BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia butuh dana yang sangat besar untuk melaksanakan pembangunan. Dana bersumber dari dalam negeri yaitu dari penerimaan pajak, penerimaan non pajak, hibah dari dalam negeri, dan penerimaan lainnya, kemudian dana juga bersumber dari luar negeri yaitu dari hibah dari luar negeri dan pinjaman luar negeri. Jika diamati postur APBN maka akan sulit untuk merealisasikan pembangunan infrastruktur dikarenakan penerimaan negara yang kurang optimal. Sebagian besar penerimaan negara berasal dari pajak, sedangkan realisasi pajak masih kurang maksimal. Sehingga salah satu sumber pembiayaan alternatif adalah dengan melakukan utang/pinjaman luar negeri. Utang Luar Negeri (ULN) sangat bermanfaat sebagai salah satu sumber pelengkap pembiayaan pembangunan di berbagai bidang seperti infrastruktur, kesehatan, pendidikan dan lain-lain. Selain itu juga bermanfaat sebagai sumber pembiayaan proyek strategis di dalam negeri, yang pada akhirnya dapat meningkatkan kapasitas dan pertumbuhan ekonomi. 1 Dalam jangka pendek, utang luar negeri sangat membantu pemerintah Indonesia dalam upaya menutup defisit anggaran pendapatan dan belanja negara, akibat pembiayaan pengeluaran rutin dan pengeluaran pembangunan yang cukup besar sehingga laju pertumbuhan ekonomi 1 Utang Luar Negeri Triwulan I 2016, Bank Indonesia 1
2 dapat dipacu sesuai dengan target yang telah ditetapkan sebelumnya. Tetapi dalam jangka panjang, ternyata utang luar negeri pemerintah tersebut dapat menimbulkan berbagai persoalan ekonomi di Indonesia. Pada masa krisis ekonomi, utang luar negeri Indonesia telah meningkat drastis dalam hitungan rupiah. Sehingga, menyebabkan pemerintah Indonesia harus menambah utang luar negeri yang baru untuk membayar utang luar negeri yang lama yang telah jatuh tempo. Akumulasi utang luar negeri dan bunganya tersebut akan dibayar melalui APBN dengan cara mencicilnya pada tiap tahun anggaran. Hal ini menyebabkan berkurangnya kemakmuran dan kesejahteraan rakyat pada masa mendatang, sehingga jelas akan membebani masyarakat, khususnya para wajib pajak di Indonesia. 2 Dilihat perkembangannya utang luar negeri Indonesia cenderung meningkat setiap tahun. Tingginya utang luar negeri juga disebabkan oleh defisit transaksi berjalan, yaitu suatu kondisi dimana penerimaan ekspor lebih kecil dari pembayaran impor sehingga keadaan neraca transaksi berjalan memburuk. 3 Besarnya transaksi berjalan melebihi surplus neraca modal (jika saldonya memang positif) mengakibatkan defisit neraca pembayaran (BOP), yang berarti juga cadangan devisa berkurang. Apabila saldo transaksi berjalan setiap tahun negatif, maka cadangan devisa sendirinya akan habis jika tidak ada sumber-sumber lain (misalnya modal investasi 2 Lina Yuzet, Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hutang Luar Negeri Indonesia, Tesis (Medan, Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Medan), h. 2 3 Amalina Eria Putri, Analisis Pengaruh Defisit Anggaran, Current Account, Dan Nilai Tukar Terhadap Utang Luar Negeri Pemerintah Indonesia dan Thailand, Skripsi, (Bogor Fakultas Ekonomi Dan Manajemen Institut Pertanian Bogor, 2015), h. 5
3 dari luar negeri), seperti yang di alami negara-negara paling miskin di benua Afrika. Padahal cadangan devisa sangat diperlukan terutama untuk membiayai impor barang-barang modal dan pembantu untuk kebutuhan kegiatan produksi didalam negeri. Jadi defisit traksaksi berjalan yang terjadi terus menerus membuat banyak negara berkembang harus tetap bergantung pada pinjaman luar negeri. 4 Inflasi juga berpengaruh terhadap utang luar negeri. Inflasi tidak sepenuhnya menimbulkan akibat buruk pada proses pembangunan. Apabila inflasi itu ringan biasanya justru mempunyai pengaruh positif dalam arti dapat mendorong perekonomian untuk berkembang lebih baik yaitu meningkatkan pendapatan nasional dan membuat orang menjadi lebih bergairah untuk bekerja atau ada insentif untuk bekerja, menabung untuk mengadakakan investasi. 5 Ketika inflasi yang tinggi pemerintah menerapkan kebijakan uang ketat dengan menggunakan instrumen suku bunga yang tinggi. 6 Jumlah tabungan akan ditentukan oleh tinggi rendahnya suku bunga, dengan suku bunga yang tinggi akan mendorong mayarakat untuk menabung. Pada dasarnya inflasi yang sangat lambat bergeraknya dapat berlaku sebagai stimulator bagi pertumbuhan ekonomi. Pada kondisi 4 Ella Dhanila Kartika Sari, Pengaruh Defisit Transaksi Berjalan, Kurs, Dan Inflasi Terhadap Utang Luar Negeri Pemerintah Sebelum Dan Sesudah Krisis Global 2008, Skripsi, (Jakarta, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015), h. 23-24 5 Riyanto, Analisis Pengaruh Hutang Luar Negeri, Investasi Dan Inflasi Terhadap Taungan Domestik Tahun 1980-2003, Skripsi, (Surakarta, Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2006), h. 5 6 Budi Siswanto dan Priyatno, Peningkatan Daya Saing Produk Dan Kinerja Ekspor Indonesia Dalam Rangka Pemulihan Perekonomian Indonesia, Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan, Juni 1999, h. 110
