KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) USULAN RENCANA KEGIATAN TAHUN 2018 PROGRAM PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN PENYAKIT TERNAK

dokumen-dokumen yang mirip
1 SKPD : DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN KABUPATEN BOJONEGORO 2 KEGIATAN : Peningkatan Sarana dan Prasarana Puskeswan 3 LATAR BELAKANG

BAB II. PERJANJIAN KINERJA

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN

MATRIK RENSTRA DINAS PETERNAKAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2013

PENGUKURAN KINERJA DINAS PETERNAKAN PROVINSI JAWA TIMUR CAPAIAN TUJUAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF

FORMULASI PERHITUNGAN CAPAIAN KINERJA DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN KABUPATEN LAMONGAN

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2013

VISI. Terwujudnya masyarakat yang mandiri, sejahtera melalui peningkatan pembangunan peternakan.

KATA PENGANTAR. Dukungan Data yang akurat dan tepat waktu sangat diperlukan. dan telah dilaksanakan serta merupakan indikator kinerja pembangunan

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2013

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)

BUKU SAKU DATA PETERNAKAN DAN PERIKANAN 2014

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA

BAB II GAMBARAN PELAYANAN SKPD

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA. Berikut ini merupakan gambaran umum pencapaian kinerja Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur :

BUPATI MALANG BUPATI MALANG,

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian ini membahas mengenai implementasi pelayanan kesehatan

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUKUMBA NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG PENGAWASAN LALU LINTAS TERNAK DAN PEREDARAN BAHAN ASAL HEWAN DI KABUPATEN BULUKUMBA

BAB II GAMBARAN PELAYANAN SKPD

BAB VI INDIKATOR DINAS PERTANIAN YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD RENSTRA D I N A S P E R T A N I A N RENSTRA VI - 130

RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DA TAHUN DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANA

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 04/Permentan/OT.140/1/2013 TENTANG UNIT RESPON CEPAT PENYAKIT HEWAN MENULAR STRATEGIS

BAB VI INDIKATOR KINERJA YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD

(Rp.) , ,04

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA DAN PENDANAAN INDIKATIF

DINAS PETERNAKAN KABUPATEN KUPANG. Bagian Pertama. Dinas. Pasal 21

RENCANA PENGADAAN BARANG/JASA SUMBER DANA : DPA APBD SKPD DINAS PETERNAKAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN ANGGARAN 2012

DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN, PERJANJIAN KINERJA, PENGUKURAN KINERJA, INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2016

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL (Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul) Nomor : 1 Tahun : 2017

BAB VI INDIKATOR DINAS PERTANIAN YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD RENSTRA D I N A S P E R T A N I A N RENSTRA VI - 130

LAPORAN REALISASI KEGIATAN APBN PROVINSI SUMATERA BARAT TAHUN 2015 KEADAAN s/d AKHIR BULAN : DESEMBER 2015

KEPUTUSAN KEPALA DINAS PERTANIAN KABUPATEN BANDUNG TENTANG INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) DINAS PERTANIAN KABUPATEN BANDUNG

OLEH DR. Drh. RAIHANAH, M.Si. KEPALA DINAS KESEHATAN HEWAN DAN PETERNAKAN ACEH DISAMPAIKAN PADA :

KERTAS KERJA EVALUASI KESELARASAN SASARAN PROGRAM DAN KEGIATAN BESERTA INDIKATOR KINERJA SKPD

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2013

PEMERINTAH KABUPATEN GARUT DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN Jalan Patriot No. 14, (0262) Garut

LAPORAN REFLEKSI AKHIR TAHUN 2014 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI SUMATERA UTARA

PEMERINTAH PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH PROVINSI JAMBI NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PENGENDALIAN TERNAK SAPI DAN KERBAU BETINA PRODUKTIF

RENCANA KERJA (RENJA) PEMBANGUNAN PETERNAKAN KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2015

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PETERNAKAN DI PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

PEMERINTAH KABUPATEN GIANYAR RENCANA KERJA PERUBAHAN (RENJA-P) DINAS PERTANIAN KABUPATEN GIANYAR TAHUN 2017

LAPORAN KINERJA 2014 BAB I. PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

Ayam Ras Pedaging , Itik ,06 12 Entok ,58 13 Angsa ,33 14 Puyuh ,54 15 Kelinci 5.

