BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Model penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Research and

dokumen-dokumen yang mirip
Pengembangan Modul Elektronik Berbasis 3D Pageflip Professional

PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK BERBASIS DISCOVERY LEARNING MENGGUNAKAN 3D PAGEFLIP PROFESSIONAL PADA MATERI GERAK LURUS UNTUK KELAS X SMA

BAB III METODE PENGEMBANGAN. Penelitian yang peneliti lakukan merupakan penelitian pengembangan dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini tergolong penelitian dan pengembangan atau Research and

Jurnal EduFisika Vol. 02 No. 01, Juli 2017 E-ISSN:

BAB III METODE PENGEMBANGAN. Penelitian ini tergolong ke dalam penelitian dan pengembangan (Research &

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. hipotesis tertentu, tetapi hanya menggambarkan apa adanya tentang suatu

Jurnal EduFisika Vol. 02 No. 01, Juli 2017 E-ISSN:

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENGEMBANGAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan (Research and

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif, dimana

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, penelitian ini

QUAL QUAN. qual. quan. Analysis of Findings. Analysis of Findings

ARTIKEL ILMIAH PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI RANGKAIAN ARUS SEARAH UNTUK KELAS XII SMA

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini, yaitu research and development atau penelitian

BAB III METODE PENGEMBANGAN. Penelitian ini tergolong penelitian dan pengembangan atau Research and

BAB III METODE PENELITIAN

Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) IPA Berbasis Multiple Intelligences Pada Materi Suhu dan Perubahannya di Kelas VII

METODE PENELITIAN. Penelitian dalam pengembangan modul kesetimbangan kimia berbasis multipel

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Tibawa Kabupaten Gorontalo Provinsi Gorontalo. Waktu penelitian, sejak

BAB III METODE PENGEMBANGAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan. Pada pengembangan ini

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang bertujuan

3. Belum ada yang meneliti tentang kesadaran gender siswa kelas VIII SMP Negeri 15 Bandung tahun ajaran 2013/2014.

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. SMA Al-Azhar 3 Bandar Lampung pada tahun pelajaran 2011/2012. SMA Al-

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian pengembangan. Metode penelitian pengembangan memuat tiga

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan, yaitu suatu jenis

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ialah metode penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. dihasilkan berupa software pembelajaran matematika melalui media Macromedia Flash

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan (Research and Development).

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII semester ganjil

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah research and development

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. yang bertujuan untuk mendeskriptifkan sesuatu yang ada pada saat ini. Dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif yang dilakukan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Realistik (PMR) bagi siswa SMP kelas VIII sesuai Kurikulum 2013.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENGEMBANGAN. experiential learning ini termasuk ke dalam jenis penelitian Research and

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian dan pengembangan (Research & Development). Menurut Gall, dkk.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. representasi kimia ini adalah metode penelitian dan pengembangan (Research

BAB III METODE PENELITIAN. Sesuai dengan masalah penelitian yang dikemukakan sebelumnya, maka jenis

BAB III METODE PENELITIAN A. MODEL PENGEMBANGAN Penelitian ini termasuk penelitian pengembangan inovasi pembelajaran yang menggunakan metode

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan sifat dan tujuannya, penelitian ini merupakan penelitian ex

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk jenis penelitian dan pengembangan atau dalam bahasa

BAB III METODE PENELITIAN. mengembangkan perangkat pembelajaran matematika berupa RPP dan LKS pada

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. (2006), penelitian deskriptif diarahkan untuk memberikan gejala-gejala, fakta-fakta atau

BAB III METODE PENELITIAN A.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. and Development), dengan menggunakan model pengembangan Borg and

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN. Hasil dari penelitian ini berupa (1) sebuah LKS berbasis creative problem

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENGEMBANGAN INSTRUMEN IDENTIFIKASI MISKONSEPSI FISIKA PADA MATERI LISTRIK DINAMIS MELALUI CRI (CERTAINTY OF RESPONSE INDEX) BERBASIS WEB

BAB III METODE PENELITIAN. dengan analisis data dan penyajian secara kuantitatif/statistik.

