BAB 1 PENDAHULUAN. terbesar. Sekitar 34,45 juta tenaga kerja atau 72% dari total tenaga kerja yang tersedia

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang dengan giat melakukan

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Semenjak terjadinya krisis ekonomi, mengakibatkan lumpuhnya sendi-sendi

BAB 2 LANDASAN TEORI. sama setiap hrinya. Pada bulan-bulan tertentu curah hujan sangat tinggi dan pada

BAB 1 PENDAHULUAN. bidang produksi, penelitian dan riset, bidang pertahanan dan keamanan, bidang

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sejalan dengan kemajuan dan peningkatan taraf kehidupan, maka jumlah

BAB 1 PENDAHULUAN. energi perlu dilaksanakan secara berdayaguna dan berhasilguna. Dilihat dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masa yang akan datang. Sedangkan ramalan adalah suatu situasi yang diperkirakan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pengangguran merupakan masalah ekonomi makro yang berpengaruh langsung bagi

BAB 1 PENDAHULUAN. barang yang dimaksud terdiri dari barang dari dalam negeri, barang dari luar negeri,

BAB 1 PENDAHULUAN dan luas perairannya Indonesia adalah Negara

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kabupaten Mandailing Natal merupakan daerah yang memiliki potensi sumber daya

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Semua barang dan jasa sebagai hasil dari kegiatan-kegiatan ekonomi yang beroperasi

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Seperti diketahui PDRB adalah penjumlahan dari seluruh Nilai Tambah Bruto (NTB)

BAB 1 PENDAHULUAN. daerah dapat diukur dari besarnya PDRB di daerah tersebut. Demikian juga dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. berusaha mendapatkan pemenuhan kebutuhan primer maupun sekundernya. Sumber

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi jagung merupakan hasil bercocok tanam, dimana dilakukan penanaman bibit

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Ekomoni adalah salah satu hal yang terpenting untuk dipelajari. Karena ekonomi

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. 2.1 Produk Domestik Regional Bruto

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan negara agraris karena memiliki tanah yang subur. Karena

BAB 1 PENDAHULUAN. hasil penjualan yang setinggi-tingginya, memperoleh pelanggan baru, dan

BAB III LANDASAN TEORI

BAB 3 PENGOLAHAN DATA

BAB. 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

diperkirakan apa yang akan terjadi dalam bidang ekonomi atau dalam dunia usaha

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Penduduk adalah orang-orang yang tinggal atau menetap dalam sebuah wilayah

PERANCANGAN APLIKASI PERAMALAN PENJUALAN HANDPHONE DENGAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB 2 LANDASAN TEORITIS

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab 1 PENDAHULUAN. pengolahan hasil perkebunan, juga dapat menyerap banyak tenaga kerja karena pada

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) didefinisikan sebagai jumlah nilai tambah

BAB 1 PENDAHULUAN. Utara, Indonesia. Ibukota kabupaten ini terletak di Rantauprapat. Kabupaten

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan salah satu indikator penting

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan dikatakan berhasil bila ditunjang oleh sektor ekonomi yang mapan,

BAB 1 PENDAHULUAN. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan salah satu indikator tingkat

(FORECASTING ANALYSIS):

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesempatan kerja bagi setiap warga Negara Indonesia merupakan hak yang dijamin

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. berbunyi: tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Vanissa Hapsari,2013

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan (forecasting) adalah kegiatan memperkirakan atau memprediksi apa. situasi dan kondisi di masa yang akan datang.

BAB 1 PENDAHULUAN. rumah tangga juga ikut meningkat. Di tambah dengan sektor pengolahan,

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada penelitian ini, data yang diperoleh dari 4 tahun terakhir pada toko

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI. datang dengan waktu yang relatif lama (assaury, 1991). Secara teoritis peramalan

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi suatu bangsa. Industrialisasi dapat diartikan sebagai suatu proses

PERAMALAN KERUSAKAN HUTAN TAMAN NANI WARTABONE DI GORONTALO METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL GANDA DAN REGRESI LINIER SEDERHANA

Bab I. Pendahuluan Latar Belakang

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode peramalan adalah suatu cara memperkirakan atau memprediksikan apa yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 2 LANDASAN TEORI. untuk pergerakannya, dan digunakan untuk transportasi darat. Umumnya

PROYEKSI TINGKAT PRODUKSI KETERSEDIAAN KEDELAI PROPINSI SUMATERA UTARA TUGAS AKHIR PITTRIANI HARAHAP

BAB 1 PENDAHULUAN. berbunyi : Tiap-tiap warga Negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang

ANALISIS JUMLAH CALON MAHASISWA BARU TAHUN 2010 DI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA.