I. PROGRAM DAN KEGIATAN TAHUN 2016

PEMERINTAH KABUPATEN BENGKULU TENGAH

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Data Perkembangan Koperasi tahun Jumlah

Tabel. 2.1 Pencapaian Kinerja Pelayanan Dinas Kesehatan Hewan dan Peternakan Aceh Provinsi Aceh

DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 2 TAHUN 2004 TENTANG

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Uraian Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur

RENSTRA BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF D I N A S P E R T A N I A N

LAPORAN KEGIATAN INVESTIGASI WABAH PENYAKIT HEWAN TAHUN Penyakit hewan masih menjadi permasalahan bagi industri peternakan di Indonesia

PENETAPAN KINERJA DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN KABUPATEN JOMBANG TAHUN ANGGARAN 2015

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2013

BAB I PENDAHULUAN. penyedia protein, energi, vitamin, dan mineral semakin meningkat seiring

PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR RENCANA KERJA ( RENJA )

PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG

CAPAIAN KINERJA KELUARAN (OUTPUT ) UTAMA APBN PKH TAHUN 2014

GUBERNUR BENGKULU PERATURAN DAERAH PROVINSI BENGKULU NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PENGENDALIAN TERNAK SAPI DAN KERBAU BETINA PRODUKTIF

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI NOMOR 11 TAHUN 2001 TENTANG PERIZINAN DAN PENDAFTARAN USAHA PETERNAKAN DI KABUPATEN KUTAI

A. Luas potensi lahan sumber pakan ternak (Ha) Luas Potensi Hijauan (Ha) No Kabupaten/Kota Tanaman Padang. Pangan Rumput

I. PENDAHULUAN. dalam pembangunan sektor pertanian. Pada tahun 1997, sumbangan Produk

KATA PENGANTAR. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) merupakan laporan kinerja tahunan yang berisi pertanggungjawaban

REALISASI PROGRAM DAN KEGIATAN DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN KABUPATEN BOGOR 2013

RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKA DINAS PERKEBUNAN DAN PETERNAKAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

WALIKOTA SINGKAWANG. PROVINSI KALIMANTAN BARAT.

2 seluruh pemangku kepentingan, secara sendiri-sendiri maupun bersama dan bersinergi dengan cara memberikan berbagai kemudahan agar Peternak dapat men

PEDOMAN IDENTIFIKASI DAN PENGAWASAN TERNAK RUMINANSIA BESAR BAB I PENDAHULUAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 95 TAHUN 2012 TENTANG KESEHATAN MASYARAKAT VETERINER DAN KESEJAHTERAAN HEWAN

RENCANA UMUM PENGADAAN BARANG/ JASA (RUP) LINGKUP DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI BENGKULU KEMENTERIAN PERTANIAN RI TAHUN ANGGARAN 2013

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DINAS KELAUTAN, PERIKANAN DAN PETERNAKAN KABUPATEN GRESIK TAHUN 2015

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 95 TAHUN TENTANG KESEHATAN MASYARAKAT VETERINER DAN KESEJAHTERAAN HEWAN

RUMUSAN RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN OPD TAHUN 2016 DAN PERKIRAAN MAJU TAHUN 2017 PEMERINTAH KOTA DEPOK

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

I PENDAHULUAN. 2,89 2,60 2,98 3,35 5,91 6,20 Makanan Tanaman Perkebunan 0,40 2,48 3,79 4,40 3,84 4,03. Peternakan 3,35 3,13 3,35 3,36 3,89 4,08

