Tinjauan Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) Pada Proyek Pembangunan Hotel Novotel Pekanbaru

dokumen-dokumen yang mirip
TINJAUAN PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (SMK3) (STUDI KASUS: PEMBANGUNAN GEDUNG TELKOMSEL PEKANBARU)

TINJAUAN PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (SMK3) PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG BERDASARKAN PP NO.

Prosiding Seminar ACE 22-23

BAB 1 : PENDAHULUAN. yang menjadi penentu pencapaian dan kinerja suatu perusahaan. Jika dalam proses

ANALISIS KEPENTINGAN DAN PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (STUDI KASUS PROYEK GEDUNG P1 DAN P2 UKP)

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

ABSTRAK Universitas Kristen Maranatha

PENGARUH SISTEM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) DAN PEMBERIAN INSENTIF TERHADAP KINERJA K3 PADA PROYEK KONSTRUKSI DI SURABAYA

Fakultas Kesehatan Masyarakat*, Universitas Sam Ratulangi*

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembangunan proyek konstruksi di Indonesia, penerapan. keselamatan dan kesehatan kerja masih kurang maksimal.

EVALUASI UNSAFE ACT, UNSAFE CONDITION, DAN FAKTOR MANAJEMEN DENGAN METODE BEHAVIOR BASED SAFETY PADA PROYEK APARTEMEN. Patricia 1, David 2 and Andi 3

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PELAKSANAAN SISTEM MANAGEMENT KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (SMK3) PADA PROYEK PEMBANGUNAN HOTEL IBIS PADANG SUMATERA BARAT

TINJAUAN PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (SMK3)

Scaffolding 4 (1) (2015) Scaffolding.

USULAN PEDOMAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) UNTUK MEMINIMALKAN KECELAKAAN KERJA PADA PROYEK KONSTRUKSI DI RUMAH SAKIT LIMIJATI BANDUNG ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. infrastruktur sebagai pendukung untuk peningkatan ekonomi. Sisi positif dari


TINJAUAN PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (SMK3)

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

TINJAUAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PROYEK PEMBANGUNAN APARTEMEN THE OASIS CIKARANG JAKARTA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyebabkan traumatic injury. Secara keilmuan, keselamatan dan

IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KECELAKAAN KERJA DAN PENERAPAN SAFETY MANAGEMENT PADA PROYEK KONSTRUKSI DI BALI. Laporan Tugas Akhir

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu dari sekian banyak bidang usaha yang tergolong sangat

BAB I PENDAHULUAN. pelaku dalam industri (Heinrich, 1980). Pekerjaan konstruksi merupakan

BAB V PEMBAHASAN. Dengan mendefinisikan target-target BBS, berarti perusahaan telah

PANDANGAN KONTRAKTOR DAN PEMILIK TERHADAP PERAN PEMILIK DALAM KESELAMATAN KERJA PROYEK KONSTRUKSI DI SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Perumusan Masalah

UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT JURUSAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

ABSTRAK KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN

BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang

EVALUASI PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (SMK3) PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG

MANAJEMEN RISIKO KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) PADA PROYEK PEMBANGUNAN RUKO ORLENS FASHION MANADO

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR DOMINAN PENYEBAB KETERLAMBATAN PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN APARTEMEN X BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. kesusilaan dan perlakuan yang sesuai harkat dan martabat manusia serta nilainilai

Subrata Aditama Kittie Aidon Uda 1 dan Erik Adi Gunawan 2

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

PENILAIAN KUALIFIKASI PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN MANDOR PADA BANGUNAN GEDUNG DI MEDAN BERDASARKAN SKKNI

ANALISIS PENERAPAN DAN USULAN PERBAIKAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA BAGIAN AUTOMOTIVE COMPONENT PT DPM

BAB I PENDAHULUAN. hak pekerja yang wajib dipenuhi oleh perusahaan disamping hak-hak normatif

BAB IV HASIL DAN ANALISA

Abstrak. Abstract METODOLOGI PENELITIAN PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. dapat meningkatkan taraf hidup serta mengurangi pengangguran. Kehadiran

MANAJEMEN ALAT PELINDUNG DIRI PADA AREA PART MANUFACTURING DI PT. FSCM MANUFACTURING INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan pesat dunia industri konstruksi bangunan di Indonesia

SURVEI MENGENAI BIAYA OVERHEAD SERTA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA

