1 PENDAHULUAN Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. bentuk investasi kredit kepada masyarakat yang membutuhkan dana. Dengan

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tabel 1

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi tersebut harus dapat diusahakan dengan kemampuan dan

I. PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga keuangan terpenting dan sangat. bank bagi perkembangan dunia usaha juga dinilai cukup signifikan, dimana bank

Tabel 1. Perkembangan Nilai Produk Domestik Bruto (PDB) Menurut Skala Usaha Tahun Atas Dasar Harga Konstan 2000

I. PENDAHULUAN. yang memiliki peran penting dalam menopang perekonomian nasional. Hal ini

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN hingga tahun 2012 terlihat cukup mengesankan. Di tengah krisis keuangan

I. PENDAHULUAN. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) merupakan lembaga keuangan yang

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KINERJA PERBANKAN 2008 (per Agustus 2008) R e f. Tabel 1 Sumber Dana Bank Umum (Rp Triliun) Keterangan Agustus 2007

BAB I PENDAHULUAN. Usaha Menengah sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini. (KSP), UMKM mampu menyerap 99,9 persen tenaga kerja di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. pertanian, peternakan serta jasa sangat erat kaitan dan apabila telah terjalin kerjasama yang

BAB I PENDAHULUAN telah menembus angka 6,6 % pada bulan November, dan diperkirakan akan

BAB I PENDAHULUAN. (UMKM) dalam pertumbuhan perekonomian suatu negara sangat penting. Ketika

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pemerintah melalui Perbankan dan Lembaga Kredit Mikro (LKM) berusaha meningkatkan perekonomian di Indonesia. Bukti bahwa pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. dibanding usaha besar yang hanya mencapai 3,64 %. Kontribusi sektor

I. PENDAHULUAN. Jumlah (Unit) Perkembangan Skala Usaha. Tahun 2009*) 5 Usaha Besar (UB) ,43

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. memiliki fungsi intermediasi yaitu menghimpun dana dari masyarakat yang

Dr. Harry Azhar Azis, MA. WAKIL KETUA KOMISI XI DPR RI

wbab I PENDAHULUAN No Indikator Satuan Tahun 2011 *) TAHUN 2012 **) PERKEMBANGAN TAHUN Jumlah % Jumlah % Jumlah %

BAB I PENDAHULUAN. untuk dibiayai, perbankan lebih memilih mengucurkan dana untuk kredit ritel dan

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan memegang peranan penting dalam menunjang kegiatan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perbankan berperan dalam mendorong tingkat pertumbuhan ekonomi dan

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan usaha yang tergolong besar (Wahyu Tri Nugroho,2009:4).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perbankan merupakan lembaga keuangan yang berfungsi. menumbuhkan dan memompa perekonomian suatu negara.

BAB I PENDAHULUAN. satunya ialah kredit melalui perbankan. penyediaan sejumlah dana pembangunan dan memajukan dunia usaha. Bank

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Perkembangan Data Usaha Mikro, Kecil, Menengah, dan Usaha Besar Tahun

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perantara dibidang keuangan (financial intermediary) semakin meningkatkan

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sebagai perantara keuangan antara pihak yang kelebihan dana (surplus unit)

BAB I PENDAHULUAN. dapat meningkatkan kesejahteraan rakyat secara merata- Penyebaran yang merata

I. PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN. Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). Peran strategis UMKM dalam

I. PENDAHULUAN. Menengah) di Indonesia sangat penting dan strategis. UMKM telah lama diyakini

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ternyata tidak mampu bertahan dengan baik ketika krisis ekonomi yang mengarah pada krisis

I. PENDAHULUAN. Modal tanah, tenaga kerja dan manajemen adalah faktor-faktor produksi,

BAB I PENDAHULUAN. negara adalah sektor perbankan. Bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari bahasa latin credere atau credo yang berarti kepercayaan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Usaha Micro Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan salah satu sektor

BAB I PENDAHULUAN. dan sekaligus menjadi tumpuan sumber pendapatan sebagian besar masyarakat dalam

BAB I PENDAHULUAN. sektor riil yang sangat penting keberadaannya adalah Usaha Mikro Kecil dan

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. satu penyebab kegagalan usaha (Kemendag,2013). yang dianggap penting dan mampu menopang perekonomian.