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan

SISTEM PERAMALAN PERSEDIAAN UNIT MOBIL MITSUBISHI PADA PT. SARDANA INDAH BERLIAN MOTOR DENGAN MENGGUNAKAN METODE EXPONENTIAL SMOOTHING

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan yang sangat serius untuk diperhatikan dan dikaji

PENERAPAN METODE EXPONENTIAL SMOOTHING GANDA UNTUK MEMPREDIKSI NILAI PENJUALAN BARANG BARANG ELEKTRONIK PADA TOKO MITRA ELEKTRONIK

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia memiliki banyak potensi dan sumber daya alam yang belum dikembangkan

ISS N OUTLOOK TEH Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 2015

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kebijakan pemerintah dapat diambil secara tepat apabila berdasar pada informasi

JURNAL. SISTEM INFORMASI KETERSEDIAAN STOK HANDPHONE MENGGUNAKAN METODE DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING (Studi Kasus di Edyta Cell)

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perencanaan pembangunan ekonomi daerah memerlukan data agar sasarannya

TUGAS AKHIR EVI YULLY DESNA NABABAN

PROYEKSI NILAI EKSPOR KELAPA SAWIT DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III TAHUN BERDASARKAN DATA TAHUN TUGAS AKHIR

PERAMALAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO ( PDRB ) SEKTOR KEUANGAN, PERSEWAAN DAN JASA PERUSAHAAN KOTA PADANGSIDIMPUAN TAHUN 2012 TUGAS AKHIR

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Salah satu indikator untuk menunjukkan tingkat kesejahteraan penduduk adalah

BAB 3 ANALISA DATA. produksi kelapa sawit dari tahun 2007 sampai dengan tahun Tabel 3.1 Data Produksi Kelapa Sawit di

BAB II LANDASAN TEORI. Suatu sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang

PERAMALAN PENERIMAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN (PBB) PADA TAHUN 2011 DI KABUPATEN DELI SERDANG BERDASARKAN DATA TAHUN TUGAS AKHIR

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. yang akan datang. Ramalan adalah situasi dan kondisi yang diperkirakan akan terjadi

DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

PENERAPAN METODE DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING PADA PERAMALAN PRODUKSI TANAMAN PANGAN

PERAMALAN JUMLAH ANGGARAN BELANJA DAERAH PEMERINTAH KOTA MEDAN PADA TAHUN TUGAS AKHIR ANTONIUS PANTUN A. MANURUNG

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seperti diketahui bersama, perwujudan ketahanan pangan merupakan tanggung jawab

BAB 3 PENGOLAHAN DATA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kebijakan pemerintah dapat diambil secara tepat apabila berdasar pada informasi

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

PERAMALAN JUMLAH PENDISTRIBUSIAN BAHAN BAKAR MINYAK DI KOTA PEMATANG SIANTAR TAHUN DENGAN METODE EKSPONENSIAL SMOOTHING TUGAS AKHIR

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Lebih dari 17% Produk Domestik Bruto (PDB diperoleh dari sektor pertanian dengan tingkat pertumbuhan sekitar 3%. Kedudukan sub sektor tanaman pangan dalam sektor pertanian sangat menonjol karena merupakan penyumbang terbesar yaitu sekitar 62% pada tahun 1990. selain itu, sektor pertanian juga merupakan penyerap tenaga kerja terbesar. Sekitar 34,45 juta tenaga kerja atau 72% dari total tenaga kerja yang tersedia terserap oleh sektor pertanian. Bila dibandingkan dengan jumlah tenaga kerja yang terserap dalam sektor ini maka dalam rentang lima tahun terjadi kenaikan sebesar 13%. Walaupun demikian, laju kenaikan penyerapan tenaga kerja dari sektor pertanian ini hanya 0,8% pertahun, jauh lebih kecil bila dibandingkan dengan sektor industri yang mencapai 7,24% per tahun. Dibalik peranan sektor pertanian yang semakin penting, keadaan sumber daya manusia yang berada disektor ini masih memprihatinkan karena sebagian besar masih tergolong berkualitas rendah. Sekitar 69% penduduk yang tergolong miskin, diantaranya 82% berada di pedesaan. Dari segi pendidikan menunjukkan 24,10% petani berpendidikan nonformal (termasuk tidak tamat sekolah dan sekitar 35,00% berpendidikan tamat sekolah dasar.