4 tersebut kenaikan harga tidak dengan segera diikuti oleh kenaikan upah pekerja. Dengan demikian akan terjadi terjadi pertumbuhan keuntungan yang tentu saja semakin menggiatkan investasi. 7 Usaha-usaha yang bertujuan untuk meningkatkan tabungan nasional perlu segera dilakukan, upaya ini ditujukan untuk menurunkan kesenjangan yang terjadi antara antara tabungan dan investasi. Sehingga penggunaan hutang luar negeri sedikit demi sedikit dapat dikurangi. Berdasarkan uraian diatas fenomena hubungan antara defisit transaksi berjalan dan inflasi terhadap utang luar negeri Indonesia menjadi salah satu subjek yang menarik untuk diamati dan dianalisis. Penulis tertarik dan ingin mengetahui seberapa besar Pengaruh Defisit Transaksi Berjalan dan Inflasi Terhadap Utang Luar Negeri Indonesia. Untuk itu dalam rangka melakukan penelitian tentang Utang Luar Negeri Indonesia ini, maka penulis memilih skripsi dengan judul: Pengaruh Defisit Transaksi Berjalan dan Inflasi Terhadap Utang Luar Negeri Indonesia Tahun 2008-2016 B. Identifikasi Masalah. Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis dapat mengidentifikasi masalah sebagai berikut: 1. Sebagai negara berkembang, Indonesia memiliki masalah utama dalam hal sumber pendanaan dan permodalan dalam memacu pembangunan 7 Dinnul Alfian Akbar, Kausalitas Inflasi, Tingkat Suku Bunga, Dan Jumlah Uang Beredar:A Case Of Indonesian Economy, Forum Bisnis Dan Kewirausahaan Jurnal Ilmiah STIE MDP, Vol. 2 No. 1 September 2012, h. 61
5 dan pertumbuhan ekonomi, sehingga Indonesia mengandalkan bantuan dari luar negeri berupa utang luar negeri. 2. Perekonomian Indonesia rentan dengan pengaruh dan guncangan ekonomi global terutama dengan mitra dagang negara maju. Perlambatan ekonomi global menyebabkan rendahnya ekspor dan tingginya impor mengakibatkan defisit pada transaksi berjalan sehingga cadangan devisa negara menipis. Apabila cadangan devisa tidak bisa menutupi pembiayaan impor, solusinya adalah dengan pembiayan utang luar negeri. 3. Perekonomian Indonesia juga rentan terhadap krisis ekonomi, krisis ekonomi 1997-1998 dan krisis ekonomi 2008 mengakibatkan inflasi yang tinggi menyebabkan rupiah terdepresiasi sehingga meningkatkan besaran utang luar negeri. C. Batasan Masalah. Berdasarkan identifikasi masalah tersebut, maka penulis membatasi masalah yang akan diteliti sebagai berikut: 1. Variabel yang digunakan adalah defisit transaksi berjalan, inflasi, dan utang luar negeri. 2. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuartal defisit transaksi berjalan, inflasi, dan utang luar negeri dari publikasi Bank Indonesia dan SEKI yang dimulai dari tahun 2008 sampai 2016.
6 D. Rumusan Masalah. Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas maka peneliti dapat merumuskan masalah yang menjadi permasalahan pokok dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Berapa besar pengaruh Defisit Traksaksi Berjalan terhadap Utang Luar Negeri Indonesia? 2. Berapa besar pengaruh Inflasi terhadap Utang Luar Negeri Indonesia? E. Tujuan Penelitian. Sebagaimana tercantum dalam perumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1. Besar pengaruh Defisit Transaksi Berjalan terhadap Utang Luar Negeri Indonesia. 2. Besar pengaruh Inflasi terhadap Utang Luar Negeri Indonesia. F. Manfaat Penelitian Manfaat dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat berupa: 1. Menambah wawasan penulis, khususnya pada bidang yang diteliti. 2. Penelitian ini di harapkan dapat menjadi bahan masukan bagi pemerintah dan pihak terkait lainnya sebagai pengambil keputusan untuk membuat kebijakan yang tepat untuk mengendalikan utang luar negeri.
7 3. Sebagai bahan referensi bagi peneliti lain yang berminat untuk melakukan penelitian yang lebih lanjut tentang masalah ini secara lebih luas pada masa yang akan datang. 4. Bagi penulis, penelitian ini sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Imam Bonjol Padang G. Sistematika Penulisan. BAB I BAB II BAB III Merupakan pendahuluan sebagai dasar dan pemberi arah dalam pembahasan selanjutnya. Pada bab ini dikemukakan latar belakang masalah, perumusan masalah, pembatasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, penjelasan judul dan sistematika penulisan. Merupakan landasan teori yaitu Defisit Transaksi Berjalan dan Inflasi Terhadap Utang Luar Negeri Indonesia. Merupakan metode penelitian yang memuat jenis dan objek penelitian, sumber data, variable penelitian, hipotesis, metode analisis data, pengujian statistik, teknik pengolahan data. BAB IV Merupakan hasil penelitian yaitu pengaruh Defisit Transaksi Berjalan dan Inflasi Terhadap Utang Luar Negeri Indonesia. BAB V Merupakan penutup yang memuat kesimpulan dan saran