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan project based learning. Bahan ajar yang dikembangkan berupa RPP

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK BERORIENTASI PROBLEM BASED LEARNING PADA MATERI KESEIMBANGAN DAN DINAMIKA ROTASI DI SMA KELAS XI

B. Model Pengembangan Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian pengembangan (research and development/r&d) yang mengacu pada model

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Model Pengembangan

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini yaitu research and development atau penelitian

PERSEPSI SISWA TERHADAP PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN OLEH GURU FISIKA DI KELAS IX SMP N 16 KOTA JAMBI. Oleh:

BAB III METODE PENELITIAN O X O

BAB III METODE PENELITIAN. yang ada. Data yang terkumpul diwujudkan dalam bentuk angka-angka. akan menunjukkan sejauh mana dua hal saling berhubungan.

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan yaitu research and development atau

BAB III METODE PENELITIAN. IPA untuk Meningkatkan Practical skills Siswa SMP. desain penelitian pengembangan (Research and Development).

Lokasi penelitian dilakukan pada Perpustakaan SMP Negeri 15 Bandung yang terletak di Jalan Dr. Setiabudhi Nomor 89.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah kuantitatif, yaitu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR (LKS) E-LEARNING BERBASIS MOODLE SEBAGAI PENUNJANG PEMBELAJARAN FISIKA DALAM MATERI TERMODINAMIKA DI SMA ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN. berdasarkan teori pembelajaran yang telah ada. Oleh karena itu, jenis penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. suatu permasalahan (Azwar,2012:1). Desain penelitian dapat diartikan suatu

BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN. juga menggunakan metode Research and Development yaitu metode penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian pengembangan atau disebut juga Research and Development

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen karena pemilihan

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Model Penelitian Model penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Research and Development. Penelitian ini dapat dikategorikan dalam jenis penelitian dan pengenbangan (Research and Development) bertujuan untuk menghasilkan produk baru melalui proses pengembangan. ADDIE merupakan singkatan dari analysis (analisis), design (desain), development (pengembangan), implementation (implementasi), evaluate (evaluasi). ADDIE adalah salah satu model pengembangan sebuah produk yang sering diterapkan dalam melakukan penelitian pengembangan. Berikut adalah skema tahapan dalam model pengembangan ADDIE: Gambar 3.1: Skema tahapan dalam model pengembangan ADDIE ADDIE dipilih dalam penelitian pengembangan ini didasarkan pada beberapa alasan, diantaranya: 1. Model ADDIE merupakan model yang menunjukkan langkah-langkah secara jelas dan cermat untuk menghasilkan produk. 0

1. Skema pengembangan dalam model ini sesuai dengan standar tahap penelitian pengembangan. 3. Model ADDIE telah digunakan secara luas dan terbukti dapat menghasilkan suatu produk yang baik. Pada penelitian pengembangan ini dibatasi hingga tahap development (pengembangan). 3. Prosedur Pengembangan Prosedur pengembangan media belajar fisika berupa modul berbasis kearifan lokal ini meliputi lima tahapan yaitu analisis, rancangan, pengembangan implementasi dan evaluasi. Adapun tahapan-tahapannya sebagai berikut: 3..1 Tahap 1: Analisis Tujuan dilakukannya analisis adalah mengidentifikasi permasalahan yang ada. Langkah-langkah yang dilakukan pada tahap analisis adalah sebagai berikut: 3..1.1 Analisis Masalah Pembelajaran Analisis masalah pembelajaran dilakukan untuk mengetahui ketidaksesuaian yang terjadi dalam proses belajar siswa. Pada tahap ini peneliti melakukan pengamatan selama melakukan kegiatan Praktik Kependidikan sehingga ditemukan sebuah keadaan dimana sekolah belum menerapkan Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 010 pasal 34, yang berisi Pendidikan berbasis keunggulan lokal adalah pendidikan yang diselenggarakan setelah memenuhi Standar Nasional Pendidikan dan diperkaya dengan keunggulan kompetitif dan/atau komparatif daerah yang dilanjutkan dengan pasal 35 ayat, bahwa Pemerintah Kabupaten/Kota melaksanakan dan/atau memfasilitasi