BAB I PENDAHULUAN. berarti dalam meningkatkan kesejahteraan bangsa dan negara, baik peranannya

BAB I PENDAHULUAN. dalam hal pemberian kredit modal kerja. Koperasi adalah salah satu badan usaha

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pelaku bisnis di Indonesia sebagian besar adalah pelaku usaha mikro, kecil

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dijumpai pada setiap Negara, salah satunya Indonesia. Pada umumnya Usaha

BAB I PENDAHULUAN. langsung oleh sektor kegiatan usaha baik itu merupakan kegiatan usaha mikro,

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan pendapatan masyarakat, serta mendorong pertumbuhan ekonomi. stabilitas ekonomi pada khususnya (Ardiana dkk, 2010).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pertambangan. Industri Pengolah-an (Rp Milyar) (Rp Milyar) na

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah. Kebijakan moneter Bank Indonesia dilaksanakan dalam rangka mencapai

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi yang berubah cepat dan kompetitif dengan

I. PENDAHULUAN. membawa dampak yang serius terhadap perkembangan sektor-sektor

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Penyaluran Kredit Perbankan Tahun (Rp Miliar).

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan dunia ekonomi di Indonesia semakin meningkat. Hal ini tidak

I. PENDAHULUAN. negaranya, yaitu sebagai pemicu pertumbuhan ekonomi, inovasi, dan progres

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Pertumbuhan UMKM dan Usaha Besar. Mikro, Kecil dan Menengah ,55 47, ,93 47, ,75 46,25

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini industri perbankan pasca krisis multidimensi yang melanda

I. PENDAHULUAN. Usaha Mikro dan Kecil (UMK), yang merupakan bagian integral. dunia usaha nasional mempunyai kedudukan, potensi dan peranan yang

BAB I PENDAHULUAN. kekurangan dalam banyak hal. Baik itu dari segi pemerintahan, pendidikan

I. PENDAHULUAN. perekonomian Indonesia berdasarkan data statistik tahun 2004, dapat dilihat dari

I. PENDAHULUAN. Keberhasilan perekonomian suatu negara dapat diukur melalui berbagai indikator

BAB I PENDAHULUAN. makmur yang merata secara material dan spiritual seperti yang tertuang pada

I. PENDAHULUAN. daerah melalui pengembangan sistem ekonomi kerakyatan, sehingga mampu

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Peran perbankan dalam masa pembangunan saat ini sangatlah penting dan

BAB I PENDAHULUAN. Sektor perekonomian adalah salah satu sektor yang menjadi fokus

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB l PENDAHULUAN. menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya

I. PENDAHULUAN. peranan sangat strategis dalam struktur perekonomian nasional. Karena

Banking Weekly Hotlist (10 Juli 14 Juli 2017)

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi di suatu negara termasuk Indonesia sangat bergantung

BAB I PENDAHULUAN. dan objek penelitian terdapat sub bab perumusan masalah, tujuan masalah dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan UMKM di Indonesia dilihat dari tahun

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi agar berdaya dan berhasil guna secara optimal. Lembaga keuangan,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bank Perkreditan Rakyat ( BPR ) adalah salah satu jenis bank yang dikenal melayani

BAB 1 PENDAHULUAN. Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) menjadi salah satu elemen

Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. statistik menunjukan perputaran keuangan pada sektor perbankan 2011

I. PENDAHULUAN. keuangan setiap negara. Bank antara lain berperan sebagai tempat. penyimpanan dana, membantu pembiayaan dalam bentuk kredit, serta

dapat diperoleh dengan dana kredit yang ditawarkan oleh bank.