PEMERINTAH KABUPATEN SIAK

PENDAHULUAN. Kemitraan merupakan hubungan kerjasama secara aktif yang dilakukan. luar komunitas (kelompok) akan memberikan dukungan, bantuan dan

KATA PENGANTAR. Rencana Kerja (Renja) Tahun 2016

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) Pada Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Magelang Tahun 2015

2017, No Menteri Petanian tentang Penyediaan, Peredaran, dan Pengawasan Ayam Ras dan Telur Konsumsi; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 16 Tah

PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 95 TAHUN 2012 TENTANG KESEHATAN MASYARAKAT VETERINER DAN KESEJAHTERAAN HEWAN

TAR== BERITA DAERAH KABUPATEN TANAH DATAR TAHUN 2013 PERATURAN BUPATI TANAH DATAR NOMOR 27 TAHUN 2013 TENTANG

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2013

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KERINCI TAHUN 2007 NOMOR 17

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017

LAPORAN TAHUNAN DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN TAHUN ANGGARAN 2013

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP)

Lampiran 3. PENGUKURAN KINERJA KEGIATAN TAHUN 2014 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN

LEMBARAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 1 TAHUN 2015

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437), sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran

Transkripsi:

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) USULAN RENCANA KEGIATAN TAHUN 2018 PROGRAM PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN PENYAKIT TERNAK KEGIATAN PENGAWASAN PERDAGANGAN TERNAK ANTAR DAERAH DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN KABUPATEN BOJONEGORO TAHUN 2017

I. Nama OPD : DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN II. KEGIATAN: PENGAWASAN PERDAGANGAN TERNAK ANTAR DAERAH III. LATAR BELAKANG: a. Dasar Hukum: 1. Undang-undang Nomor 41 Tahun 2014 tentang Perubahan Undang- Undang Nomor 18 Tahun 2009 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan. 2. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2009 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan; 3. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 1977 tentang Penolakan, Pencegahan, Pemberantasan dan Pengobatan Penyakit Hewan; 4. Peraturan Pemerintah Nomor 95 Tahun 2012 tentang Kesehatan Masyarakat Veteriner dan Kesejahteraan Hewan; 5. Peraturan Pemerintah nomor 4 Tahun 2016 tentang Pemasukan Ternak dan/atau Produk Hewan dalam hal tertentu yang berasal dari Negara atau Zona dalam Suatau Negara Asal Pemasukan 6. Keputusan Menteri Pertanian nomor 4026/Kpts/OT.140/3/2013 tentang Penetapan Jenis Penyakit Hewan Menular Strategis, 7. Peraturan Mendagri nomor 13 tahun 2006 tentang pedoman pengelolaan Keuangan Daerah. 8. Peraturan Daerah Kabupaten Bojonegoro nomor 13 tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kabupaten Bojonegoro; 9. Peraturan Bupati Kabupaten Bojonegoro nomor 12 Tahun 2016 tentang Pedoman Penyusunan Kerangka Acuan Kerja; 10. Peraturan Bupati Bojonegoro nomor: 71 tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organosasi, Uraian tugas dan Fungsi Dinas Peternakan dan Perikanan;