IMPLEMENTASI SISTEM MANAJEMEN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (SMK3) PADA PERUSAHAAN JASA KONSTRUKSI DI WILAYAH SUMATERA BARAT ARTIKEL

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Ujian Akhir Semester Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lindung Lingkungan Semester Pendek Oleh: Arrigo Dirgantara

ANALISIS IDENTIFIKASI BAHAYA, PENILAIAN DAN PENGENDALIAN RISIKO SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN KECELAKAAN KERJA DI AREA GUDANG BAHAN JADI DI PT

BAB I PENDAHULUAN. pembangunannya. Hal ini terlihat dari banyaknya proyek-proyek konstruksi di

IMPLEMENTASI TRAFFIC MANAGEMENT UNTUK MENCEGAH KECELAKAAN KERJA DI PT ADHI KARYA (PERSERO) TBK JAKARTA SELATAN

IMPLEMENTASI PEMAKAIAN ALAT PELINDUNG DIRI SEBAGAI UPAYA PENGENDALIAN KECELAKAAN KERJA DI ACETYLENE PLANT PT. ANEKA GAS INDUSTRI WILAYAH V JAWA TIMUR

IMPLEMENTASI MANAJEMEN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN KECELAKAAN KERJA DI PT. INKA (PERSERO) MADIUN JAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) memperkirakan setiap 15 detik

HUBUNGAN KEPATUHAN INSTRUKSI KERJA DENGAN KEJADIAN KECELAKAAN KERJA PADA BAGIAN PRODUKSI DI PT. ANEKA ADHILOGAM KARYA CEPER KLATEN

KAJIAN PENERAPAN PEDOMAN KESELAMATAN KERJA UNTUK PEKERJAAN GALIAN KONSTRUKSI TESIS. oleh FEBBY FERIAL NIM :

Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)

SKRIPSI ANALISIS RISIKO KONSTRUKSI STRUKTUR BORE PILE PADA PROYEK DENGAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan insentif material dan Non-material sebagai alat untuk

EVALUASI PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PROYEK KONSTRUKSI (STUDI KASUS PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG RS.

IMPLEMENTASI PROGRAM P2K3 SEBAGAI UPAYA PENERAPAN SMK3 DI PT. GARUDAFOOD PUTRA PUTRI JAYA DIVISI ROASTED PEANUTS PATI

EVALUASI PENERAPAN PEDOMAN KESELAMATAN KERJA PADA PROYEK PELEBARAN JALAN BATAS SUMATERA SELATAN SIMPANG EMPAT ABSTRAK

Jl. Perpustakaan, Kampus USU Medan INDONESIA

Key word : Application, Safety Protection, Factorr, workers.

ANALISIS NILAI HASIL TERHADAP WAKTU PADA PROYEK KONSTRUKSI (Studi Kasus Pada Proyek Pembangunan Hotel Eastparc Yogyakarta) SKRIPSI

PENERAPAN SISTEM IZIN KERJA KONTRAKTOR SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN KECELAKAAN DI PT. DENSO INDONESIA SUNTER PLANT

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pekerjaan konstruksi adalah keseluruhan atau sebagian rangkaian kegiatan perencanaan

BAB 1 PENDAHULUAN. Potensi bahaya dan risiko kecelakaan kerja antara lain disebabkan oleh

IDENTIFIKASI RESPON TENAGA KERJA TERHADAP PENERAPAN K3 PADA BEBERAPA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG DI KOTA MEDAN DAN SEKITARNYA

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

CONTRACTOR SAFETY MANAGEMENT SYSTEM (CSMS)

BAB I PENDAHULUAN. pemerataan pembangunan (Sastrohadiwiryo, 2003,hal.17). Menurut Sumakmur (1996,hal.23), disisi lain kegiatan industri dalam

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pekerjaan proyek konstruksi, waktu (time) adalah salah satu

BAB I PENDAHULUAN. pengawasan K3 juga salah satu penyebab terjadinya kecelakaan.