perintisan program dan/atau satuan pendidikan yang sudah hampir memenuhi Standar Nasional Pendidikan untuk dikembangkan menjadi program dan/atau satuan pendidikan bertaraf Internasional dan/atau berbasis keunggulan lokal. 3..1. Menentukan Tujuan Instruksional Tujuan instruksional adalah tujuan yang menggambarkan pengetahuan, kemampuan, keterampilan dan sikap yang harus dimiliki oleh siswa sebagai akibat dari hasil pengajaran yang dinyatakan dalam bentuk tingkah laku yang dapat diamati dan diukur. Dalam penelitian ini penulis menentukan tujuan belajar pada Kompetensi Dasar 3.3 dan 4.3 dari silabus. Tabel 3.1 Kisi-kisi Materi Usaha dan Energi Kompetensi Dasar 3.3 Menganalisis konsep energi, usaha, hubungan usaha dan energi, dan hukum kekekalan energi untuk menyelesaikan permasalahan gerak dalam kehidupan sehari - hari. Indikator 1. Memformulasikan konsep usaha dan energi ke dalam bentuk persamaan.. Menganalisis kaitan usaha dan perubahan energi kinetik. 3. Menganalisis kaitan usaha dan perubahan energi potensial. 4. Menganalisis hubungan usaha dan energi dengan hukum kekekalan energi mekanik. 4.3 Memecahkan masalah dengan menggunakan metode ilmiah terkait dengan konsep gaya dan kekekalan energi. 1. Melakukan percobaan usaha.. Mengolah dan menyajikan data percobaan usaha. 3. Mengkomunikasikan hasil percobaan usaha ke dalam bentuk persamaan matematis. 4. Menerapkan hukum kekekalan energi mekanik dalam persoalan sehari hari. 3..1.3 Analisis Karakteristik Siswa Analisis karakteristik siswa digunakan sebagai dasar dalam pengembangan bahan ajar yang akan dibuat. Dalam analisis karakter dilakukan juga analisis pembalajaran. Berdasarkan wawancara ditemukan masalah lain berupa kurangnya

3 ketertarikan siswa terhadap pelajaran yang diajarkan. Dengan demikian dibutuhkan bahan belajar fisika yang dapat menumbuhkan ketertarikan siswa terhadap materi fisika. 3..1.4 Sumber Daya yang Tersedia Tujuan dari menganalisis sumber daya yang tersedia adalah untuk mengidentifikasi semua jenis sumberdaya yang dibutuhkan. Ada empat jenis sumber daya yag harus dianalisis: sumber daya isi, sumber daya teknologi, sumber daya intruksional, dan sumber daya manusia. 3..1.5 Menyusun Rencana Pengembangan Tujuan dari tahap penyusunan rencana pengembangan agar proses pengembangan berjalan sesuai perencanaan pengembangan. 3.. Tahap : Desain Prosedur umum yang dilakukan pada tahap desain yaitu mengadakan atau mengumpulkan hal yang dibutuhkan, menyusun tujuan pelaksanaan atau pengembangan, dan menghasilkan strategi pengujian. Adapun proses pada tahapan ini adalah sebagai berikut: 3...1 Menyediakan Bahan-Bahan Yang Dibutuhkan Menyediakan bahan-bahan yang dibutuhkan untuk menghasilkan modul fisika berbasis kearifan lokal bertujuan untuk mempermudah proses pembuatan produk. Bahan-bahan yang dibutuhkan yaitu Microsoft Office Word, Corel Draw dipadukan dengan GNU Image Manipulation Program sebagai pengolah gambar.

4 3... Merancang Naskah Modul Tujuan dari pembuatan naskah media ini adalah agar modul yang dibuat terarah dan terstruktur dengan baik. Berikut adalah storyboard yang akan digunakan dalam modul fisika berbasis kearifan lokal Provinsi Jambi yang dibuat: Tabel 3. Storyboard modul No Visual Keterangan 1 Gambar di samping merupakan tampilan cover modul 1: judul 1 :Peta Jambi dan gambar pendukung 3: Daftar kearifan lokal Gambar disamping merupakan 1 tampilan halaman abstraksi 1: Judul besar : Gambar Peta 3: Deskripsi atau penjelasan 3 3 3 Desain disamping merupakan halaman pendahuluan. 1 1 : judul besar : Gambar penunjang dan penjelasan