Rujukan: a. RPJMD Kabupaten Bojonegoro 2013 2018 Misi I : Meningkatkan pertumbuhan ekonomi yangberkualitas, seimbang dan berkelanjutan melalui peningkatan produksi pangan dan energy, Tujuan : Meningkatkan perkembangan ekonomi daerah yang berkualitas. Sasaran : Meningkatnya populasi dan produksi hasil peternakan dengan target: - Peningkatan produksi peternakan berupa daging sebesar 5,5 % sampai dengan akhir tahun 2018; - Peningkatan produksi peternakan berupa telur sebesar 4,3 % sampai dengan akhir tahun 2018; - Peningkatan populasi ternak sapi sebesar 8 % sampai dengan akhir tahun 2018; - Peningkatan populasi ternak Kambing/domba sebesar 5 % sampai dengan akhir tahun 2018; - Peningkatan populasi ternak ayam petelur sebesar 5% dan Ayam Buras sebesar 1% b. Renstra Dinas Peternakan dan Perikanan Kab. Bojonegoro 2013-2018: Tujuan : meningkatnya populasi dan produktifitas ternak, Sasaran 1 : Meningkatnya sarana dan prasarana pelayanan kesehatan hewan, Indikator : - Persentase peningkatan pengendalian pengeluaran ternak potong dan ternak bibit guna mencegah pengeluaran ternak potong dan ternak bibit yang tidak terkendali yang dapat menghilangkan ternak bibit dari wilayah Bojonegoro. Sasaran 2 : Meningkatnya pencegahan dan pengendalian penyakit hewan menular Indikator : - Persentase peningkatan pencegahan masuknya penyakit hewan menular ke wilayah Bojonegoro melalui pengawasan dan pemeriksaan

lalu lintas hewan dan produk hewan di check point dan titik pantau lalu lintas hewan di perbatasan. - Persentase peningkatan pencegahan dan pengendalian penyebaran penyakit hewan menular dalam tata niaga ternak melalui pengawasan kesehatan ternak di pasar hewan. Sasaran 3 : Meningkatnya kualitas petugas penyuluh dan petugas lainnya Indikator : - Persentase peningkatan pengetahuan masyarakat, pelaku usaha peternakan dan petugas tentang tata niaga ternak dan penanganan hewan kurban melalui kegiatan Bimbingan Teknis sejumlah 150 orang. Dengan strategi pencapaian tujuan melalui: Program Pencegahan dan penanggulangan penyakit hewan menular ternak, Kegiatan Pengawasan Perdagangan ternak Antar Daerah. b. Gambaran Umum Tingginya populasi ternak di Kabupaten Bojonegoro menjadikan tingginya lalu lintas dalam tata niaga ternak yang mempengaruhi struktur populasi ternak dan keseimbangan suplay dan demand pemenuhan ternak potong. Selain itu juga bahwa karena potensi ternak yang padat dan letak Kabupaten Bojonegoro di daerah jalur Babat, Tuban, Ngawi (Jawa Timur) dan Cepu (Jawa Tengah) juga mengandung potensi terjadinya pemasukan dan/atau penyebaran penyakit hewan menular dari luar wilayah Bojonegoro melalui lalu lintas ternak sehingga sangat diperlukan pelaksanaan pengawasan perdagangan ternak antar daerah. Dalam pelaksanaan pengawasan perdagangan ternak antar daerah fokus utama ditujukan pada pengendalian pengeluaran ternak potong maupun ternak bibit dari wilayah Kabupaten Bojonegoro dan pencegahan masuk dan berjangkitnya penyakit hewan menular strategis yang tidak ada/belum ada di wilayah Kabupaten Bojonegoro yang mengacu pada Keputusan Menteri Pertanian No. 4026 / Kpts / OT.140 / 04 / 2013 tentang Penyakit Hewan Menular Strategis (PHMS).