IV. KINERJA MONETER DAN SEKTOR RIIL DI INDONESIA Kinerja Moneter dan Perekonomian Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Sebenarnya masalah dan kendala yang dihadapi masih bersifat klasik yang selama

BAB I PENDAHULUAN. waktu Pada pertengahan tahun 1997, industri perbankan akhirnya

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk simpanan. Sedangkan lembaga keuangan non-bank lebih

BAB I PENDAHULUAN. mengelola dana masyarakat secara baik dan benar.

Transkripsi:

1 PENDAHULUAN Latar Belakang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) terbukti memiliki peran strategis dalam perekonomian Indonesia. Peran strategis sektor UMKM terbukti mampu bertahan menghadapi krisis ekonomi dan mampu menjadi lokomotif penggerak perekonomian bangsa. Peran strategis dari sektor UMKM dapat dilihat dari Produk Domestik Bruto (PDB) selalu meningkat setiap tahun dan menjadi penyumbang terbesar dibandingkan Usaha Besar (UB). PDB sektor UMKM berdasarkan harga berlaku pada tahun 2007 sebesar 2 108 triliun rupiah atau sama dengan 56.3 persen dari PDB nasional sedangkan UB hanya sebesar 1 638 triliun atau sebesar 43.7 persen. Pada akhir 2011 diestimasikan PDB UMKM meningkat menjadi 4 304 triliun rupiah, jumlah ini memberikan kontribusi pada persentase PDB UMKM menjadi sekitar 57.1 persen terhadap PDB nasional. UB menyumbang PDB hanya sebesar 3 124 triliun rupiah atau 42.1 persen terhadap PDB nasional. Perkembangan PDB UMKM dibandingkan dengan UB ditunjukkan pada Tabel 1. Tabel 1 Perkembangan PDB UMKM terhadap PDB Nasional tahun 2007-2011 (triliun) Indikator 2007 2008 2009 2010 a 2011 b Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah % Berdasar Harga Berlaku 3 746 100 4 694 100 5 295 100 6 069 100 7 427 100 1. Usaha Mikro, Kecil dan Menengah 2 108 56.3 2 613 55.7 2 993 56.5 3 466 57.1 4 304 57.9 a. Usaha Mikro 1 210 32.3 1 510 32.2 1 752 33.1 2 052 33.8 2 579 34.7 b. Usaha Kecil 386 10.3 473 10.1 528 10.0 598 9.8 722 9.7 c. Usaha Menengah 512 13.7 630 13.4 713 13.5 817 13.5 1 002 13.5 2. Usaha Besar 1 638 43.7 2 081 44.3 2 302 43.5 2 602 42.9 3 124 42.1 Sumber: KKUKM, diolah (2012); a Angka sangat sementara; b Angka prediksi Persentase UMKM pun menguasai hampir 99.99 persen bidang usaha nasional dengan jumlah sekitar 50.15 juta unit pada tahun 2007 dan jumlahnya diestimasikan meningkat menjadi 55.21 juta unit dengan persentase 99.99 persen terhadap unit usaha nasional pada tahun 2011. Unit UB pada tahun 2007 hanya sebesar 0.01 persen dengan jumlah sekitar 4000-an unit usaha dan pada tahun 2011 memliki persentase sama dengan jumlah sekitar 5000-an unit usaha. Perkembangan jumlah unit UMKM dibandingkan dengan UB ditunjukkan pada Tabel 2. Tabel 2 Perkembangan jumlah unit UMKM di Indonesia tahun 2007-2011 (juta) Indikator 2007 2008 2009 2010 a 2011 b Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah % Unit Usaha 50.15 100 51.41 100 52.77 100 53.83 100 55.21 100 1. Usaha Mikro, Kecil dan Menengah 50.15 99.99 51.41 99.99 52.77 99.99 53.82 99.99 55.21 99.99 a. Usaha Mikro 49.61 98.92 50.85 98.90 52.18 98.88 53.21 98.85 54.56 98.85 b. Usaha Kecil 0.499 0.99 0.522 1.02 0.547 1.04 0.574 1.07 0.602 1.07 c. Usaha Menengah 0.038 0.08 0.040 0.08 0.041 0.08 0.043 0.08 0.044 0.08 2. Usaha Besar 0.004 0.01 0.005 0.01 0.005 0.01 0.005 0.01 0.005 0.01 Sumber: KKUKM, diolah (2012), a Angka sangat sementara, b Angka prediksi