5 4 Gambar disamping berisi tentang materi dan kegiatan inti, berisi: 1: Judul besar 1 : Gambar Pendukung 3: isi materi 5 Gambar disamping merupakan halaman penutup, berisi: 1 1: Judul : Isi rangkuman 3 3...3 Merancang Instrumen Evaluasi Penyusunan instrumen evaluasi bertujuan sebagai alat untuk mengukur kelayakan dari pada media yang dikembangkan yaitu modul. Tujuan dari evaluasi ini adalah untuk mengetahui apakah bahan ajar berupa modul yang dikembangkan mampu mencapai tujuan yang diharapkan. Hasil evaluasi inilah yang nantinya digunakan sebagai pedoman dalam melakukan perbaikan terhadap produk modul yang dibuat. Instrumen evaluasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket. Angket yang digunakan jenis, yaitu angket berstruktur yang digunakan untuk validasi oleh ahli materi, ahli media, penggunaan nilai-nilai kearifan lokal, dan angket tertutup digunakan untuk mengetahui persepsi siswa.

6 3..3 Tahap 3: Pengembangan (Development) Tahap pengembangan merupakan tahap memproduksi dan memvalidasi produk. Adapun tahapan yang dilakukan dalam penyusunan modul ini adalah sebagai berikut: 3..3.1 Menghasilkan Modul Tahap pengembangan modul merupakan tahap yang dilakukan setelah tahap analisis dan desain. Pada tahap ini modul dikembangkan berdasarkan nilai nilai kearifan lokal provinsi Jambi agar siswa memahami budaya sekitar dengan baik, sehingga siswa lebih termotivasi untuk mendalami materi. Hal ini sejalan dengan fungsi dan karakteristik modul yang menekankan kemandirian belajar siswa. Berdasarkan Panduan Pengembangan Bahan Ajar oleh Direktorat Pembinaan Sekolah Menegah Atas, penulisan modul dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Perumusan Kompetensi Dasar yang harus dikuasai.. Menentukan alat evaluasi atau penilaian. 3. Penyusunan materi 4. Menyusun urutan pembelajaran 5. Menentukan struktur modul 3..3. Validasi Berkala Validasi produk dapat dilakukan dengan cara menghadirkan beberapa pakar atau tenaga ahli yang sudah berpengalaman untuk menilai produk baru yang dirancang tersebut. Setiap pakar diminta untuk menilai desain tersebut, sehingga selanjutnya

dapat diketahui kelemahan dan kekuatannya. Validasi terhadap media dilakukan oleh dua orang tim ahli, yaitu ahli media dan ahli materi. Dalam validasi materi dan media modul terdapat tiga karakteristik yang dinilai, yaitu: isi (materi), konstruk, dan bahasa (keterbacaan modul) dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 3.3 Kisi-Kisi Angket Penilaian Validasi Desain Media Aspek Komponen Indikator Komponen Nomor Butir Kelayakan Ukuran Modul Ukuran fisik modul 1 kegrafikan Desain sampul Tata letak sampul modul, 3 modul Huruf yang digunakan menarik dan 4, 5 mudah dibaca Ilustrasi sampul modul 6, 7 Desain isi modul Konsistensi tata letak 8, 9 Unsur tata letak harmonis 10, 11 Unsur tata letak lengkap 1, 13 Tata letak mempercepat pemahaman 14, 15 Tipografi isi buku sederhana 16, 17 Tipografi mudah dibaca 18, 19 Tipografi isi buku memudahkan 0, 1 pemahaman Ilustrasi isi, 3, 4, Jumlah Item 4 (Sumber: BNSP, 008) 7 Tabel 3.4 Kisi-Kisi Angket Penilaian Validasi Isi Materi Variabel Indikator Deskriptor Item Modul berbasis Kearifan Lokal Kesesuaian materi dengan Kompetensi Dasar Keakuratan materi dan isi Pendukung pembelajaran materi Kemuktakhiran materi Kelengkapan materi 1 Keleluasaan materi Kedalaman materi 3 Konsep dan prinsip materi akurat 4,5 contoh soal dan gambar akurat 6,7 Kesesuaian kearifan lokal dengan 8,9,10 materi Penalaran, penerapan dan keterkaitan 11,1,14 materi Bahasa dan penyampainnya 13, 15, 16 Kesesuaian dengan perkemba- ngan 17 ilmu pengetahuan Gambar, contoh dan referensi dapat 18, 19, 0 dipercaya