Pada kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir ini, penyakit hewan di Bojonegoro didominasi oleh penyakit endemis (misalnya Avian influenza) yang mudah menular dan dapat mengakibatkan peningkatan jumlah penderita dan kematian akibat penyakit tersebut, serta ancaman masuknya penyakit hewan menular strategis lain seperti rabies yang walaupun saat ini Jawa Timur khususnya Bojonegoro masih dinyatakan bebas tetapi beresiko tinggi, sedangkan kewaspadaan tinggi ditujukan terhadap ancaman bahaya penyakit Anthrak karena secara geografis Kabupaten Bojonegoro berbatasan langsung dengan provinsi Jawa Tengah yang berstatus endemis Anthrax. Sebagai perhatian khusus bahwa wilayah Jawa Timur yang sebelumnya dinyatakan daerah bebas Anthrax pada tahun 2014 sudah ditemukan kasus positif Anthrax yaitu di Kabupaten Blitar dan pada tahun 2016 didiagnosa kasus positif Anthrax di Kabupaten Pacitan. Kewaspadaan tinggi ditujukan pada ancaman pemasukan penyakit hewan menular melalui lalu lintas ternak yang menimbulkan kerugian ekonomi, keresahan masyarakat dan atau kematian hewan yang tinggi. Untuk dapat melakukan kegiatan pengendalian pengeluaran ternak dan pencegahan penyakit ternak diperlukan tindakan yang merupakan sikap tanggap dengan melakukan pengawasan perdagangan ternak antar daerah yang tegas dan sesuai dengan Standard Operasional Prosedur (SOP). c. Data Dukung Pelaksanaan Kegiatan Populasi Ternak Kabupaten Bojonegoro per Desember 2016: 1. Sapi Potong = 201.954 Ekor 2. Sapi Perah = 36 Ekor 3. Kerbau = 957 Ekor 4. Kambing = 122.961 Ekor 5. Domba = 153.264 Ekor 6. Kuda = 110 Ekor 7. Ayam ras pedaging = 1.450.326 Ekor 8. Ayam ras petelur = 32.410 Ekor 9. Ayam buras = 1.543.952 Ekor

Data lalu lintas ternak hasil pemantauan di pos pantau tahun 2016: Pengeluaran : 36.075 ekor Pemasukan : 29.627 ekor IV. MASALAH YANG INGIN DIPECAHKAN Aspek Sosial, ekonomi, budaya: - Penurunan produksi ternak akibat Penyakit Hewan Menular yang mungkin masuk dan/atau berjangkit melalui kegiatan lalu lintas tata niaga ternak; - Kerugian peternak akibat ternak yang sakit atau mati akibat penyakit hewan menular; - Kerugian peternak akibat penurunan harga ternak karena ketidakseimbangan suplay dan demand kebutuhan ternak terkait lalu lintas tata niaga ternak yang tidak terkontrol; - Fluktuasi/kenaikan harga produk hewan akibat sulitnya memperoleh ternak siap potong; - Keresahan batin masyarakat akan ketakutan penularan penyakit dari hewan ke manusia (zoonosa) akibat penularan langsung (contagious) maupun karena mengkonsumsi produk hewan (food borne disease) V. HARAPAN - Dapat dicegah masuknya PHM dari wilayah lain kedalam wilayah Kabupaten Bojonegoro; - Terjaminnya status kesehatan hewan yang beredar/diperdagangkan di wilayah kabupaten Bojonegoro - Terkendalinya pengeluaran ternak potong dan ternak bibit dari wilayah Kabupaten Bojonegoro; - Diperolehnya data mutasi ternak keluar masuk wilayah Kabupaten Bojonegoro yang mempengaruhi struktur populasi ternak; - Peningkatan produksi ternak sehingga membawa kesejahteraan bagi peternak; - Meminimalisir kerugian peternak akibat penurunan produksi karena ternak yang sakit atau mati baik akibat penyakit hewan menular.

VI. TUJUAN 1. Mencegah masuknya penyakit hewan menular dari suatu wilayah ke wilayah Kabupaten Bojonegoro; 2. Mengendalikan pengeluaran ternak potong dan ternak bibit dari wilayah Kabupaten Bojonegoro; 3. Memperoleh data mutasi ternak keluar masuk wilayah Kabupaten Bojonegoro yang mempengaruhi struktur populasi ternak; 4. Mencegah dan mengendalikan penyebaran penyakit hewan melalui pengawasan dan pemeriksaan kesehatan hewan di pasar hewan maupun di tempat-tempat penjualan ternak. VII. HAL YANG HARUS ADA DAN TIDAK BOLEH ADA Hal yang harus ada: Sumber Daya Manusia yang handal; Pengetatan pelaksanaan pengawasan lalu lintas ternak di lintas batas Kabupaten; Kerja sama dengan pihak kepolisian yang berhak dalam penghentian dan pemeriksaan kendaraan; Sarana prasarana: - Pos titik pantau lalu lintas ternak di perbatasan; - Sertifikat Veteriner / Surat Keterangan Kesehatan Hewan; Hal yang tidak boleh ada : - Lalu lintas tata niaga ternak yang tidak terkontrol yang memungkinkan pemasukan dan/atau penyebaran agen penyakit; - Lalu lintas tata niaga ternak yang tidak terkontrol yang memungkinkan tidak terjaganya keseimbangan suplay dan demand yang juga dapat mempengaruhi harga komoditas ternak dan produk hewan;

