersebut memenuhi persyaratan formal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) dan mencantumkan Nomor Pokok Wajib Pajak pembeli Barang Kena Pajak, penerima Jasa Kena Pajak, pihak yang melakukan impor Barang Kena Pajak, atau pihak yang memanfaatkan Jasa Kena Pajak dan/atau Barang Kena Pajak tidak berwujud; bahwa dengan demikian atas Pajak Masukan yang berasal dari SSP JLN yang terdiri dari SSP JLN Royatly dan SSP JLN Technical Information Service tersebut karena dari penelitian Majelis telah sesuai/memenuhi persyaratan sebagai dimaksud dalam Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor : KEP-54/PJ/1994 tanggal 29 Desember 1994 dan terkait dengan dengan putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT-080768.16/2006/PP/M.VIIIB Tahun 2018, yang telah diucapkan pada tanggal : 7 Februari 2018, maka dapat dikreditkan seluruhnya sebagai Pajak Masukan; bahwa disamping itu sesuai Peraturan Menteri Keuangan Nomor 99/PMK.06/2006 tanggal 19 Oktober 2006 tentang Modul Penerimaan Negara dalam Pasal 6 ayat (2) juga disebutkan Dokumen sumber sebagai dasar pencatatan penerimaan negara antara lain meliputi Surat Setoran Pajak (SSP), Surat Setoran Bukan Pajak (SSBP), Surat Setoran Pabean, Cukai, dan Pajak (SSPCP),, sehingga menurut Majelis SSP tersebut dapat dikreditkan seluruhnya sebagai Pajak Masukan; Menimbang : bahwa atas hasil pemeriksaan dalam persidangan, Majelis berkesimpulan untuk mengabulkan seluruhnya permohonan banding Pemohon Banding atas Koreksi Pajak Masukan atas pemanfaatan BKP tidak berwujud dari Luar Daerah Pabean Masa Pajak April 2006, dengan perincian sebagai berikut : Jumlah Koreksi Yang Jumlah Koreksi Yang No. Uraian Jumlah Koreksi (Rp) Tidak Dapat Dipertahankan (Rp) Dipertahankan (Rp) Koreksi Pajak Masukan : - 1 Biaya Royalty (Trademark) 201.363.232,00 201.363.232,00-2 Technical Information Service 246.110.617,00 246.110.617,00 - JUMLAH 447.473.849,00 447.473.849,00 -

Pajak Masukan menurut Keputusan Terbanding Rp 3.630.065.631,00 Koreksi yang tidak dapat dipertahankan Rp 447.473.849,00 Pajak Masukan yang dapat diperhitungkan menurut Majelis Rp 4.077.539.480,00 Mengingat : Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak dan ketentuan perundang-undang lainnya serta peraturan hukum yang berlaku dan yang berkaitan dengan perkara ini. Memutuskan : Mengabulkan Seluruhnya permohonan banding Pemohon Banding terhadap Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor : KEP- 1074/WPJ.07/2014 tanggal 22 Mei 2014 tentang Keberatan Wajib Pajak Atas Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Pajak Pertambahan Nilai Barang Dan Jasa Nomor : 00005/207/06/056/13 tanggal 28 Februari 2013 Masa Pajak April 2006 atas nama PT Mead Johnson Indonesia, NPWP 02.058.971.9-056.000, beralamat di The Plaza Tower Lt. 43, Jalan MH Thamrin Kav. 28-30 Jakarta Pusat, sehingga perhitungan menjadi sebagai berikut: D a s a r P e n g e n a a n P a ja k : a. A t a s P e n y e r a h a n B a r a n g d a n J a s a y a n g t e r u t a n g P P N : J u m l a h - E k s p o r - - P e n y e r a h a n y a n g P P N - n y a h a r u s d ip u n g u t s e n d ir i 4 0. 7 7 5. 4 6 1. 3 4 0, 0 0 - P e n y e r a h a n y a n g P P N - n y a d ip u n g u t o le h P e m u n g u t P P N - P e n y e r a h a n P P N - n y a t id a k d ip u n g u t - P e n y e r a h a n y a n g d ib e b a s k a n d a r i p e n g e n a a n P P N J u m la h 4 0. 7 7 5. 4 6 1. 3 4 0, 0 0 b. A t a s P e n y e r a h a n B a r a n g d a n J a s a y a n g t id a k t e r u t a n g P P N c. J u m la h S e lu r u h P e n y e r a h a n 4 0. 7 7 5. 4 6 1. 3 4 0, 0 0 d. P e m a n f a a t a n J K P d a r i L u a r P a b e a n P e n g h it u n g a n P P N K u r a n g B a y a r : a. P a ja k K e lu a r a n y a n g h a r u s d ip u n g u t / d ib a y a r s e n d ir i 4. 0 7 7. 5 4 6. 1 3 4, 0 0 b. D ik u r a n g i : - P a ja k M a s u k a n y a n g d a p a t d ip e r h it u n g k a n : 4. 0 7 7. 5 3 9. 4 8 0, 0 0 - S T P ( p o k o k k u r a n g b a y a r ) - D ib a y a r d e n g a n N P W P s e n d ir i - - L a in - la in 9. 5 4 5, 0 0 - J u m la h p a ja k y a n g d a p a t d ip e r h it u n g k a n 4. 0 7 7. 5 4 9. 0 2 5, 0 0 J u m la h p e r h it u n g a n P P N K u r a n g ( L e b ih B a y a r ) ( 2. 8 9 1, 0 0 ) D ik o m p e n s a s ik a n k e M a s a P a ja k b e r ik u t n y a 2. 8 9 1, 0 0 P P N y a n g k u r a n g ( le b ih ) d ib a y a r - S a n k s i A d m in is t r a s i: U R A I A N B u n g a P a s a l 1 3 a y a t ( 2 ) U U K U P - K e n a ik a n P a s a l 1 3 a y a t ( 3 ) U U K U P - J u m la h P P N y a n g m a s ih h a r u s / ( le b ih ) d ib a y a r - Demikian diputus berdasarkan musyawarah Majelis VIIIB Pengadilan Pajak yang telah dicukupkan dalam sidang pemeriksaan terakhir pada hari Rabu tanggal 27 Mei 2015 dengan susunan Majelis dan Panitera Pengganti sebagai berikut : Drs. Sigit Henryanto, Ak. Nany Wartiningsih, S.H., M.Si. Masdi, S.E., M.Si. ( R p ) sebagai Hakim Ketua, sebagai Hakim Anggota, sebagai Hakim Anggota, Yang dibantu oleh Dwian Widyati Haristyani, S.H., M.H. sebagai Panitera Pengganti,

dan diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum pada hari Rabu tanggal 7 Februari 2018 oleh Hakim Ketua dengan dihadiri para Hakim Anggota dan Panitera Pengganti, dihadiri oleh Terbanding maupun Pemohon Banding.