8 Instrumen tersebut dinilai dengan data kualitatif menggunakan metode angket berstruktur dimana jawaban yang diambil adalah jawaban ya dan tidak. Data diperoleh dengan mengumpulkan saran dan pendapat tim ahli tentang kelayakan modul pembelajaran berbasis kearifan lokal pada materi usaha dan energi. Saran dan pendapat dari tim ahli akan digunakan untuk memperbaiki modul yang dibuat hingga tim ahli menyatakan media ini layak diproduksi tanpa revisi. 3..3.3 Uji Coba Produk Setelah modul direvisi secara formatif, maka langkah selanjutnya adalah uji percontohan. Uji coba percontohan dilakukan secara nyata terbatas pada kondisi yang sebenarnya. Modul ini diujicobakan pada siswa kelas XI MIA 3 SMA Negeri 11 Kota Jambi sebagai subjek penelitian. Pada tahap uji coba, siswa akan diminta untuk mengisi angket tentang persepsi mereka terhadap modul yang telah dibuat. 3.3 Uji Produk 3.3.1 Desain Uji Coba Desain uji coba adalah produk yang telah dihasilkan melalui beberapa tahap yang telah dilewati dalam prosedur pengembangan. Adapun desain uji coba ini adalah produk awal yang dibuat oleh penulis sebelum divalidasi dan diujicobakan sehingga belum mengalami revisi. Desain uji coba ini kemudian akan diberikan kepada beberapa validator yang akan menilai produk yang dibuat dari aspek media, penanaman nilai nilai kearifan lokal, dan validator penilai aspek materi sehingga akan diketahui kelemahan-kelemahan dari bahan ajar yang dibuat. Dalam penelitian ini pengujian produk dilakukan dengan tahap penyebaran untuk melihat respon kelayakan.

9 3.3. Subjek Uji Coba Uji coba penggunaan modul ini merupakan uji coba langsung dengan subjek uji coba siswa kelas XI MIA 3 SMA Negeri 11 Kota Jambi. Tujuan uji coba adalah untuk mengetahui dan melihat kesesuaian dan efektivitas produk dalam pembelajaran. Hal ini dianggap penting karena terkadang sesuatu yang dikonsepkan belum tentu sesuai dengan kenyataan yang ada di lapangan. Uji coba ini difokuskan pada kemudahan siswa dalam memahami materi modul yang disajikan, serta desain modul yang dapat menumbuhkan minat dan motivasi belajar. Uji coba lapangan melibatkan subjek dalam kelas yang minimal terdiri dari 0 subjek. 3.3.3 Instrumen Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara dan angket. Wawancara tak terstruktur dilakukan kepada siswa untuk mengetahui karakteristik siswa dan proses belajar fisika di SMA Negeri 11 Kota Jambi. Lembar penilaian merupakan instrumen pengumpul data untuk menilai produk bahan ajar berupa modul yang disusun oleh penulis. Adapun instrumen yang digunakan sebagai pengumpul data dalam penelitian ini adalah: 1. Angket respon ahli media dan ahli materi Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket tertutup. Angket respon ahli media digunakan untuk mengetahui tampilan tulisan, gambar dan desain modul. Angket respon ahli materi untuk mengetahui kesesuaian materi dengan kompetensi dasar, ketepatan materi dan kemutakhiran materi.

30. Angket persepsi siswa Angket persepsi siswa digunakan untuk mengetahui respon siswa terhadap modul fisika berbasis kearifan lokal pada materi usaha dan energi. Berikut adalah kisi kisi angket persepsi siswa terhadap modul yang dikembangkan: Tabel 3.5 Kisi-Kisi Angket Persepsi Siswa Aspek Indikator Nomor Butir Tampilan Kejelasan teks 1 Kejelasan gambar, 3 Kemenarikan gambar 4 Kesesuaian gambar dengan materi 5 Penyajian materi Penyajian materi 6, 7 Kejelasan dan kesederhanaan kalimat 8, 9, 10 Kejelasan istilah 11 Kesesuaian contoh dengan materi 1 Manfaat Kemudahan belajar 13, 14 Ketertarikan menggunakan modul 15 Peningkatan motivasi belajar 16 Jumlah Item 16 3.3.4 Teknik Analisis Data a. Jenis data Jenis data yang digunakan pada penelitian pengembangan ini adalah data kuantitatif dan kualitatif. Data kualitatif diperoleh dari tim validasi yaitu tim ahli media, tim ahli materi yang berupa isian angket berupa saran dan perbaikan modul berbasis kearifan lokal. Sedangkan data kuantitatif diperoleh dari siswa mengenai penilaian terhadap modul pembelajaran yang telah dibuat. Perhitungan data kuantitatif yang diperoleh dihitung dengan melakukan uji skala pengukuran. Skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala likert. Teknik pengumpul data dalam penelitian ini menggunakan kuesioner atau angket. Kuesioner atau angket merupakan teknik pengumpul data yang dilakukan