- Lalu lintas tata niaga ternak yang tidak terkontrol yang dapat berakibat tidak terkendalinya pengeluaran ternak potong dan ternak bibit dari wilayah Kabupaten Bojonegoro; - Ketidakpedulian petugas maupun masyarakat akan tertib administrasi dan teknis dalam lalu lintas tata niaga ternak VIII. WUJUD KONKRIT KEGIATAN 1. Pengawasan dan pendataan lalu lintas tata niaga hewan di titik patau lintas batas wilayah Kabupaten Bojonegoro yaitu di titik pantau Kasiman, Margomulyo, Trucuk, Bojonegoro, Gondang, Kedungadem dan Baureno; 2. Pengawasan dan pendataan hewan di pasar hewan dan/atau tempat penjualan hewan termasuk juga pada pedagang hewan qurban; 3. Bimbingan Teknis Penanganan Hewan Qurban Menurut Syar I; 4. Pengadaan obat dan alat dalam pengawasan dan pemeriksaan hewan qurban; 5. Pengadaan Buku panduan Penanganan Hewan Qurban (Permentan); 6. Pengadaan bahan dan alat dalam kegiatan penampungan Hewan Qurban. IX. DUKUNGAN YANG DIPERLUKAN DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN 1. Peraturan Daerah Kabupaten Bojonegoro tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah tahun 2018; 2. Peraturan Bupati Bojonegoro tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah tahun 2018; 3. Dokumen Pelaksanaan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (DPA- SKPD) TA 2018; 4. SK Lokasi Alokasi Kegiatan 5. SK Petugas Pelaksana Kegiatan 6. Anggaran pelaksanaan kegiatan Rp. 30.600.000,-

X. WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN KEGIATAN 1. Pengawasan dan pendataan lalu lintas tata niaga hewan pada bulan Januari Desember 2018 di 7 titik patau lintas batas wilayah Kabupaten Bojonegoro di Kecamatan Margomulyo, Kasiman, Gondang, Trucuk, Bojonegoro, Kedungadem dan Baureno; 2. Pengawasan dan pendataan hewan di pasar hewan dan/atau tempat penjualan hewan termasuk juga pada pedagang hewan qurban pada bulan Januari Desember 2018; 3. Bimbingan Teknis Penanganan Hewan Qurban Menurut Syar I dilaksanakan pada bulan Juli 2018 di ruang pertemuan Dinas Peternakandan Perikanan; 4. Pengadaan obat dan alat dalam pengawasan dan pemeriksaan hewan qurban pada bulan Juni 2018; 5. Pengadaan Buku panduan Penanganan Hewan Qurban (Permentan); 6. Pengadaan bahan dan alat dalam kegiatan penampungan Hewan Qurban pada bulan Juli 2018. XI. DANA YANG DIBUTUHKAN Anggaran pelaksanaan kegiatan sejumlah Rp. 30.600.000,- Menyetujui, KUASA PENGGUNA ANGGARAN Bojonegoro, Juli 2017 PPTK Drh.SUGIHARTI SRI RAHAJU Pembina NIP. 19641002 199803 2 003 Drh. INDRA FIRMANSYAH NIP. 19821115 200903 1 006 Mengetahui, PENGGUNA ANGGARAN ARDIYONO PURWANTO, SH.,M.Si. Pembina Utama Muda NIP. 19590114 198003 1 007