Dimasa mendatang pembangunan sektor tidak lepas dari pengaruh globalisasi perdagangan. Dengan dilakukannya perdagangan bebas, termasuk untuk produk pertanian, baik dikawasan Asia (AFTA yang diberlakukan pada tahun 2010 maupun kawasan Asia Pasifik (APEC lebih diarahkan pada pengembangan agribisnis dan agroindustri. Setiap kebijakan ekonomi maupun kebijakan perusahaan tidak terlepas dari usaha untuk meningkatkan kesjahteraan masyarakat atau meningkatkan keberhasilan perusahaan unruk mencapai tujuannya pada masa yang akan datang. Oleh karena itu perlu diperkirakan atau diramalkan situasi dan kondisi yang bagaimana yang akan terjadi pada masa mendatang. Peramalan diperlukan karena adanya perbedaan waktu antara kesadaran akan dibutuhkannya suatu kebijakan baru dengan waktu pelaksanaan kebijakan tersebut. Jadi dalam menentukan kebijakan itu perlu diperkirakan kesempatan dan peluang yang ada dan ancaman yang mungkin terjadi. Hal ini menunjukkan bahwa Dinas Pertanian Propinsi Sumatera Utara mampu meningkatkan produksi kedelai di waktu yang akan datang, dengan rincian bahwa pemerintah lebih serius dalam mengusahakan sumber daya yang diperlukan dalam peningkatan produksi kedelai.. Melihat hal tersebut penulis mengambil judul PROYEKSI TINGKAT PRODUKSI KETERSEDIAAN KEDELAI PROPINSI SUMATERA UTARA Sebagai judul tugas akhir.

1.2. Identifikasi Masalah Sesuai dengan judul tersebut maka yang menjadi identifikasi masalah adalah bagaimana produksi ketersediaan kedelai ditahun yang akan datang dan bagaimana pemerintah mengatasi masalah kelangkaan pangan yang semakin meningkat. Dengan terus meningkatnya jumlah populasi penduduk ditahun yang akan datang, maka kebutuhan sandang pangan akan terus meningkat pula. Seperti halnya pertambahan penduduk yang terus meningkat, karena kedelai merupakan makanan pokok bagi bangsa Indonesia pada umumnya di Propinsi Sumatera Utara. Untuk mengetahui apakah sudah dapat mencukupi kebutuhan, maka harus mengetahui tingkat produksi kedelai tersebut. Dengan mengetahui tingkat produksi pangan kedelai, maka ketersediaan kedelai dimasa yang akan datang dapat diperkirakan. 1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui produksi ketersediaan pangan kedelai ditahun yang akan datang dengan menganalisa data yang diperoleh secara sistematis dan efisien untuk memecahkan suatu masalah sehingga memperoleh suatu kesimpulan yang dapat dipakai untuk program kerja selanjutnya. Dengan adanya data maka akan diketahui keadaan jumlah pangan yang dapat memberikan gambaran dan masukan-masukan pada lembaga pemerintah seperti salah satunya Badan

Ketahanan Pangan (BKP tentang ketersediaan pangan yang akan dilakukan oleh pemerintah untuk mengatasi keadaan pangan yang semakin mengkhawatirkan. Manfaat penelitian ini dapat mengaplikasikan ilmu dengan menggunakan teori-teori yang diperoleh selama perkuliahan, dapat memberikan masukan dan menjadi bahan pertimbangan dalam upaya meningkatkan hasil ketersediaan pangan kedelai. 1.4. Lokasi Penelitian Penelitian atau Pengumpulan data mengenai Tingkat Produksi Ketersediaan Kedelai diperoleh dari Badan Ketahanan Pangan (BKP Jl. Jenderal Besar Dr. Abd. Haris Nasution No. 24 Medan. 1.5. Metodologi Penelitian Metode penelitian yang digunakan penulis adalah dengan cara sebagai berikut : 1. Penelitian kepustakaan, yaitu metode pengumpulan data untuk memperoleh data dan informasi dari perpustakaan, yaitu dengan membaca buku buku, referensi dan bahan-bahan yang bersifat teoritis yang mendukung penulisan tugas akhir.