ANALISIS PENERAPAN PELAPORAN DAN PERBAIKAN KEKURANGAN TINGKAT LANJUTAN SMK3 BERDASARKAN PP NO. 50 TAHUN 2012 DI PT. X

HEALTH, SAFETY, ENVIRONMENT ( HSE ) DEPARTMENT PT. GRAHAINDO JAYA GENERAL CONTRACTOR

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SKRIPSI

IDENTIFIKASI JENIS BAHAYA & RESIKO K3

ANALISIS SISTEM MANAJEMEN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (SMK3) TERHADAP TINGKAT KECELAKAAN KERJA PT. ADHI KARYA (Persero) Tbk. Divisi Konstruksi IV

FAKTOR-FAKTOR PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA OUTSOURCING/TENAGA KONTRAK YANG MEMPENGARUHI KINERJA WAKTU DALAM PROYEK KONSTRUKSI

BAB 1 : PENDAHULUAN. faktor yaitu, unsafe action dan unsafe condition. OHSAS menyebutkan risiko

ANALISIS KONDISI SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (SMK3) PADA PROYEK KONSTRUKSI MENUJU PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 50 TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kecelakaan kerja yang sangat tinggi sehingga mengakibatkan banyaknya korban

ANALISA RISIKO TAHAP PERAWATAN JALAN DALAM PENERAPAN PERFORMANCE BASED CONTRACT PADA PROYEK JALAN DI JAWA TIMUR

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DAN MASA KERJA DENGAN KEPATUHAN PENGGUNAAN SAFETY HELMET PADA PEKERJA PT. WIJAYA KUSUMA CONTRACTORS PROYEK DR

BAB I. 1.1 Latar Belakang Masalah

PELAKSANAAN METODE SPC DAN PENILAIAN TINGKAT RISIKO KECELAKAAN KERJA PEKERJAAN STRUKTUR PADA PROYEK X

PERSEPSI PEKERJA TERHADAP SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN PADA PROYEK KONSTRUKSI DI SURABAYA

Optimasi Tata Letak Fasilitas Menggunakan Metode Multi Objective Function pada Pembangunan Proyek Apartemen Nine Residence Jakarta

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

KARYA TULIS ILMIAH PERILAKU KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA KULI BANGUNAN DALAM PENGGUNAAN ALAT PERLINDUNGAN DIRI (APD)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Risiko dalam proyek konstruksi merupakan probabilitas kejadian yang muncul

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Analisa Time Cost-Trade Off Pada Pembangunan Perluasan Rumah Sakit Petrokimia Gresik

Transkripsi:

Tinjauan Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) Pada Proyek Pembangunan Hotel Novotel Pekanbaru M. Almer Rikardo 1), Hendra Taufik 2) 1) Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil, 2) Dosen Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Riau, Pekanbaru 28293 E-mail : almer.rikardo@gmail.com / taufik27@yahoo.com ABSTRACT Safety and Health Management System (SHMS) was mandatory for construction company in order to protect stakeholder including workers, staff from work accident. The current study aimed at identification stakeholders perception of Hotel Novotel construction on the implementation of SHMS. Further the result of the study was analyzes by comparing to the score established in the Government Regulation act No 50/ 2012.Data analysis were performed by quantitative and qualitative approach quantitative methodes was conducted on hard defences on 17 staff and 108 workers. In the project of Hotel Novotel Construction. Qualitative analysis was done especially on the expert (head of SHMS). It result that the implementation of SHMS account for 66,57% which categorize into good in accordance with Goverment Regulation act No 50/ 2012. Based on interview with expert respondent, the implementation of SHMS on the project had on optimal level. However it was found the inefficient in supervision and fund support on the program of SHMS. Keywords: Application, Implementation, Safety, Health Management System (SHMS). PENDAHULUAN Saat ini industri konstruksi sedang mengalami perkembangan yang cukup pesat, dan bila ditinjau dari segi manajemen dan teknologi, industri konstruksi sudah termasuk dalam kategori yang cukup kompleks dimana diperlukan penanganan kombinasi sumber daya manusia material, teknologi dan manajemen yang seoptimal mungkin. Secara keseluruhan industri konstruksi dituntut menerapkan prinsip-prinsip manajemen secara lengkap dan utuh, termasuk didalamnya penerapan aspek keselamatan dan kesehatan kerja. Pada masa ini aspek K3 termasuk salah satu yang sangat diperhatikan dalam pelaksanaan suatu proyek konstruksi, dari proyek skala kecil sampai mega proyek. Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (MK3) adalah bagian dari sistem manajemen secara keseluruhan yang meliputi struktur organisasi, perencanaan, tanggung jawab, pelaksanaan, prosedur, proses dan sumber daya yang dibutuhkan bagi pengembangan, penerapan, pencapaian, pengkajian dan pemeliharaan K3 dalam rangka pengendalian risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja, guna terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan produktif (Endroyo, 2006). Jom FTEKNIK Volume 2 No. 1 Februari 2015 1