2 Jumlah tenaga kerja terserap dari jumlah unit UMKM pun menunjukkan jumlah yang besar yaitu 90.49 juta tenaga kerja pada tahun 2007 dan diestimasikan meningkat menjadi 101.72 juta pada tahun 2011. Jumlah tersebut meliputi 97.24 persen dari seluruh tenaga kerja di Indonesia dibandingkan dengan UB pada tahun 2007 sebanyak 2.54 juta dan pada tahun 2011 menjadi 2.89 juta hanya meliputi 2.76 persen tenaga kerja. Perkembangan jumlah tenaga kerja UMKM dibandingkan dengan UB ditunjukkan pada Tabel 3. Tabel 3 Perkembangan jumlah tenaga kerja UMKM di Indonesia tahun 2007-2011 (juta) Indikator 2007 2008 2009 2010 a 2011 b Jumlah % Jumlah Jumlah % Jumlah % Jumlah % Unit Usaha 93.03 100 96.78 100 98.89 100 102.24 100 104.61 100 1. Usaha Mikro, Kecil dan Menengah 90.49 97.27 94.02 97.15 96.21 97.30 99.40 97.22 101.72 97.24 a. Usaha Mikro 84.45 90.78 87.81 90.73 90.01 91.03 93.01 90.98 94.96 90.77 b. Usaha Kecil 3.28 3.52 3.52 3.64 3.52 3.56 3.63 3.55 3.92 3.75 c. Usaha Menengah 2.76 2.97 2.69 2.78 2.68 2.71 2.76 2.70 2.84 2.72 2. Usaha Besar 2.54 2.73 2.76 2.85 2.67 2.70 2.84 2.78 2.89 2.76 Sumber: KKUKM, diolah (2012), a Angka sangat sementara, b Angka prediksi Jumlah investasi sektor UMKM pun selalu meningkat setiap tahun. Pada tahun 2007 jumlah investasi sebesar 455.24 triliun atau sebesar 52.51 persen dari total investasi sebesar 866.89 triliun. Jumlah ini diestimasi meningkat pada tahun 2011 menjadi 992.21 triliun atau sebesar 50.04 persen dari total investasi sebesar 1 982.72 triliun. Nilai investai UB pada tahun 2007 sebesar 411.46 triliun atau sekitar 47.49 persen dan diestimasi pada tahun 2011 menjadi 990.52 triliun atau sebesar 49.96 persen. Perkembangan jumlah investasi UMKM dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4 Perkembangan jumlah investasi UMKM di Indonesia tahun 2007-2011 (triliun) Indikator 2007 2008 2009 2010 a 2011 b Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah % Investasi Atas Harga Berlaku 866.89 100 1 217.71 100 1 588.50 100 1 923.44 100 1 982.72 100 1. Usaha Mikro, Kecil dan Menengah 455.24 52.51 597.36 49.06 781.36 49.19 927.12 48.20 992.21 50.04 a. Usaha Mikro 68.97 7.96 96.03 7.89 123.90 7.80 150.78 7.84 155.18 7.83 b. Usaha Kecil 179.68 20.73 228.22 18.74 288.33 18.15 343.05 17.84 355.31 17.92 c. Usaha Menengah 206.59 23.83 273.12 22.43 369.13 23.24 433.28 22.53 481.72 24.30 2. Usaha Besar 411.66 47.49 620.34 50.94 807.15 50.81 996.32 51.80 990.52 49.96 Sumber: KKUKM, diolah (2012), a Angka sangat sementara, b Angka prediksi Meningkatnya investasi oleh UMKM setiap tahun menunjukkan besarnya potensi UMKM. Data Bank Indonesia sampai dengan Desember 2011 menunjukan bahwa kredit yang diberikan kepada UMKM tumbuh cukup besar yaitu 209.821 triliun atau 52 persen dari total kredit perbankan. Meningkatnya jumlah kredit UMKM setiap tahun menunjukkan besarnya potensi kredit UMKM ke depannya. Perkembangan net ekspansi kredit Mikro, Kecil dan Menengah (MKM) dan kredit perbankan di Indonesia mulai tahun 2008 sampai 2011 ditunjukkan pada Tabel 5.