2. Penelitian lapangan, yaitu metode pengumpulan data untuk memperoleh data dan informasi dengan cara terjun ke Departemen Pemerintah Badan Ketahanan Pangan dan meneliti, menulis data yang diperlukan. Metode pengumpulan data yang digunakan ialah data sekunder. Yang dimaksud dengan data sekunder disini ialah data yang diolah / diperoleh dari kantor Badan Ketahanan Pangan propinsi sumatera utara. 1.6. Metode Analisis Perhitungan dilakukan untuk meramalkan seberapa besar tingkat produksi ketersediaan kedelai pada tahun 2009 Propinsi Sumatera Utara yaitu dengan menggunakan Metode Double Exponential Smoothing (Pemulusan Ekponensial ganda. Metode smoothing (metode pemulusan / pelicin merupakan teknik meramal dengan cara mengambil rata-rata dari nilai beberapa periode yang lalu untuk menaksir nilai pada periode yang akan datang. Dalam metode ini data histories digunakan untuk memperoleh angka yang dilicinkan atau diratakan. Dalam metode ini peramalan dilakukan dengan mengulang perhitungan secara terus-menerus dengan menggunakan data terbaru. Setiap data diberi bobot, data yang lebih baru diberi bobot yang lebih besar.

Pada peramalan tingkat produksi kedelai tahun 2009 yang menggunakan Double Exponential Smoothing (pemulusan eksponensial ganda memiliki tahaptahap dalam menentukan ramalan. Persamaan - persamaan yang dipergunakan dalam penerapan Metode Double Exponensial Smoothing adalah seperti yang akan diuraikan dibawah ini. Persamaan ini terkenal dengan nama Metode atau Teknik Brown s one parameter linier Exponential Smoothing yaitu sebagai berikut: a. Menentukan Smoothing Pertama (S t S t : α X t + (1-α S t 1 S t : Smoothing pertama periode t X t : Nilai real periode t S t 1 : Smoothing pertama periode t -1 b. Menentukan Smoothing Kedua (S t S t : α S t + (1-α S t 1 S t 1 : Smoothing kedua periode t-1 c. Menentukan Besarnya Konstanta (a t a t : 2S t S t d. Menentukan Besarnya Slope (b t b t : α 1 α (S t - S t e. Menentukan Besarnya Forecast (Ft + m F t+ m : a t + b t (m Dimana m adalah jumlah periode ke depan yang diramalakan.

1.7. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan diuraikan untuk memberikan kerangka atau gambaran dari Tugas Akhir ini,yaitu sebagai berikut : BAB 1 : PENDAHULUAN Pada Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, identifikasi masalah, batasan masalah, maksud dan tujuan, metode penelitian, tinjauan pustaka, serta sistematika penulisan. BAB 2 : LANDASAN TEORI Pada Bab ini berisi tentang pengertian peramalan,produksi,kebutuhan dan metode double exponential smoothing BAB 3 : SEJARAH BADAN KETAHANAN PANGAN (BKP Pada Bab ini menjelaskan tentang sejarah berdirinya BKP beserta struktur organisasinya. BAB 4 : ANALISIS DATA Dalam bab ini dilakukan analisa data dengan perhitungan Proyeksi Tingkat Produksi Ketersediaan Kedelai. BAB 5 : IMPLEMENTASI SISTEM Bab ini membahas tentang software yang digunakan dalam analisa data serta cara penggunaan dari software yang dipakai. BAB 6 : KESIMPULAN DAN SARAN Pada Bab ini berisikan tentang kesimpulan dan saran dari hasil pembahasan sebelumnya.