Dengan banyaknya aktivitas, teknologi, sumber daya dan dengan segala macam keanekaragamannya, dapat menimbulkan kemungkinan untuk terjadinya kecelakaan kerja. Suatu kecelakaan kerja dapat diartikan sebagai beberapa kegiatan yang tidak direncanakan dan dapat menyebabkan terjadinya cidera, kecelakaan ataupun juga kematian. Untuk itu perlu dilakukan suatu kajian tentang penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) sebagai bagian dari sistem manajemen suatu perusahaan secara keseluruhan dimana manajemen keselamatan dan kesehatan kerja harus mencakup pernyataan bahwa baik perencanaan maupun keputusan-keputusan manajerial dan organisasi secara keseluruhan tidak terlepas dari lingkungan kerjanya. Manajemen keselamatan kerja pada dasarnya mencari dan mengungkapkan kelemahan operasional yang memungkinkan terjadinya kecelakaan. METODOLOGI PENELITIAN Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode kuantitatif dan kualitatif. Metode kuantitatif alat ukur penelitian ini berupa kuisioner, data yang diperoleh berupa jawaban dari staf proyek dan pekerja konstruksi terhadap pertanyaan yang diajukan. Sedangkan metode kualitatif dengan melakukan wawancara kepada responden yang ahli dalam bidang K3 (Kepala K3 proyek). Hasil wawancara berisikan jawaban inti dari setiap pertanyaan yang diberikan kepada responden. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Pada bagian ini akan dilakukan analisa dan pembahasan. Untuk analisa data akan menggunakan metode kuantitatif dan kualitatif. Metode kuantitatif dengan analisa frekuensi dan indeks rata-rata. Untuk analisa dengan pendekatan kualitatif akan digunakan model analisa isi (Content Analysis). Berikut ini proyek yang menjadi objek penelitian adalah Proyek Pembangunan Hotel Novotel Pekanbaru. Hasil Analisa Kuisioner Pandangan Terhadap Sistem Pertahanan Keselamatan Kerja Hard Defences a. Hard defences merupakan pertahanan yang berbentuk nyata dan langsung dapat digunakan pekerja. Pertahanan jenis ini meliputi: 1. Perlengkapan perlindungan diri 2. Peralatan pengaman 3. Peralatan kerja yang baik dan terawat Dari hasil kuesioner diketahui bahwa pandangan responden pada proyek hotel novotel terhadap hard defences sangat baik. Responden memandang bahwa hard defences Sangat Penting untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja. Hal ini ditunjukkan dengan kategori skala rating yang memandang Sangat Penting untuk tiap-tiap komponen. b. Soft defences merupakan pertahanan yang tidak berbentuk nyata dan sifatnya memberikan dorongan kepada para pekerja untuk bekerja secara aman. Pertahanan jenis ini meliputi: 1. Penataan site yang teratur 2. Perencanaan jadwal yang baik Jom FTEKNIK Volume 2 No. 1 Februari 2015 2