3 Tabel 5 Perkembangan Net Ekspansi Kredit Mikro, Kecil dan Menengah (MKM) & Kredit Perbankan di Indonesia tahun 2008-2011 (miliar) Kriteria 2008 2009 2010 2011 Total % Total % Total % Total % Kredit MKM 136.270 44 106.456 80 193.691 58 209.821 52 Kredit non MKM 169.020 54 20.300 15 142.007 43 191.529 48 Kartu Kredit MKM 5.735 2 6.344 5-3,085-1% 3.288 1 Kredit Perbankan 311.027 100 133.100 100 332.613 100% 401.350 100% Sumber: MKM-Sipuk Bank Indonesia 2011 (diolah) Besarnya potensi UMKM diincar tidak hanya oleh Lembaga Keuangan Mikro (LKM) seperti Bank Perkreditan Rakyat (BPR), Koperasi, Baitul Mal wat Tamwil (BMT), Badan Kredit Desa (BKD) tetapi juga oleh bank-bank umum. Sejumlah bank umum, baik bank BUMN, BPD, maupun bank swasta termasuk bank asing mulai memasuki sektor UMKM sehingga menjadikan persaingan dalam kredit sektor UMKM semakin sengit. Data statistik Bank Indonesia (BI) menyebutkan, bahwa nilai kredit yang disalurkan BPR per Desember 2009 sebesar 3 016 triliun, atau turun sebesar 41.1 persen dibandingkan nilai kredit BPR per akhir Desember 2008 yang mencapai 5 122 triliun. Total kredit akhir Desember 2010 yang disalurkan BPR menjadi 5 410 triliun atau naik 79.4 persen dibandingkan tahun 2009. Pada akhir November 2011 total kredit yang disalurkan oleh BPR sebesar 5 142 triliun atau turun 5 persen dibandingkan tahun 2010. Sementara itu, bank umum lebih gesit dalam menyalurkan kredit ke pasar mikro, meski belum lama menggarap sektor UMKM, nilai kredit bank umum ke sektor UMKM mencapai 131.149 triliun per Desember 2009, angka ini lebih rendah 21.1 persen dibandingkan tahun 2008 yang mencapai 131.149 triliun. Total kredit akhir Desember 2010 yang disalurkan bank umum menjadi 194.397 triliun atau naik 83.1 persen dibandingkan tahun 2009. Pada akhir November 2011 total kredit yang disalurkan oleh bank umum sebesar 209.678 triliun atau turun 8.1 persen dibandingkan tahun 2010. Secara total kredit yang dikucurkan oleh BPR hanya berkisar 3.8 persen pada tahun 2008 dan menurun menjadi 2.5 persen pada tahun 2011, sebaliknya proporsi bank umum memberikan jumlah kredit yang lebih banyak sebesar 96.2 persen pada tahun 2008 dan meningkat proporsinya menjadi 97.5 persen pada akhir 2011 dibandingkan kredit yang disalurkankan BPR (SIPUK BI diolah, 2011). Ekspansi kredit bank umum, baik bank BUMN, bank swasta nasional maupun asing yang masuk ke sektor UMKM dinilai mengancam kelangsungan BPR. Jumlah BPR tahun 2007 berjumlah 1 817 unit dan hanya berjumlah 1 684 pada akhir tahun 2011 unit yang berarti terjadi penurunan sebesar 7 persen dalam periode tersebut. Sebaliknya dengan perkembangan bank non BPR pada tahun 2007 berjumlah 273 dan pada akhir tahun 2011 berjumlah 308 yang berarti terjadi peningkatan sebesar 13 persen dalam periode tersebut. Perbandingan perkembangan jumlah bank dapat dilihat pada Tabel 6.