31 dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Instrumen kuesioner pada penelitian pengembangan ini digunakan untuk memperoleh data dari ahli media, materi, dan siswa sebagai bahan evaluasi modul pembelajaran yang dikembangkan. b. Analisis Validitas Angket Instrumen dikatakan valid jika instrumen tersebut dapat mengukur sesuatu dengan tepat apa yang hendak diukur. Ada dua jenis validitas untuk instrumen penelitian, yaitu validitas logis dan validitas empiris. Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket yang sebelumnya telah digunakan dan dinyatakan valid dalam Arifin (016) sehingga instrumen sudah layak digunakan. Analisis Reliabilitas Angket Instrumen yang baik dalam suatu penelitian adalah instrumen yang valid dan reliabel. Selain menguji validitas instrumen, peneliti juga harus menguji reliabilitas instrumen agar data yang diperoleh dapat dipercaya. Reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang reliabel sebenarnya mengandung makna bahwa instrumen tersebut cukup mantap untuk mengambil data penelitian, sehingga mampu mengungkap data yang dapat dipercaya hasilnya. Apabila datanya memang benar sesuai kenyataan, maka berapa kali pun diambil hasilnya akan tetap sama. Rumus Alpha Cronbach yang digunakan untuk menentukan reliabilitas dari konsistenitas internal instrumen yaitu:

3 r n n i 11 1 1 t (3.1) Rumus variansinya adalah sebagai berikut: i = X ( X) N N (3.) Keterangan: r11 n : reliabilitas Instrumen. : banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya butir soal. i : jumlah varians butir. t : varians total. N X X X : Jumlah responden : Skor-skor pada butir ke-i : Jumlah seluruh skor pada butir ke-i : Jumlah hasil kuadrat skor pada butir ke-i Koefisien reliabilitas tes berkisar antara 0,00 1,00 dengan perincian korelasi diperlihatkan pada tabel berikut ini. Tabel 3.6 Tabel interpretasi nilai r Besarnya nilai r Interprestasi 0,800-1,00 Tinggi 0,600-0,800 Cukup 0,400-0,600 Agak rendah 0,00-0,400 Rendah 0,000-0,00 Sangat rendah (tak berkorelasi) (Arikunto, 013) c. Analisis data angket siswa Untuk menganalisis data kuantitatif angket siswa, digunakan analisis proporsi

33 likert dengan gradasi dan skor sebagai berikut: Tabel 3.7 Kategori Penilaian Skala Likert Gradasi Skor Sangat Setuju 5 Setuju 4 Ragu-ragu 3 Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju 1 Dengan jumlah item pernyataan pada angket siswa sebanyak 16 butir, maka dapat dianalisis dengan menggunakan analisis likert sebagai berikut: Tabel 3.8 Persamaan Rentang Skor Rentang Skor X > x + 1,80 SBi x + 0,60 SBi < X x + 1,80 SBi x - 0,60 SBi < X x + 0,60 SBi x - 1,80 SBi < X x - 0,60 SBi X x - 1,80 SBi Keterangan: X : Skor yang dicapai. Kriteria Sangat Baik Baik Cukup Baik Kurang Baik Sangat Kurang Baik x : Rerata skor ideal = ( 1 )( Skor tertinggi ideal + Skor terendah ideal) SBi : Simpangan baku ideal = ( 1 ) (1 )( Skor tertinggi ideal Skor terendah ideal) 3 Skor tertinggi ideal = Σ Butir kriteria Skor tertinggi. Skor terendah ideal = Σ Butir kriteria Skor terendah. Sehingga dihasilkan rentang skor sebagai berikut: Tabel 3.9 Rentang Skor Rentang Skor Kriteria X > 67,80 Sangat Baik 54,36 < X 67,08 Baik 41,64 < X 54,36 Cukup Baik 8,9 < X 41,64 Kurang Baik X 8,9 Sangat Kurang Baik