3. Peraturan dan prosedur keselamatan kerja 4. Pengawasan 5. Program latihan keselamatan kerja 6. Pengarahan keselamatan kerja 7. Pengertian, tanggung jawab serta pengetahuan pekerja terhadap bahaya yang ada. 8. Spanduk dan poster keselamatan kerja 9. Lingkungan kerja yang aman dan nyaman 10. Kesadaran pekerja tentang pentingnya peraturan 11. Sanksi terhadap pelanggaran peraturan 12. Pertemuan keselamatan kerja (safety meeting) 13. Penyelidikan terhadap kecelakaan kerja Dari hasil kuesioner diketahui bahwa pandangan responden pada proyek Hotel Novotel menganggap komponen soft defences Sangat Penting, Jadi dapat disimpulkan bahwa komponen sistem pertahanan keselamatan kerja dimana menggabungkan unsur hard defences dan soft defences adalah komponen yang sangat penting dalam proyek. Pembahasan Hasil Analisa Opini dan Sikap Pekerja Terhadap Penerapan Program K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) Proyek Hotel Novotel Pekanbaru. Dalam kuesioner yang telah diberikan kepada pekerja konstruksi ditanyakan beberapa item tetang keselamatan dan kesehatan kerja (K3). Responden ditanyakan apakah mereka mengetahui tentang program K3, seberapa pentingnya SMK3 pada proyek konstruksi, pengarahan program K3 dan pemakaian alat pelindung diri (APD). Adapun pembahasan penilaian terhadap pekerja konstruksi dapat dilihat sebagai berikut: 1. Pengetahuan program K3 76,85%. Dengan demikian, pelaku konstruksi akan secara sadar mengikuti peraturan untuk tujuan keselamatan dan kesehatan kerjanya sendiri. 2. Adanya program K3 83,33%. Angka ini memberikan arti bahwa secara umum responden mengetahui adanya program keselamatan dan kesehatan kerja (K3) yang dijalankan oleh kontraktor pelaksana. 3. Standarisasi K3 72,22%. Secara umum responden menyatakan bahwa proyek tempat dimana mereka bekerja sekarang sudah memenuhi standar K3. 4. Pendapat mengenai pentingnya sistem keselamatan dan kesehatan kerja pada sebuah proyek konstruksi terhadap pencegahan kecelakaan kerja 80,09%. Angka ini memberikan arti bahwa secara umum responden memandang sistem manajemen keselamatan kerja (SMK3) penting untuk menghindari kecelakaan kerja pada sebuah pembangunan proyek konstruksi. Jom FTEKNIK Volume 2 No. 1 Februari 2015 3

5. Kursus/pelatihan tentang keselamatan kerja 5,56%. Dari angka tersebut diperoleh gambaran secara umum bahwa pekerja konstruksi tidak pernah mendapatkan pelatihan atau kursus mengenai K3. 6. Mengalami kecelakaan saat bekerja 81,48%. Angka ini memberikan pekerja konstrusi tidak pernah mendapat kecelakaan kerja. 7. Waktu penyembuhan setelah mengalami kecelakaan kerja 87,50%. Angka ini memberikan arti bahwa secara umum responden tidak memerlukan waktu yang lama untuk masa penyembuhan dari kecelakaan kerja khususnya bagi yang mendapat kecelakaan kerja yang ringan seperti terjatuh, tergelincir, kaki tertusuk paku, tergores besi. 8. Adanya pengarahan dari pimpinan proyek tentang program keselamatan dan kesehatan kerja (K3) 92,59%. Angka ini memberikan gambaran secara umum responden menyatakan adanya pengarahan K3. 9. Frekuensi pengarahan dari pimpinan proyek tentang program keselamatan dan kesehatan kerja (K3) 51,85%. Angka ini memberikan gambaran secara umum responden menyatakan adanya frekuensi pengarahan K3 yang dilakukan oleh kontraktor pelaksana yakni mingguan. 10. Pemakaian APD sebelum bekerja 97,22%. Angka ini memberikan gambaran secara umum responden memakai alat pelindung diri (APD) sebelum bekerja. 11. Seberapa penting pemakaian APD sebelum bekerja Berdasarkan analisa diperoleh total tanggapan responden pada proyek Hotel Novotel dengan nilai sebesar 84,03%. Angka ini memberikan responden menyatakan bahwa pemakaian APD sangat penting untuk mencegah kecelakaan. 12. Pemakaian APD diwajibkan oleh mandor/kontraktor/supervisor 100%. Angka ini memberikan arti bahwa secara umum responden menyatakan bahwa pemakaian APD diwajibkan oleh mandor/kontraktor/supervisor. 13. Adanya teguran jika tidak memakai APD ketika bekerja 100%. Angka ini memberikan Jom FTEKNIK Volume 2 No. 1 Februari 2015 4