4 Tabel 6 Perkembangan jumlah bank di Indonesia tahun 2007-2011 Uraian 2007 2008 2009 2010 2011 Persentase pertumbuhan (%) Jumlah BPR 1 817 1 772 1 733 1 706 1 684 (7) Non BPR 273 287 291 306 308 13 Sumber: Bank Indonesia 2012 (diolah) Konsep Bank Perkreditan Rakyat (BPR) sebagai konsep unggul untuk memenuhi kredit skala Mikro Kecil dan Menengah (MKM) di Indonesia, dalam kenyataannya berbanding terbalik dan semakin tertinggal dari Bank Umum dalam penyaluran kredit ke sektor Mikro Kecil Menengah yang menjadi tujuan utama bisnisnya. Kehadiran Bank Umum di sektor ini sebagai penyebab melambatnya kredit yang dikucurkan oleh BPR, efek ini bermula dari kebijakan Bank Indonesia sebagai otoritas perbankan di Indonesia yang mendorong bank umum untuk masuk ke sektor UMKM. Bank-bank umum menyiapkan strategi untuk merebut pangsa pasar penyaluran kredit UMKM. Persiapan dilakukan dengan memperluas jejaringan bisnis dan menghadirkan unit layanan mikro yang langsung menyentuh debitur. Bank umum mengambil nasabah BPR dengan cara memberikan kredit yang lebih besar, jangka waktu pembayaran yang lebih panjang dan bunga lebih murah. Dengan kondisi seperti itu, tentu saja BPR akan kewalahan menghadapi pesaing (kompetitor) yang mempunyai modal lebih besar dan dapat memberikan bunga yang lebih kecil atau murah. Di sisi lain, kredit mikro yang merupakan pangsa pasar terbesar penyaluran kredit BPR juga terkendala dengan keterbatasan pendanaan atau permodalan dan sumber daya manusia (SDM) yang dihadapi oleh BPR. BPR Bank Pasar Bogor merupakan salah satu BPR di Kota Bogor yang dimiliki oleh Pemkot Bogor melalui Badan Usaha Milik Daerah (BUMD). BPR Bank Pasar Bogor fokus terhadap usaha mikro, kecil dan menengah serta pegawai. Kinerja BPR Bank Pasar Bogor berdasarkan penilaian Bank Indonesia cukup baik, pada tahun 2007 total kredit yang diberikan mencapai Rp10 415 016 526, dengan kredit macet (non performing loans-npl) hanya sebesar 2.44 persen dan pada tahun 2011 kredit yang diberikan naik menjadi sebesar Rp 24 793 869 300 dan NPL mengalami penurunan menjadi 0.35 persen (Tabel 7). Tabel 7 Jumlah kredit yang disalurkan & NPL BPR Bank Pasar Bogor tahun 2007-2011 Tahun Jumlah kredit (Rp) Persentase kenaikan NPL 2007 10 415 016 526 2.44 2008 14 585 089 847 40 0.71 2009 18 215 511 422 25 0.24 2010 21 707 556 400 19 0.53 2011 24 793 869 300 14 0.35 Sumber: BPR Bank Pasar Bogor 2012 (diolah)