responden menyatakan bahwa adanya teguran yang dilakukan oleh mandor/pengawas terhadap kelalaian pemakaian APD. 14. Adanya hukuman/sangsi bila anda tidak memakai Alat Pelindung Diri (APD) 86,11%. Angka ini memberikan responden menyatakan bahwa adanya hukuman/sangsi bila tidak memakai Alat Pelindung Diri (APD). 15. Pemakaian APD merasa nyaman dan aman 85,19%. Angka ini memberikan responden menyatakan bahwa dengan pemakaian APD ketika bekerja merasa aman dan nyaman. 16. Pemakaian APD meningkatkan produktivitas kerja 89,81%. Angka ini memberikan responden menyatakan bahwa dengan pemakaian APD dapat meningkatkan produktivitas kerja Pembahasan Hasil Analisa Wawancara Analisa isi wawancara pada proyek Pembangunan Hotel Novotel dapat memberikan informasi sebagai berikut: a. Responden menanggapi pertanyaan apakah penerapan K3 oleh perusahaan berdampak positif bagi perusahaan. Responden menganggap penerapan K3 oleh perusahaan berdampak sangat positif. Adapun alasan penerapan K3 oleh perusahaan yaitu dapat meminimalisir angka kecelakaan kerja dan penyakit akibat kecelakaan kerja, mengurangi biaya untuk kecelakaan kerja tersebut dan berpengaruh pada nama besar perusahaan. b. Responden menanggapi pertanyaan seberapa pentingkah penerapan Sistem Manajemen K3 bagi perusahaan. Responden menganggap penerapan SMK3 pada perusahaan sangat penting. Hal ini dikarenakan dapat menjamin keselamatan para pekerja dalam menjalankan pekerjaan mereka. c. Responden menanggapi pertanyaan apa alasan perusahaan menerapkan SMK3. Menurut responden alasan perusahaan menerapkan SMK3 adalah untuk keselamatan para pekerja dan memperoleh tender proyek karena K3 merupakan salah satu pertimbangan perusahaan untuk mendapatkan proyek karena semakin sedikit angka kecelakaan pada perusahaan tersebut maka semakin tinggi juga prospek untuk mendapatkan proyek tersebut. d. Responden menanggapi pertanyaan terhadap perusahaan yang masih menganggap penerapan SMK3 tidak begitu penting dan cenderung mengabaikannya. Responden memberikan tanggapan bahwa perusahaan tersebut telah menyalahi aturan dan perundang undangan ketenaga kerjaan dan perusahaan seperti itu harus dihindari. e. Responden menanggapi pertanyaan setujukah bahwa penerapan K3 yang baik akan memberikan rasa aman Jom FTEKNIK Volume 2 No. 1 Februari 2015 5

dan nyaman pada pekerja dalam pelaksanaan proyek konstruksi. Responden berpendapat sangat setuju dengan penerapan K3 yang baik maka pekerja merasa dapat perlindungan dan keselamatan dari perusahaan. f. Responden menanggapi pertanyaan pentingnya SMK3 pada sebuah proyek konstruksi terhadap pencegahan kecelakaan kerja. Responden berpendapat sangat penting SMK3 pada sebuah proyek konstruksi terhadap pencegahan kecelakaan kerja. g. Responden menanggapi pertanyaan apakah pengawasan terhadap penerapan SMK3 selama ini sudah optimal. Responden menjawab sudah optimal walaupun masih ada beberapa kekurangan, terutama para pekerja dimana rata-rata tingkat pendidikan mereka yang rendah dan dibutuhkan pengawasan serta ditingkatkan kesadaran dalam pemakaian peralatan K3 di lapangan. h. Responden menanggapi pertanyaan mengenai pelaksanaan SMK3 pada proyek konstruksi di Indonesia pada umumnya dan di kota Pekanbaru pada khususnya. Responden menjawab pelaksanaan K3 di Indonesia sudah bagus, karena dengan adanya Peraturan Menteri Tenaga Kerja setiap perusahaan yang mempekerjakan tenaga kerja sebanyak seratus orang atau lebih dan atau yang mengandung potensi bahaya yang ditimbulkan wajib menerapkan SMK3 pada perusahaan tersebut. Khususnya di Pekanbaru cukup baik pelaksanaan SMK3 pada proyek konstruksi disebabkan karena perusahaan sangat menegaskan pentingnya K3 bagi pekerja konstruksi. i. Responden menanggapi pertanyaan tentang peraturan-peraturan atau undang-undang K3 untuk konstruksi yg ada saat ini sudah mencukupi untuk menjamin keselamatan dan kesehatan tenaga kerja konstruksi. Responden menjawab sudah mencukupi peraturan-peraturan atau undang-undang K3 untuk konstruksi yg ada saat ini untuk menjamin keselamatan dan kesehatan tenaga kerja konstruksi tergantung pada penerapan dari masing-masing perusahaan. j. Responden menanggapi pertanyaan tentang peranan pemerintah terhadap Sistim Manajemen K3 di industri konstruksi. Responden menjawab sudah berperan sangat baik terbukti dengan adanya peraturan-peraturan yang selalu terupdate terutama dari Dinas Tenaga Kerja. Hasil Penilaian Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (SMK3) Proyek Hotel Novotel Pekanbaru Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 50 tahun 2012 tentang Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Konstruksi. Jom FTEKNIK Volume 2 No. 1 Februari 2015 6