5 Tabel 7 menunjukkan bahwa dalam periode tahun 2007 sampai 2011 terjadi peningkatan total jumlah kredit oleh BPR Bank Pasar Bogor. Permasalahan yang teridentifikasi adalah walaupun terjadi peningkatan total jumlah kredit, tetapi perbandingan persentase growth setiap tahunnya semakin menurun. Pada tahun 2007 sampai 2008 terjadi growth sebesar 40 persen, dan berturut-turut menurun hanya menjadi 14 persen pada tahun 2010 sampai 2011. Pertumbuhan tersebut lebih rendah jika dibandingkan dengan net ekspansi kredit MKM menurut plafon pada tahun 2010-2011 secara nasional sebesar 18 % (BI, 2012). Jika dalam jangka panjang tren kredit growth menurun ini berlangsung terus menerus tanpa ada perbaikan oleh BPR Bank Pasar Bogor, maka dikhawatirkan pada suatu saat pada tahun tertentu akan terjadi growth negatif jumlah kredit yang disalurkan BPR Bank Pasar Bogor. Kredit sebagai produk bank merupakan cara untuk mendapatkan laba dari spread bunga dari produk tabungan, penurunan kredit akan mempengaruhi laba perusahaan dan operasional BPR Bank Pasar Bogor. Produk kredit BPR Bank Pasar Bogor terbagi menjadi dua yaitu kredit pedagang dan kredit karyawan. Jika dirinci berdasarkan produk kredit maka sektor kredit pedagang telah terjadi growth negatif secara jumlah kreditur dibandingkan dengan kredit karyawan bila dibandingkan tahun 2007 dengan tahun 2011. Pada tahun 2007 jumlah kredit untuk UMKM sebesar 1.317 milyar dengan 91 kreditur sedangkan kredit karyawan sebesar 9.097 milyar dengan 1 429 kreditur. Pada tahun 2011 jumlah kredit untuk UMKM menjadi 2.622 milyar dengan jumlah kreditur menjadi 70 orang sedangkan kredit karyawan tahun 2011 naik menjadi 22.172 milyar dengan jumlah kreditur naik menjadi 2 028 orang. Perkembangan posisi pinjaman berdasarkan produk kredit dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8 Perkembangan posisi pinjaman berdasarkan produk kredit BPR Bank Pasar Bogor tahun 2007-2011 Tahun Produk kredit Jumlah rekening Persentase (%) Jumlah (miliar Rp) Persentase (%) 2007 Karyawan 1 429 94 9.097 87 Pedagang 91 6 1.317 13 2008 Karyawan 1 906 96 13.413 92 Pedagang 78 4 1.171 8 2009 Karyawan 1 993 98 17.513 94 Pedagang 49 2 702 4 2010 Karyawan 2 055 98 20.667 95 Pedagang 46 2 1.040 5 2011 Karyawan 2 028 97 22.172 89 Pedagang 70 3 2.622 11 Sumber: BPR Bank Pasar Bogor 2012 (diolah) Tabel 8 juga menunjukkan bahwa secara jumlah rekening dan jumlah kredit penyumbang penurunan terbesar kredit adalah produk kredit pedagang. Rendahnya persentase pangsa pasar kredit pedagang dibandingkan dengan kredit karyawan menimbulkan keinginan dari pihak manajemen BPR Bank Pasar Bogor untuk menemukan strategi yang tepat dalam upaya meningkatkan kinerja pemberian kredit pedagang. BPR Bank Pasar sebagai BUMD Pemkot Bogor