Komponen Faktor Peraturan dan Standar Keselamatan Kerja Proyek Hotel Novotel 60% Faktor Individu 58,33% Faktor Lingkungan Proyek 100% Faktor Manajemen 54,54% Pelaksanaan Program K3 60% Total 332,87% Rata Rata 66,57% Berdasarkan dari tabel diperoleh rekapitulasi total hasil penilaian Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (SMK3) proyek Pembangunan Hotel Novotel Pekanbaru sebesar 66,57%. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 50 tahun 2012 tentang penerapan SMK3 Konstruksi untuk proyek Pembangunan Hotel Novotel dengan nilai 66,57% maka dapat dikatakan tingkat penilaian penerapan baik. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan analisa yang telah dilakukan, didapatkan kesimpulan dan saran sebagai berikut. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada proyek Pembangunan Hotel Novotel di peroleh hasil sebagai berikut: 1. Komponen Hard Defences dan Soft Defences merupakan komponen yang sangat penting untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja. Komponen tersebut antara lain perlengkapan perlindungan diri (APD), peralatan pengaman dan peraturan/prosedur keselamatan kerja. 2. Pekerja konstruksi proyek Hotel Novotel memiliki opini dan sikap tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) dengan nilai sebesar 79,53%. 3. Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) pada proyek Hotel Novotel Pekanbaru menghasilkan nilai sebesar 66,57%. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 50 tahun 2012 tentang penerapan SMK3 Konstruksi untuk proyek Pembangunan Hotel Novotel dengan nilai 66,57% maka dapat dikatakan tingkat penilaian penerapan baik. Saran Adapun saran untuk penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Pihak manajemen seharusnya memberikan pelatihan K3 kepada pekerja konstruksi supaya pekerja mengerti akan ilmu tentang K3 tersebut. 2. Anggaran untuk K3 harus disesuaikan dengan proporsi proyek tersebut, dengan banyaknya aktivitas, teknologi, sumber daya dan dengan segala macam keanekaragamannya dapat menimbulkan kemungkinan untuk terjadinya kecelakaan kerja sangat besar dan membutuhkan dana yang besar pula dan jangan menganggap K3 hanya sebagai pemborosan dana. 3. Adanya ketegasan dan konsistensi manajemen Jom FTEKNIK Volume 2 No. 1 Februari 2015 7

perusahaan dalam pelaksanaan SMK3. DAFTAR PUSTAKA Ali, F. 2008. Tinjauan Penerapan K3 pada Proyek Pembangunan Gedung Badan Perpustakaan dan Arsip Propinsi Riau. Skripsi Teknik Sipil. Pekanbaru: Universitas Riau. Endroyo,B.2006. Peranan Manajemen K3 dalam Pencegahan Kecelakaan Kerja Konstruksi. Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Universitas Negeri Semarang. Indria, S. 2009. Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja sebagai wujud dari kebijakan K3 di PT. Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk. Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta. Irwin, H. 2012. Tinjauan Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Pembangunan Menara Dang Merdu Bank Riau Kepri dan Pembangunan The Peak Hotel and Apartment di Pekanbaru. Skripsi Teknik Sipil. Pekanbaru: Universitas Riau. Putri, H. 2009. Faktor faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Tidak Aman di Departemen Utility and Operation, PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk Divisi Bogasari Flour Mills. Satriyo. 2011. Tingkat Penerapan Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) Terhadap Peningkatan Produktivitas Pekerja Konstruksi. Skripsi Teknik Sipil. Pekanbaru: Universitas Riau. Undang undang Republik Indonesia No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja. Yayang, S. et al. 2013. Penerapan SMK3 Pada Proyek Gran Rubina Bussiness Park Tower 1 Kuningan Jakarta Selatan dengan Kontraktor PT. PP (Persero), Tbk. Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Bung Hatta, Padang. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor 05/PER/M/1996 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi PER.01/ MEN/ 1980 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pada Konstruksi Bangunan. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2012 tentang Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Jom FTEKNIK Volume 2 No. 1 Februari 2015 8