6 selain sebagai perusahaan mencari laba dan keberlangsungan perusahaan juga berperan sebagai penggerak roda perekonomian melalui penguatan modal bagi UMKM. Berdasarkan Perda No 3 Tahun 2004, BPR Bank Pasar Bogor memiliki tujuan antara lain : a. Membantu dan mendorong pertumbuhan perekonomian daerah dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat b. Menanggulangi rentenir c. Menunjang pembangunan daerah d. Sebagai salah satu sumber pendapatan asli daerah Rendahnya porsi kredit pedagang dibandingkan dengan kredit karyawan tentunya tidak sesuai dengan tujuan yang diharapkan oleh Pemkot Bogor terhadap BPR Bank Pasar Bogor dalam mendukung UMKM di Kota Bogor. Strategi meningkatkan pemberian kredit untuk UMKM juga harus dilakukan oleh BPR Bank Pasar Bogor terkait dengan rencana peraturan dari Bank Indonesia untuk mewajibkan bank minimal meningkatkan kredit mikronya minimal 20 persen dari total kredit bertahap mulai tahun 2013 sampai 2018. Rencana peraturan tersebut bertujuan untuk mendorong pertumbuhan yang inklusif serta mendorong pertumbuhan kredit UMKM Bagi bank yang tidak mampu memenuhi kewajibannya akan terkena sanksi mulai dari teguran tertulis, penurunan tingkat kesehatan serta diwajibkan memberikan pelatihan UMKM. Rencana peraturan Bank Indonesia tersebut merupakan external driving force bagi BPR Bank Pasar untuk menghasilkan strategi dalam meningkatkan jumlah proporsi kredit UMKM minimal 20 persen dari total kreditnya. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan permasalahan yang akan dikemukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana kinerja BPR Bank Pasar Bogor dibandingkan dengan rata-rata industri BPR di Kota Bogor menggunakan metode CAMELS? 2. Faktor-faktor eksternal dan internal apa saja yang mempengaruhi kinerja pemberian kredit pedagang oleh BPR Bank Pasar Bogor? 3. Strategi alternatif apa saja yang dapat dilakukan oleh Bank Pasar Bogor dalam meningkatkan kinerja pemberian kredit pedagang? 4. Bagaimana strategi prioritas yang dipilih oleh BPR Bank Pasar Bogor untuk meningkatkan kinerja pemberian kredit pedagang? Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Menganalisis kinerja BPR Bank Pasar Bogor dibandingkan dengan rata-rata industri BPR di Kota Bogor dengan menggunakan metode CAMELS.

7 2. Mengidentifikasi dan mengevaluasi faktor lingkungan eksternal dan internal yang mempengaruhi kinerja pemberian kredit pedagang BPR Bank Pasar Bogor. 3. Memformulasikan berbagai strategi alternatif yang dapat dilakukan oleh BPR Bank Pasar Bogor dalam meningkatkan kinerja pemberian kredit pedagang sesuai dengan kondisi internal dan eksternal perusahaan. 4. Merekomendasikan strategi prioritas dalam meningkatkan pemberian kredit pedagang yang dapat diterapkan oleh BPR Bank Pasar Bogor. Manfaat Penelitian Hasil penelitian diharapkan memberikan manfaat sebagai beriku: 1. Bagi perusahaan, sebagai masukan kepada BPR Bank Pasar Bogor dalam merumuskan strateginya sesuai dengan lingkungan internal dan eksternalnya. 2. Bagi penulis, penelitian ini sebagai sarana menambah wawasan dalam mengaplikasikan teori yang telah diterima selama mengikuti perkuliahan pada Program Pascasarjana Manajemen dan Bisnis Institut Pertanian Bogor (MB- IPB). 3. Bagi pengembangan IPTEKS, hasil penelitian sebagai database (benchmarking) bagi penelitian selanjutnya dalam bidangnya. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini hanya dibatasi dalam ruang lingkup kajian strategi yaitu perumusan strategi BPR Bank Pasar Bogor dalam meningkatkan kinerja pemberian kredit pedagang. Ruang lingkup penelitian mencakup kinerja BPR Bank Pasar Bogor, faktor eksternal dan internal yang mempengaruhi BPR Bank Pasar Bogor, serta strategi alternatif maupun prioritas yang akan dipilih oleh BPR Bank Pasar Bogor. Strategi yang dihasilkan dalam kajian penelitian ini dibatasi sampai tahapan penentuan strategi. Tahap implementasi diserahkan kepada pihak manajemen di BPR Bank Pasar Bogor.

Untuk Selengkapnya Tersedia di Perpustakaan MB-IPB